Pengertian persepsi Konsep Persepsi

b. Persepsi yang menghambat. Persepsi sesorang mengenai waktu yang tersedia, ketidaknyamanan, biaya dan kesulitan melakukan tindakan dapat dianggap sebagai kendala. Persepsi yang menghambat penderita untuk follow up yaitu: 1. Waktu follow up yang lama 2. Tindakan pengambilan darah secarah berulang-ulang 3. Biaya yang mahal dalam hal ini biaya tranportasi c. Persepsi kepercayaan diri Keyakinan atau kepercayaan diri bahwa sesorang dapat berhasil melaksanakan perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan melakukakan follow up individu yakin tidak terserang malaria lagi d. Afek terkait tindakan Perasaan subyektif yang terjadi sebelum, selama dan setelah aktifitas dapat mempengaruhi apakah seseorang akan mengulangi perilaku tersebut kembali atau mempertahankan perilaku tersebut. Perasaan subyektif terhadap follow up yaitu perasaan selama mengikuti follow up yang mencakup: 1. Waktu pemeriksaan darah yang lama 2. Cara pengambilan darah oleh petugas laboratorium 3. Keyakinan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium e. Pengaruh interpersonal Pengaruh interpersonal merupakan persepsi seseorang tentang perilaku, keyakinan atau sikap orang lain. Keluarga, teman sebaya dan professional kesehatan merupakan sumber pengaruh interpersonal yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan sesorang. Tokoh masyarakat atau tokoh agama merupakan orang yang mampu memberikan pengaruh besar sehingga mengubah perilaku penderita untuk melakukukan follow up f. Pengaruh situasi Merupakan pengaruh langsung dan tidak langsung pada perilaku kesehatan dan mencakup persepsi terhadap pilihan yang tersedia, karateristik kebutuhan, dan gambaran estetika lingkungan. Ketersediaan akses layanan kesehatan untuk follow up, jarak ke tempat follow up, suasana lingkungan follow up yang nyaman merupakan faktor-faktor situasi yang dapat mempengaruhi penderita untuk melakukan follow up 3. Komitmen terhadap rencana tindakan Komitmen terhadap rencana tindakan mencakup dua proses: komitmen dan identifikasi strategi khusus untuk melaksanakan dan menguatkan perilaku. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana petugas kesehatan Kozier, 2010. Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi sesorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku kesehatannya

2.3.5 Pengukuran Persepsi

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian subvariabel dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat terukur indikator. Indikator ini kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden Sugiyono, 2012. Skor ditentukan dengan skala likert 0-3, Untuk pernyataan positif diberikan nilai 0 untuk tidak setuju, 1 untuk kurang setuju, 2 untuk setuju dan 3 untuk sangat setuju. Pernyataan negatif, diberikan nilai 0 untuk sangat setuju, 1 untuk setuju, 2 untuk kurang setuju, dan 3 untuk tidak setuju. Jumlah skor yang diperoleh dibandingkan skor maksimal dikalikan 100.

2.4 Konsep Kepatuhan

Berbicara tentang kepatuhan artinya kita akan berbicara atau membahas tentang tindakan dimanakan tindakan itu sendiri merupakan wujud dari perilaku. Oleh karena itu dalam konsep kepatuhan penelitian ini akan membahas tentang perilaku.

2.4.1 Pengertian Kepatuhan

Patuh adalah taat pada perintah atau aturan, disiplin Kamus Bahasa Indonesia, 2014. Berikut pendapat para ahli mengenai kepatuhan yang diuraikan oleh Suparyanto 2010, mendefinisikan kepatuhan ketaatan sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau yang lain. Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah atau aturan. Sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas Suparyanto, 2010.

2.4.2 Faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu lagi mempertahankan kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan tidak patuh. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya: 1. Pemahaman tentang instruksi Tidak seorang pun mematuhi instruksi jika ia salah paham tentang instruksi yang diberikan padanya. Kadang kadang hal ini disebabkan oleh kegagalan profesional kesalahan dalam memberikan informasi lengkap, penggunaan istilah-istilah medis dan memberikan banyak instruksi yang harus diingat oleh penderita Suparyanto, 2010. 2. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang diperoleh secara mandiri, lewat tahapan-tahapan tertentu. Semakin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur –umur tertentu. Bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun, dengan demikian dapat disimpulkan faktor umur akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yang akan mengalami puncaknya pada umur –umur tertentu dan akan menurun kemampuan penerimaan atau mengingat sesuatu seiring dengan usia semakin lanjut. Hal ini menunjang dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah Suparyanto, 2010. 3. Kesakitan dan pengobatan Perilaku kepatuhan lebih rendah untuk penyakit kronis karena tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang jelas, saran mengenai gaya hidup dan kebiasaan lama, pengobatan yang kompleks, pengobatan dengan efek samping, perilaku yang tidak pantas Suparyanto, 2010. 4. Keyakinan, sikap dan kepribadian Kepribadian antara orang yang patuh dengan orang yang gagal, Orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi, ansietas, sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki kekuatan ego yang lebih lemah dan memiliki kehidupan social yang lebih, memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri. Kekuatan ego yang lebih ditandai dengan kurangnya penguasaan terhadap lingkunganya.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Penyakit Kardiovaskular dalam Melaksanakan Latihan Aktivitas Fisik Rehabilitasi Jantung Fase I di RSUP H. Adam Malik Medan

14 116 134

Efektifitas terapi Musik Terhadap Penurunan Nyeri Post Operasi pada Anak Usia Sekolah di RSUP H. Adam Malik Medan

9 98 66

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN Hubungan Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Terhadap Keberhasilan Terapi Pada Pasien Hipertensi Di RSUD Dr. Moewardi Bulan Mei-Juni 2014.

0 3 12

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN Hubungan Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Terhadap Keberhasilan Terapi Pada Pasien Hipertensi Di RSUD Dr. Moewardi Bulan Mei-Juni 2014.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN UMUM DENGAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Pasien Hipertensi di RS PKU Aisyiyah Boyolali.

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN UMUM DENGAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Pasien Hipertensi di RS PKU Aisyiyah Boyolali.

1 8 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN PADA PASIEN DIABETES Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Poliklinik Rejosari Husada Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten.

0 1 12

Post follow up e pupns

0 0 1

Follow Up Assessment

0 0 53

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien dalam Terapi Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Guntung Payung

0 3 16