Desain Penelitian Pemeriksaan Kesahihan Data

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Telkom YPT untuk menggabungkan seluruh pendidikan tinggi di lingkungan YPT yaitu Institut Teknologi Telkom, Institut Manajemen Telkom, dan Sekolah Tinggi Ilmu Desain dan Seni.

2. Subyek Penelitian

Pelaku yang menjadi subyek dalam penelitian ini meliputi sumber daya manusia dalam organisasi Telkom Corporate University. Mereka adalah para informan yang meliputi unsur-unsur pimpinan pelaksana principal TCU, para manager sampai dengan para staf administrasi TCU. Mengingat banyaknya dan luasnya unsur-unsur tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan teknik penentuan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan terkait dengan kompetensi pelaku organisasi mengenai pengungkapan data dan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Aktivitas subyek yang diteliti adalah aktivitas manajerial yang melibatkan seluruh unsur-unsur pelaksana TCU. Aktitvitas tersebut meliputi perumusan, penerapan dan evaluasi strategis. Aktivitas tersebut dianalisis dengan teknik balance scorecards yang meliputi empat perspektif, yaitu pespektif pelanggan, perspektif proses internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dan perspektif keuangan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini terkait dengan paradigma naturalistik yang digunakan peneliti, yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ia baru diketahui setelah peneliti selesai melakukan proses penelitian Nasution, 1996:28. Perihal tersebut terkait dengan sifat penelitian kualitatif yang fleksibel, emergent serta berkembang Satori dan Komariah, 2010, antara lain mengenai tujuan, subyek, sampel dan sumber datanya. Proses penelitian diawali dengan mengidentifikasikan kasus, membatasi sistem, dan unit analisis untuk diselidiki. Dalam setiap kasus, peneliti memilih peristiwa atau kegiatan yang akan diamati, orang-orang yang akan Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diwawancarai, dan dokumen yang akan dibaca. Sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling purposeful sampling, dan snowball sampling yang dipandang lebih cocok untuk penelitian ini. Dalam purposeful sampling, peneliti memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk mempelajari atau untuk memahami permasalahan pokok yang akan diteliti Herdiansyah, 2010:107. Sedang menurut Crosswell dalam Herdiansyah 2010:76, snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel data yang awalnya sedikit, dan lama kelamaan menjadi banyak untuk memberikan data yang diperlukan secara lengkap.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi dan model yang dikembangkan sangat beragam. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila terdapat anggapan bahwa, qualitative research is many thing to many people Denzin dan Lincoln, 1994:4 dalam Bashrowi 2010. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Bodgan dan Taylor 1975:5 dalam Bashrowi 2010, pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik. Oleh karena itu, dalam hal ini, peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu kebutuhan. Kirk dan Miller 1986:9 dalam Bashrowi 2010, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya. Pengkajian atas penelitian kualitatif atau inkuiri alamiah telah dilakukan oleh Willem dan Rausch 1969, kemudian hasilnya diulas kembali oleh Guba Sutan Zanti Arbi, 1987:11-17, dan akhirnya disimpulkan atas dasar tersebut beberapa hal sebagai berikut: Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Penelitian kualitatif adalah penelitian inkuiri naturalistik alamiah. 2 Sejauh mana kenaturalistikannya merupakan kemampuan yang ditunjukkan oleh peneliti. 3 Peneliti harus mampu memberikan stimulus atau kondisi anteseden yang mampu direspons oleh informan. 4 Peneliti harus mampu membatasi respons dari subjek informan sehingga hanya respons yang sesuai dengan tema saja yang disampaikan informan. 5 Inkuiri naturalistik, peneliti tidak perlu membentuk konsepsi-konsepsi atau pemahaman teoretik tertentu mengenai lapangan, sebaliknya ia dapat mendekati lapangan perhatiannya dengan pikiran yang murni grounded dan memperkenankan interpretasi-interpretasi untuk muncul dari dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa nyata, dan bukan sebaliknya.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berfungsi memberikan makna secara mendalam atas data atau fakta yang ditemukan. Penelitian yang berpendekatan kualitatif merupakan skema atau program penelitian yang berisi outline mengenai apa yang harus dilakukan peneliti dari pernyataan sebagai informasi penelitian sampai pada analisis data finalnya Lincoln dan Guba, 1994. Pendekatan tersebut dipilih karena penelitian ini tidak bertujuan menguji hipotesis, tetapi mendeskripsikan data, fakta, dan keadaan atau kencenderungan yang ada, serta melakukan analisis dan prediksi tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan di waktu yang akan datang. Dilihat dari tujuan analisis, ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis data kualitatif Bungin, 2008:153 yaitu: 1 mengalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan 2 menganalisis makna yang ada di balik informasi, data dan proses suatu fenomena sosial itu. Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah aktual melalui pengumpulan dan penyusunan data yang akhirnya dijelaskan dan dianalisis. Syarat-syarat umum penelitian deskriptif, menurut Surahmad 1989 sebagai berikut: 1 memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang masalah-masalah aktual; Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis, oleh karenanya metode ini disebut pula sebagai metode analitik. Sesuai dengan kedalaman informasi yang ingin diperoleh dari lapangan, penelitian ini memilih rancangan studi kasus. Studi kasus berupaya mencari kebenaran ilmiah dengan cara mempelajari secara mendalam dan dalam jangka waktu yang lama. Di dalam studi kasus bukan banyaknya individu dan juga bukan rerata yang menjadi dasar penarikan kesimpulan, melainkan didasarkan ketajaman peneliti melihat kecenderungan, pola, arah, interaksi banyak faktor dan hal lain yang memacu atau menghambat perubahan. Harton dan Hunt sebagaimana dikutip Muhadjir 2000 dalam Kusairi 2007, membedakan studi kasus sebagai studi longitudinal yang terbagi dalam dua tipe yaitu retrospektif dan prospektif. Rancangan penelitian ini lebih merupakan tipe studi kasus yang kedua, yang a megambil obyek perkembangan normal baik individu, kelompok, atau satuan sosial lain, b digunakan untuk keperluan penelitian, mencari kesimpulan, dan diharapkan dapat ditemukan pola, kecenderungan, arah, dan lainnya; dan yang dapat digunakan untuk membuat perkiraan- perkiraan perkembangan masa depan; c jumlah subjeknya biasanya cukup banyak, apalagi kalau unit analisisnya bukan orang, melainkan satuan tertentu.

