BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Bidang kesehatan telah menetapkan visi pembangunan kesehatan yang dinyatakan dalam Indonesia Sehat 2015. Visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan tersebut adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku hidup sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya Depkes RI,
2003. Menurut Hendrik L. Blum dalam Haryanto Kusnoputranto 2005 dikatakan,
bahwa derajat kesehatan yang optimal pada dasarnya merupakan hasil interaksi dari empat faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku manusia, faktor pelayanan
kesehatan, serta faktor keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, dan
populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat, meliputi lingkungan fisik, lingkungan
biologik, dan lingkungan kultural. Begitu besarnya pengaruh lingkungan terutama terhadap kesehatan, maka
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu dilakukan upaya kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan, yang seharusnya diberikan prioritas utama untuk
memantau prinsip dasar sanitasi mengenai cara pembuangan limbah manusia sehingga ada kepastianjaminan penyediaan air yang aman Depkes RI, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain UU RI No. 32 tahun 2009.
Permasalahan lingkungan hidup sampai saat ini masih menjadi bahan kajian yang tiada henti dibicarakan. Upaya pengendalian dampak lingkungan hidup sebagai
akibat dari kerusakanpencemaran sistem ekologi memerlukan perhatian yang khusus. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kebutuhan hidup yang tidak dapat
diabaikan. Karena hal ini menyangkut hubungan antara kesehatan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Timbulnya pencemaranlingkungan serta mewabahnya
berbagai penyakit menunjukkan kurangnya kesiapan sumber daya manusia baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan dalam menghadapi arus informasi yang
semakin berkembang. Untuk itu diperlukan sikap dan tindakan yang mengarah kepada upaya meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan Mukono, 2006. Dalam rangka pencapaian penerapan standar pelayanan minimal bidang
lingkungan hidup daerah kabupatenkota yang terkait erat dengan permasalahan lingkungan di daerah, diperlukan upaya pengelolaan lingkungan hidup secara efektif
dan efisien melalui upaya pencegahan dan penanggulangan berdasarkan data hasil pemantauan, pengawasan, dan tindak lanjut.Kedudukan pemerintah sangat stategis
dalam hal memberikan perlindungan terhadap lingkungan, seperti pembuatan kebijakan serta berperan untuk memfasilitasi dan mendorong gerakan kepedulian
terhadap lingkungan. Keberadaan masyarakat juga sangat penting untuk turut
Universitas Sumatera Utara
berperan serta aktif menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan, karena segala dampak yang diakibatkan oleh lingkungan pihak masyarakat yang secara
langsung merasakan. Undang-Undang No.23 tahun 1997 pasal 6 ayat 1 tentang lingkungan hidup
menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan
lingkungan. Selanjutnya dalam penjelasan disebutkan bahwa, kewajiban setiap orang sebagaimana tersebut dalam ayat ini tidak terlepas dari kedudukannya sebagai
anggota masyarakat, yang mencerminkan harkat individu dan makhluk sosial. Adanya peran serta masyarakat tersebut mempunyai motivasi kuat untuk bersama-
sama mengatasi masalah lingkungan hidup, dan mengusahakan berhasilnya pengelolaan lingkungan hidup sehingga mutu dan kualitas lingkungan dapat
terwujud. Adapun wujud nyata peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
seperti yang dilakukan oleh Koalisi Pemuda Hijau Indonesia Kophi yang mengadakan Kongres Nasional di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah
mulai 29 Nopember 2012 - 2 Desember 2012, dihadiri oleh pemuda pemudi yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia. Selain sebagai ajang berkumpul yang
dimaksudkan untuk saling berbagi tentang pengalaman di daerah masing-masing, sekaligus juga untuk presentasi program kerja. Adapun dalam bentuk aksi nyata pada
kegiatan yang dilakukan di Desa Sukagalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Di desa ini mereka melakukan dorongan kepada penduduk untuk memanfaatkan
Universitas Sumatera Utara
bahan-bahan yang berasal dari lingkungan untuk pembuatan berbagai kebutuhan seperti pupuk kompos dan pembuatan biogas Siswanto, 2012.
Komunitas lain seperti Komunitas Berbuat Baik juga melakukan penanaman pohon di daerah erupsi Merapi, Barat Kali Gendol, bekerja sama dengan Mahasiswa
Kehutanan Universitas Gajah Mada dan pramuka Universitas Negeri Yogyakarta sebagai wujud nyata program peduli lingkungan. Selain itu, mereka juga
membersihkan daerah Pantai Trisik Kabupaten Kulon Progo. Pantai dengan kondisi yang sangat kotor dipenuhi sampah, akhirnya berhasil dibersihkan dengan
memindahkan 32 kantong sampah dari pantai tersebut ke TPA Nanggulan, Kulon Progo Tegar, 2012.
Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan Koppling merupakan program pemberdayaan masyarakat khususnya pemuda yang diprakarsai oleh pelaksana tugas
Walikota Medan yang sekarang menjadi Walikota Medan periode 2010 – 2015, Drs.
H. Rahudman Harahap, MM. Kepengurusan Koppling kelurahan telah dilantik oleh Walikota Medan. Selanjutnya, Koppling dipantau oleh Badan Lingkungan Hidup
Kota Medan. Anggota Koppling tersebar di setiap kelurahan di Kota Medan dengan perincian anggota per kelurahan antara 20
– 30 orang. Adapun kegiatan utamanya seperti penghijauan lingkungan, membuat Lubang Resapan Biopori, dan pengadaan
Bank Sampah BLH Medan, 2011. Anggota Koppling Kelurahan Sei Kera Hilir 1 Kecamatan Medan Perjuangan
Kota Medan termasuk yang paling aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan kualitas lingkungan. Agenda rutin yang dilakukan seperti
mengadakan gotong royong membersihkan pekarangan rumah dan lingkungan sekitar
Universitas Sumatera Utara
yang dilaksanakan setiap minggunya. Selain itu juga diadakan kegiatan mendaur ulang botol plastik menjadi pot bunga yang digantung di sekitar rumah-rumah
penduduk. Masyarakat yang ingin menjual barang bekas, seperti koran dapat melakukan transaksi pada Bank Sampah.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik ingin mengetahui lebih jauh mengenai Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Anggota Komunitas Pemuda Peduli
Lingkungan Tentang Pencemaran Lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan.
1.2. Perumusan Masalah