Gambaran Umum Kecamatan Medan Tembung Individualitas Rendah

Medan labuhan, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Perjuangan, Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Tuntungan.

4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Tembung

Secara geografis Kecamatan Medan Tembung berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara dan timur, Kecamatan Medan Denai di sebelah selatan dan Kecamatan Medan Perjuangan di sebelah barat. Kecamatan Medan Tembung merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 7,78 KM². Kecamatan Medan Tembung dihuni oleh 133.784 orang penduduk di mana penduduk terbanyak berada di Kelurahan Bantan yakni sebanyak 29.693 orang dan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Tembung yakni sebanyak 9.821 orang. Keadaan ekonomi di Kecamatan Medan Tembung terdapat sejumlah pasar dan pertokoan sudah ramai mendukung kegiatan perekonomian di Kecamatan Medan Tembung, di antaranya terdapat 6 pasar, 13 pertokoan, 12 mini market dan 1 plaza. Selain itu, terdapat 5 SPBU dan 30 agen minyak tanah di Kecamatan Medan Tembung ini. Untuk fasilitas bengkel kendaraan bermotor, sudah banyakbengkel yang ada di kecamatan ini yaitu sebanyak 11 bengkel sepeda motor dan 23 bengkel mobil Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Gambaran Komunitas Punkdi Kota Medan

4.1.3.1 Sejarah Komunitas Punk di Kota Medan

Komunitas punk masuk ke Kota Medan sejak sekitar tahun 1995. Hal ini terjadi karena adanya dua orang anak muda Medan yang pindah ke Kota Jakarta untuk melanjutkan kuliah sehingga pada saat kembali ke Kota Medan, dua anak muda tersebut mengenalkan ideologi punk kepada anak muda Kota Medan. Dikutip dalam skripsi Sirait 2001: 62, menyebutkan bahwa Fahmi dan Hendra adalah orang yang berperan penting dalam perkembangan komunitas punk Kota Medan. Hal ini dijelaskan pada hasil wawancara penulis pada informan IC lk,29tahun sebagai berikut: “Punk masuk tahun berapanya nggak ada yang pastinya, cuma kalau masuk ke Indonesia budaya punk itu, komunitas mulai ada 92-an lah, kalau untuk di Medan banyak juga yang ke luar-luar Jawa. Jadi, mereka sendiri dulu, waktu dia balik dia bawa kemari mulai cerita tentang punk, 95-an lah mungkin” Komunitas punk di Kota Medan muncul diawali dengan adanya komunitas undergorund. Komunitas underground merupakan komunitas dari band-band yang memiliki aliran musik rock Sirait, 2010:60. Di dalam hal ini musik punk merupakan bagian dari musik rock, oleh karena itu sekumpulan orang yang menyukai musik punk merupakan bagian dari komunitas underground. Pada komunitas underground, penyuka musik punk disebut dengan punker. Para Punker yang merupakan pendahulu di Kota Medan sering disebut pioneer. Pada awalnya pioneer memiliki satu sekretariat dan sejak tahun 2001 sekretariat sudah tidak digunakan. Hal ini disebabkan karena jumlah para punker yang meningkat, sehingga membuat Universitas Sumatera Utara scene masing-masing. Scene merupakan tempat berkumpul para punker. Bagi para punker, scene merupakan kelompok-kelompok kecil dari keseluruhan komunitas punk di Kota Medan. Hal ini dijelaskan dari hasil wawancara dengan informan penulis, TL lk, 28tahun sebagai berikut: “Dulu kita punya sekretariat juga tapi bukan yang struktural, beda lah kan. Mulai tahun 2001, kami sendiri pun generasi keduanya. Sekarang ya ada banyak scene” Pioneer di dalam komunitas punk adalah komunitas inalum brother hood. Komunitas inalum brotherhood berada di Jalan Abdullah Lubis Medan. Pada saat ini punker yang merupakan pioneer dalam komunitas inalum brotherhood telah memiliki keluarga dan kegiatan masing-masing sehingga membuat sekretariat tidak digunakan lagi. Hal ini dijelaskan dari hasil wawancara dengan informan penulis, IC lk, 29tahun sebagai berikut: “Dulu pioneernya itu inalum brotherhood, itu yang pertama kali di Medan. Masih sikit anggotanya, orang-orangnya pun udah pada berkeluarga” Komunitas inalum brotherhood merupakan komunitas punk yang hanya fokus pada musik, sehingga pada saat itu komunitas punk hanya merupakan komunitas yang di dalamnya terdapat orang-orang yang menyukai aliran musik yang sama, yaitu musik punk Sirait, 2010:61. Di dalam hal ini kegiatan yang ada pada komunitas inalum brotherhood hanya pada bidang musik. Universitas Sumatera Utara Pada saat ini komunitas punk memiliki jumlah anggota yang semakin meningkat. Jumlah punker yang bertambah tersebut menciptakan scene baru di berbagai bagian Kota Medan.

