UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM ANIMASI : Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

FILM ANIMASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat menempuh ujian sidang sarjana kependidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes 1002590

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Tahun Ajaran 2013/2014)

oleh

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM ANIMASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes 1002590

disetujui oleh:

Pembimbing I,

Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd. NIP 196012161986032001

Pembimbing II,

Halimah, M.Pd. NIP 198104252005012003

diketahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

vii

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Cara Pemecahan Masalah ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN, TEKNIK TRANSFORMASI, DAN MEDIA FILM ANIMASI A. Pembelajaran Menulis Cerpen ... 8


(5)

viii

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

C. Media Film Animasi ... 18

D. Anggapan Dasar ... 20

E. Hipotesis Tindakan... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 21

B. Prosedur Penelitian... 23

C. Indikator Keberhasilan ... 26

D. Definisi Oprasional ... 28

E. Instrumen Penelitian... 29

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Subjek Penelitian ... 48

2. Deskripsi dan Hasil Tindakan Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 51

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 54

c. Pengamatan ... 59

d. Refleksi ... 86

3. Deskripsi dan Hasil Tindakan Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 89

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 92

c. Pengamatan ... 99

d. Refleksi ... 123

B. Pembahasan 1. Perencanaan Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi dengan Menggunakan Media Film Animasi ... 125


(6)

ix

Transformasi dengan Menggunakan Media Film Animasi ... 131

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 145

B. Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 149

LAMPIRAN ... 151 RIWAYAT HIDUP


(7)

ii

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

FILM ANIMASI

(Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes 1002590

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan yang menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung masih rendah. Hal tersebut juga dipicu oleh motivasi siswa yan sangat rendah dalam menulis cerpen. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, didapatkan hasil bahwa sebanyak 90,6% siswa menyatakan bahwa kegiatan menulis cerpen adalah kegiatan yang sangat sulit dilakukan, dan sekitar 78,1% siswa menyatakan membutuhkan alat bantu khusus untuk membuat mereka lebih mudah dalam menulis cerita pendek. Penerapan teknik transformasi dengan media film animasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa yang ditunjukkan lewat hasil projek dan aktivitas mereka dalam pembelajaran menulis cerpen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan menggunakan media film animasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha mengkaji dan merefleksi suatu teknik pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran dalam kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, angket, catatan lapangan, jurnal siswa, dokumentasi foto dan projek menulis cerpen. Adapun prosedur penelitiannya terdiri atas empat tahap yaitu 1) perencanaan penelitian tindakan kelas; 2) pelaksanaan penelitian tindakan kelas; 3) pengamatan tindakan; dan 4) refleksi tindakan yang terdiri atas dua siklus.

Hasil pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan menggunakan media film animasi terbilang cukup baik. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, rata-rata menulis cerpen siswa adalah 71,5. Secara lebih rinci, satu orang siswa mendapat nilai A, tiga orang mendapat A-, empat orang B+, sebelas orang atau sekitar 40,7% dari 27 orang siswa termasuk ke dalam kategori predikat nilai B, enam orang masuk ke dalam predikat B- dan dua orang mendapat nilai C+. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, rata-rata kelas meningkat menjadi 87,2 dengan tujuh orang mendapat nilai A, tiga belas orang atau sekitar 44,4% siswa termasuk ke dalam kategori predikat nilai A-, tiga orang siswa masuk ke dalam predikat B+, empat orang


(8)

ii

(A Classroom Action Research in Class VII-A SMP Negeri 5 Bandung Academic Year 2013/2014)

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes 1002590

ABSTRACT

This study was conducted because there was a fact that showed the students’ ability in class VII A SMP Negeri 5 Bandung in writing a short story was still low.

That case was also triggered by the students’ motivation that was still low in writing a

short story. Based on the previous study, it was found that there were 90,6% of students stated that writing a short story was difficult activities, and around 78,1% of students stated that they needed special tools to make them easy in writing a short story. The application of transformation technique by using animation film media is

expected to be able to improve the students’ ability in writing a short story which is

shown through the result of their projects and activities in learning writing a short story. This study was implemented in order to know the plan, the implementation, and learning outcomes of writing a short story through transformation technique by using animation film media. The research method used in this study was Classroom Action Research which tried to review and reflect a learning technique with the aim of improving the process and learning outcomes in the class. The subject of this study was the students class VII A SMP Negeri 5 Bandung. The data of this study were

obtained from the result of interview, questionnaires, fieldnotes, students’ journals,

photo documents, and project of writing a short story. As for the research procedures consisted of four steps, there were: (1) planning a classroom action research, (2) implementing a classroom action research, (3) observing a classroom action research, and (4) reflecting actions that consisted of two cycles. The learning outcomes of writing a short story through transformation technique by using animation film media was quite good. In implementation of cycle I, the average score of students in writing a short story was 71,5. In more detail, one student got an A, three students got A-, four students got B+, 11 students (40,7% ) out of 27 students were included into the category of predicate B, six students were included into predicate B-, and two students got C+. In implementation of cycle II, the average score of students increased into 87,2 with seven students got an A, thirteen students (44,4%) were included into the category of predicate A, three students were included into predicate


(9)

ii

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B+, four students got B, and there was no more students who got score below KKM and got B- and C+.


(10)

A. Latar Belakang Masalah

Studi sastra adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek, 1989: 3). Studi sastra merupakan` bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Studi sastra yang dilakukan dalam pembelajaran tentunya menghasilkan produk yang biasa disebut dengan karya sastra. Terdapat berbagai macam karya sastra yang wajib dikenal oleh siswa sebagai pelajar Indonesia, salah satunya yaitu cerita pendek (cerpen). Cerpen sebagai sebuah karya sastra yang terikat oleh aturan-aturan tertentu sebenarnya diharapkan agar dapat mengasah daya imajinasi dan kreatifitas siswa. Selain itu cerpen juga diharapkan menjadi suatu hiburan yang menyenangkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dewasa ini, sudah banyak sekali hal penunjang yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan tentunya mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Media pembelajaran berbasis teknologi mutahir sebenarnya membuat guru dan siswa mengalami proses pembelajaran yang lebih kekinian, juga lebih mudah untuk diaplikasikan. Media pembelajaran juga memiliki peran penting agar terciptanya pembelajaran yang menarik dan dapat menimbulkan kreatifitas serta daya imajinasi siswa.

