Ayu Amelia, 2014 Studi Komparatif Tentang Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Yang Belajar Dengan Pendekatan
Tematik Integratif Melalui Model Webbed Dan Siswa Yang Belajar Melalui Direct Instruction Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
11 ≤ KAM 16
Siswa Kelompok Sedang KAM ≤ 10
Siswa Kelompok Rendah
Hasil Pengelompokkan siswa, baik dikelas tematik maupun di kelas direct instruction, dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4 Jumlah Siswa Masing-masing Kategori KAM
Kelompok Pembelajaran
Total Tematik
Direct Tinggi
5 4
9 Sedang
15 15
30 Rendah
5 6
11 Total
25 25
50
2. Tes Kemampuan Koneksi Matematis
Tes kemampuan koneksi matematis dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa kemampuan siswa dalam meneyelesaiakan
soal-soal koneksi pada materi bangun ruang balok, kubus, tabung, kerucut dan bola, jaring-jaring balok dan kubus, mengenal bangun datar simetris, dan
pencerminana bangun datar. Tes kemampuan koneksi matematis dalam hal ini berupa tes uraian yang
mengukur kemampuan mengaitkan antar topik matematika, mengaitkan dengan mata pelajaran lain, dan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Banyaknya soal tes kemampuan koneksi matematis adalah 10 soal. 10 soal tersebut terdiri dari 4 soal tentang pengaitan antar topik matematika, 3 soal
tentang koneksi matematika dengan mata pelajaran lain, dan 3 sola terakhir adalah sola tes koneksi antara matematika dengan kehidupan sehari-hari. Untuk
memenuhi persyaratan tes yang baik, maka sebelum soal tes diberikan kepada sampel penelitian soal tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu.
Pembuatan tes diawali dengan pembuatan kisi-kisi tes, dan butir soal, dilanjutkan dengan penyusunan kunci jawaban dan kriteria penilaian. Setelah uji
coba instrumen dilaksanakan yaitu pada tanggal 26 Februari 2014 di SDN
Ayu Amelia, 2014 Studi Komparatif Tentang Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Yang Belajar Dengan Pendekatan
Tematik Integratif Melalui Model Webbed Dan Siswa Yang Belajar Melalui Direct Instruction Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Cimincrang Kota Bandung, hasil ujicoba tersebut dikoreksi dan diberi skor Adapun pedoman pemberian skor yang digunakan adalah holistic scoring rubrics
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis
Respon siswa terhadap soal Skor
Menunjukkan kemampuan koneksi a.
Penggunaan konsep dan keterkaitan antar konsep matematika secara lengkap
b. Melakukan algoritma secara lengkap dan benar, dan
melakukan perhitungan dengan benar. 4
Menunjukkan kemampuan koneksi a.
Menunjukkan konsep dan keterkaitan antar konsep matematika hampir lengkap
b. Melakukan algoritma secara lengkap dan benar namun
mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan 3
Menunjukkan kemampuan koneksi a.
Menunjukkan konsep dan keterkaitan antar konsep matematika kurang lengkap
b. Menunjukkan algoritme secara lengkap dan benar dan
mengandung perhitungan yang salah. 2
Menunjukkan kemampuan koneksi a.
Menujukkan konsep dan keterkaitan antar konsep matematika sangat terbatas.
b. Jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang
salah. 1
Tidak ada jawaban Diadaptasi dari Puji Lestari 2009, hlm. 46
Setelah dilakukan penskoran, tahap selanjutnya adalah mengetahui kualitas setiap soal. Untuk mengetahui kualitas setiap soal tersebut, maka
dilakukan analisis butir soal yang meliputi aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
3. Analisis Tes Kemampuan Koneksi Matematis.