4.1.3.2 Perkembangan Punker di Kota Medan

Pada awalnya komunitas punk di Kota Medan memiliki satu scene yaitu, di Jalan Abdullah Lubis. Sejalan dengan semakin bertambah jumlah punk di Kota Medan tempat berkumpulnya para anak punk tersebut pun semakin menyebar, seperti di Pringgan, Dr.Mansyur dan lainnya. Dari hasil observasi, saat ini terdapat tujuh scene di Kota Medan, yaitu di Simpang Aksara, Titi Kuning, Juanda, Brayan, Setia budi, Simpang Pemda dan Cemara Asri. Hal yang sama diperoleh dari hasil wawancara dengan informan penulis KN lk, 27tahun sebagai berikut: “scenenya ada di Titi Kuning, Simpang Pemda, di Juanda, di Brayan, Cemara Asri sama di dekat Setia Budi juga” Scene dibentuk sebagai tempat berkumpul para punker pada masing- masing bagian di daerah Kota Medan. Scene juga dijadikan sebagai tempat bertemu dan berinteraksi antara punker di dalam scene maupun dengan punker yang berasal dari scene, maupun kota atau negeri lain. Dari hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan ada 3 orang punker pendatang yang berasal dari Kota Pematang Siantar dan 1 orang punker yang berasal dari Kota Pekanbaru di komunitas punk Simpang Aksara, Medan.

