Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Politea Bogor, Bandung, 1994, hal.

menurut undang-undang umum. Demikian pula sekalian orang yang bukan karena pemilihan menjadi Anggota Dewan Pembuat Undang-undang, Pemerintah atau Perwakilan Rakyat yang dibentuk oleh atau atas nama Pemerintah, seterusnya sekalian Kepada Bangsa Indonesia dan Timur Asing, yang melakukan kekuasaan yang sah”. 10 Kalau kita melihat Peraturan Pemerintah Tahun 1952 yang mengatur Pokok-pokok Kedudukan Hukum Pegawai Negeri adalah Peraturan Pemerintah Adapun menurut Yurisprudensi yang diartikan dengan pegawai negeri adalah orang yang diangkat oleh kekuasaan umum menjadi pejabat umum untuk menjalankan sebagian dari tugas pemerintah atau bagian-bagiannya. Pegawai Negeri menurut Hukum Administrasi seperti diatur dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 1961 Tentang ketentuan-ketentuan pokok Kepegawaian yang meliputi orang-orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan Negara atau daerah tetapi selain dari itu juga meliputi orang-orang yang menerima gaji atau upah dari suatu BadanBadan Hukum yang menerima bantuan dari keuangan Negara atau daerah atau Badan Hukum lain yang mempergunakan modal dan kelonggaran-kelonggaran dari Negara maupun masyarakat dengan dana diperoleh dari masyarakat tersebut untuk kepentingan social. Sebagian dari pejabat adalah pegawai, tetapi tidaklah setiap pejabat disebut pegawai dan sebaliknya tidak setiap pegawai disebut pejabat misalnya pegawai yang dihentikan dari jabatannya dan diberi istirahat karena sakit. 10

R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Politea Bogor, Bandung, 1994, hal.

