Kesimpulan Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas dalam penyelesaian sengketa lahan (studi kasus: sengketa lahan antara PT sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Sylva Lestari dengan Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun)

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan sumpahjanji anggota DPRD Padang Lawas ketika dilantik menjadi anggota DPRD Padang Lawas bahwa setiap anggota DPRD Padang Lawas berjanji akan bekerja bersungguh-sungguh demi tegaknya kehidupan demokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang dan golongan. Serta akan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang diwakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan sumpahjanji pelantikan tersebut maka sudah merupakan kewajiban dari DPRD Padang Lawas untuk mengupayakan penyelesaian sengketa lahan antara masyarakat adat Kecamatan Aek Nabara Barumun dengan PT SRL dan PT SSL. DPRD berkewajiban untuk mendengarkan aspirasi masyarakat Aek Nabara Barumun yang meminta pihak DPRD untuk menyelesaikan konflik yang mereka hadapi. Sengketa lahan yang dihadapi oleh masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun dengan PT SRL dan PT SSL merupakan konflik yang sangat sulit untuk bisa diselesaikan secara damai apabila salah satu pihak tidak ada yang mau mengalah demi kebaikan bersama. Karena antara masyarakat dan perusahaan sama-sama merasa berhak atas penggunaan wilayah tersebut dan juga sama-sama Universitas Sumatera Utara mempunyai bukti hukum yang sah atas kepemilikan ataupun pemanfaatan kawasn hutan tersebut. Selama kedua belah pihak tidak mau menerapkan konsep win-win solution maka akan sangat sulit bagi pihak ketiga yang ingin menjembatani kedua belah pihak untuk melakukan upaya penyelesaian konflik secara damai tanpa harus berkonflik lebih lanjut dipengadilan. Menurut peneliti, DPRD sebagai pihak yang menjembatani kedua belah pihak untuk bisa menyelesaikan konflik secara damai sudah melakukan peranannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang sudah diatur dalam tata tertib anggota DPRD Padang Lawas. Setelah melakukan penelitian dan wawancara dengan tiga anggota DPRD Padang Lawas dari dua Komisi yang berbeda yaitu Komisi A bidang politik dan pemerintahan dan Komisi B bidang ekonomi dan keuangan peneliti berkesimpulan DPRD Padang Lawas telah melakukan perannya dengan baik, karena : 1. Telah menerima dan merespon aspirasi masyarakat Kecamatan Aek Nabara Barumun. 2. Membetuk Panitis Khusus pansus yang mempunyai tugas untuk mengupayakan penyelesaian sengketa lahan di Kecamatan Aek Nabara Barumun 3. Melakukan Rapat kerja dan kunjungan mulai dari tingkat Kabupaten, Provinsi sampai ke tingkat pusat. Rapat kerja dilakukan denga Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas, DPRD Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Universitas Sumatera Utara Daerah DPD dari Sumatera Utara, DPR Republik Indonesia, dan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. 4. Membentuk Tim Pengawas Bersama bersama dengan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas 5. Menekan pihak Pemerintah mulai dari kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat untuk segera menyelesaikan tumpang tindih perizinan penggunaan kawasan hutan di Padang Lawas. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti juga menemukan beberapa kendala yang ditemui oleh DPRD Padang Lawas dalam menyelesaikan sengketa Lahan antara masyarakat adat Kecamatan Aek Nabara Barumun dengan PT SRL dan PT SSL. Kendala tersebut adalah : 1. Tidak adanya wewenang DPRD untuk mengeluarkan keputusan atau produk hukum, DPRD Padang Lawas hanya sebatas mengeluarkan rekomendasi dan solusi. 2. Tingkatan Perundangan yang menyebabkan tidak bisa disahkannya Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Padang Lawas Tentang Tata Ruang, Perda tersebut terganjal oleh Surat Keputusan Menteri Kehutanan No 44. 3. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia DPRD Padang Lawas sehingga berakibat pada pembuatan problem solving penyelesaian masalah 4. Tidak kompetennya pihak-pihak lain yang bekerja sama dengan DPRD dalam proses penyelesaian konflik. Universitas Sumatera Utara

B. Saran