BAB III PERAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILANA RAKYAT DAERAH
PADANG LAWAS DALAM PENYELESAIAN SENGKETA LAHAN ANTARA PT SUMATERA RIANG LESTARI DAN PT SUMATERA
SYLVA LESTARI DENGAN MASYARAKAT ADAT KECAMATAN AEK NABARA BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS
A. Peran DPRD dalam Penyelesaian Sengketa Lahan antara PT SRL
dan PT SSL dengan Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun.
Dahrendorf mengatakan bahwa konflik merupakan sebuah gejala yang akan serba ada dan bersifat eternal atau abadi. Artinya sebuah konflik tidak bisa
diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan. Sebuah konflik hanya bisa diatur sedemikian rupa sehingga tidak berlangsung dalam bentuk kekerasan. Sebuah
pengaturan konflik akan sangat berpengaruh kepada keberlangsungan sebuah konflik dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Berbeda dengan Ralph
Dahrendorf, Rahim Meta menyebutnya dengan resolusi konflik, yang menghendaki penghapusan segala jenis konflik. Penghapusan konflik dapat
dilakukan dengan negosiasi, tawar menawar, dan arbitrase. Dalam kasus sengketa lahan yang terjadi di Kecamatan Aek Nabara
Barumun ini, yang dilakukan adalah penghapusan konflik melalui negosiasi, tawar menawar dan arbitrase, sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Rahim Meta
mengenai resolusi konflik. Keberhasilan sebuah pengaturan konflik sangat bergantung kepada pihak-pihak yang turut campur dalam upaya penyelesaian
konflik tersebut. Dahrendorf mengatakan ada empat faktor yang penting dimiliki sebuah lembaga tersebut yaitu lembaga tersebut harus bersifat otonom,
Universitas Sumatera Utara
monopolistik, bersifat mengikat dan juga demokratis. Pihak DPRD Padang Lawas merupakan lembaga yang memenuhi keempat prasyarat yang disebutkan oleh
Dahrendorf tersebut. Maka dalam proses penyelesaian konflik sengketa lahan yang terjadi di Padang Lawas, lembaga DPRD merupakan lembaga yang sangat
berperan penting dalam proses tersebut. Selain daripada kapabilitasnya tersebut, menurut Bapak Ir. Harris Simbolon selaku Sekretaris Komisi B DPRD Kabupaten
Padang Lawas yang berasal dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP, memang sudah menjadi amanat Undang-undang bagi setiap anggota
DPRD yang dipilih untuk mendengar, dan memperjuangkan apa yang menjadi keluhan masyarakat konstituennya. Menurut beliau, masyarakat bisa mengajukan
aspirasi mereka dengan cara yang diatur oleh Undang-undang, seperti bertemu langsung melalui rapat,demonstrasi dan unjuk rasa damai, ataupun saat masa reses
anggota DPRD. Perwakilan merupakan bentuk dari kata wakil yang memiliki arti satu
pihak yang bertindak untuk dan atau atas nama pihak lain, dan tindakan atas nama tersebut disetujui oleh kedua belah pihak. Perwakilan diartikan sebagai hubungan
diantara dua pihak, yaitu wakil dengan terwakil dimana wakil memegang kewenangan untuk melakukan berbagai tindakan yang berkenaan dengan
kesepakatan yang dibuatnya dengan terwakil.
47
47
Arbi Sanit. 1985. Perwakilan Politik Indonesia. Jakarta: CV. Rajawali, hal 1
Perwakilan dalam konteks teori modern merupakan mekanisme hubungan antara penguasa dan rakyat. Maka
hubungan antara penguasa dengan rakyat harus harmonis serta harus memiliki
Universitas Sumatera Utara
tanggungjawab penuh kepada seluruh masyarakat dalam menjalankan roda pemerintahan, guna terciptanya keseimbangan dalam menjalankan roda
pemerintahannya.
48
Penyelenggara negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan cita- cita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam penjelasan Undang-
Undang Dasar Republik Negara Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah
semangat para penyelenggara negara dan pemimpin pemerintah.
49
Dalam negara demokrasi keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah atau lembaga legislatif merupakan suatu keharusan. Karena lembaga legislatif merupakan perwakilan rakyat dalam membuat Undang-Undang ataupun
peraturan daerah yang akan diberlakukan bagi rakyat, kemudian dalam pelaksanaanya harus ada pengawasan.