4.1.3.3 Interaksi Sosial Komunitas Punk pada Scene Simpang Aksara

Pada komunitas punk Simpang Aksara, Medan terdapat punker berusia dari 15 tahun sampai 30 tahun, dalam hal ini jumlah punker laki-laki Universitas Sumatera Utara lebih banyak jumlahnya dari pada punker perempuan. Para punker memiliki kegiatan pribadi di luar kegiatan komunitas punk. Dari hasil data di lapangan sebagian besar punker telah memiliki pekerjaan atau telah mempunyai pendapatan. Di dalam komunitas punk terdapat punker yang merupakan seorang mahasiswa dan seorang yang memiliki pekerjaan. Hal ini dilakukan pada waktu pagi hari hingga sore hari. Oleh karena itu, pada saat sebelum berkumpul di scene setiap punker melakukan kegiatan sehari-hari seperti masyarakat pada umumnya. Dari hasil observasi, penulis melihat bahwa para punker berkumpul pada masing-masing scene dari pukul empat sore hingga malam hari. Pada scene masing-masing para punker berinteraksi dengan membuat kegiatan- kegiatan, seperti menyablon, membuat tattoo, membuat piercing, dan membuat artikel. Beberapa kegiatan yang dilakukan di dalam scene yaitu seperti, membuat tattoo dan membuat piercing. Hal ini dapat dilakukan pada satu scene karena tidak membutuhkan ruang yang khusus atau peralatan yang banyak, sedangkan kegiatan mengadakan acara musik dibuat pada tempat- tempat umum, seperti di pendopo USU, di ITM dan di Pitu Cafe, di Karya Bakti, Medan Johor dan di Berastagi. Dalam hal ini, acara-acara yang diadakan ditempat umum merupakan acara musik punk. Acara musik mendapatkan partisipasi yang lebih besar, artinya para punker dari berbagai scene di Kota Medan dan bahkan dari luar Kota Medan maupun luar negeri ikut berpartisipasi dalam kegiatan musik. Selain itu dalam komunitas punk terdapat kegiatan menyablon, yaitu memberi tulisan atau gambar pada kain. Hal ini dilakukan di salah satu rumah punker yang telah Universitas Sumatera Utara menjadi tempat berkumpul komunitas punk tersebut, misalnya punker yang memiliki rumah telah membuka usaha jasa sablon. Pada sore hari para punker berkumpul di scene Simpang Aksara Medan. Para punker pada komunitas Simpang Aksara mulai berkumpul pada pukul empat sore hingga malam hari. Kegiatan yang dilakukan pada scene ini adalah berkumpul dan menjual barang dari hasil karya sendiri, seperti stiker, gelang yang dibuat dengan tali dan dikaitkan dengan aksesori lain serta menerima jasa tattoo dan piercing. Di dalam komunitas punk Simpang Aksara solidaritas yang ditunjukkan karena adanya rasa seperasaan, sepenanggungan dan kesamaan. Hal ini ditunjukkan dalam hal saling mengenal antara yang satu dengan lainnya. Para punker berupaya untuk tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, hal ini ditunjukkan pada saat menjual hasil karya di tempat berjualan. Kegiatan yang diadakan oleh komunitas punk se-Kota Medan juga dapat menciptakan adanya rasa kesetiakawanan, di dalam hal ini ditunjukkan pada kebebasan punker menjadi bagian scene di mana saja. Hal ini dijelaskan dari hasil wawancara penulis dengan informan RD lk, 22tahun sebagai berikut: “Sebenarnya komunitas punk ini nggak ada larangan untuk gabung di scene mana aja” Interaksi yang terjadi dalam komunitas punk terjalin melalui adanya kegiatan yang diadakan. Hal ini menciptakan adanya solidaritas sosial pada setiap punker. Seorang Punker memiliki kebebasan dalam memasuki satu scene yang ada di Kota Medan maupun di luar Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

4.1.3.4 Lokasi Komunitas Punk Simpang Aksara Medan

Komunitas punk Simpang Aksara, memiliki letak scene yang berada di dalam pasar tradisional aksara bagian sudut pasar tersebut. Scene tersebut juga terletak berdekatan dengan simpang lampu merah. Komunitas punk Simpang Aksara memiliki satu tempat berjualan, yang menjual setiap hasil karya para punker, seperti stiker, membuat tattoo dan membuat piercing. Para punker merupakan warga setempat dan ada juga yang merupakan warga pendatang dari berbagai kota.

4.2 Profil Informan

Profil informan dalam penelitian ini merupakan anak punk yang tergabung dalam satu komunitas di Kota Medan. Berikut adalah daftar 9 punker yang menjadi informan dalam penelitian ini:

1. T.L lk, 28 tahun

T.L merupakan pria yang berusia 28 tahun. T.L memiliki suku pakpak yang lahir di Kota Kabanjahe. Saat ini T.L memiliki usaha kecil di bidang konveksi dan percetakan sablon di rumah. Di rumah tersebut ia tinggal bersama istri dan dua orang anaknya di Jalan Bajak Lima, Sisingamangaraja Medan. T.L telah bergabung dalam komunitas punk sejak ia berada di kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, tahun 1999. Pada awalnya T.L mengenal punk dari teman sekolah yang merupakan seorang punker. TL pada awalnya sering berkumpul di scene Aksara Medan, namun semenjak berkeluarga ia pindah ke daerah Sisingamangaraja Medan. Pertama kali punk memiliki tempat berkumpul yang masih Universitas Sumatera Utara berbentuk sekretariat di Jalan Abdullah Lubis Medan, komunitas punk tergabung dalam komunitas inalum brotherhood. Dalam komunitas inalum brotherhood T.L merupakan angkatan kedua, pada tahun 2001. T.L memiliki sebuah band bernama RKA atau merupakan singkatan dari Rel Kereta Api. Nama RKA tersebut awalnya tercipta dari tempat tinggal atau tempat T.L dan teman-teman punk berkumpul di kawasan Rel Kereta Api.

2. K.N lk, 27 tahun

K.Nadalah pria berusia 27 tahun, yang merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara di keluarganya. Ketiga saudara K.N telah memiliki pekerjaan yang tetap, sedangkan ia lebih memilih hidup di jalanan dengan teman-teman punk lainnya.K.N tinggal di Jalan Pimpinan, Aksara, Medan.Sejak K.N duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama sudah mulai mengenal dunia punk hingga tahun 2000 saat ini. K.N sudah berada di scene Aksara sejak tahun 2008, sebelumnya ia selalu berpindah-pindah scene untuk melakukan tour band. Dalam komunitas punk K.N memiliki sebuah band. K.N adalah salah satu personil band Gedebac Gedebuc yang telah ada sejak tahun 2008. K.N membuat lapak atau tempat berjualan stiker dan menerima jasa tattoo dan piercing. Scene yang berada di dalam pasar tradisional membuat K.N memiliki ide untuk membuat tempat jualan tersebut. Pada lapak K.N juga diperdagangkan barang dari punker lainnya. Dalam hal memperoleh untung, K.N juga berbagi dengan punker lain, sehingga usaha yang ia miliki sudah merupakan milik komunitas. Universitas Sumatera Utara

3. J.O lk, 30 tahun

J.O merupakan punker yang berasal dari Kota Pekanbaru, J.O merupakan pria kelahiran Padang, Sumatera Barat. J.O memiliki Suku Batak. Pertama kali J.O masih berada di kelas dua Sekolah Menengah Pertama, tahun 1996 mengenal punk. Hingga saat ini ia sudah berusia 30 tahun masih bertahan menjalani hidup dijalanan. Semenjak tahun 2007 J.O sudah sering berkumpul dengan punker Simpang Aksara. Hal ini terjadi semenjak ia tamat kuliah. J.O tingkal di Jalan Gaharu, Medan. Saat di Kota Medan ia mempunyai band yang beraliran punk. Bersama K.N dan beberapa teman lainnya, memiliki band yang bernama Gedebac Gedebuc.

4. A.R lk, 25 tahun

A.R adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Pria berusia 25 tahun ini tinggal di Jalan Gaharu, Medan, sedangkan rumah orangtua A.R berada di Suka Ramai Medan. Dalam scene, A.R memiliki kegiatan lain, yaitu menawarkan jasa membuat tattoo, hal ini dilakukan A.R karena ia memang mempunyai keahlian dalam bidang seni gambar. Melalui keahliannya dalam melukis tubuh seseorang, A.R dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejak kelas 2 Sekolah Menengah Atas A.R sudah mulai mengenal punk dari musik yang ia ketahui dari teman sekolahnya, tahun 2001.

