7. Sosial Budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena
hubungan ini seeorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan Notoatmodjo, 2010.
2.2.4 Pengukuran pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden Notoatmodjo, 2007.
Pengetahuan sebagai parameter keadaan sosial dapat sangat menentukan kesehatan masyarakat. Pengetahuan digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik,
sedang dan kurang. Dikatakan baik 75, cukup 60-75, dan kurang 60 Nursalam, 2008.
2.3 Konsep Persepsi
2.3.1 Pengertian persepsi
Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan sangat cepat dan kadang kita tidak sadari, dimana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima,
persepsi yang
kita miliki
ini dapat
mempengaruhi tindakan
kita Notoatmodjo,2010. Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda
antara daerah yang satu dengan yang lain, karena persepsi masyarakat mengenai penyakit juga bergantung dari budaya yang ada dan berkembang dalam
masyarakat tersebut. Perbedaan masyarakat dalam mempersepsikan, kerentanan,
keseriusan, dan ancaman terkena malaria ada hubungannya dengan upaya pencegahan dan pengobatan malaria Harijanto, 2010.
Health Promotion Model dikembangkan untuk menganalisis terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam perilaku kesehatan dalam hal ini perilaku dalam pemeriksaan ulang darah tepi atau follow up malaria.
Menurut Pender 2001 perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Karakteristik individu
Dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: personal biological, psychological dan socio- cultural. Hai ini akan mempengaruhi individu untuk merubah perilaku dalam
rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan. 2.
Kognisi dan afek spesifik perilaku Merupakan inti utama intervensi karena dapat dimodifikasi melalui intervensi
keperawatan. Kognisis spesifik perilaku dapat berupa : a.
Persepsi manfaat tindakan Manfaat atau hasil yang diharapkan mempengaruhi rencana sesorang untuk
ikut dalam perilaku promosi kesehatan. Pengalaman positif sebelumnya dengan perilaku atau pengamatan terhadap orang lain yang terlibat dalam
perilaku merupakan faktor motivasi. Diharapkan penderita mengetahui dan tahu manfaat follow up yaitu:
1. Mencegah relaps malaria
2. Mencegah resistensi obat anti malaria
3. Mencegah penularan penyakit pada orang lain
b. Persepsi yang menghambat.
Persepsi sesorang mengenai waktu yang tersedia, ketidaknyamanan, biaya dan kesulitan melakukan tindakan dapat dianggap sebagai kendala.
Persepsi yang menghambat penderita untuk follow up yaitu: 1.
Waktu follow up yang lama 2.
Tindakan pengambilan darah secarah berulang-ulang 3.
Biaya yang mahal dalam hal ini biaya tranportasi c.
Persepsi kepercayaan diri Keyakinan atau kepercayaan diri bahwa sesorang dapat berhasil melaksanakan
perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan melakukakan follow up individu yakin tidak terserang malaria lagi
d. Afek terkait tindakan
Perasaan subyektif yang terjadi sebelum, selama dan setelah aktifitas dapat mempengaruhi apakah seseorang akan mengulangi perilaku tersebut kembali
atau mempertahankan perilaku tersebut. Perasaan subyektif terhadap follow up yaitu perasaan selama mengikuti follow up yang mencakup:
1. Waktu pemeriksaan darah yang lama
2. Cara pengambilan darah oleh petugas laboratorium
3. Keyakinan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium
e. Pengaruh interpersonal
Pengaruh interpersonal merupakan persepsi seseorang tentang perilaku, keyakinan atau sikap orang lain. Keluarga, teman sebaya dan professional
kesehatan merupakan
sumber pengaruh
interpersonal yang
dapat