“Punk adalah pola pikir seseorang untuk bisa survive”
Demikian yang diungkapkan oleh informan, A.R lk, 25 tahun sebagai berikut:
“Iya, punk ini misinya berkaitan sama D.I.Y itu tadi, menciptakan manusia yang mandiri”
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam komunitas punk tidak ada pembagian kerja, dari kegiatan-kegiatan yang ada
para punker dapat menjadikannya sebuah keahlian. Dalam hal ini setiap punker yang telah memiliki skill masing-masing diberikan kebebasan dalam
mengembangkan kemampuan tersebut dalam menjalani hidup. Seorang punker merupakan bagian dari komunitas namun memiliki kebebasan
terhadap kemampuan yang ia miliki. Keterikatan yang dibentuk dalam komunitas punk tidak mengikat kebebasan pada seorang punker. Pembagian
kerja rendah menuju pada tidak tergantungnya seorang punker. Hal ini juga didasari oleh etika kerja Do It Yourself, yaitu suatu tindakan yang dilakukan
dari diri sendiri sehingga menciptakan ketidaktergantungan pada individu tersebut.
4.4.5 Kesadaran Kolektif Kuat
Perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang; bukan tindakan individu semata-mata. Perilaku kolektif merupakan
aturan-aturan yang menjadi batasan dalam suatu kelompok. Dalam hal ini, batasan tersebut meciptakan sikap yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Perilaku kolektif dipicu oleh suatu rangsangan yang sama. Rangsangan ini, menurut Light, Keller dan Calhoun, dapat terdiri atas suatu
peristiwa, benda atau ide. Istilah perilaku kolektif mengacu pada perilaku sekelompok orang yang muncul secara spontan, tidak terstruktur sebagai
respons terhadap kejadian tertentu. Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa, sehingga perilaku dapat diartikan sebagai suatu tindakan
yang relatif spontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari sekelompok orang, yang bertujuan untuk menghilangkan rasa ketidakpuasan dan kecemasan
Sunarto, 2004; 187-188.
Perilaku kolektif dalam komunitas punk merupakan suatu bentuk tindakan untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk-bentuk kolektivitas yang
ada dalam komunitas ini dapat berupa materi maupun moral. Bentuk materi yang dimaksud ialah dana, makanan, tempat dan peralatan yang dibutuhkan,
sedangkan kolektivitas dalam bentuk moral ialah berupa dukungan dan partisipasi para punker dalam suatu kegiatan komunitas. Hal ini diungkapkan
oleh informan, J.O lk, 30 tahun sebagai berikut:
“Kalau mau buat acara kita kolektivan, ngumpulin dananya sendiri. Nggak dari kawan-kawan yang di sini aja, kawan-
kawan yang dari luar pun kadang ikut juga kolektivan”
Demikian juga yang dikemukakan oleh informan, K.N lk, 27 tahun sebagai berikut:
“Biasannya kami kolektivan, ngumpulin dana untuk acara yang mau dibuat”
Hal yang sama juga diutarakan oleh informan, R.D lk, 22 tahun sebagai berikut:
“Nanti kami ngumpulin dananya dari kolektivan. Ada juga acara tahunan biasa di pendopo. Kalau itu event, acara non
sponsor, acara kolektivan lah”
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh informan, T.L lk, 28 tahun sebagai berikut:
“Acara kita kolektif, artinya kita pake dana masing-masing. Dana band no sponsor lah. Memang kadang ada juga yang
acara itu di sponsorin, tapi kalau kita mencoba lah acara itu independen dari kita sendiri biar nggak dikokang sama pihak
sponsor itu”
Hal lain diungkapkan oleh informan E.W lk, 25 tahun sebagai berikut:
“Kemarin pernah juga ada rumah sakit mau digusur di Siantar jadi kami di hubungi sama kawan-kawan disana
“datang lah di sini ada rumah sakit yang mau digusur” jadi datanglah kami ke sana kan. Jadinya rumah sakit itu nggak
jadi digusur”
Selain lain itu, kesadaran kolektif diungkapkan oleh informan F.H 20 tahun sebagai berikut:
“Di sini juga saling peduli. Kalau ada kawan yang sakit, udah nggak ada orangtuanya, kita kolektivan untuk bayar
rumah sakitnya”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan, K.N lk, 27 tahun sebagai berikut:
“Kalau kami semua punk di tiap scene di Medan, misalnya kalau ada anak punk yang sakit nanti semua patungan
bantuin yang sakit itu”
Selain itu, kesadaran kolektif terbentuk pada saat terjadinya tekanan terhadap komunitas punk yang diungkapkan oleh informan, E.W lk, 25
tahun sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Kemarin pernah juga ada rumah sakit mau digusur di Siantar jadi kami di hubungi sama kawan-kawan disana
“datang lah di sini ada rumah sakit yang mau digusur” jadi datanglah kami ke sana kan. Jadinya rumah sakit itu nggak
jadi digusur”
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, perilaku kolektif terbentuk karena adanya persamaan perasaan pada setiap anggota
komunitas. Dalam hal ini kegiatan dalam komunitas punk dibentuk dengan adanya bentuk kolektivitas. Melalui perilaku kolektif komunitas punk dapat
mengadakan kegiatan dengan etika Do It Yourself. Etika Do It Yourself merupakan pedoman bagi para punker dalam melakukan suatu hal, hal ini
bertujuan untuk menciptakan individu yang mandiri. Setiap anggota komunitas punk merasa bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan yang
akan dilaksanakan, seperti acara musik, penanggungan dana anggota punk serta memperkuat hubungan kesetiakawanan, seperti pada saat menerima
tekanan.
4.4.6 Hukum represif