5. I.C lk, 29 tahun

I.C merupakan pria berusia 29 tahun. Sejak duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Atas I.C sudah mengenal musik punk, tahun 1999. I.C saat ini tinggal di komplek YPPIA, daerah jalan Dr.Mansyur Medan. Universitas Sumatera Utara Sejak tahun 2007 hingga tahun 2011 I.C sering berkumpul dengan para punker di Simpang Aksara Medan.Sejak tahun 2012 I.C tinggal membuat tempat berkumpul di jalan Dr.Mansyur, hal ini terjadi karena tempat berkumpul tersebut dekat dengan tempat tinggalnya dan telah banyak punker baru yang bertempat tinggal di sekitar scene tersebut. Dalam komunitas punk, I.C memiliki band yang bernama SPR atau Street Punk Rocker. Band ini telah ada sejak tahun 1997, namun sering terjadi pergantian personil dan pada tahun 2007 I.C menjadi salah satu personil band SPR. Selain menjadi personil band, Icoi juga bekerja sebagai pembuat tattoo dan airbrush di usahanya sendiri yang terletak di Rantau Prapat.

6. E.W lk, 25 tahun

E.W adalah pria yang berusia 25 tahun. E.W memiliki tempat tinggal di Kelurahan Tembung.Ia tinggal di kamar koss dengan salah satu punker lain, yaitu badai. E.W sudah mengenal tentang punk sejak ia berada di kelas 1 Sekolah Menengah Pertama, tahun 2000. E.W tertarik dan mulai bergabung dengan komunitas punk saat ia kelas 2 Sekolah Menengah Pertama, tahun 2001.E.W mulai sering berkumpul di komunitas punk scene Simpang Aksara sejak tahun 2007 hingga saat ini. Pada saat sebelumnya, E.W merupakan punker di Kota Pematang Siantar. E.W tertarik dengan punk disebabkan oleh lirik-lirik lagu pada musikpunk.

7. Y.N pr, 18 tahun

Y.N merupakan salah satu dari punker perempuan atau sering juga disebut dengan ladies punk. Y.N berusia 18 tahun dan masih kuliah Universitas Sumatera Utara jurusan kimia disalah satu universitas swasta di Kota Medan. Y.N tinggal di Suka Ramai, Medan. Y.N merupakan seorang anak yang berasal dari orangtua yang memiliki dua agama, yaitu memiliki ibu beragama kristiani dan seorang ayah beragama muslim. Saat ini Y.N beragama kristiani, sama seperti ibunya. Y.N mengenal punk sejak sekitar tiga tahun lalu, yaitu tahun 2010 hingga saat ini. Y.N memiliki tempat tinggal di belakang pasar Aksara Medan.Y.N merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara.

8. F.H pr, 20 tahun

F.H merupakan perempuan yang berasal dari Pematang Siantar. F.H telah tergabung dalam komunitas ini sejak tahun 2005 lalu, tepatnya saat ia berada di kelas dua Sekolah Menengah Pertama. Namun F.H bergabung dengan komunitas punk di Medan sejak tahun 2008. Ia tinggal di Jalan Gaharu Medan F.H merasa tertarik terhadap punk ketika ia pertama kali berkenalan dan mulai sering berkumpul dengan para punker lainnya di Siantar. Semenjak F.H bergabung dalam komunitas punk telah banyak pengalaman dan pelajaran yang ia dapatkan. F.H pernah melakukan perjalanan jauh tanpa menggunakan uang sedikitpun. Para punker beramai-ramai pergi menuju ke Bali dengan menumpang truk-truk, kereta api minyak dan berjalan kaki. Saat itu di Bali sedang diadakan acara musik punk besar sehingga punker dari berbagai kota lainnya ingin menghadiri acara tersebut. Universitas Sumatera Utara

9. R.D lk,22 tahun

R.D berusia 22 tahun,ia telah bergabung dalam komunitas punk di Simpang Aksara sejak tahun 2005. R.D tinggal di Jalan Pahlawan Medan, R.D merasa tertarik terhadap punk karena teman-teman dalam komunitas punk berbeda dan memiliki wawasan yang luas. Pada awalnya R.D hanya ikut-ikutan berkumpul dalam komunitas punk di Jalan Sutomo Medan dan berdandan ala punk. Sekitar tahun 2008 R.D bermain di scene Simpang Aksara, R.D menjelaskan tidak ada larangan untuk bergabung di scene manapun, sehingga sampai saat ini R.D menjadi bagian komunitas punk dalam scene Simpang Aksara.