Untuk mengetahui proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah, peneliti melakukan observasi awal atau studi pendahuluan ke SMP Negeri 5 Bandung. SMP Negeri 5 Bandung adalah salah satu SMP favorit yang ada di Kota Bandung. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh


(11)

2

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

gambaran tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran menulis cerpen.

Menurut Erni Kustiani, S.Pd. M. M. selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 5 Bandung, pembelajaran menulis cerpen di sekolah kurang maksimal karena motivasi siswa untuk menulis sangat rendah. Banyak siswa beranggapan bahwa menulis adalah kegiatan yang sulit dan membosankan. Padahal pembelajaran menulis khususnya menulis cerpen adalah sesuatu yang mudah dan menyenangkan, karena siswa dapat dengan leluasa menuangkan ide dan gagasannya melalui kata-kata.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung juga memperlihatkan hasil bahwa cerita pendek sebagai karya sastra yang menarik justru dikemas dengan pembelajaran yang membosankan dan kurang variatif. Hasil angket dan wawancara menunjukkan banyak siswa yang memiliki motivasi belajar rendah karena bosan dengan teknik pembelajaran yang itu-itu saja. Siswa dengan motivasi menulis cerpen yang tinggi justru merasa kurang dibimbing untuk menghasilkan karya yang bagus. Hal itulah yang membuat pembelajaran menulis, menjadi salah satu hal yang kurang diminati oleh siswa.

Kurangnya variasi metode pembelajaran menulis juga tentu berimbas pada karya yang dihasilkan siswa. Karya yang dihasilkan dari pembelajaran yang membosankan tentu tidak akan bisa mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, teknik pembelajaran yang membosankan akan membuat daya imajinasi dan kreatifitas siswa menjadi tersekat.

Berdasarkan paparan di atas dan atas dasar kebutuhan yang diungkapkan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII-A di SMP Negeri 5 Bandung, maka peneliti memutuskan untuk menerapkan suatu teknik pembelajaran yang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menulis cerpen. Salah satu teknik yang dianggap ampuh adalah


(12)

teknik transformasi. Melalui teknik ini, siswa akan dengan mudah menemukan ide untuk menulis sebuah cerpen.

Untuk membuat teknik pembelajaran ini lebih diterima dengan antusias oleh siswa, maka dibutuhkan media pembelajaran yang kreatif. Sesuai dengan perkembangan usia siswa-siswi kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung yang masih kekanakan dan gemar menonton film kartun atau biasa disebit dengan film animasi, maka peneliti akan menggunakan media film animasi dalam proses pembelajaran. Film animasi ini dipilih untuk merangsang kreatifitas siswa dalam menulis sebuah cerpen. Melalui film animasi, siswa diharapkan lebih mudah untuk menemukan ide dan inspirasi dalam menulis cerita.

Hal ini juga disetujui oleh Erni Kustiani, S.Pd. M. M.. Beliau mengatakan bahwa siswa-siswinya membutuhkan media pembelajaran yang membantu dalam merangsang ide dan kreatifitas mereka untuk menulis cerpen.

Media film animasi dan teknik transformasi ini merupakan perpaduan yang akan sangat mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga hasil yang diharapkan yaitu meningkatnya kemampuan menulis cerita pendek siswa dapat tercapai dengan maksimal.

Penelitian sejenis telah banyak dilakukan, misalnya Keefektifan Media Trailer Film dalam Pembelajaran Menulis Cerpen oleh Dadi Suryadi (2007). Penelitian ini menjelaskan bagaimana sebuah trailer film dapat membantu siswa dalam menulis cerita pendek dengan cukup baik. Penelitian lain yang sudah pernah dilakukan adalah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen melalui Teknik Transformasi Film terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 oleh Yogas Novia Alamsyah (2010). Hasil dari penelitian yang dilakukan Yogas menjelaskan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan.


(13)

4

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Walaupun sama-sama menggunakan media film dan teknik transformasi, film yang akan digunakan dalam penelitian ini berbeda. Film yang akan ditayangkan berupa film animasi. Dengan media film animasi ini, peneliti berharap ada kelebihan yang akan ditunjukkan karena ditinjau dari segi durasi yang tidak terlalu lama dan jenis film yang sangat digemari oleh anak seusia SMP sehingga tidak akan membuat siswa kelas VII-A di SMP Negeri 5 Bandung cepat bosan.

B. Identifikasi Masalah

Bersadarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis cerita pendek dianggap membosankan bagi siswa dan guru karena pembelajarannya tidak bervariasi.

2. Pembelajaran menulis cerita pendek hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kreatifitas dan partisipasi siswa dalam menulis cerita pendek.

3. Pengajar hendaknya mengupayakan pengembangan kreatifitas siswa di dalam kelas dengan penggunaan media yang sesuai.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti membatasi penelitian ini pada: peningkatan kemampuan menulis cerita pendek melalui teknik transformasi dengan menggunakan media film animasi pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung.


(14)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung?

2. Bagaimana proses kegiatan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung?

3. Bagaimana hasil pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung berhasil?

E. Cara Pemecahan Masalah

Masalah pembelajaran menulis cerpen yang membosankan karena penggunaan teknik dan media pembelajaran yang kurang variatif bias diatasi dengan menggunakan teknik transformasi dengan didukung oleh media film animasi. Penerapan teknik dengan bantuan media film animasi ini diharapkan bisa memudahkan siswa mendapat inspirasi atau ide untuk menulis cerpen dengan rangsangan dari cerita yang disajikan dalam film animasi kemudian siswa mengalihwahanakannya dalam versi lain yang sesuai dengan keinginannya dalam bentuk tulisan.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan:

1. Perencanaan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung.


(15)

6

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Proses kegiatan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung.

3. Hasil pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung berhasil atau tidak.

G. Manfaat Penelitian

1. Jika penelitian ini tercapai maka manfaat secara teoritis adalah terciptanya suatu alternatif metode pembelajaran menyenangkan untuk menulis cerita pendek pada siswa kelas VII.

2. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis bagi siswa, guru, peneliti dan pembaca.

a. Bagi Siswa

Dengan diterapkannya teknik transformasi dengan media film animasi, siswa akan belajar menulis cerita pendek dengan lebih menyenangkan, ditunjang oleh daya imajinasi yang terbangun dan juga kreatifitas yang tetap terasah.

b. Bagi Guru

Dengan terbuktinya penelitian ini maka diharapkan guru akan lebih mudah untuk mengajarkan keterampilan menulis cerita pendek kepada siswa dan untuk memperkaya sumber belajar berupa media pembelajaran yang inovatif.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai suatu teknik dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Selain itu dengan diadakannya


(16)

penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata untuk praktik melakukan kegiatan pembelajaran di kelas.

d. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca mengenai metode dan media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek.


(17)

21 Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah SMPN 5 Bandung. Lokasi ini dipilih karena peneliti mengajar sebagai guru PLP di sekolah tersebut. SMPN 5 Bandung termasuk dalam jajaran sekolah favorit di Kota Bandung. Fasilitas sekolah yang lengkap, lingkungan sekolah yang asri dan siswa-siswi yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar membuat proses belajar mengajar sangat kondusif.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMPN 5 Bandung sejumlah 31 siswa. Berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran yang mengajar sebelumnya, peneliti memutuskan kelas VII-S perlu diberi tindakan lebih sehingga nantinya mereka akan mampu mencapai kriteria ketuntasan dalam kompetensi menulis cerpen. Adapun data siswa kelas VII-A adalah sebagai berikut.


(18)

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas VII-A

No. Nama

1. Agi Muhammad R. 2. Al Haidar Rakha Z. P. 3. Aliva Tsabitah

4. Chairunisa Hasna A. 5. Chika Khaerani M. 6. Deandra Atya M. 7. Desi Ramdania K. 8. Fannissa Rizkia H. R. 9. Fauzia Ayu Lestari 10. Ilham Izdihar A. Z. 11. Kayla Rayyan D. 12. Luki Arrisi

13. Moch. Rafi Surya S. 14. M. Fikri Raihan 15. M. Radithya W. 16. M. Rayhan A. 17. Nadya Meisya P. 18. Petty Wiken S. 19. Qariba Zaki S.

20. Radiv Mohammed D. 21. Reggina Salsabila P.G 22. Rizky Amalia K. 23. Salsabilla Zahra K. F.


(19)

23

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

24. Tarissa Desyawilona 25. Zeina Salimahumair 26. Salman Faridy F. 27. Aris Putra M.

28. M. Anargya Taffarel 29. Salmaa Pratiwi Abe 30. Saffanah Zahira H.

B. Prosedur Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Penggunaan suatu metode dan teknik penelitian akan menentukan keberhasilan suatu kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, dalam penelitian diperlukan suatu metode yang cocok dengan masalah yang diteliti, sehingga diharapkan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti memilih metode ini didasari oleh keinginan peneliti untuk mengadakan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis pantun. Kegiatan pelaksanaan metode pembelajaran ini dilakukan dalam beberapa siklus sesuai dengan karakteristik PTK hingga didapatkan data yang valid dan jenuh. Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sesusai dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2012:16) yaitu terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) peremcanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) refleksi.


(20)

Diagram 3.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2012:16)


(21)

25

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Rincian Prosedur Penelitian

a. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui permasalahan penting dalam pembelajaran menulis cerpen. Hasil dari observasi awal ini digunakan peneliti sebagai acuan dalam menyusun rencana tindakan. Peneliti melakukan beberapa kegiatan dalam pengamatan ini, diantaranya yaitu: 1) wawancara pada siswa dan guru mata pelajaran yang bersangkutan, dan 2) penyebaran angket untuk mengatahui minat, motivasi dan kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen.

b. Perencanaan Tindakan

Persiapan atau perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan setelah observasil awal dengan menyusun rencana tindakan yang sesuai untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa. Adapun tahap-tahap yang dilalui penulis dalam mempersiapkan tindakan yaitu:

1) mengidentifikasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah; 2) menentukan waktu penelitian;

3) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan metode yang dipilih;

4) membuat instrumen penelitian.

c. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti.

d. Pengamatan Siklus

Adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan beberapa observer pada setiap siklus untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observer harus mencatat semua hal yang terjadi dalam lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.


(22)

e. Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut bahan ajar, teknik pembelajaran, media, aktivitas guru dan siswa, kondisi kelas dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen.

2) Penyusunan komponen pembelajaran.

3) Mendeskripsikan pembelajaran untuk setiap siklusnya.

4) Menilai dan melihat kemajuan hasil menulis cerpen siswa setiap siklusnya. 5) Mengevaluasi setiap pembelajaran yang telah berlangsung untuk perbaikan

pembelajaran berikutnya.

Pada intinya tahap relfeksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.

C. Indikator Keberhasilan

Fungsi dibuatnya indikator keberhasilan adalah untuk mengetahui apakah sebuat penelitian tindakan berhasil mencapai tujuannya atau tidak. Dengan indikator ini, seorang peneliti dapat mengukur ketepatan tindakan yang ia terapkan. Indikator keberhasilan ini meliputi masalah-masalah dalam pembelajaran yang dialami siswa.


(23)

27

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Indikator Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi dengan Menggunakan Media

Film Animasi

Aspek Target

Capaian

Cara Mengukur

Motivasi siswa dalam belajar

80% Diamati saat proses pembelajaran berlangsung, melalui lembar observasi siswa yang diisi oleh observer. Dihitung dari jumlah siswa yang semangat dan termotivasi untuk belajar per jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

Perhatian siswa pada media pembelajaran

80% Diamati saat proses pembelajaran berlangsung, melalui lembar observasi siswa yang diisi oleh observer. Dihitung dari jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan serta mengamati media pembelajaran dengan serius per jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

Keaktifan siswa dalam

bertanya dan

mengemukakan pendapat

60% Diamati saat proses pembelajaran berlangsung, melalui lembar observasi siswa yang diisi oleh observer. Dihitung dari jumlah siswa yang aktif bertanya,


(24)

menjawab dan mengemukakan pendapat per jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

Pengerjaan tugas yang diberikan

100% Diamati saat proses pembelajaran berlangsung, melalui lembar observasi siswa yang diisi oleh observer. Dihitung dari jumlah siswa yang mampu mengerjakan tugas dengan baik per jumlah seluruh siswa dikalikan 100% Ketuntasan hasil belajar 95% Dihitung dari nilai rata-rata tes

menulis cerpen. Siswa yang memperoleh nilai Sangat Baik (A) dan baik (B) dinyatakan lulus. Dirumuskan oleh peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Besarnya presentase pencapaian ditentukan sendiri oleh peneliti berdasarkan pengamatan di kelas dan diskusi dengan guru mata pelajaran. Jika setiap aspek dalam indikator keberhasilan itu tercapai, penelitian bias dihentikan dan dianggap sudah berhasil.

