Netralisasi Minyak Kelapa Sawit Analisa Karoten

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Netralisasi Minyak Kelapa Sawit

3.1.1 Alat Erlemeyer 250 ml, pipet tetes, buret, neraca analitik, sendok, magnetic stirer, hotplate, statif dan klem. 3.1.2 Bahan Minyak nabati, fenolftalein, basa NaOH Na 2 CO 3 , Hexane, etanol lichrosolv. 3.1.3 Prosedur 3.1.3.1 Pengujian Kadar ALB Sebelum dan Sesudah Netralisasi Menurut Naibaho 1992, prosedur pengujian kadar asam lemak bebas : ditimbang sampel sebanyak± 1 g, tambahkan 50 ml etanol lichrosolv, tambahkan 2-3 tetes fenolftalein, titrasi dengan KOH sampai berwarna orange.Dapat dihitung dengan rumus berikut ini : ALB = volume titrasi × N KOH × 1 10 BM Asam Palmitat beratsampel g × 100 3.1.3.2 Proses Netralisasi Untuk melakukan proses netralisasi, perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian kadar asamlemak bebas dari minyak kelapa sawit sebelum dinetralisasi dan sesudah dinetralisasi, untuk menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit. Menurut Naibaho 1992, prosedur netralisasi : ditimbang ± 100 g sampel di dalam erlemeyer, masukkan stirrer, letakkan diatas hot plate homogenkan pada kecepatan 100 rpm, tambahkan NaOH. Ditunggu selama 30 menit. Disiapkan erlemeyer kosong yang sudah ditimbang terlebih dahulu dan dicatat beratnya digunakan untuktempat menyaring fraksi cair. Disaring kemudian ditimbang fraksi cair dan fraksi padat. Banyaknya jumlah NaOH yang ditambahlan ke dalam ± 100 g sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : ml NaOH = ALB 100 x Berat Sampel Dilakukan prosedur yang sama menggunakan Na 2 CO 3 dengan berat sampel ± 20 g. 3.1.3.3 Penimbangan Fraksi Padat dan Fraksi Cair 3.1.3.3.1 Fraksi Padat Saringan yang didalamnya terdapat fraksi padat dibersihkan dari saringannya, lalu fraksi padat tersebut ditimbang dengan menggunakan neraca analitik.Dicatat beratnya Naibaho, 1992. 3.1.3.3.2 Fraksi Cair Menurut Naibaho 1992, erlenmeyer yang berisi fraksi cair ditimbang dan dicatat beratnya. Berat fraksi padat = Berat Erlenmeyer yang berisi fraksi cair – Berat Erlenmeyer kosong.

3.2 Analisa Karoten

3.2.1 Alat Labu tentukur 10 ml, pipit mikro, beaker glass, neraca analitis, dan spektrofotometer. 3.2.2 Bahan Fraksi cair dan n-heksan. 3.2.3 Prosedur Menurut Naibaho 1992, untuk melakukan analisa karoten ditimbang±0,025 g sampel sebelum dan setelah penambahan basa di dalam labu tentukur 10 ml, addkan sampai batas tanda dengan n-hexan. Dianalisa dengan alat spektrofotometer UV. Kadar karoten dapat dihitung dengan : Kadar Karoten = V ml labu ukur ×A x 383 W ×100 Keterangan : V = Volume karoten yang telah diencerkan A = Absorbansi 383 = BM Karoten dalam lemak W = Berat sampel yang ditimbang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Netralisasi Minyak Kelapa Sawit