4.3 Gambaran Solidaritas Sosial dalam Komunitas Punk Medan

Louis Wirth 1945 dalam Henslin 2006 mendefinisikan kelompok minoritas minority group sebagai orang-orang yang dipilih untuk diperlakukan tidak setara dan yang menganggap diri mereka sebagai objek diskriminasi kolektif. Komunitas punk merupakan kelompok minoritas dalam masyarakat. Adanya kelompok minoritas merupakan kelompok yang menciptakan suatu norma baru dalam masyarakat dominan. Pada kelompok minoritas terdapat ikatan sosial yang kuat, dalam hal ini pada komunitas punk memiliki suatu ikatan kesetiakawanan yaitu solidaritas sosial. Menurut Emile Durkheim, solidaritas sosial adalah derajat di mana anggota suatu kelompok dipersatukan oleh nilai yang dimiliki bersama dan ikeatan sosial lain Henslin, 2006: 102. Pada komunitas punk solidaritas sosial yang terbentuk adalah solidaritas mekanik. Solidaritas mekanik terbentuk Universitas Sumatera Utara berdasarkan oleh adanya individualitas rendah, keterlibatan komunitas dalam menghukum anggota yang menyimpang, konsensus terhadap pola-pola normatif penting, pembagian kerja yang rendah, kesadaran kolektif yang kuat dan memiliki hukum represif. Di dalam solidaritas mekanik ditemukan adanya rasa sepenanggungan, saling memerlukan dan rasa seperasaan, seperti yang dijelaskan sebagai berikut: a. Sepenanggungan Sepenanggungan dapat diartikan bahwa setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri yang memungkinkan peranannya tadi dapat dijalankan sehingga ia mempunyai kedudukan yang pasti Santosa, 2009:84. Pada suatu komunitas terdapat rasa sepenanggungan. Sepenanggungan dapat diartikan sebagai rasa memiliki pada individu di dalam komunitas atau masyarakat tersebut. Individu merasa memiliki peran dalam mempertahankan solidaritas dalam komunitas atau masyarakat. Hal ini diutarakan oleh informan, T.L lk, 28 tahun sebagai berikut: “Kita sama komunitas ini memang udah cinta, kalau udah cinta pasti kasih yang terbaik. Aku nggak masalah rumah tempat tinggal aku dipakai untuk basecamp gini. Maklum lah, kan kawan-kawan banyak juga yang nggak punya tempat tetap. Kebetulan aku udah punya rumah tetap, ya nggak masalah digunakan untuk tempat ketemu atau ngumpul- ngumpul” Hal lain diutarakan oleh informan, A.R lk, 25 tahun sebagai berikut: “...membantu kawan-kawannya yang dijalan untuk maju, yang tadi nggak bisa gini jadi bisa. Cari skill, itulah kalo sekarang orang cari skill di punk, maen musik” Universitas Sumatera Utara Selain itu hal lain diungkapkan oleh informan, K.N lk, 27 tahun sebagai berikut: “Kalau kami semua punk di tiap scene di Medan, misalnya kalau ada anak punk yang sakit nanti semua patungan bantuin yang sakit itu” Hal yang sama diungkapkan oleh informan, F.H pr, 20 tahun sebagai berikut: “Di sini juga saling peduli. Kalau ada kawan yang sakit, udah nggak ada orangtuanya, kita kolektivan untuk bayar rumah sakitnya” Hal lain juga diutarakan oleh informan, R.D lk, 22 tahun sebagai berikut: “Komunitas ini persaudaraannya kuat, misalnya ada yang udah punya usaha sendiri, kawan punk lain dikasih kerjaan