berpenampilan dan perperilaku. Adanya nilai-nilai pada masing-masing hal yang ada dalam komunitas menciptakan kesamaan. Setiap anggota
dalam komunitas punk menggunakan simbol-simbol yang memiliki makna yang sama, hal ini membuat solidaritas sosial dalam komunitas tersebut.
Komunitas punk menunjukkan keanggotaan dengan pakaian berwarna hitam, jeans ketat, sepatu boots beserta berbagai aksesori. Hal ini
menunjukkan kepada hal perlawanan sesuai dengan ideologi yang dianut komunitas punk.
4.4.4 Pembagian Kerja Rendah
Adanya ikatan pada anggota dalam komunitas yang didasarkan dengan rasa kesetiakawanan, di mana dalam komunitas punk tidak terdapat
pembagian kerja, artinya setiap individu di dalamnya berhak atas dirinya dan kehidupannya dalam komunitas tersebut. Sebagian besar punker memiliki
pekerjaan yang dilakukan dalam komunitas, seperti menyablon, menerima jasa pembuatan pierching dan tattoo. Melalui pekerjaan tersebut para punker
dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di dalam hal ini para punker tetap memiliki kebebasan, yang memiliki arti bahwa para punker tidak
terikat pada pekerjaan atau punker lain yang menyediakan pekerjaan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh informan A.R lk, 25 tahun sebagai berikut:
“Cari skill, itulah kalo sekarang orang cari skill di punk, main musik. Jadi di jalanan itu dia nggak hanya cari makan,
nongkrong tapi berkreativitas juga. Dari skill yang kita punya kita bisa survive”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan, J.O lk, 30 tahun sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Kita juga di sini nyari uang sendiri, sama kawan-kawan ini. Ada yang bisanya gambar, dia buka jasa tattoo. Di situ kan
keliahatan etos Do It Yourself nya”
Demikian yang diungkapkan oleh informan, T.L lk, 28 tahun sebagai berikut:
“Punk itu lebih kepada mainset. Pola pikir dalam memandang bagaimana menjalani hidup, apa yang mau kita
perbuat. Apakah kita hanya menunggu atau mencoba hal yang baru dengan pemikiran kita”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan, K.N lk, 27 tahun sebagai berikut:
“...Manusia kan punya talenta masing-masing. Ada juga yang dulu kegiatannya nyablon, sekarang udah kerja di bank
dia”
Sejalan dengan yang diutarakan oleh informan, I.C llk, 29 tahun sebagai berikut:
“...Kita buat sendiri, kita kerja sendiri, kek lagu aja buat sendiri. Merekam sendiri kan terserah kita, cara kita”
Hak bebas yang dimiliki para punker menjadi sebuah sifat yang menunjukkan bahwa punker tidak memiliki rasa ketergantungan dalam
menjalani hidup, hal ini berkaitan pada ideologi komunitas punk. Di dalam komunitas punk, anarkisme dimaknai sebagai kehidupan yang bebas, tanpa
aturan yang mengekang dalam masyarakat. Ideologi anarkisme berkaitan dengan etika Do It Yourself atau disingkat dengan D.I.Y, di mana Do It
Yourself adalah etika yang dipakai komunitas punk untuk menjadi seorang
Universitas Sumatera Utara
yang bebas atau independent. Di dalam merealisasikan etika tersebut, komunitas punk dituntut untuk memiliki kreativitas dalam dirinya. Hal ini
disebabkan agar seorang punker dapat bertanggung jawab dengan hidupnya yang memiliki ideologi anarkis tersebut. Hal ini diungkapkan oleh informan,
I.C lk, 29 tahun sebagai berikut:
“D.I.Y itu masih juga dijalankan maksudnya dijalankan langsung. Artinya kita buat sendiri kita kerja sendiri, kayak
lagu aja buat sendiri, ngerekam sendiri, produksi sendiri kan terserah kita, cara kita”
Hal ini diperkuat oleh informan, T.L lk, 28 tahun sebagai berikut:
“...ya etosnya itulah D.I.Y ya dalam jalani itu kan kita juga nggak bisa sendiri ya itu lah kita sosialisasi”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan J.O lk, 30 tahun sebagai berikut:
“Kalau pemikirannya sih lebih ke kemandirian, mengembangkan kemandirian dalam dirinya, manusia-
manusia yang nggak mau berpangku tangan”
Sejalan dengan yang diungkapkan informan, F.H pr, 20 tahun sebagai berikut:
“Kalau di sini udah nyaman kayak keluarga terus mandiri karena jauh dari keluarga:
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan, E.W lk, 25 tahun sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Punk adalah pola pikir seseorang untuk bisa survive”
Demikian yang diungkapkan oleh informan, A.R lk, 25 tahun sebagai berikut:
“Iya, punk ini misinya berkaitan sama D.I.Y itu tadi, menciptakan manusia yang mandiri”
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam komunitas punk tidak ada pembagian kerja, dari kegiatan-kegiatan yang ada
para punker dapat menjadikannya sebuah keahlian. Dalam hal ini setiap punker yang telah memiliki skill masing-masing diberikan kebebasan dalam
mengembangkan kemampuan tersebut dalam menjalani hidup. Seorang punker merupakan bagian dari komunitas namun memiliki kebebasan
terhadap kemampuan yang ia miliki. Keterikatan yang dibentuk dalam komunitas punk tidak mengikat kebebasan pada seorang punker. Pembagian
kerja rendah menuju pada tidak tergantungnya seorang punker. Hal ini juga didasari oleh etika kerja Do It Yourself, yaitu suatu tindakan yang dilakukan
dari diri sendiri sehingga menciptakan ketidaktergantungan pada individu tersebut.
4.4.5 Kesadaran Kolektif Kuat