BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dalam Pasal 15 ayat 1 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian ditetapkan bahwa pengadaan Pegawai Negeri Sipil untuk mengisi formasi. Lowongan formasi dalam suatu organisasi pada umumnya
disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya Pegawai Negeri yang keluar atau berhenti dan adanya perluasan organisasi.
Sesuai dengan maksud Pasal 16 ayat 2 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 bahwa setiap warga Negara yang memenuhi syarat-syarat mempunyai
kesempatan yang sama untuk melamar menjadi Pegawai Negeri Sipil, hal ini berarti bahwa pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus didasarkan semata-mata
atas syarat-syarat objektif dan tidak boleh didasarkan atas golongan, agama atau daerah.
Agar supaya setiap warga Negara dapat mengetahui adanya lowongan formasi yang aka diisi dan agar instansi memperoleh kesempatan yang cukup luas
dalam melakukan pemilihan calon yang terbaik maka penerimaan pegawai baru yang dimaksud harus diumumkan seluas-luasnya melalui media yang ada
Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1976 jo Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil dan Surat
Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara tanggal 8 Maret 1976 Nomor 05 SE 1976. Sedangkan berdasarkan Pasal 5 ayat 1 dan 2
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 pengurnuman dilakukan paling lambat 15 lima belas hari sebelum tanggal penerimaan lamaran. Kiranya
dapat dicatat, bahwa dimasa lalu pengisian lowongan formasi dalam suatu instansi tidak selalu diumumkan melalui mass media yang ada baik dalam
jumlah yang besar apalagi bila hanya diperlukan satu atau dua orang saja, maka calonnya dicari di antara orang-orang yang secara kebetulan telah
melamar pekerjaan pada kantor yang memerlukan tenaga atau diantara orang- orang yang telah dikenal oleh salah seorang pegawai dari kantor itu.
2. Berhubungan dengan luasnya wilayah negara kesatuan Republik Indonesia
dan masih sulitnya perhubungan, maka pada dewasa ini diadakan perpaduan antara sistem sentralisasi dan desentralisasi dalam arti bahwa penentuan
norma dan cara ditetapkan secara terpusat sedang pelaksanaannya di desentralisasikan.
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dengan menggunakan sistem sentarlisasi diadakan ditingkat pusat, sedang sitem desentralisasi diadakan ditingkat
daerah. Dalam perpaduan antara kedua sistem tersebut penentuan norma dan cara
pengadaan Pegawai Negeri Sipil seperti antara lain bahan-bahan ujian yang akan diujikan dan tata cara dilaksanakannya ujian tersebut ditentukan secara
terpusat, sedang pelaksanaanya dapat didesentralisasikan. 3.
Pengadaan pegawai negeri sipil harus didasarkan semata-mata atas syarat obyektif yang telah ditentukan dan tidak boleh didasarkan atas golongan,
agama atau daerah. Persyaratan merupakan persyaratan yang bersifat umum,
Universitas Sumatera Utara
maksudnya persyaratan tersebut berlaku bagi lamaran ke semua instansi Pemerintah. Disamping itu masih dimungkinkan adanya persyaratan khusus
yang ditetapkan oleh masing-masing instansi, sehubungan dengan kekhususan instansi bersangkutan, misalnya tidak buta warna, belum menikah dan
sebagainya. Penyampaian informasi, pengangkatan dan pemberhentian pegawai negeri
sipil didaerah merupakan fungsi BKD Badan kepegawaian Daerah sebagai perangkat daerah yang melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil
Daerah dalam membantu tugas pokok Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah. Adapun tugas pokok BKD sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 159 Tahun 2.000 adalah membantu Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil
Daerah.
B. Saran