50
Tata pemerintahan perwakilan demokratis meniscayakan hubunganfungsional yang harus terjalin antara anggota dewan perwakilan rakyat
dengan pemerintah terpilih, yakni: dewan menyuarakan aspirasi dan kepentingan rakyat, pemerintah memenuhi kehendak dan kebutuhan rakyat yang terpantulkan
dari aspirasi dan kepentingan yang disuarakan perwakilan politik, kemudian pemerintah terpilih mengakomodasi hasil pengawasan dan koreksi dewan untuk
menyempurnakan kebijakan pemenuhan kebutuhan masyarakat.Duduknya
48
Rusadi Kantaprawira dan Dede Mariana. 2007. Perihal Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 93
49
Deddy Supriadi Baratakusumah dan Dadang solihin. 2003. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hal 303.
50
Sadu Wasistono dan Ondo Riyani. 2003.Etika Hubungan Legislatif dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung: Fokus Media, hal 93
Universitas Sumatera Utara
seseorang di Lembaga Perwakilan, baik karena pengangkatan atau penunjukan maupun melalui pemilihan umum, maka dengan sendirinya mengakibatkan
timbulnya hubungan antara si wakil dengan yang diwakilinya.
51
“…bapak dari DPRD sudah banyak melakukan upaya untuk menyelesaikan konflik ini. Terutama bapak yang dari Komisi B itu, Bapak
Harris Simbolon. Beliau sangat sering terjun ke lapangan saat orang PT kembali merusak lahan. Apalagi kan karena beliau memang berasal dari
daerah pemilihan sini, jadi wajar saja dia merasa bertanggungjawab. Tetapi selain beliau teman-temannya dari Komisi B dan Komisi A juga
sering mengunjungi lokasi dan berdialog langsung dengan masyarakat. Jadi, sudah
merupakan bagian dari sebuah sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia bahwa DPRD adalah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat dan penghubung
antara masyarakat dengan negara atau pemerintah. DPRD Padang Lawas dalam hal ini merupakan lembaga negara yang
menjadi tempat masyarakat untuk mengadukan segala bentuk keluhan mengenai permasalahan lahan tersebut. Menurut Bapak Sofyan Daulay, salah satu warga
yang terlibat konflik dan merupakan tokoh adat masyarakat di Kecamatan Aek Nabara Barumun, masyarakat sudah sangat sering menyampaikan aspirasinya
kepada pihak DPRD Padang Lawas, baik itu melalui rapat langsung, demontrasi dan unjuk rasa damai, maupun saat para anggota DPRD melakukan reses didaerah
mereka. Dan menurut Bapak Sofyan Daulay, pihak DPRD sudah melakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Sofyan, narasumber mengatakan bahwa:
51
Sebastian Salang dan M. Djadijono. 2009 Menghindari Jearatan Hukum Bagi Anggota Dewan. Jakarta: Forum Sahabat, hal 195
Universitas Sumatera Utara
Kami masyarakat disini sudah sering sekali mengeluhkan masalah kami kepada mereka…”
52
“…kami masyarakat kalau bisa dibilang sebenarnya sudah lelah dengan masalah dengan SRL dan SSL ini. Sudah entah kemana lagi kami
mengadukan nasib kami ini. Ke DPRD Padang Lawas? Mungkin bapak- bapak di DPRD juga sudah bosan dengan permasalahan kami ini. Sejak
Palas dimekarkan dari Tapanuli Selatan dulu, kami sudah mengadu ke DPRD, ya harapan kami supaya mereka mengurus masalah kami ini dan
lebih memerhatikan persoalan yang kami hadapi di Aek Nabara Barumun ini, dulu kami masih bergabung dengan Barumun Tengah…”
Menurut Bapak Muhammad Tawar, yang merupakan salah satu tokoh adat
masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun dan juga merupakan salah satu masyarakat yang bersengketa dengan PT SRL dan PT SSL bahkan sejak
terbentuknya Kabupaten Padang Lawas pada tahun 2008, masyarakat sudah berulang kali mengadukan nasib mereka ke DPRD Padang Lawas, dengan
harapan pemerintahan yang baru dimekarkan dari Tapanuli Selatan tersebut dapat lebih memerhatikan permasalahan mereka.