D. Definisi Oprasional

Untuk memudahkan dalam penelitian, maka peneliti memaparkan variabel-variabel dalam penelitian tentan definisi oprasional yang akan menjelaskan secara rinci variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini.

1. Menulis cerita pendek adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif terhadap suatu karya sastra. Menulis cerita pendek juga merupakan cara


(25)

29

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berkomunikasi anatara penulis dan pembaca dengan menggunakan lambang-lambang grafik suatu bahasa yang dapat dimengerti.

2. Teknik transformasi merupakan teknik pembelajaran yang diadaptasi dari teknik dalam dunia sastra. Pada praktiknya siswa diberikan stimulus berupa ide-ide tertentu yang kemudian akan diubah bentuknya menjadi karya lain tanpa mengubah esensi dari ide dasarnya.

3. Film animasi adalah suatu media pendukung yang sekaligus menjadi sumber belajar untuk menerapkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia siswa SMP.

E. Instrumen Penelitian 1. Perangkat Projek Siswa

Berupa soal uraian bebas yang diberikan sebanyak dua kali. Tes pertama diberikan pada siklus pertama dan tes kedua pada siklus kedua.

SOAL

Buatlah sebuah cerpen dengan merujuk pada ketentuan sebagai berikut.

1. Tuliskan nama, nomor absen dan kelas pada pekerjaan Anda! 2. Tulislah sebuah cerita berdasarkan film yang baru saja Anda

tonton.

3. Waktu pengerjaan yang diberikan adalah 60 menit.

4. Dikerjakan pada lembar pengerjaan yang telah disediakan.


(26)

2. Perangkat Penilaian Projek Siswa a. Format Penilaian

Tabel 3.3

Format Penilaian Cerpen Berdasarkan Film Animasi

No. Aspek Skor

1. Kelengkapan aspek formal cerita pendek 2. Kelengkapan unsur intrinsic

3. Kepaduan unsur/struktur cerpen 4. Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen

Jumlah Skor

b. Pedoman Penilaian

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Cerpen Berdasarkan Film Animasi

No Aspek Kriteria

1 Kelengkapan aspek formal cerita pendek

Memuat: 1)judul

2)nama penulis 3)dialog 4)narasi

Hanya memuat tiga sub- aspek

Hanya memuat dua sub-aspek

Hanya memuat satu sub-aspek


(27)

31

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2 Kelengkapan unsur intrinsik

Memuat: 1) fakta cerita

(plot, tokoh, dan latar) 2) sarana cerita

(sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa, simbol, dan ironi) 3) pengembangan cerita yang sesuai dengan film animasi Memuat ketiga sub- aspek, namun tidak lengkap (misal-nya, fakta cerita tidak lengkap) Hanya memuat dua sub- aspek

Hanya memuat satu sub- aspek

Skor Maksimal 30 25 20 15

Kepaduan unsur/ struktur cerpen Struktur disusun dengan memperhatikan: 1) kaidah plot

(kelogisan, rasa ingin tahu, kejutan, dan keutuhan) 2) penahapan (orientasi, komplikasi dan resolusi) 3) dimensi latar

Memuat ketiga sub- aspek, namun tidak lengkap Hanya memuat dua sub- aspek

Hanya memuat satu sub- Aspek


(28)

(tempat, waktu, dan sosial.

Skor Maksimal 30 25 20 15

4 Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen

Menggunakan: 1) kaidah EYD 2) keajekan

penulisan 3) ragam bahasa

yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar

Memuat ketiga sub- aspek, namun tidak lengkap

Hanya memuat dua sub- aspek

Hanya memuat satu sub- Aspek

Skor Maksimal 20 15 10 5


(29)

33

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Untuk menilai hasil pekerjaan siswa secara keseluruhan digunakan penilaian yang berlaku di SMP Negeri 5 Bandung, yaitu:

Tabel 3.5

Skala Penilaian Cerpen Siswa

Skala Nilai Angka Skala Nilai Predikat Predikat

90-100 3,67 – 4.00 A

80-89 3,34 – 3,66 A

-70-79 3,01 – 3,33 B+

60-69 2,67 – 3,00 B

50-59 2,34 – 2,66 B

-40-49 2,01 – 2,33 C+

30-39 1,67 – 2,00 C

20-29 1,34 – 1,66 C

-10-19 1,01 – 1,33 D+

0-9 < 1,00 D

3. Lembar Observasi Guru dan Siswa

Pedoman observasi yang dibuat sebanyak dua jenis, masing-masing digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan observer.


(30)

a. Pedoman Observasi guru

Pedoman Observasi Guru

Siklus :

Hari/Tanggal :

Pengamat :

Guru yang diamati :

Petunjuk :

Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara

memberikan tanda centang (√) pada kolom sesuai criteria sebagai berikut.

