Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel

77 c Membagi 14 peserta yang memiliki konsep diri tidak kongruen tersebut menjadi dua kelompok, yaitu 7 peserta didik untuk kelompok eksperimen dan 7 peserta didik untuk kelompok kontrol. Langkah pengambilan sampel tersebut dimaksud agar dapat menyaring peserta didik yang memiliki kategori konsep diri tidak kongruen kemudian dikelompokan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu konsep diri peserta didik dan program bimbingan pribadi-sosial, yaitu. a Variabel bebas X adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel bebas adalah program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan pendekatan humanistik b Variabel terikat Y adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab akibat. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel terikat adalah konsep diri . Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan pendekatan humanistik dan konsep diri. a Bimbingan Pribadi-Sosial Menurut Winkel 2007:35 bimbingan pribadi-sosial berarti proses bantuan yang diberikan dari konselor ke konseli dalam menghadapi permasalahan 78 yang bersifat pribadi dan sosial. Menurut Yusuf dan Nurihsan 2010:11 bimbingan pribadi-sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial. Permasalahan yang bersifat pribadi-sosial adalah masalah hubungan dengan sesama teman, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik. Pendekatan humanisme Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia karena manusia mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju. Dasar pendekatan ini sesuai dengan pengertian humanisme pada umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan cara hidup yang menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu. Falsafah dan asumsi dasar pendekatan ini berdasarkan pada pandangan positif tentang manusia yang melihat orang memiliki sifat bawaan berjuang keras ke arah menjadi untuk berfungsi secara penuh becoming fully functioning Feist dan Feist, 2010:7. Istilah bimbingan pribadi-sosial dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan konselor untuk melaksanakan bantuan kepada konseli dalam mengembangkan potensi diri dan kemampuan berhubungan sosial sehingga membina hubungan sosial di berbagai lingkungan atau pergaulan sosial, serta bertujuan untuk mencapai perkembangan diri mengacu pada data profil konsep diri peserta didik. Secara operasional bimbingan pribadi-sosial dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan peneliti sebagai konselor untuk melaksanakan bantuan kepada peserta didik SMPLB X Tahun Pelajaran 20122013 sebagai konseli dalam 79 mengembangkan potensi diri dan kemampuan berhubungan sosial sehingga membina hubungan sosial di berbagai lingkungan atau pergaulan sosial, serta bertujuan untuk mencapai perkembangan diri khususnya pengembangan konsep diri peserta didik dengan menekankan nilai-nilai positif individu, lebih memfokuskan perhatian pada kekuatan dan kemampuannya daripada kekurangan dan kesulitannya serta menerapkan konsep “unconditional positive regard”. b Konsep Diri Menurut Burn 1993:87 konsep diri yaitu konseptualisasi individu mengenai pribadinya sendiri, dipandang sebagai seseorang yang diinvestasikan dengan konotasi-konotasi emosional yang potensial dan evaluatif karena keyakinan-keyakinan subyektif dan pengetahuan faktual yang dianggap berasal dari diri individu yang bersifat pribadi dalam berbagai tingkatan, intens dan sentral terhadap keunikan identitasnya. Menurut Carl Rogers Alwisol, 2004:338 terkait konsep diri diartikan sebagai: a persepsi, keyakinan, perasaansikap seseorang tentang dirinya sendiri; b kualitas pensifatan individu tentang dirinya sendiri dan pandangan orang lain tentang dirinya sendiri; c suatu sistem pemaknaan individu tentang dirinya sendiri dan pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri menurut Rogers Prabawa, 2009:9 merupakan sebagian dari medan fenomenal yang lama kelamaan menjadi terpisah. Menurut Rogers, konsep diri merupakan gestalt konseptual yang teratur dan bersifat konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang ciri atau karakteristik diri individu dan juga persepsi yang individu miliki tentang hubungan antara diri individu dengan orang lain, 80 pendapat orang lain yang diyakini terhadap diri, juga berbagai aspek dalam kehidupan individu. Menurut Rogers Prabawa, 2009:10 konsep diri tidak hanya terdiri dari persepsi tentang apa yang individu sukai, tetapi juga apa yang individu fikirkan tentang apa yang seharusnya individu lakukan dan ingin menjadi seperti apa diri individu. Keadaan diri individu saat ini disebut real self, sementara ideal self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Menurut Atwater Desmita, 2010:163 konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Atwater mengidentifikasikan konsep diri atas tiga bentuk, pertama, body image yaitu kesadaran tentang tubuhnya; kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang mengenai dirinya; ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya. Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan konsep diri merupakan cara pandang individu terhadap gambaran pribadinya yang merupakan hasil penggabungan dari persepsi mengenai karakteristik diri pada saat ini real self dan persepsi mengenai diri terhadap orang lain dan kehidupan sehingga memunculkan diri yang diinginkan dalam dirinya ideal self meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi pengalaman masa lalu, keyakinan terhadap pilihan, pemahaman kelebihan dan kelemahan diri, pertimbangan konsekuensi pilihan-pilihan, tujuan yang ingin dicapai, harapan, 81 nilai-nilai kehidupan, kesadaran akan perilaku diri dan orang lain. Aspek afektif meliputi dorongan-dorongan, perasaan subjektif individu tetrhadap diri, penghargaan terhadap diri dan orang lain, keterlibatan dalam sebuah komunitas dan taat pada norma yang berlaku. Aspek psikomotorik meliputi interaksi dengan lingkungan sosial, kemampuan berbahasa dan mengelola emosi. Selanjutnya konsep diri mempresentasikan pola persepsi yang terorganisasi dan kosisten. Walaupun diri berubah, diri akan selalu memiliki kualitas pola, integrasi dan organisasi yang sama. Secara operasional konsep diri yang diungkap dalam penelitian ini dibatasi pada real self sedangkan aspek dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif dan afektif. Indikator yang terdapat dalam aspek kognitif dan afektif tidak semua digunakan. Secara operasional konsep diri dalam penelitian ini adalah cara pandang peserta didik SMPLB X Tahun Pelajaran 20122013 terhadap gambaran pribadinya pada saat ini, meliputi aspek kognitif dan afektif. Indikator-indikator dari aspek tersebut yaitu sebagai berikut. a. Kognitif 1 Mengetahui kondisi fisik 2 Menjabarkan identitas diri terkait kepribadian 3 Mengenal kemampuan dan ketidakmampuan diri 4 Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah 5 Memaknai pengalaman b. Afektif 1 Menghargai diri dan orang lain 82 2 Sikap percaya diri 3 Meyakini nilai-nilai moral

D. Pengembangan Instrumen Penelitian