sama dia. Biar sama-sama bisa menikmati” b. Saling memerlukan Saling memerlukan adalah anggota merasakan dirinya tergantung pada komunitasnya dalam hal kebutuhan dan kebutuhan psikologisnya, seperti mencari perlindungan apabila dalam ketakutan dan sebagainya Santosa,2009:84. Setiap individu yang ada dalam komunitas memiliki interaksi yang kuat. Hal ini dapat menciptakan adanya rasa saling memerlukan. Di dalam komunitas, setiap individu memiliki pemikiran dan kebutuhan yang sama sehingga membuat setiap individu saling berkaitan. Hal ini diungkapan oleh informan, K.N lk, 28 tahun sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara “...Kalau ada yang di Medan ada butuh apa-apa, punk yang di kota lain pasti peduli. Mereka kasih support sama kita, gitu juga sebaliknya” Hal yang sama diutarakan oleh informan, E.W lk, 25 tahun sebagai berikut: “...Punk yang di luar negeri selalu ngasih support sama punk-punk yang ada di sini” Hal lain diutarakan oleh informan, J.O lk, 30 tahun sebagai berikut: “Dalam membuat album aja kami saling butuh. Ada kawan- kawan yang udah punya studio nanti bisa dipakai” Hal lain diutarakan oleh informan, F.H pr, 20 tahun sebagai berikut: “Kawan-kawan punk udah kayak keluarga. Dulu aku pernah ketangkap, aku langsung nelpon kawan-kawan ya terus dikeluarin” c. Rasa seperasaan Seperasaan adalah perasaan yang membawa akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang atau anggota komunitas sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai kelompok kami, perasaan kami, dan sebagainya Santosa, 2009:84. Di dalam komunitas, setiap individu memiliki rasa seperasaan yang sama. Hal ini dapat membentuk adanya rasa kolektif. Individu merasa bahwa individu lain dalam komunitas merupakan bagian dari dirinya. Rasa seperasaan akan membuat setiap individu merasa nyaman dan senang berada dalam kelompok tersebut. Hal ini diungkapkan oleh informan saya, J.O lk, 29 tahun sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara “Kalau punk di kota lain ada masalah, nanti kami pasti buat aksi solidaritas. Misalnya masalah punk di Aceh kemarin” Hal yang sama diungkapkan oleh informan, R.D lk, 22 tahun sebagai berikut: “Sesama punk saling support, waktu maslah di Aceh kemarin punker-punker dari luar negeri banyak yang datang ke sini mau tau gimana yang di Aceh” Hal lain juga diungkapkan oleh informan, T.L lk, 28 tahun sebagai berikut: “Kita semua saling men-support lah, misalnya aja musik. Kegiatan-kegiatan kita kan jalur bawah tanah, jadi cara penyebarannya dengan cara saling mendukung antara punk sini dengan punk sana” Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa solidaritas sosial dalam komunitas punk didasari oleh rasa sepenanggungan, saling memerlukan dan seperasaan. Dalam hal ini para punker mengidentifikasi dirinya sebagai anggota komunitas. Ketiga hal tersebut menciptakan kenyamanan dan rasa terlindungi dalam komunitasnya sehingga menciptakan hubungan yang lebih dekat antara punk pada satu kota sampai punk berlainan berlainan negara yang memiliki jarak tempat yang jauh.

