Analisis daya Beda Analisis Tingkat Kesukaan Soal

Ayu Amelia, 2014 Studi Komparatif Tentang Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Yang Belajar Dengan Pendekatan Tematik Integratif Melalui Model Webbed Dan Siswa Yang Belajar Melalui Direct Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8 Kriteria Reabilitas Tes Koefisien reliabilitas r 11 Interpretasi r 11 ≤ 0,20 Derajat realibilitas sangat rendah 0,20 r 11 ≤ 0,40 Derajat realibilitas rendah 0,40 r 11 ≤ 0,70 Derajat realibilitas sedang 0,70 r 11 ≤ 0,90 Derajat realibilitas tinggi 0,90 r 11 ≤ 1,00 Derajat realibilitas sangat tinggi Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bentuk uraian, maka rumus yang digunakan untuk menghitung derajat realibilitas tes menggunakan alpha cronbach Arikunto, 1997, hlm. 109. ∑ Keterangan: koefisien reliabilitas tes ∑ = jumlah varians skor tiap butir soal = varians skor total Dari hasil perhitungan diperoleh koefisian reliabilitas untuk soal kemampuan koneksi adalah 0,57. Berdasarkan koefisien korelasi yang ada pada taebel 3.4, dapat disimpulkan bahwa soal dalam instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal yang reliabitasnya sedang.

c. Analisis daya Beda

Daya pembeda dianalisis untuk mengetahui sebuah soal baik atau tidak, dan untuk mengetahui sejauh mana alat tes dapat membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut dengan benar Suherman, 2003. Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus sebagai berikut: Ayu Amelia, 2014 Studi Komparatif Tentang Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Yang Belajar Dengan Pendekatan Tematik Integratif Melalui Model Webbed Dan Siswa Yang Belajar Melalui Direct Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan : DP = daya pembeda. = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar. = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar. = jumlah siswa kelompok atas. Adapun kategori daya pembeda suatu soal, menurut Suherman 2003, hlm. 161 diinterpretasikan sebagai berikut. Tabel 3.9 Kategori Daya Beda Soal Daya Pembeda DP Interpretasi 0,70 DP ≤ 1,00 sangat baik 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek DP ≤ 0,00 sangat jelek Dari hasil perhitungan, didapat nilai daya pembeda dari soal yang telah diuijicobakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Nilai Daya Pembeda Soal Koneksi No. Soal Nilai Daya Pembeda Interpretasi 1 1,00 Sangat baik 2 0,88 Sangat baik 3 0,63 Baik 4 1,00 Sangat baik 5 0,38 Cukup 6 1,00 Sangat baik 7 0,75 Sangat baik 8 1,00 Sangat baik 9 0,88 Sangat baik Ayu Amelia, 2014 Studi Komparatif Tentang Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Yang Belajar Dengan Pendekatan Tematik Integratif Melalui Model Webbed Dan Siswa Yang Belajar Melalui Direct Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 1,00 Sangat baik

d. Analisis Tingkat Kesukaan Soal

Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah butir soal itu termasuk kedalam kelompok butir soal mudah, sedang atau sukar. Untuk menghitungnya digunakan nilai rata-rata setiap butir dibagi nilai maksimum. Suherman 2003, hlm. 170 tingkat kesukaran tes dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : TK = tingkat kesukaran. = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar. = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar. = jumlah siswa kelompok atas. Arikunto 2013, 222 menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran diinterpretasikan menggunakan kriteria kesukaran butir soal yang dikemukakan Arikunto 2013, hlm. 225, yaitu: Tabel 3.11 Kategori Tingkat Kesukaran Soal Indeks kesukaran Interpretasi IK = 1,00 soal terlalu mudah 0,70 IK 1,00 soal mudah 0,30 IK ≤ 0,70 soal sedang 0,00 IK ≤ 0,30 soal sukar IK = 0,00 soal terlalu sukar Ayu Amelia, 2014 Studi Komparatif Tentang Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Yang Belajar Dengan Pendekatan Tematik Integratif Melalui Model Webbed Dan Siswa Yang Belajar Melalui Direct Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan hasil perhitungan terhadap ujicoba soal koneksi matematis, indeks kesukaran soal disajikan dalam tabel 3.12 di bawah ini : Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Nilai Indeks Kesukaran Soal Koneksi No. Soal Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi 1 0,78 Mudah 2 0,85 Mudah 3 0,67 Sedang 4 0,70 Mudah 5 0,76 Mudah 6 0,43 Sedang 7 0,65 Seang 8 0,53 Sedang 9 0,57 Sedang 10 0,56 Sedang Berikut ini akan disajikan keempat faktor untuk analisis butir soal secara keseluruhan, hasil perhitungan yang diperoleh dari tes ujicoba instrumen yang berupa validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Adapun hasil analisis dari faktor lainnya, yaitu validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen No Soal Validitas Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 Sedang Sangat baik Mudah 2 Sedang Sangat baik Mudah 3 Rendah Baik Sedang 4 Sedang Sangat baik Mudah 5 Sedang Cukup Mudah 6 Sedang Sangat baik Sedang 7 Sedang Sangat baik Seang 8 Sedang Sangat baik Sedang 9 Sedang Sangat baik Sedang Ayu Amelia, 2014 Studi Komparatif Tentang Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Yang Belajar Dengan Pendekatan Tematik Integratif Melalui Model Webbed Dan Siswa Yang Belajar Melalui Direct Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 Sedang Sangat baik Sedang

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual pada pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di SDN Neglasari 02

1 13 149

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF.

0 2 17

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING.

0 4 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DI SEKOLAH DASAR : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SDN Sukakarya Kota Bandung.

0 3 38

STUDI KOMPARASI TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE PENEMUAN DAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN METODE EKSPOSITORI: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri di Bandung.

0 1 27

STUDI KOMPARATIF TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN RELASIONAL DAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DENGAN SISWA YANG BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG: kuasi eksperimen pada kelas vii sal

0 2 55

KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUISTRATEGI THINK-TALK-WRITEDENGAN SISWA YANG BELAJAR MELALUI EKSPOSITORI : Studi Komparatif pada Salah Satu SMA di Bandung.

0 2 15

STUDI KOMPARATIF TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MTs YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DAN SISWA YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION).

0 1 56

Penerapan Pembelajaran Tematik Model Webbed Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Keluargaku.

1 9 38