1= Kurang 2= Cukup 3= Baik

4= Sangat Baik

Tabel 3.6

Lembar Observasi Guru N

o. Hal yang Diamati

Skor 1 2 3 4 1. Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

c. Membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan yang akan diajarkan


(31)

35

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Sikap Peneliti dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Tidak melakukan gerakan dan/atau ungkapan yang

mengganggu perhatian siswa

c. Antusiasme mimik dalam penampilan d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas

3. Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Kejelasan memosisikan materi ajar yang

disampaikan dengan materi lainnya yang terkait b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan

aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif) c. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi

sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi d. Mencerminkan penguasaan materi ajar secara

proporsional

4. Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran

a. Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru-siswa, dengan berpusat pada siswa

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon dari siswa

d. Cermat dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan alokasi yang direncanakan

5. Penggunaan Media Pembelajaran

a. Mempraktikkan prinsip penggunaan jenis media b. Tepat saat penggunaan


(32)

d. Membantu kelancaran proses pembelajaran

6. Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

d. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang

7. Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

b. Member kesempatan bertanya c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler d. Menginformasikan materi ajar berikutnya

Skor Total

Bandung,………

Pengamat,


(33)

37

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Pedoman Observasi Siswa

Pedoman Observasi Siswa

Siklus :

Hari/Tanggal :

Pengamat :

Jumlah siswa yang diamati :

Petunjuk :

Berilah skor pada setiap nomer di bawah ini sesuai dengan criteria sebagai berikut.

A= Sangat baik B= Baik

C= Cukup Baik D= Kurang

Tabel 3.7

Daftar Nama Siswa Kelas VII-A

No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Agi Muhammad R. 2. Al Haidar Rakha Z. P. 3. Aliva Tsabitah

4. Chairunisa Hasna A. 5. Chika Khaerani M. 6. Deandra Atya M.


(34)

7. Desi Ramdania K. 8. Fannissa Rizkia H. R. 9. Fauzia Ayu Lestari 10. Ilham Izdihar A. Z. 11. Kayla Rayyan D. 12. Luki Arrisi

13. Moch. Rafi Surya S. 14. M. Fikri Raihan 15. M. Radithya W. 16. M. Rayhan A. 17. Nadya Meisya P. 18. Petty Wiken S. 19. Qariba Zaki S.

20. Radiv Mohammed D. 21. Reggina Salsabila P.G 22. Rizky Amalia K. 23. Salsabilla Zahra K. F. 24. Tarissa Desyawilona 25. Wiguna Raharja 26. Zeina Salimahumair 27. Salman Faridy F. 28. Aris Putra M.

29. M. Anargya Taffarel 30. Saffanah Zahira H.


(35)

39

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Setelah itu, hitunglah persentase setiap nomer dan masukkan hasil perhitungannya ke dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.8

Persentase Kegiatan Siswa

No. Hal yang Diamati Persentase

1. Siswa menunjukkan semangat belajar 2. Siswa memerhatikan penjelasan guru

3. Siswa merespon media pembelajaran dengan baik

4. Siswa mengemukakan pendapat

5. Siswa mengerjakan projek yang diberikan oleh guru

6. Siswa mengajukan pertanyaan

7. Siswa mengikuti pembelajaran sampai selesai

8. Siswa menyimpulkan pembelajaran

Bandung,………

Pengamat,


(36)

4. Catatan Lapangan

Digunakan untuk memperoleh data yang lebih lengkap mengenai apa yang terjadi di dalam kelas pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Dalam lembar ini dicatat hal-hal yang tidak terdapat dalam kedua pedoman observasi dan kelebihan serta kekurangan dalam proses pelaksanaan tindakan. Pencatatan ini dilakukan oleh observer yang mengamati proses pembelajaran.

5. Jurnal Siswa

Digunakan untuk memperoleh data mengenai respons siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Terdapat lima pertanyaan yang tercantum dalam jurnal siswa ini, yang intinya berisi kesan dan pesan mereka selama PBM menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan media film animasi dilaksanakan. Adapun rincian pertanyaannya adalah sebagai berikut: a. Apakah kamu senang melakukan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan

film animasi?

b. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen berdasarlan film animasi?

c. Berilah kesan tentang pembelajaran menulis cerpen berdasarkan film animasi!

6. Pedoman Wawancara Guru dan Siswa

Wawancara dilakukan pada guru dan siswa untuk mengetahui informasi lebih akurat mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan menulis cerpen. Adapun pertanyaan yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.


(37)

41

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9

Pedoman Wawancara terhadap Guru

Wawancara Narasumber :

Pewawancara: Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII-A dalam pembelajaran menulis cerpen? 2. Hambatan apa yang dihadapi dalam

pembelajaran menulis cerpen?

3. Kebutuhan apa yang diperlukan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen?

Tabel 3.10

Pedoman Wawancara terhadap Siswa

Wawancara Narasumber :

Pewawancara: Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Pernahkan kamu menulis cerpen?


(38)

3. Apakah kesulitan yang kmu rasakan ketika menulis sebuah cerpen? 4. Bagaimana kesanmu terhadap

pembelajaran menulis cerpen di sekolah?

7. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian tindakan ini dilakukan dengan berpedoman pada dua RPP. RPP pertama digunakan untuk siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2, sedangkan RPP kedua diunakan untuk siklus II pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3. RPP pertama disusun berdasarkan hasil dari studi pendahuluan, RPP kedua disusun berdasarkam refleksi dari siklus I.

F. Prosedur Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah cerpen siswa yang dianalisis kemudian dinilai. Data tersebut diperoleh dari subjek penelitian, yaitu siswa kelasVII-A SMP Negeri 5 Bandung.

2. Jenis Data

Jenis data yan diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri atas:

a. hasil angket siswa; b. cerpen siswa; c. data nilai;

d. catatan lapangan; e. jurnal siswa;

f. lembar obervasi guru dan siswa; g. hasil wawancara guru dan siswa.


(39)

43

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 3. Teknik Pengambilan Data

Peneliti menggunakan beberapa teknik pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

a. Data hasil belajar 1) Projek Siswa

Data ini diambil dengan menugaskan siswa untuk menulis sebuah cerpen berdasarkan film animasi yang sudah diputarkan sebelumnya. Tes dilakukan setiap akhir pelaksanaan siklus.

b. Data proses pembelajaran 1) Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data kualitatif selama pembelajaran berlangsung. Semua kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran dicatat oleh observer dalam lembar ini.

2) Lembar Observasi Guru dan Siswa

Diambil dari pengamatan langsung yang dilakukan oleh observer. Ada tiga observer yang dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu:

a) Ibu Erni Kustiani, S.Pd. M. M. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 5 Bandung

b) Rani Rismasari, guru PLP Bahasa Indonesia c) Rio Reza Ristiadi, guru PLP Bahasa Indonesia.

c. Data tentang tanggapan siswa dan guru 1) Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah yang terdapat di SMP Negeri 5 Bandung. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan beberapa siswa yang dipilih secara acak.