4.4 Bentuk Implementasi Solidaritas Sosial dalam Komunitas Punk

4.4.1 Individualitas Rendah

Di dalam komunitas akan ditemukan kekompakan di antara anggota komunitas, kekompakan komunitas adalah inti kebersamaan yang Universitas Sumatera Utara menggambarkan ketertarikan anggota komunitas terhadap komunitasnya. Kekompakan yang terbentuk menjadi sebuah sebuah solidaritas sosial. Hal ini merupakan suatu solidaritas yang tergantung pada individu-individu yang memiliki sifat-sifat sama dan menganut kepercayaan dan pola normatif sama pula. Oleh karena itu, individualitas tidak berkembang, individualitas itu terus menerus dilumpuhkan akibat tekanan untuk konformitas yang besar sekali. Seperti yang diungkapkan oleh informan, T.L lk, 28 tahun sebagai berikut: “Kita semua saling men-support lah, misalnya aja musik. Kegiatan-kegiatan kita kan jalur bawah tanah, jadi cara penyebarannya dengan cara saling mendukung antara punk sini dengan punk sana” Hal yang sama juga diutarakan oleh informan, R.D lk, 22 tahun sebagai berikut: “Komunitas ini persaudaraannya kuat, misalnya ada yang udah punya usaha sendiri, kawan punk lain dikasih kerjaan sama dia. Biar sama-sama bisa menikmati” Selain itu diungkapkan oleh informan, K.N lk, 27 tahun sebagai berikut: “Kalau kami semua punk di tiap scene di Medan, misalnya kalau ada anak punk yang sakit nanti semua patungan bantuin yang sakit itu” Individualitas yang rendah dalam komunitas punk membangun suatu kesaamaan. Pada umumnya struktur dalam suatu komunitas akan menentukan peran individu di dalamnya. Di dalam komunitas punk tidak memiliki struktur atau posisi yang membedakan antara punker yang satu dengan punker Universitas Sumatera Utara lainnya. Hal ini memiliki tujuan untuk menghilangkan adanya kesenjangan di antara individu yang ada di dalam. Hal ini diungkapkan oleh informan, A.R lk, 25 tahun sebagai berikut: “Nggak ada perbedaan, saling menghargai” Hal yang sama diungkapkan oleh informan, E.W lk, 25 tahun sebagai berikut: “Hubungan punk yang lama sama punk yang baru saling menghargai..Kita saling menghargai semua” Sejalan dengan yang diungkapkan oleh informan, J.O lk, 30 tahun sebagai berikut: “Kalau di sini ke arah misinya punk, menghancurkan segala bentuk yang membuat perbedaan. Kita di sini semua sama, enggak ada yang menindas dan ditindas” Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh informan, K.N lk, 27 tahun sebagai berikut: “Kalau di punk nggak ada yang paling jago nggak ada yang paling hebat semuanya setara cuma Tuhan yang gitu, ilmu padi yang diajarkan. Karena itu bisa buat rasisme, perbedaan, kelas perang kelas” Sejalan dengan yang diutarakan oleh informan, A.R lk, 25 tahun sebagai berikut: “Beda lah, kalo di tempat lain ada yang mengetuai ada yang diketuai kalo disini dituai karena memang umur ya kan. Universitas Sumatera Utara Demikian juga yang diungkapkan oleh informan, T.L lk, 28 tahun sebagai berikut: “Sebenarnya bukannya kurang suka atau apa, tapi dikawan- kawan se punk itu nggak ada yang namanya senior yang namanya junior itu. Ya memang walaupun dalam pengaplikasiannya ada juga yang sok senior gitu. Ya ini kan sebenarnya masalah proses dalam mengenal punk itu sendiri, siapa duluan dan siapa belakangan” Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam komunitas punk terdapat individualitas yang rendah. Individualitas yang rendah membentuk suatu kesamaan, di mana setiap punker memiliki posisi yang sama dalam komunitas punk tersebut. Hal ini menyebutkan bahwa di dalam komunitas punk tidak terdapat seorang ketua atau pemimpin yang biasa ada dalam komunitas.

4.4.2 Keterlibatan Komunitas dalam Menghukum Anggota Menyimpang

Dokumen yang terkait

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 1 14

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 23

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 16

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 7

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 3

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 4 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komunitas - Solidaritas Sosial Dalam Komunitas Punk Dengan Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk Simpang Aksara Medan

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Solidaritas Sosial Dalam Komunitas Punk Dengan Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk Simpang Aksara Medan

0 0 8