Lokasi dan Waktu Penelitian Subyek Penelitian Model Penelitian

Fitri Apriani, 2013 Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda yaitu sebagai praktisi dan peneliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Cibeunying Lembang. Sekolah ini berlokasi di Jalan Maribaya Timur No. 56 Kp. Cibeunying Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Adapun alasan memilih SDN Cibeunying sebagai tempat penelitian adalah SDN Cibeunying merupakan tempat dimana penulis ditugaskan mengajar selama Praktek Latihan Profesi PLP, sehingga hal itu dapat mempermudah dalam pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, kemudian peneliti lebih mudah memantau dan melakukan perbaikan, memperoleh data yang diperlukan dan melakukan tindakan kooperatif baik melalui pembinaan, pengarahan, dan bimbingan terhadap siswa ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 20122013. Jadwal mata pelajaran Matematika yang digunakan untuk penelitian, yaitu hari kamis dan sabtu, 16-18 Mei 2013 siklus I dan hari selasa dan kamis, 28-30 Mei 2013 siklus II.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa siswi kelas IV SDN Cibeunying Tahun Ajaran 20122013, yang berjumlah 28 orang dengan sebaran laki-laki 15 orang dan perempuan 13 orang.

D. Model Penelitian

Adapun model PTK yang akan peneliti kembangkan pada penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan model PTK yang dikembangkan oleh Fitri Apriani, 2013 Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kemmis dan Mc Taggart Arikunto, 2009: 16. Dalam suatu siklus model penelitian, secara garis besar terdiri atas empat komponen. Keempat komponen tersebut, meliputi: 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Menurut Kemmis dan Mc Taggart Effendi, 2012 penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan observasi, dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan yang didasarkan pada pengalaman sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi. Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat digambarkan seperti gambar berikut ini. Gambar 3.1 Fitri Apriani, 2013 Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Mc Taggart Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyususnan rancangan tindakan perencanaan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Langkah perosedur Penelitian Tindakan Kelas PTK yang terdapat dalam gambar 3.1 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan planning, Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materibahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan. 2. Pelaksanaan acting, Tahap ini merupakan implementasi pelaksanaan dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan. Fitri Apriani, 2013 Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Pengamatan observing, Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar sejawat atau pakar. Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat metode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terfokus; observasi terstruktur dan dan observasi sistematis. 4. Refleksi reflecting. Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti halnya pada saat observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dengan demikian, secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini akan membentuk suatu siklus. Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, tahapan pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah. Jadi, tahapan pra Fitri Apriani, 2013 Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu PTK ini sesungguhnya suatu reflektif dari guru terhadap masalah yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah seorang murid saja, namun lebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi belajar di kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain.

E. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN CODO 2 WAJAK

0 10 16

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR EMPIRIS-INDUKTIF (SBEI) UNTUK MENINGKATKAN MINAT, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (PTK Pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Natar TP 2011/2012)

4 23 62

PENERAPAN VARIASI ONGOING ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (Penelitian Tindakan Kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning)

0 9 51

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI HEWAN (PTK Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pasir Sakti )

27 191 127

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 3 53

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS IV SDN I DAREN SKRIPSI

0 0 23

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD N 3 GLAGAH KUDUS TAHUN 20132014

0 0 21

PROBLEM SOLVING DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SEKOLAH DASAR

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14