(40)

2) Angket

Angket ini bertujuan untuk mengetahui respon atau sikap siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen.

3) Jurnal Siswa

Siswa juga diberikan kebebasan untuk menuangkan aspirasi atau pandangan mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Jurnal siswa ini akan membantu peneliti untuk melakukan perbaikan dan menyusun rencana pembelajaran berikutnya.

4. Analisis Data

Analisis data dimulai dengan menelaah semua data tersedia dari berbagai sumber, yaitu cerpen siswa, hasil wawancara, lembar observasi, hasil angket dan catatan lapangan. Data-data yang didapat akan dianalisis dan kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data dalam tabel, setelah itu direfleksikan untuk menarik kesimpulan.

a. Cerpen Siswa

Cerpen yang telah ditulis siswa dinilai dan dianalisis sesuai dengan pedoman penilaian yang telah ditentukan.

b. Wawancara

Hasil wawancara langsung dideskripsikan sesuai dengan kenyataan. c. Jurnal dan Angket Siswa

Peneliti menganalisis jurnal dan angket siswa dengan mengelompokkan jawaban siswa ke dalam kelompok positif dan negatif kemudian mempersentasekannya dengan rumus:


(41)

45

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

F: Jumlah persentase setiap pertanyaan E: Jumlah siswa yang memilih jawaban N: Jumlah seluruh subjek penelitian

d. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Setelah dianalisis data yang diperoleh kemudian ditafsirkan. Caranya yaitu dengan menjumlahkan penilaian dalam bentuk persentase yang diberikan oleh setiap observer kemudian dibagi dua.

∑ ∑

Keterangan:

∑O1: penilaian yang diberikan observer pertama untuk setiap aspek

yang diamati

∑O2: penilaian yang diberikan observer kedua untuk setiap aspek yang diamati

Untuk meninterpretasikan perhitungan persentase setiap kategori, menurut Kunjaraningrat dalam Istiqomah (2009), bisa dikelompokkan dalam tujuh rentang interpretasi sebagai berikut:


(42)

Tabel 3.11

Rentang Interpretasi Aktivitas Siswa Besar Presentase Interpretasi

0% Tidak ada

1%-25% Sebagian kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Sebagian besar

76%-99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

e. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Setelah dianalisis data yang diperoleh kemudian ditafsirkan. Caranya yaitu dengan menjumlahkan penilaian dalam bentuk angka yang diberikan oleh setiap observer kemudian dibagi dua.

∑ ∑

Untuk menginterpretasikan rata-rata nilai dari tiga observer pada setiap aspeknya menggunakan rentang berikut:


(43)

47

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12

Rentang Interpretasi Aktivitas Guru

Rentang Jumlah Komentar Interpretasi

3,6 – 4,0 Sangat Baik

2,6 – 3,5 Baik

1,6 – 2,5 Cukup


(44)

Setelah seluruh proses PTK dilaksanakan pada kelas VII-A di SMP Negeri 5 Bandung dan semua rumusan masalah dijawab dan diketahui jawabannya, pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari keseluruhan bab dalam bentuk simpulan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman selama proses pelaksanaan tindakan sampai pada tahap pelaporan akan peneliti ungkapkan beberapa hal kepada pembaca sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya ataupun penerapan penelitian ini secara praktis dalam bentuk saran.

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan yang menjawab semua rumusan masalah pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan media film animasi nyatanya sangat membantu siswa dalam menulis cerpen, mengurangi rasa malas siswa untuk menulis, dan membantu siswa mengembangkan cerita berdasarkan ide yang telah mereka temukan. Perencanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada tahap setiap tahap sebelumnya. Perencanaan pelaksanaan tindakan siklus I disusun berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti pada tahap studi pendahuluan, sedangkan perencanaan pelaksanaan tindakan siklus II disusun peneliti berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2. Pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan media film animasi memiliki fokus yang berbeda-beda pada setiap siklusnya. Pelaksanaan tindakan siklus I berfokus pada menumbukan motivasi siswa dalam menulis cerpen dan mengubah pandangan siswa terhadap


(45)

146

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pembelajaran menulis cerpen yang membosankan menjadi kegiatan yang mudah dan menyenangkan, sedangkan pelaksanaan tindakan siklus II memiliki fokus untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada hasil projek menulis cerpen siswa dengan menambahkan materi dan contoh konkret. Penggunaan teknik transformasi dengan media film animasi membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan. Hal tersebut tampak pada lembar observasi siswa yang menyatakan bahwa semangat belajar siswa, perhatian siswa pada guru dan media pembelajaran, keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas, keinginan siswa untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat dan ketuntasan hasil belajar yang semakin baik serta meningkat setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dicapai karena perubahan yang terjadi pada aktivitas guru dalam mengelola kelas, memberikan motivasi positif pada siswa, menyampaikan materi, menjawab pertanyaan, menerapkan teknik pembelajaran dan mengoperasikan media pembelajaran pun semakin meningkat dan mencapai titik maksimal. 3. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen selalu mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Pada umumnya, peningkatan yang terjadi terbilang cukup drastis dan hanya sebagian kecil siswa yang menunjukkan stagnansi atau kemajuan yang terbilang lambat dalam kemampuan menulisnya. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa adalah 71,5 dan berada pada kategori predikat B, pada pelaksanaan tindakan siklus II meningkat menjadi 87,2 dan berada pada kategori predikat A-. Berdasarkan skor nilai dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebanyak 15,7 poin. Peningkatan tersebut juga terbilang drastis karena pada siklus I, rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa masih di bawah batas ketuntasan (75), sedangkan pada pelaksanaan siklus II rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa sudah berada jauh di atas batas ketuntasan. Jumlah siswa yang berada kategori A, A-, dan B+ pun meningkat sangat drastis. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, dari 27 siswa yang mengikuti pembelajaran hanya terdapat satu siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai A, tiga