3. Langkah-langkah penelitian

Langkah penelitian yang ditempuh peneliti bisa diskemakan sebagai berikut: Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Langkah penelitian kualitatif transformasi LC-CU

D. Instrumen Penelitian

Konsep dasar penelitian menyatakan bahwa pada prinsipnya meneliti adalah melakukan tindakan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Untuk melakukan penelitian tersebut harus ada alat ukur yang baik dan sesuai untuk mengukur variable-variabel yang ada dalam fenomena-fenomena tersebut secara valid dan reliable, dan ini sangat bergantung pada kualitas data yang diperoleh dari sumber data yang tepat melalui pengungkapan instrument yang 1. Telaah paradigma baru: Corporate University , Learning Organization, manajemen kompetensi, talent dan spiritual serta isu-isu empirik: perubahan lingkungan bisnis, konvergensi infocom, reformasi telekomunikasi, era hipercompetition, era baru pasar telekomunikasi. 2. Penetapan topik penelitian: Tranformasi dari Learning Center menjadi Corporate University 3. Penetapan Fokus Kajian dan Fokus Masalah indikasi masalah dan perumusan masalah 5 Penetapan dan verifikasi lokasi: Telkom Corporate University dan Yayasan Pendidikan Telkom yang mendirikan Telkom University sebagai pembanding . 4.a Prasurvey di Kampus TCU dan YPT 6. Pengembangan kategori, subkategori unit analisis, sub-unit analisis. 7. Pengembangan kategori, subkategori unit analisis, sub-unit analisis 8. Pengumpulan data lapangan 9. Pengelolahan data: Reduksi, Display, Analysis 10. Deskripsi, Pembahasan dan Kesimpulan 11. Periksa Keabsahan Data

