1
Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan
Menggunakan Media Film Animasi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Studi sastra adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni Wellek, 1989: 3. Studi sastra merupakan`
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Studi sastra yang dilakukan dalam pembelajaran tentunya
menghasilkan produk yang biasa disebut dengan karya sastra. Terdapat berbagai macam karya sastra yang wajib dikenal oleh siswa sebagai pelajar
Indonesia, salah satunya yaitu cerita pendek cerpen. Cerpen sebagai sebuah karya sastra yang terikat oleh aturan-aturan tertentu sebenarnya diharapkan
agar dapat mengasah daya imajinasi dan kreatifitas siswa. Selain itu cerpen juga diharapkan menjadi suatu hiburan yang menyenangkan dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dewasa ini, sudah banyak sekali hal penunjang yang membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menarik dan tentunya mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK. Media pembelajaran berbasis
teknologi mutahir sebenarnya membuat guru dan siswa mengalami proses pembelajaran yang lebih kekinian, juga lebih mudah untuk diaplikasikan.
Media pembelajaran juga memiliki peran penting agar terciptanya pembelajaran yang menarik dan dapat menimbulkan kreatifitas serta daya
imajinasi siswa. Untuk mengetahui proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
di sekolah, peneliti melakukan observasi awal atau studi pendahuluan ke SMP Negeri 5 Bandung. SMP Negeri 5 Bandung adalah salah satu SMP favorit
yang ada di Kota Bandung. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh
Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan
Menggunakan Media Film Animasi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
gambaran tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran menulis cerpen.
Menurut Erni Kustiani, S.Pd. M. M. selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 5 Bandung, pembelajaran menulis cerpen di sekolah
kurang maksimal karena motivasi siswa untuk menulis sangat rendah. Banyak siswa beranggapan bahwa menulis adalah kegiatan yang sulit dan
membosankan. Padahal pembelajaran menulis khususnya menulis cerpen adalah sesuatu yang mudah dan menyenangkan, karena siswa dapat dengan
leluasa menuangkan ide dan gagasannya melalui kata-kata. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelas VII-A SMP Negeri
5 Bandung juga memperlihatkan hasil bahwa cerita pendek sebagai karya sastra yang menarik justru dikemas dengan pembelajaran yang membosankan
dan kurang variatif. Hasil angket dan wawancara menunjukkan banyak siswa yang memiliki motivasi belajar rendah karena bosan dengan teknik
pembelajaran yang itu-itu saja. Siswa dengan motivasi menulis cerpen yang tinggi justru merasa kurang dibimbing untuk menghasilkan karya yang bagus.
Hal itulah yang membuat pembelajaran menulis, menjadi salah satu hal yang kurang diminati oleh siswa.
Kurangnya variasi metode pembelajaran menulis juga tentu berimbas pada karya yang dihasilkan siswa. Karya yang dihasilkan dari pembelajaran
yang membosankan tentu tidak akan bisa mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, teknik pembelajaran yang membosankan akan membuat daya
imajinasi dan kreatifitas siswa menjadi tersekat. Berdasarkan paparan di atas dan atas dasar kebutuhan yang
diungkapkan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII-A di SMP Negeri 5 Bandung, maka peneliti memutuskan untuk menerapkan suatu
teknik pembelajaran yang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menulis cerpen. Salah satu teknik yang dianggap ampuh adalah
Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan
Menggunakan Media Film Animasi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
teknik transformasi. Melalui teknik ini, siswa akan dengan mudah menemukan ide untuk menulis sebuah cerpen.
Untuk membuat teknik pembelajaran ini lebih diterima dengan antusias oleh siswa, maka dibutuhkan media pembelajaran yang kreatif.
Sesuai dengan perkembangan usia siswa-siswi kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung yang masih kekanakan dan gemar menonton film kartun atau biasa
disebit dengan film animasi, maka peneliti akan menggunakan media film animasi dalam proses pembelajaran. Film animasi ini dipilih untuk
merangsang kreatifitas siswa dalam menulis sebuah cerpen. Melalui film animasi, siswa diharapkan lebih mudah untuk menemukan ide dan inspirasi
dalam menulis cerita. Hal ini juga disetujui oleh Erni Kustiani, S.Pd. M. M.. Beliau
mengatakan bahwa siswa-siswinya membutuhkan media pembelajaran yang membantu dalam merangsang ide dan kreatifitas mereka untuk menulis
cerpen. Media film animasi dan teknik transformasi ini merupakan perpaduan
yang akan sangat mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga hasil yang diharapkan yaitu meningkatnya kemampuan menulis
cerita pendek siswa dapat tercapai dengan maksimal. Penelitian sejenis telah banyak dilakukan, misalnya Keefektifan Media
Trailer Film dalam Pembelajaran Menulis Cerpen oleh Dadi Suryadi 2007. Penelitian ini menjelaskan bagaimana sebuah trailer film dapat membantu
siswa dalam menulis cerita pendek dengan cukup baik. Penelitian lain yang sudah pernah dilakukan adalah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis
Cerpen melalui Teknik Transformasi Film terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 20092010 oleh Yogas Novia Alamsyah 2010. Hasil
dari penelitian yang dilakukan Yogas menjelaskan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan.
Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan
Menggunakan Media Film Animasi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Walaupun sama-sama menggunakan media film dan teknik transformasi, film yang akan digunakan dalam penelitian ini berbeda. Film
yang akan ditayangkan berupa film animasi. Dengan media film animasi ini, peneliti berharap ada kelebihan yang akan ditunjukkan karena ditinjau dari
segi durasi yang tidak terlalu lama dan jenis film yang sangat digemari oleh anak seusia SMP sehingga tidak akan membuat siswa kelas VII-A di SMP
Negeri 5 Bandung cepat bosan.
B. Identifikasi Masalah