Dari wawancara peneliti dengan narasumber Bapak Muhammad Tawar beliau mengatakan :
53
DPRD yang merupakan representasi masyarakat di Pemerintahan sangat diharapkan peranannya dalam menyelesaikan konflik tersebut. Bapak Purnama
yang juga merupaka tokoh adat masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun dan juga memiliki lahan yang terlibat sengketa dengan PT SRL dan PT SSL
mengatakan bahwa permasalahan dengan PT SRL dan PT SSL tidak bisa
52
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juni 2014 di Kantor Camat Aek Nabara Barumun pada pukul 10.20 WIB
53
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juni 2014 di Kantor Camat Aek Nabara Barumun pada pukul 10.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
dianggap sebagai permasalahan yang kecil. Bapak Purnama dalam wawancaranya dengan peneliti menyebutkan bahwa:
“…karena mata pencaharian mayoritas masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun adalah dari bertani dan berkebun, kalau tanah tempat
kami bertani dan berkebun direbut dari kami, maka dari mana lagi kami akan mencari nafkah untuk menghidupi ke luarga kami? Kami mau makan
apa? Perusahaan tidak pernah memikirkan hal tersebut dan tetap melakukan perusakan di lahan yang sudah kami garap bertahun-tahun.
Makanya kami pergi mengadu ke DPRD, karena bagaimanapun merekalah wakil kami di Pemerintahan, yang kami harapkan dapat membantu kami
masyarakat kecil ini…”
54
Masyarakat adat Kecamatan Aek Nabara Barumun diterima oleh DPRD dengan beberapa kali mengadakan rapat dengar pendapat yang dilakukan di
Ruang Rapat Paripurna DPRD Padang Lawas. Peserta rapat sendiri adalah masyarakat yang terlibat konflik, DPRD Padang Lawas, dan pihak perusahaan.
DPRD Padang Lawas juga menghadirkan pihak eksekutif atau pemerintahan Kabupaten Padang Lawas.
55
54
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juni 2014 di Rumah Bapak Purnama di Desa Pasar Aek Nabara pada pukul 14.20 WIB
55
Lihat lampiran Notulen Rapat DPRD Padang Lawas.
Selain dengan cara-cara resmi melalui rapat dengar pendapat, masyarakat juga beberapa kali melakukan demonstrasi dan unjuk rasa
damai di Kantor DPRD Padang Lawas. Bapak Sofyan Daulay mengatakan bahwa demonstrasi yang dilakukannya bersama masyarakat lainnya bertujuan untuk
menunjukkan kepada DPRD Padang Lawas urgensi dari permasalahan yang mereka hadapi. Dengan begitu mereka berharap DPRD dapat bergerak cepat
dalam membantu mengupayakan penyelesaian konflik yang mereka hadapi. Masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun juga beberapa kali menyurati
DPRD melalui Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri untuk mendesak DPRD.
Universitas Sumatera Utara
Termasuk salah satunya adalah surat desakan agar DPRD Padang Lawas segera merealisasikan Surat Tindak Lanjut Penyelesaian Konflik yang dikeluarkan oleh
Dewan Perwakilan Daerah DPD Republik Indonesia.