12. Laporan Penelitian 4.b Kaji

Pustaka Berada di Lapangan -Triangulasi - Catatan Lapangan - Focus Discussion Group Kaji Literatur Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berkualitas Satori dan Komariah 2010:61. Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti yang melakukan penelitian itu sendiri, yang merupakan pembuka kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat, tertib, dan leluasa. Konsep human instrument dalam konteks ini dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Semenarik apapun masalah yang dihadapi atau ada di tengah masyarakat tentu tidak akan ada artinya jika peneliti tidak mampu mengungkap apa yang terjadi dalam fenomena itu. Instrumen penelitian merupakan tumpahan teori dan pengetahuan yang dimiliki peneliti mengenai fenomena yang diharapkan mampu mengungkapkan informasi penting dari fenomena yang diteliti. Sedangkan efektifitas proses penggunaan instrumen akan sangat tergantung pada proses pengumpulan data yang sejatinya menggunakan instrumen yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kategori instrumen yang baik dalam penelitian kualitatif adalah instrumen yang memiliki pemahaman yang baik tentang metodologi penelitian, penguasaan wawasan bidang yang diteliti, kesiapan untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya Satori, 2007:10. Hal tersebut harus dipenuhi agar instrumen mampu menetapkan fokus penelitian, memilih partisipan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, manafsirkan data, dan membuatkan kesimpulan atas temuannya. Dalam hal ini, peran peneliti merupakan key instrument dalam proses penelitian kualitatif Sugiyono, 2008:251. Oleh karenanya dalam hal ini peneliti berupaya seoptimal mungkin membekali diri dengan teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret serta mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti untuk memperoleh kejelasan dan kebermaknaannya. Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan multi –metode dalam suatu fokus yang dikenal dengan triangulasi triangulations mencerminkan suatu upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti. Triangulasi bukanlah alat atau strategi untuk pembuktian, melainkan hanyalah suatu alternatif terhadap pembuktian. Kombinasi yang dilakukan dengan multi- metoda, bahan-bahan empiris, sudut pandang dan pengamatan yang teratur menjadi strategi yang lebih baik untuk menambah kekuatan, keluasan dan kedalaman suatu penelitian. Dalam hal pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan baik triangulasi sumber maupun triangulasi teknik. Menurut Sugiyono 2008:330, triangulasi sumber berarti penggunaan teknik yang sama untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda, sedangkan triangulasi teknik menunjuk pada penggunakan teknik yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup wawancara, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara digunakan untuk menggali informasi dari responden secara mendalam menyangkut persepsi, perasaan, dan reaksi psikologis lainnya yang dapat diungkapkan. Wawancara dilakukan dengan para responden informan yang menurut peneliti akan memberikan datainformasi yang bermanfaat sebanyak-banyaknya.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung tentang suasana kerja, kinerja PT dan berbagai aspek upaya pengembangnnya. Untuk kepentingan ini, peneliti berupaya berada di latar penelitian selama jangka waktu tertentu agar dapat melakukan pengamatan secara lebih mendalam. Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Obyek yang diobservasi meliputi situasi lingkungan internal kampus, proses penataan bagian-bagian, proses pengambilan keputusan, proses penyeleng- garaan pembelajaran, proses manajemen learning, proses pembinaan SDM, proses manajemen kualitas TCU, interaksi antar civitas akademika, keunikan posisi bersaing TCU, kegiatan pembelajaran dan link and match, dan kegiatan knowledge management.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari berbagai dokumen yang diperlukan. Untuk melengkapi teknik tersebut, dalam penelitian ini digunakan pula teknik prediksi atau studi kecenderungan trend, yaitu teknik yang digunakan untuk memaknai data atau informasi yang diperoleh selama penelitian serta implikasinya lebih lanjut sesuai dengan kecenderungan yang ada.

4. Kisi-kisi Penelitian

Sebagai panduan agar penelitian ini berjalan secara terarah, maka dibangunlah kisi-kisi penelitian agar antara fokus penelitian, fokus masalah dan unit analisis kategori dan subkategori menjadi jelas. tabel berikut adalah kisi- kisi yang dimaksud. 102 Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 3:1 Kisi- kisi Penelitian:”Transformasi Learning Center menjadi Corporate University” Fokus Masalah Fokus Penelitian Kode Kajian Unit Analisis Kategori Unit Analisis Subkategori InformanSumber Data Instrumen Pengumpulan Data W O D A 1. Melalui transformasi LC menjadi CU, tujuan perubahan sistem Pembelajaran seperti apa yang diharapkan terjadi di Telkom? TP.1. Transformasi Perubahan Sistem Pembelajaran 1.1 Manajemen Perubahan 1.1.1 Perubahan Struktur  SM Plan Controlling TCU  SM General Support TCU  Staf Bidang General Support  Para Expertis TCU v v v v v v - 1.1.2 Perubahan SDM 1.1.3 Perubahan Teknologi 1.1.4 Perubahan Budaya Organisasi 1.2 Sistem Pembelajaran 1.2.1Sistem Pembelajaran di LC  Rektor Wakil Rektor TCU  SM General Support TCU  Koordinator Dacum TCU v v v v - 1.2.2 Sistem Pembelajaran di CU 2. Bagaimana pengelolaan proses transformasi menjadi TCU ? PP.2 Pengelolaan Proses Transformasi 2.1 Proses Transformasi Organisasi 2.1.1 Proses Transformasi Organisasi  Rektor Wakil RektorTCU  SM General Support TCU  Koordinator Dacum TCU  Koordinator Expertis TCU v v v v - 2.1.2 Mekanisme Proses Transformasi 2.2 Manajemen Proses Transformasi 2.2.1 Model dan Respon Transformasi 2.2.2 Manajemen Proses Transformasi 3. Bagaimana sistem pengelolaan Learning Organization- Corporate University 3 Sistem Pengelolaan Organisasi Pembelajar CU. 3.1 Manajemen Pengetahuan pada Organisasi Pembelajar 3.1.1 Transformasi menjadi Organisasi Pembelajar  Rektor wakil Rektor TCU  SM General Support TCU  Koordinator Dacum TCU  Koordinator Expert TCU v v v v - 3.1.2 Manajemen Pengetahuan Organisasi Pembelajar CU 3.2 Manajemen Strategik – BalanceScorcard, dan Kinerja Ekselen CU 3.2.1 Manajemen Strategik-Balance Scorecard CU  SM Plan Controlling SM General Support TCU dan Koordinator Expertis TCU v v v v - 3.2.2 Manajemen Kinerja Ekselen CU 3.2.3 Contoh penelitian CU terdahulu  Informan di PerpustakaanKnowledge Management v v v 4. Bagaimana Peran Budaya Korporat dalam pengembangan Corporate University ke depan 4. Peran Budaya Korporat dalam Pengembangan Corporate University 4.1 Manajemen Kompetensi , Manajemen Talenta , dan manajemen spiritual 4.1.1 Manajemen Kompetensi  SM Plan Controlling, SM General Support TCU, Koordinator Expertis TCU, para expert senior, para expert TCU v v v v - 4.1.2 Manajemen Talenta 4.13 Manajemen Spiritual 4.2 Peran Budaya Korporat Corporate University 4.2.1 Budaya Korporat TCU  SGM Spiritual PT Telkom, Wakil Rektor TCU, SM General Support TCU dan para pimpinan Academy TCU v v v v v - 4.2.2 Manajemen BudayaKorporat 4.2.3 Peran Budaya Korporat dalam pengembangan TCU Catatan : W: Wawancara, O : Observasi, Pengamatan, D : Studi Dokumen, A: Angket