86. Universitas Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 1952 mengatakan : ”Pegawai Negeri adalah mereka yang bekerja sebagai pegawai pada suatu Badan Pemerintah, baik tetap maupun sementara”. 11 1. Pegawai Negeri Sipil Pusat; Dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1974 LN. tahun 1974 No. 8, tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri dalam usaha swasta, pengertian Pegawai Negeri dirumuskan sebagai berikut: ”Pegawai Negeri adalah : 2. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia; 3. Pegawai Negeri yang dibantukandipekerjakan pada Daerah Otonom; 4. Pegawai Otonom; 5. Pegawai Perusahaan Jawatan Perjan; 6. Pegawai Perusahaan Umum Perum; 7. Pegawai badan usaha milik Negara yang dibentuk dengan Undang- undang; 8. Pegawai Bank milik Negara”. 12 Selanjutnya ada pula yang dipersamakan dengan Pagawai Negeri, yakni: 1. Perusahaan Perseroan Persero; 2. Pegawai Perseroan Terbatas PT milik negara yang belum digolongkan berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 1969; 3. Pegawai Perusahaan Daerah. 13 Pengertian Pegawai Negeri diperinci menurut jenisnya dalam dua golongan yakni: 1. Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari: a. Pegawai Negeri Sipil Pusat; Menurut Penjelasan dari Undang-undang No. 43 Tahun 1999 maka yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah : 11 E. Utrecht, Op-cit, hal. 145 12 Marsono, Pokok-pokok Kepegawaian, Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1981, Jakarta, hal. 15 13 Ibid, hal. 16 Universitas Sumatera Utara 1. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Tinggi Negara, Instansi Vertikal di daerah-daerah dan Kepaniteraan Pengadilan; 2. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang bekerja pada Perusahaan Jawatan; 3. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom; 4. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain, seperti Perusahaan Umum, Yayasan dan lain-lain; 5. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menyelenggarakan tugas Negara lainnya, seperti hakim pada Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi dan lain-lain ; b. Pegawai Negeri Sipil Daerah ; Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil daerah adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Otonom. Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan ketentuan- ketentuan dalam Undang-undang tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Universitas Sumatera Utara Pada Pegawai Daerah Otonom tersebut di atas adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah dan termasuk golongan Pegawai Negeri menurut defenisi dalam Pasal 1 huruf a Undang-undang No. 8 tahun 1974. Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah : 1. Bahwa kepalanya sendiri dari para Pegawai Negeri Sipil tersebut adalah bukan Pegawai Negeri Daerah dan bukan pula Pegawai Negeri Sipil Pusat, jadi tidak termasuk Pegawai Negeri menurut defenisi dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1974 ; 2. Bahwa banyak Pegawai Negeri Sipil Pusat bekerja di Daerah-daerah Otonom tersebut, yaitu yang diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah-daerah itu. Pada pegawai ini bekerja di bawah pimpinan Gubernur Kepala Daerah Bupati Kepala Daerah dan Walikota Kepala Daerah tapi kedudukannya adalah tetap sebagai Pegawai Negeri Sipil Pusat. c. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; Mengenai Pegawai Negeri Sipil ini hingga sekarang belum terdapat sesuatu penjelasan tentang siapa misalnya yang dimaksud termasuk didalamnya dan sampai sekarang pula tidak ada Peraturan Pemerintah mengenai hal ini sehingga untuk sementara belum dapat dikatakan apa-apa mengenai Pegawai Negeri Sipil ini. 2. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang terdiri dari: a. Angkatan Darat Republik Indonesia; b. Angkatan Laut Republik Indonesia; Universitas Sumatera Utara c. Angkatan Udara Republik Indonesia; Dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang No. 8 Tahun 1974 dinyatakan dengan tegas bahwa anggota ABRI termasuk Pegawai Negeri. Kecuali dalam Pasal 37 yang menetapkan bahwa ”Pembinaan anggota ABRI diatur dalam peraturan perundang-undangan tersendiri”, dan juga didalam Pasal 37 Undang-undang No. 43 Tahun 1999 menyatakan ”Manajemen Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia masing-masing diatur dengan undang-undang tersendiri”, untuk selanjutnya tidak disebut-sebut untuk ketiga kalinya dalam Undang- undang itu atau penjelasannya. Hal ini disebabkan karena anggota ABRI meskipun sama-sama Pegawai Negeri tapi tugas dan kewajibannya sebagai Pegawai Negeri dalam pelaksanaannya berbeda dari tugas kewajiban Pegawai Negeri Sipil. Maka kedudukan, tugas, hak dan lain-lainnya selalu ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan tersendiri. Peraturan-peraturan itu pada pokok-pokoknya adalah kira-kira sama seperti yang berlaku untuk Pegawai Negeri Sipil, tapi banyak sekali hal yang tidak pokok, menunjukkan perbedaan-perbedaan. 3. Kepolisian Republik Indonesia Bab IV Pasal 37 Undang-unadang Nomor 43 Tahun 1999 tantang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian menyatakan bahwa ”Manajemen Anggota Kepolisian Republik Indonesia diatur dengan undang-undang tersendiri”. Universitas Sumatera Utara Selain Pegawai Negeri yang telah disebut di atas, maka dalam Jabatan Negeri masih terdapat banyak orang-orang yang bekerja untuk Negara, Pemerintah dan masyarakat untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan sama seperti Pegawai Negeri yang kadang-kadang dianggap sebagai Pegawai Negeri padahal sesungguhnya tidak termasuk Pegawai Negeri. Di bawah ini akan disebut golongan-golongan mereka yang bekerja sebagai tersebut di atas, yang tidak termasuk Pegawai Negeri menurut Undang- undang Nomor 8 tahun 1974 yakni: a. Pejabat Negara; b. Pekerja; c. Pegawai dengan perjanjian kerja berdasar ketentuan-ketentuan dalam Kitab Undang-undang Hukum Sipil; d. Pegawai dengan ikatan dinas untuk waktu terbatas; e. Pegawai bulanan menurut Pasal 20 ayat 2 PGPS - 1968; f. Pamong Desa; g. Pegawai Perusahaan Umum; Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN