Bahwa terdakwa pernah Keterangan Terdakwa

commit to user

y. Bahwa terdakwa pernah

memberikan nomor rekening terdakwa kepada Sdr.Murad pada tanggal 13 Juli 2004 ada uang yang masuk sebesar Rp 1.230.000.000,00; z. Bahwa terdakwa memberikan nomor rekening karena Murad minta untuk keperluan biaya operasional Murad . aa. Bahwa Murad memasukkan uang ke rekening terdakwa, karena Murad pada saat itu baru tergila-gila dengan seseorang perempuan bernama NOVI dari Solo untuk membiayai kebutuhannya Novi; bb. Bahwa uang tersebut terdakwa berikan kepada Murad di Hotel Melia Purosani Jogjakarta, penyerahan uang kepada Murad tidak ada tanda buktinya ; cc. Bahwa Dewan tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan persetujuan penunjukan langsung; commit to user dd. Bahwa dari uang yang masuk ke rekening terdakwa dengan uang yang keluar dari rekening saudara tersebut selangnya selama satu tahun; ee. Bahwa tugas dan fungsi saya sebagai Ketua Dewan adalah legislasi, anggaran dan pengawasan; ff. Bahwa selain di BCA terdakwa punya rekening lain yaitu di BPD karena pada saat itu ambil kredit di BPD dan secara otomatis pada setiap nasabah yang punya pinjaman di BPD harus buka rekening; gg. Bahwa terdakwa pernah diajukan kredit di BPD karena dapat prioritas pinjaman dengan bunga murah; Bahwauang sebesar Rp 1,230 Milyar sudah dikembalikan kepada Murad semua, dikembalikan selama lima kali; Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa Jarot Subiyantoro dengan pasal berlapis yaitu Pasal 3 ayat 1 Jo. Pasal 18 Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang sudah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Jo. Pasal 64 ayat 1 KUHPidana. Dan Pasal commit to user 12B ayat 1 dan ayat 2 Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang sudah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 7 tahun penjara dan denda sebesar Rp200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. Tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa tersebut juga di dakwa dengan pasal gratifikasi, dimana terdakwa Jarot Subiyantoro menerima uang dari H. Murad Irawan sebesar Rp 1.230.050.000,00 satu milyar dua ratus tiga puluh juta lima puluh ribu rupiah. Dan sampai dengan melampaui waktu 30 tiga puluh hari setelah menerima uang dari H. Murad Irawan tersebut terdakwa tidak melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi KPK. Pemberian dari H.Murad Irawan tersebut oleh Jaksa Penuntut Umum dijadikan dasar untuk menjerat terdakwa dengan tindak pidana gratifikasi yang diatur dalam Pasal 12B undang-undang tindak pidana korupsi. Pemberian tersebut dianggap bertujuan untuk dapat mempengaruhi arah kebijakan terdakwa, selaku Ketua DPRD Kabupaten Sleman tentang pengadaan buku teks wajib SDMI, SMPMTs dan SMAMA. Pengertian pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang, barang, rabat discount, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronikā€. Sehingga, terdakwa Jarot Subiyantoro dituntut dengan pasal berlapis yaitu pasal korupsi dan pasal gratifikasi. Hal tersebut digunakan karena kasus korupsi merupakan kasus yang sangat rumit commit to user dan kompleks sehingga dibutuhkan ketelitian yang cermat agar terdakwa tidak dapat lepas dari jeratan hukum dan dapat dipidana.

4. Implikasi Yuridis Pembuktian Jaksa Penuntut Umum Terhadap