56
“…kita ini demon bukan buat kerusuhan, kita masyarakat pun tidak suka kalau harus berurusan dengan polisi, kan panjang urusan. Tapi ya mau
bagaimana lagi? DPRD harus didesak terus supaya permasalahan kami ini bisa mereka urus secepatnya…”
Dalam wawancara peneliti dengan narasumber Bapak Sofyan Daulay, beliau mengatakan bahwa:
57
“…kami ini Cuma masyarakat biasa, tidak punya kekuatan apa-apa. Apa lagi yang bisa kami lakukan selain berdemon sana sini, itu pun masih
belum tentu didengar. Sementara SRL dan SSL kan perusahaan besar, Melihat kesadaran masyarakat dengan mengadukan permasalahan yang
ada ke DPRD sebenarnya sudah merupakan usaha yang baik dan benar. Dengan melaporkan permasalahan tersebut masyarakat sebenarnya tidak menginginkan
adanya kekerasan dalam konflik yang terjadi di daerah mereka tersebut. Bapak Gusnar yang merupakan tokoh adat masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun
mengatakan bahwa masyarakat tidak memiliki kekuatan apa-apa jika harus berhadapan langsung dengan pihak perusahaan yang mempunyai struktur pekerja
yang lengkap dan juga memiliki pihak keamana yang siap menjaga kepentingan perusahaan. Dengan mengadukan nasib mereka ke DPRD, masyarakat berharap
mendapatkan perlindungan dari DPRDDalam wawancaranya dengan peneliti, Bapak Gusnar menyebutkan bahwa:
56
Lihat Lampiran Lembar Disposisi DPRD Padang Lawas dan Surat Tindak Lanjut Penyelesaian Konflik antara KTTJM dengan PT SRL dan PT SSL
57
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juni 2014 di Kantor Camat Aek Nabara Barumun pada pukul 10.20 WIB
Universitas Sumatera Utara
mereka punya sekuriti lengkap, mudah saja untuk menakut-nakuti masyarakat. Berharapnya kami masyarakat ini kepada DPRD Padang
Lawas sangat besar, mereka-mereka di DPRD sana yang kami harap bisa melindungi kami dan memberikan jalan ke luar yang terbaik bagi
permasalahan kami ini…”.
58
“…pihak perusahaan masih menghormati pihak DPRD Padang Lawas dan tidak berani melanjutkan pengerusakan lahan jika DPRD Padang Lawas
melakukan kunjungan kekebun. Sekuriti-sekuriti kebun itu diam saja kalau ada orang pemerintah atau DPRD datang, tidak berani mereka, diam saja.
Begitu tidak ada yang mendampingi masyarakat, apalagi kalau sedang liburan tahun baru dan natal, kan masyarakat yang beragama Kristen akan
pergi kekampungnya di Utara, barulah sekuriti itu berulah merusak lahan kami. Itulah, kami sadar kan tidak mungkin setiap hari DPRD Padang
Lawas mengunjungi daerah kami ini, kami tahu lah, DPRD juga masih harus mengurusi wilayah lain…”
Pihak DPRD diharapkan dapat menjadi pembela kepentingan masyarakat di pemerintahan. Masyarakat sangat berharap wakil mereka di DPRD tersebut
dapat memihak kepada kepentingan masyarakat dan memperjuangkan hak-hak mereka. Dampingan dan pembelaan dari DPRD kepada masyarakat sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, karena menurut Bapak Sofyan Daulay, setidaknya saat DPRD Padang Lawas datang ke lokasi, pihak perusahaan tidak terlalu terbuka
melakukan konfrontasi kepada masyarakat. Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber Bapak
Sofyan Daulay mengatakan bahwa:
59
Masyarakat yang menjadi narasumber peneliti secara umum mengatakan bahwa DPRD Padang Lawas selalu datang ke lokasi konflik setiap terjadi kontak
fisik antara masyarakat dan pihak perusahaan. Menurut Bapak Muhammad Tawar,
58
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juni 2014 di Rumah Bapak Gusnar Hasibuan di Desa Pasar Aek Nabara pada pukul 13.00
59
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juni di Kantor Camat Aek Nabara Barumun pukul 10.20 WIB
Universitas Sumatera Utara
beberapa anggota DPRD seperti Ir. Harris Simbolon dan H. Erwin Pane, selalu datang ke lokasi disaat kondisi kedua pihak yang bersengketa sedang memanas.
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber Bapak Muhammad Tawar menyebutkan bahwa :
“…Pak Simbolon dan Pak Erwin Pane selalu datang ke lokasi begitu kami telpon bilang ada terjadi pengerusakan lagi. Kalau mereka tidak sedang
dinas ke luar kota, pasti mereka akan segera datang ke lokasi, biasanya juga dengan orang dari Muspida, kadang asisten 1 juga datang, kadang
bawa polisi juga…”
60
Upaya litigasi yang diupayakan oleh DPRD Padang Lawas juga dengan cara membentuk Panitia Khusus pansus yang didanai langsung oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Padang Lawas. Pansus yang diketuai oleh Bapak H. M. Yunan Pulungan selaku Ketua Komisi B ini bertujuan untuk
mempelajari akar konflik dan mencari jalan ke luar dari konflik tersebut. Selain itu pansus juga bertujuan untuk mempelajari kembali peta kehutanan yang
DPRD Padang Lawas sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik yang melibatkan kedua pihak tersebut. Selain
mendengarkan aspirasi dan mendapingi masyarakat dalam proses penyelesaian konflik tersebut, DPRD Padang Lawas juga beberapa kali melakukan upaya
litigasi untuk mengupayakan konflik tersebut cepat terselesaikan. Usaha-usaha litigasi yang dilakukan tersebut antara lain dengan mengupayakan diterbitkannya
Peraturan Daerah Perda Kabupaten Padang Lawas tentang Tata Ruang.
