Proses Pengembangan Instrumen PENGARUH TAHAPAN PREDIKSI DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM SARAF PADA SISWA SMA.

Mayang Indah Nurwulan, 2014 Pengaruh Tahapan Prediksi Dan Diskusi Pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf Pada Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran No. Indikator No.Pertanyaan 1. Ketertarikan pada mata pelajaran Biologi 1, 2, 3, 4 2. Ketertarikan dengan metode pembelajaran 5, 6 3. Ketertarikan dengan kegiatan memprediksi dan diskusi 7, 8, 9, 10, 11 ,12, 13, 14, 15

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pada tahap persiapan penelitian, instrumen penelitian yang telah dibuat diperiksa kelayakannya oleh para dosen ahli dari segi materi dan kaidah-kaidah evaluasi melalui proses judging. Instrumen bisa digunakan dalam pengambilan data penelitian apabila telah melewati proses perbaikan dari hasil koreksi pada tahapan judging serta telah melalui tahapan uji coba instrumen. Akan tetapi tidak semua instrumen melalui tahapan uji coba, hanya instrument pretest dan posttest saja yang dilakukan uji coba. Adapun tujuan dari uji instrumen peneltian ini adalah untuk mengetahui validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. 1. Validitas Arikunto 2009 menjelaskan bahwa validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai daya dukung yang besar terhadap skor total. Validitas ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment: Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total N = jumlah siswa X = skor pada pokok uji Y = skor total r XY = N ∑XY − ∑X∑Y {N ∑X 2 − ∑X 2 } {N ∑Y 2 − ∑Y 2 } Mayang Indah Nurwulan, 2014 Pengaruh Tahapan Prediksi Dan Diskusi Pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf Pada Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Arikunto,2009 Dengan Interpretasi Indeks Validitas sebagai berikut: Tabel 3.4 Tabel Indeks Validitas Indeks Validitas Kategori 0,00 – 0,19 SANGAT RENDAH 0,20 – 0,39 RENDAH 0,40 – 0,59 CUKUP 0,60 – 0,79 TINGGI 0,80 – 1,00 SANGAT TINGGI Sriyati, 2011 Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata validitas item berada dalam kategori Cukup dengan indeks 0,56 untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.10. 2. Reliabilitas Reliabilitas tes sangat berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan Arikunto,2009. Relabiltas tes ini dihitung menggunakan rumus Spearman-Brown: 11 = 2 1 2 1 2 1 + 1 2 1 2 Di mana: 1 2 1 2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r 11 = koefisien reliabiltas yang sudah disesuaikan Arikunto,2009 Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, reabilitas soal sebesar 0,79 dan termasuk dalam kategori tinggi untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7. 3. Daya Pembeda Mayang Indah Nurwulan, 2014 Pengaruh Tahapan Prediksi Dan Diskusi Pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf Pada Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut “indeks diskriminasi” Arikunto,2009. Daya pembeda dapat diketahui dengan menggunakan rumus: DP = U − L 1 2 T Di mana: DP = Daya Pembeda U = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk setiap soal L = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar setiap soal T = jumlah seluruh siswa baik dari kelompok atas dan kelompok bawah Arikunto,2009 Maka akan didapatkan indeks diskriminasi sebagai berikut: Tabel 3.5 Tabel Indeks Diskriminasi Indeks Diskrimnasi Kategori 0,00 SANGAT TIDAK BAIK 0,00 – 0,20 TIDAK BAIK 0,21 – 0,40 CUKUP 0,41 – 0,70 BAIK 0,71 – 1,00 BAIK SEKALI Sriyati, 2011 Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata daya pembeda berada dalam kategori Cukup dengan indeks 0,38 untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7. 4. Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk Mayang Indah Nurwulan, 2014 Pengaruh Tahapan Prediksi Dan Diskusi Pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf Pada Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mencoba lagi karena di luar jangkauannya Arikunto, 2009. Tingkat kesukaran dapat dhitung dengan rumus: = + Di mana: TK= TarafTingkat Kesukaran U = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk setiap soal L = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar setiap soal T = jumlah seluruh siswa baik dari kelompok atas dan kelompok bawah Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus di atas, maka dapat di kategorikan tingkat kesukarannya sebaga berikut: Tabel 3.6 Tabel Indeks Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kategori 0,00 – 0,30 SUKAR 0,31 – 0,70 SEDANG 0,71 – 1,00 MUDAH Sriyati, 2011 Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata tingkat kesukaran soal berada dalam kategori Sedang dengan indeks 0,42 untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7. Setelah dilakukan uji coba instrumen, dilakukan analisis butir soal untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dari setiap butir soal yang di uji. Adapun hasil analisis butir soal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7 Tabel 3.7 Hasil Analisis Butir Soal Uji Instrumen Penguasaan Konsep No. Soal TINGKAT KESUKARAN DAYA PEMBEDA VALIDITAS Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran Mayang Indah Nurwulan, 2014 Pengaruh Tahapan Prediksi Dan Diskusi Pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf Pada Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Analisis Pengolahan Data

Dokumen yang terkait

PENERAPAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM KOORDINASI.

0 0 54

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PADA PENANGANAN OLI BEKAS.

0 5 37

PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING BERBASIS PENDEKATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF.

0 4 46

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN.

0 4 48

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM.

0 10 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA KONSEP TRANSPOR MEMBRAN.

3 28 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HEURISTIK VEE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM SARAF.

1 7 49

PENGARUH TAHAPAN PREDIKSI DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM SARAF PADA SISWA SMA - repository UPI S BIO 1002365 Title

0 0 6

PENGARUH PENGGUNAAN LABORATORIUM VIRTUAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI DUNIA TUMBUHAN

0 1 7