Konstruksi Hukum Pembuktian Jaksa Penuntut Umum dalam

commit to user Dirampas untuk Negara dan di serahka kepada Penuntut Umum untuk perkara lain. 8. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,00 lima ribu rupiah.

B. Pembahasan

3. Konstruksi Hukum Pembuktian Jaksa Penuntut Umum dalam

Perkara Tindak Pidana Gratifikasi No: 534Pid.B2008PN.Slmn Guna mengetahui konstruksi Penuntut Umum dalam membongkar tindak pidana gratifikasi pada perkara nomor: 543Pid.B2008PN.Slmn, peneliti akan mengkaji dari 3 tiga prespektif, yaitu dakwaan, alat-alat bukti oleh Penuntut Umum dan penuntutan berdasarkan Penuntut Umum. Adapun mengenai dakwaan sebagaimana subbab sebelumnya, terdakwa di dakwa dengan Pasal 2 ayat 1, Pasal 3 dan Pasal 12B ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam bentuk dakwaan Subsidaritas Kumulatif. Meskipun terdakwa didakwa dengan pasal berlapis tentang korupsi dan gratifikasi, namun sesuai dengan kajian penelitian hukum ini maka difokuskan pada Pasal 12B Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang isinya “Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut: commit to user a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi; b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh Penuntut Umum. Pada Pasal 12B ayat 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah dirubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemerantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu “Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 satu milyar rupiah. Tindak pidana korupsi dan gratifiaksi pada putusan no. 534Pid.B2008PN.Slmn menggunakan dakwaan subsidaritas kumulatif, akan tetapi pada dakwaan tindak pidana gratifikasi menggunakan dakwaan tunggal. Hal tersebut dikarenakan bahwa dakwaan tersebut hanya satu tunggal, tidak ada alternatifnya maupun pengganti atau kumulasinyakombinasinya, serta tindak pidana yang didakwakan hanya satutunggal. Bentuk dakwaan tunggal tersebut digunakan dalam kasus tindak pidana gratifikasi karena berdasarkan hasil penelitian terhadap materi perkara hanya satu tindak pidana saja yang dapat didakwakan. Dan tidak dimungkinkan ada alternative atau kemungkinan untuk merumuskan tindak pidana lain sebagai penggantinya. Penyusunan surat dakwaan tunggal dalam tindak pidana gratifikasi tersebut dapat dikatakan sederhana , yaitu sederhana dalam perumusannya dan sederhana pula dalam pembuktian dan penerapan hukumnya. Alat bukti yang terdapat pada persidangan tindak pidana commit to user gratifikasi nomor 534Pid.B2008PN.Slmn tentang pengadaan buku wajib SDMI, SMPMTs dan SMAMA, yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum antara lain sebagai berikut: Tabel I. Alat Bukti Tindak Pidana Gratifikasi Alat Bukti Analisis

1. Keterangan Saksi