60
Wawancara dilakukan pada tanggal 30 Juni 2014 di Kantor Camat Aek Nabara Barumun pukul 10.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
diterbitkan oleh Kementrian Kehutanan yang dicurigai oleh DPRD Padang Lawas menjadi biang keladi dan sumber permasalahan konflik yang terjadi di Padang
Lawas. Pansus beberapa kali melakukan kunjungan kerja dan studi banding ke daerah lain yang juga sama-sama menghadapi permasahalan konflik pertanahan.
Kunjungan kerja yang dilakukan oleh DPRD juga dilakukan di DPRD Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara di Medan, DPR
Republik Indonesia dan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia di Jakarta. Dalam kunjungan kerja tersebut, DPRD Padang Lawas juga membawa serta
beberapa perwakilan dari masyarakat yang terlibat konflik untuk menyampaikan langsung keluhannya. Selain upaya-upaya mandiri yang dilakukan oleh DPRD
Padang Lawas tersebut, pihak DPRD juga melakukan kerja sama dengan pihak eksekutif atau pemerintahan Kabupaten Padang Lawas.
61
DPRD Padang Lawas juga diikut sertakan oleh Pemerintah Kabupaten Padang Lawas didalam Susunan Tim Pengawasan Bersama Antara Pemerintah
Kabupaten Padang Lawas, Muspida Tapanuli Selatan dan Masyarakat Padang Lawas Terhadap PT. SSL dan PT SRL di Kabupaten Padang Lawas Sumatera
Utara. Dalam susunan Tim Pengawasan tersebut, Ketua DPRD Padang Lawas bertindak sebagai pengarah, sementara wakil-wakil ketua DPRD bertindak
sebagai Penanggung Jawab. Ketua Komisi A, Ketua Komisi B, Ketua Fraksi Golkar, Ketua Fraksi PPP dan Ketua Fraksi Nasional Bersatu bertindak sebagai
61
Lihat Lampiran Jadwal Kegiatan Pansus Pelepasan Kawasan Hutan Padang Lawas
Universitas Sumatera Utara
Koordinator.
62
Berdasarkan hasil wawancara, para anggota DPRD tersebut di atas mengakui sudah banyak hal yang pihak mereka lakukan untuk dapat
menyelesaikan konflik sengketa lahan yang banyak sekali terjadi di daerah Pembentukan Tim Pengawas tersebut bertujuan untuk dapat
menyelesaikan berbagai kasus sengketa lahan yang berkaitan dengan masyarakat Padang Lawas dan PT SRLPT SSL.
Banyak hal yang sudah dilakukan oleh DPRD Padang Lawas dalam membantu upaya penyelesaian konflik yang terjadi antara kedua pihak tersebut.
dan masyarakat juga menyadari bahwa peran DPRD Padang Lawas sangat besar dalam menyelesaikan konflik mereka dengan perusahaan.
Selain dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa tokoh adat masyarakat adat Kecamatan Aek Nabara Barumun di atas, peneliti juga
melakukan wawancara dengan beberapa anggota DPRD Padang Lawas yang paling intens terlibat dalam penyelesaian konflik di Kecamatan Aek Nabara
Barumun. Mereka adalah Bapak H.M Yunan Pulungan, yang merupakan Ketua Komisi B DPRD Padang Lawas dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan PPP.
Bapak Ir. Harris Simbolon, yang merupakan Sekretaris Komisi B DPRD Padang Lawas dari Fraksi PDIP dan Bapak H. M Erwin Pane yang merupakan Sekretaris
Komisi A DPRD Kabupaten Padang Lawas dari Fraksi PPP.