(46)

siswa untuk kategori predikat nilai A-, dan empat siswa untuk kategori predikat nilai B+. Sebanyak 19 siswa atau sekitar 70,3% siswa masih mendapat nilai kurang dari 75, dan masuk ke dalam kategori predikat nilai B, B-, dan C+. Akan tetapi setelah dilaksanakannya penelitian tindakan siklus II, baru terlihat adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, dari 27 siswa yang mengikuti pembelajaran terdapat tujuh siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai A. Jumlah tersebut meningkat cukup banyak dari pada siklus sebelumnya. Untuk kategori predikat nilai A-, diisi oleh 13 orang siswa atau sekitar 44,4%. Kategori predikat nilai ini pun sekaligus menjadi nilai rata-rata kelas pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kategori predikat nilai B+ justru mengalami penurunan satu siswa, karena siswa tersebut telah mendapat nilai yang lebih baik dan masuk ke dalam kategori predikat nilai yang lebih tinggi. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini pun, hanya terdapat empat siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai B dan tidak ada lagi siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai B- serta C+. Peningkatan kemampuan menulis cerpen juga dapat dilihat dari tidak lagi ada siswa yang mendapat nilai di bawah batas ketuntasan.

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa teknik transformasi dan media film animasi merupakan alternatif perangkat pembelajaran yang efektif karena dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung.


(47)

148

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat selama pelaksanaan penelitian tindakan, peneliti ingin mengungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi pendidikan dan peneliti selanjutnya.

1. Guru sebagai seorang pengajar, hendaknya menggunakan teknik dan media pembelajaran yang kreatif dan bervariasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pemilihan suatu teknik dan media pembelajaran tentunya harus disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah, serta kemampuan guru dalam menerapkan dan mengoprasikan media pembelajaran tersebut. Selain itu, pemilihan teknik dan media pembelajaran pun harus disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa didik. Penerapan teknik transformasi dengan bantuan film animasi ini bisa dijadikan alternatif teknik dan media pembelajaran menulis cerpen karena film animasi dekat dengan keseharian siswa dan masih memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa didik.

2. Ketika memuntuskan untuk menerapkan suatu teknik pembelajaran dengan media tertentu, alangkah lebih baik untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Selain itu, guru juga harus menyiapkan alternatif lain untuk menyiasati hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

3. Penelitian ini masih bisa dilanjutkan karena masih banyak kekurangan dan indikator target capaian pembelajaran pun masih dapat dinaikkan lagi. Dengan diadakannya penelitian lanjutan dari penelitian ini diharapkan hasil pembelajaran menulis cerpen pada siswa semakin maksimal.


(48)

149

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Yogas Novia. (2010) Skripsi. “Upaya Meningkatkan Keterampilan

Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi Film”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi dkk. (2012) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. (2011) Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Casofa, Fachmy dan Alib Isa. (2013) Gerbang kreativitas: jagat desain grafis. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2008) Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Endah, Dini Nur. (2010) Skripsi. “Pemanfaatan Media Film Dengan Menggunakan Teknik Dubbing pada Pembelajaran Berbicara”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESI A/196603201991031SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_M ENULIS_CERPEN.pdf [4 Juni 2014]

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Animasi [2 Maret 2014] http://id.m.wikipedia.org/wiki/Film [2 Maret 2014]

Istiqomah. (2009) Skripsi. “Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi dan Media Film Pendek”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kemendikbud. (2013) Bahasa Indonesia wahana pengetahuan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


(49)

150

Andi Cinnong Athharil Akhyaril Khafiyyi Joenoes, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Transformasi Dengan Menggunakan Media Film Animasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Komariah, Yenni. (2011) Skripsi. “Penggunaan Media Audiovisual Bertema Nasionalisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa, H. E. (2013) Praktik penelitian tindakan kelas. Bandung: Rosda

Rahmanto dan Heriyanto. (1998) Metode pengajaran sastra cetakan pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Subana dan Sunarti. (2009) Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai

Pendekatan, Metode, Teknik dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka

Setia.

Suryadi, Dadi. (2007) Skripsi. “Keefektifan media trailer film dalam pembelajaran menulis cerpen”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Tarigan, Henri Guntur. (2008) Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa.

Teeuw, A. (2003) Sastra dan ilmu sastra. Jakarta: Pustaka Jaya

Waluyo, Budi. (2014) Bahasa Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Wellek, Rene dan Austin Warren. (1989) Teori kesusastraan. Jakarta: Gramedia.


(1)

Setelah seluruh proses PTK dilaksanakan pada kelas VII-A di SMP Negeri 5 Bandung dan semua rumusan masalah dijawab dan diketahui jawabannya, pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari keseluruhan bab dalam bentuk simpulan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman selama proses pelaksanaan tindakan sampai pada tahap pelaporan akan peneliti ungkapkan beberapa hal kepada pembaca sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya ataupun penerapan penelitian ini secara praktis dalam bentuk saran.

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan yang menjawab semua rumusan masalah pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan media film animasi nyatanya sangat membantu siswa dalam menulis cerpen, mengurangi rasa malas siswa untuk menulis, dan membantu siswa mengembangkan cerita berdasarkan ide yang telah mereka temukan. Perencanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada tahap setiap tahap sebelumnya. Perencanaan pelaksanaan tindakan siklus I disusun berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti pada tahap studi pendahuluan, sedangkan perencanaan pelaksanaan tindakan siklus II disusun peneliti berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2. Pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran menulis cerpen melalui teknik transformasi dengan media film animasi memiliki fokus yang berbeda-beda pada setiap siklusnya. Pelaksanaan tindakan siklus I berfokus pada menumbukan motivasi siswa dalam menulis cerpen dan mengubah pandangan siswa terhadap