F. Pemeriksaan Kesahihan Data

Kriteria kesahihan data penelitian ini meliputi aspek-aspek derajat kepercayaan credibility, keteralihan transferability, kebergantungan dependability, dan kepastian confirmability. derajat kepercayaan credibility sebagai pengganti konsep validitas internal. Dalam penelitian ini, setiap kriteria tersebut diperiksa dengan cara: a memperpanjang keikutsertaan, b ketekunan dalam observasi, c memanfaatkan referensi yang ada, d pengecekan sejawat melalui diskusi dengan para pakar sistem perencanaan strategik dan pengembangan learning serta praktisi di lapangan, e kajian kasus negatif, f pengecekan anggota karena dalam pengumpulan data dilakukan secara tim, g triangulasi berkenaan dengan data maupun metoda. Keteralihan merupakan kata lain dari konsep validitas eksternal. Dalam hal ini peneliti hanya melihat masalah transferabilitas sebagai sebuah kemungkinan. Untuk situasi yang serasi hasil penelitian mungkin transferabel meskipun disadari bahwa tidak ada situasi yang sama sehingga masih perlu penyesuaian menurut keadaan masing-masing. Kebergantungan berkaitan dengan pernyataan apakah penelitian yang dilakukan dapat direplikasikan oleh peneliti lain dengan konsistensi yang tinggi, apabila menggunakan metode yang sama Nasution, 1996. Kriteria ini merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Atas dasar itu, penulis memeriksa dependabilitas dengan cara: a memberikan uraian deskriptif yang kongkrit, b meminta pendapat dan kritik dari para pembimbing dan teman sejawat, dan c pencatatan informasi dengan alat mekanis seperti rekaman, kamera dan sebagainya. Ketiga cara tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan pemeriksaan kebergantungan, mulai dari pertemuan dengan anggota peneliti yang ada, penetapan data yang akan diaudit sampai pada kesepakatan formal tentang data yang dianggap valid. Dalam penelitian kualitatif, hasilnya dianggap memiliki kepastian apabila memenuhi kriteria obyektif. Agar menjadi obyektif, maka hasil penelitian tersebut harus dibenarkan atau dikonfirmasi oleh peneliti lain Nasution, 1996. Guna memperoleh tingkat kepastian yang tinggi maka dalam penelitian ini peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk tetap bersikap netral dalam memaknai data sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga diharapkan dapat mengurangi subjektivitas. Di samping itu, untuk mempertajam tingkat kepastian peneliti juga menggunakan audit kepastian yaitu memastikan bahwa hasil temuan itu benar-benar berasal dari data, mengambil keputusan bahwa kesimpulan yang diambil benar-benar logis, dan menelaah kegiatan para peneliti saat mengambil data di lapangan.

G. Analisa dan Penafsiran Data