62
Lihat Lampiran Keputusan Bupati Padang Lawas Tentang Pembentukan Tim Pengawasan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Padang Lawas, Muspida Tapanuli Selatan dan masyarakat Padang Lawas Terhadap
PT SSLPT SRL di Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Padang Lawas, salah satunya adalah yang terjadi di Kecamatan Aek Nabara Barumun. Ir. Harris Simbolon mengatakan:
“…masyarakat adalah korban dari ketidakpedulian pemerintah terhadap penerbitan perizinan pengelolaan hutan kawasan industri. Peta yang
diterbitkan oleh Kementrian kehutanan tersebut menjadi biang kerok banyak konflik sengketa lahan di Padang Lawas. Kita sudah menjalankan
tugas sesuai dengan prosedur dan tata tertib DPRD. Kita terima laporan, kita sudah identifikasi, kita sudah adakan rapat dengar pendapat, dan juga
sudah kunjungan langsung ke lapangan. Solusi juga sudah banyak yang kita tawarkan, tapi mentok juga. DPRD Padang Lawas juga mencoba
untuk memperbaiki hal tersebut dengan menerbitkan Perda Tata Ruang Padang Lawas, tetapi masih terganjal di SK Menteri 44 yang seenaknya
saja diterbitkan oleh Menteri Kehutanan tanpa melibatkan pihak Pemerintah Padang Lawas. Kita juga sudah sering melakukan rapat kerja
dengan pihak Kehutanan, bahkan sampai ke pusat, tetapi peta kehutanan tersebut masih tidak juga dirubah oleh pihak kementrian…”
63
“…DPRD dengan segala daya upanya telah melakukan segala cara agar konflik yang terjadi di Kecamatan Aek Nabara Barumun tersebut cepat
selesai. Kalau bisa dibilang, DPRD sudah kehabisan akal. Karena kedua belah pihak sama-sama benar dan tidak ada yang bisa disalahkan.
Beberapa kali dilakukan rapat dengar pendapat dengan kedua belah pihak yang dijembatani oleh DPRD Padang Lawas sebagai pihak ketiga, tetapi
selalu berujung pada kegagalan…” Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ir. Harris Simbolon, H.M Yunan
Pulungan juga mengatakan bahwa:
64
“…DPRD melakukan upaya litigasi dengan mengupayakan penyelesaian konflik dengan cara-cara damai dan melalui ranah hukum. Upaya yang
kita lakukan meliputi rapat kerja, mempertemukan kedua belah pihak, Mulai dari upaya litigasi dan upaya non litigasi sudah diusahakan oleh
DPRD Padang Lawas, Erwin Pane mengatakan bahwa:
63
Wawancara dengan Ir. Harris Simbolon dilakukan di Kantor DPRD Padang Lawas, 28 Juni 2014 Pukul 10.20 WIB
64
Wawancara dengan H.M Yunan Pulungan dilakukan di Rumah H.M Yunan Pulungan di Sibuhuan, Padang Lawas, 28 Juni 2014. Pukul 19.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
mengupayakan terbentuknya Perda Tata Ruang dan sebagainya. Upaya non litigasi yang kita lakukan adalah memprakarsai masyarakat
Kecamatan Aek Nabara Barumun untuk melakukan demonstrasi dan unjuk rasa damai, baik di Padang Lawas, maupun di Provinsi atau Medan…”
65
“…kalau Perda Tata Ruang itu gol, maka kasus SRL dan SSL di Kecamatan Aek Nabara Barumun bisa selesai dengan cepat, karena disitu
diatur mengenai peta kawasan yang menjadi hutan tanaman industry, dan kita tidak asal buat peta saja, kita survey langsung kelapangan. Jadi nanti
tidak ada lagi tumpang tindih perundangan, yang mana selama ini kan kasusnya seperti itu yang sering terjadi. Masyarakat sudah lama berdiam
disana, bahkan sebelum Indonesia merdeka, sementara PT dengan mengantongi izin Pusat merasa berhak atas hutan Padang Lawas. Padahal
SK Menteri 44 itu pun tidak pernah ada mengikutsertakan Pemerintah Daerah Padang Lawas, suka-suka mereka saja menetapkan Kawasan
Hutan, bahkan Ibu Kota Kecamatan pun masuk kawasan hutan, kan ada- ada saja. Dengan Perda nanti, semua masalah itu bisa diselesaikan…”
Bapak Ir. Harris Simbolon yang selain sekretaris Komisi B juga merupakan anggota Badan Legislasi mengatakan bahwa Pembentukan Perda
Tentang Tata Ruang Kabupaten Padang Lawas juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan DPRD untuk menyelesaikan konflik. Dengan adanya Perda ini
diharapkan nantinya segala bentuk perselisihan mengenai hak guna hutan dan tumpang tindih perundangan dapat diselesaikan. Perda ini sendiri sebenarnya
sudah rampung ditingkat Pemerintah Daerah tetapi masih terganjal beberapa permasalahan lainnya yang nanti akan peneliti jabarkan di sub bab bahasan
selanjutnya. Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber Ir. Harris
Simbolon mengatakan bahwa:
66
65
Wawancara dengan H. Erwin Pane dilakukan di Kantor DPRD Padang Lawas, 28 Juni 2014 Pukul 10.00 WIB
66
Wawancara dilakukan pada tanggal 28 Juni 2014 di Kantor DPRD Padang Lawas pukul 10.20 WIB
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai narasumber di atas, maka peneliti menyimpulkan peran DPRD Padang Lawas dalam penyelesaian Sengketa
Lahan yang terjadi antara Masyarakat adat Kecamatan Aek Nabara Barumun dengan PT SRL dan PT SSL adalah sebagai berikut :
1. Menerima aspirasi dari masyarakat, baik itu melalui demonstrasi dan
unjuk rasa damai, maupun dengan menerima surat yang dilayangkan oleh Masyarakat adat Kecamatan Aek Nabata Barumun. DPRD
Padang Lawas merespon aspirasi masyarakat tersebut dengan mengadakan rapat kerja dan pertemuan langsung dengan masyarakat di
Kantor DPRD Padang Lawas. Anggota DPRD Padang Lawas juga beberapa kali terjun langsung ke daerah terjadinya konflik untuk
meninjau langsung konflik yang terjadi. Pihak DPRD Padang Lawas juga mengadakan rapat yang menghadirkan kedua belah pihak yang
bersengkata, yaitu Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun dan pihak PT SRL dan PT SSL. Berdasarkan surat laporan dari
masyarakat tersebut, DPRD juga mengajukan hak bertanya kepada PT SRL dan PT SSL dan menyurati pihak perusahaan tersebut dengan
beberapa pertanyaan. Surat pertanyaan resmi tersebut sudah dikirimkan dan dibalas langsung bersama dengan jawabannya oleh
direksi dari kedua perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dibawah ini adalah bagan yang menunjukkan sistematika penerimaan laporan pengaduan di DPRD Padang Lawas :
Gambar 3.1 Gambar Alur Penerimaan Pengaduan Masyarakat dan Respon
dari DPRD Kabupaten Padang Lawas.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber 2.
Pembentukan Panitia Khusus Pansus yang bertujuan untuk mencari jalan ke luar dari konflik yang terjadi di Kecamatan Aek Nabara
Barumun yang melibatkan PT SRL dan PT SSL. Panitia Khusus ini terbentuk melalui Rapat Paripurna yang dilakukan oleh DPRD Padang
Lawas setelah mendapatkan laporan dan aspirasi dari masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun. Masa penugasan Panitia Khusus ini
telah selesai setelah Pansus melaporkan hasil kerjanya dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Padang Lawas. Melalui Pansus ini jugalah
DPRD kemudian menggunakan Hak Menyatakan Pendapat. Hak Menyatakan Pendapat yang dimiliki oleh DPRD diatur dalam Tatib
Menerima pengaduan dari masyarakat dan perorangan
tentang sengketa lahan. Melaksanakan identifikasi
terhadap masalah yang diadukan
Melaksanakan rapat dengar pendapat dengan
menghadirkan para pihak yang bersangkutan dan
Pemerintah Derah Camat, Kepala Dinas dan Bupati
Melakukan Kunjungan Langsung ke lapangan
Menawarkan Solusi untuk di sepakati bersama oleh
seluruh pihak yang terlibat
Universitas Sumatera Utara
DPRD Padang Lawas pada BAB Pelaksanaan Hak DPRD Bagian Ketiga Hak Menyatakan Pendapat Pasal 50. Dalam pasal tersebut
dijelaskan bahwa DPRD dapat memanggil pejabat pemerintah Kabupaten, badan Hukum, atau warga masyarakat yang dianggap
mengetahui atau patut mengetahui masalah yang diselidiki untuk memberikan keterangan serta untuk meminta menunjukkan surat atau
dokumen yang berkaitan dengan hal yang sedang diselidiki oleh DPRD Kabupaten. Pihak yang dipanggil oleh DPRD wajib memenuhi
panggilan DPRD tersebut, kecuali ada alasan yang sah menurut Peraturan Perundang-undangan. DPRD Padang Lawas menggunakan
Hak Menyatakan Pendapatnya dengan memanggil pihak masyarakat dan pihak kedua Perusahaan untuk menghadiri Rapat di Ruang Rapat
DPRD Padang Lawas pada Rabu 13 Juni 2012.