(2)

pembelajaran menulis cerpen yang membosankan menjadi kegiatan yang mudah dan menyenangkan, sedangkan pelaksanaan tindakan siklus II memiliki fokus untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada hasil projek menulis cerpen siswa dengan menambahkan materi dan contoh konkret. Penggunaan teknik transformasi dengan media film animasi membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan. Hal tersebut tampak pada lembar observasi siswa yang menyatakan bahwa semangat belajar siswa, perhatian siswa pada guru dan media pembelajaran, keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas, keinginan siswa untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat dan ketuntasan hasil belajar yang semakin baik serta meningkat setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dicapai karena perubahan yang terjadi pada aktivitas guru dalam mengelola kelas, memberikan motivasi positif pada siswa, menyampaikan materi, menjawab pertanyaan, menerapkan teknik pembelajaran dan mengoperasikan media pembelajaran pun semakin meningkat dan mencapai titik maksimal. 3. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen selalu mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Pada umumnya, peningkatan yang terjadi terbilang cukup drastis dan hanya sebagian kecil siswa yang menunjukkan stagnansi atau kemajuan yang terbilang lambat dalam kemampuan menulisnya. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa adalah 71,5 dan berada pada kategori predikat B, pada pelaksanaan tindakan siklus II meningkat menjadi 87,2 dan berada pada kategori predikat A-. Berdasarkan skor nilai dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebanyak 15,7 poin. Peningkatan tersebut juga terbilang drastis karena pada siklus I, rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa masih di bawah batas ketuntasan (75), sedangkan pada pelaksanaan siklus II rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa sudah berada jauh di atas batas ketuntasan. Jumlah siswa yang berada kategori A, A-, dan B+ pun meningkat sangat drastis. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, dari 27 siswa yang mengikuti pembelajaran


(3)

siswa untuk kategori predikat nilai A-, dan empat siswa untuk kategori predikat nilai B+. Sebanyak 19 siswa atau sekitar 70,3% siswa masih mendapat nilai kurang dari 75, dan masuk ke dalam kategori predikat nilai B, B-, dan C+. Akan tetapi setelah dilaksanakannya penelitian tindakan siklus II, baru terlihat adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, dari 27 siswa yang mengikuti pembelajaran terdapat tujuh siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai A. Jumlah tersebut meningkat cukup banyak dari pada siklus sebelumnya. Untuk kategori predikat nilai A-, diisi oleh 13 orang siswa atau sekitar 44,4%. Kategori predikat nilai ini pun sekaligus menjadi nilai rata-rata kelas pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kategori predikat nilai B+ justru mengalami penurunan satu siswa, karena siswa tersebut telah mendapat nilai yang lebih baik dan masuk ke dalam kategori predikat nilai yang lebih tinggi. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini pun, hanya terdapat empat siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai B dan tidak ada lagi siswa yang masuk ke dalam kategori predikat nilai B- serta C+. Peningkatan kemampuan menulis cerpen juga dapat dilihat dari tidak lagi ada siswa yang mendapat nilai di bawah batas ketuntasan.

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa teknik transformasi dan media film animasi merupakan alternatif perangkat pembelajaran yang efektif karena dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung.


(4)

B. Saran

Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat selama pelaksanaan penelitian tindakan, peneliti ingin mengungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi pendidikan dan peneliti selanjutnya.

1. Guru sebagai seorang pengajar, hendaknya menggunakan teknik dan media pembelajaran yang kreatif dan bervariasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pemilihan suatu teknik dan media pembelajaran tentunya harus disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah, serta kemampuan guru dalam menerapkan dan mengoprasikan media pembelajaran tersebut. Selain itu, pemilihan teknik dan media pembelajaran pun harus disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa didik. Penerapan teknik transformasi dengan bantuan film animasi ini bisa dijadikan alternatif teknik dan media pembelajaran menulis cerpen karena film animasi dekat dengan keseharian siswa dan masih memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa didik.

2. Ketika memuntuskan untuk menerapkan suatu teknik pembelajaran dengan media tertentu, alangkah lebih baik untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Selain itu, guru juga harus menyiapkan alternatif lain untuk menyiasati hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

3. Penelitian ini masih bisa dilanjutkan karena masih banyak kekurangan dan indikator target capaian pembelajaran pun masih dapat dinaikkan lagi. Dengan diadakannya penelitian lanjutan dari penelitian ini diharapkan hasil pembelajaran menulis cerpen pada siswa semakin maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Yogas Novia. (2010) Skripsi. “Upaya Meningkatkan Keterampilan

Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi Film”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi dkk. (2012) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. (2011) Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Casofa, Fachmy dan Alib Isa. (2013) Gerbang kreativitas: jagat desain grafis. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2008) Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Endah, Dini Nur. (2010) Skripsi. “Pemanfaatan Media Film Dengan Menggunakan Teknik Dubbing pada Pembelajaran Berbicara”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESI A/196603201991031SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_M ENULIS_CERPEN.pdf [4 Juni 2014]

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Animasi [2 Maret 2014] http://id.m.wikipedia.org/wiki/Film [2 Maret 2014]

Istiqomah. (2009) Skripsi. “Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui Teknik Transformasi dan Media Film Pendek”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kemendikbud. (2013) Bahasa Indonesia wahana pengetahuan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


(6)

Komariah, Yenni. (2011) Skripsi. “Penggunaan Media Audiovisual Bertema Nasionalisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa, H. E. (2013) Praktik penelitian tindakan kelas. Bandung: Rosda

Rahmanto dan Heriyanto. (1998) Metode pengajaran sastra cetakan pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Subana dan Sunarti. (2009) Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka Setia.

Suryadi, Dadi. (2007) Skripsi. “Keefektifan media trailer film dalam pembelajaran menulis cerpen”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Tarigan, Henri Guntur. (2008) Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:Angkasa.

Teeuw, A. (2003) Sastra dan ilmu sastra. Jakarta: Pustaka Jaya

Waluyo, Budi. (2014) Bahasa Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Wellek, Rene dan Austin Warren. (1989) Teori kesusastraan. Jakarta: Gramedia.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP 17.3 KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP 17.3 KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 59

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 23 54

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PUGUNG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 17 92

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBOWL PADA SISWA SMA

1 8 6

View of PENERAPAN METODE MENCARI PASANGAN DENGAN MEDIA KARTU JODOH DALAM MENULIS KREATIF CERITA PENDEK

0 0 10

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN ETIKA BERDO’A MELALUI CERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANA

0 0 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

0 0 250

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRA MENULIS MELALUI MEDIA TIGA DIMENSI PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB NEGERI BANGKINANG Mastur Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri Bangkinang Kota slbn.bangkinanggmail.com ABSTRAK - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRA MENULIS M

0 2 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14