67
3. Rapat Kerja bersama Muspida Padang Lawas, yang melibatkan pihak
eksekutif Pemerintahan Kabupaten Padang Lawas, seperti Asisten 1 Bupati Padang Lawas yang mempunyai tugas membantu Sekretaris
Daerah melaksanakan pengkoordinasian, pembinaan, pengendali dan evaluasi penyelenggaraan program dan kegiatan Sekretariat Daerah
serta perumusan kebijakan daerah bidang bina pemerintahan, hukum dan pertanahan, rapat kerja ke DPRD Provinsi Sumatera Utara, rapat
kerja dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, rapat kerja
67
Lihat lampiran Notulen Rapat Dengar Pendapat Tentang Permasalahan PT SRL dengan masyarakat
22 Desa
Universitas Sumatera Utara
dengan DPR Republik Indonesia, Rapat Kerja dengan Gubernur Sumatera Utara yang diprakarsai oleh anggota DPD RI dari Sumatera
Utara dan rapat kerja dengan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. Hasil rapat kerja DPRD Padang Lawas ke DPRD Provinsi
Padang Lawas adalah ke luarnya surat rekomendasi yang dike luarkan oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara. Surat rekomendasi tersebut berisi
jaminan kepada masyarakat adat Kecamatan untuk tetap melakukan kegiatan bertani dan berkebun didaerah yang menjadi sengketa, dengan
keamanan dan keselamatan mereka dijamin oleh Kepolisian Daerah Sumatera Utara.
68
4. Menjadi bagian dalam Tim Pengawasan Bersama yang dibentuk oleh
Bupati Padang Lawas dalam rangka upaya Penyelesaian Sengketa Lahan di Padang Lawas. DPRD Padang Lawas menjadi Penanggung
Jawab ketua dan wakil ketua DPRD Padang Lawas dan Koordinator Komisi A dan Komisi B.
69
5. Melalui fungsi legislasi yang dimiliki oleh DPRD Padang Lawas,
DPRD Padang Lawas merumuskan Perda Tata Ruang yang bertujuan untuk dijadikan sebagai landasan hukum penggunaan Hutan Kawasan
Industri di Kabupaten Padang Lawas. Dengan adanya Perda ini DPRD
68
Lihat lampiran Surat Rekomendasi DPRD Sumatera Utara
69
Lihat Lampirat Susunan Tim Pengawasan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Padang Lawas, Muspida Tapanuli Selatan dan masyarakat Padang Lawas Terhadap PT SRLPT SSL di Kabupaten Padang Lawas
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
berharap tidak ada lagi tumpang tindih dalam masalah perizinan pengelolaan hutan Kawasan Industri di Padang Lawas.
6. Terus menekan pemerintah, mulai dari tingkat kabupaten, provinsi
sampai dengan pusat untuk segera menyelesaikan kasus konflik tersebut. DPRD melalui kunjungan dan rapat-rapat kerja ke berbagai
instansi pemerintah selalu menyampaikan perihal penyelesaian kasus sengketa lahan tersebut. DPRD Padang Lawas menekan pihak
pemerintah agar segera menyelesaikan perbedaan atau tumpang tindih perizinan penggunaan atau pemaanfaatan kawasan hutan tanaman
industry di daerah Kabupaten Padang Lawas, agar permasalahan bisa diselesaikan dan tidak aka nada kasus serupa yang muncul dikemudian
hari.
B. Kendala DPRD Padang Lawas dalam Penyelesaian Sengketa Lahan