Klasifikasi Pegawai Negeri KEWENANGAN PENGANGKATAN

golongan ruang IVb ke bawah dilingkungannya ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat. Pemberhentian Galon Pegawai Negeri Sipil Daerah Propinsi atau kabupatenkota merupakan kewenangan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi atau kabupatenkota.

B. Klasifikasi Pegawai Negeri

Dalam usaha meningkatkan pengabdian dan kemampuan pelaksanaan tugas aparatur pemerintah, maka perlu ditingkatkan pelaksanaan usaha-usaha secara berencana dan terarah agar para pegawai sebagai unsure aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat, mempunyai kesetiaan dan ketaatan yang penuh kepada Pacasila, UUD 1945 dan bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bermutu tinggi, serta sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dimaksud. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pembinaan pegawai adalah : a. Penyempurnaan serta perumusan peraturan dan pedoman pelaksana di bidang kepegawaian antara lain merumuskan perencanaan karir, yang meliputi: 1. Penentuan jenjang jabatan struktural dan fungsional serta kepangkatan pegawai, baik di tingkat Kanwil maupun di tingkat daerah; 2. Penentuan persyaratan masing-masing jabatan structural dan fungsional serta pangkat pegawai; 3. Penentuan pola karir menurut jabatan structural, jabatan fungsional dan pangkat; 4. Penentuan usaha untuk memungkinkan pegawai memajukan karirnya, yaitu usaha di luar bidang pendidikan dan latihan atau usaha dalam bidang pendidikan dan latihan ; b. Menyusun formasi dan melaksanakan pengadaan serta penempatan pegawai yang sehat, sesuai kebutuhan pelaksanaan tugas yang baik Universitas Sumatera Utara bagi semua unit, dengan melakukan inventaris jabatan, peyusunan uraian jabatan, analisis serta penilaian jabatan ; c. Mewujudkan terlaksananya disiplin pegawai serta penerapan pola dan gaya hidup sederhana ; d. Mewujudkan penyelesaian pengangkatan dan sumpah pegawai negeri sipil; e. Mewujudkan penyelesaian kasus-kasus pegawai yang sebaik-baiknya melalui penelitian, pertimbangan dan penindakan pegawai sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dibidang kepegawaian ; f. Penyempurnaan Tata Usaha Kepegawaian yang meliputi: 1. Pemantapan berkas individual sesuai dengan persyaratan, penataan tempat arsip dan dokumentasi kepegawaian ; 2. Perbaikan ketatalaksanaan di bidang administrasi kepegawaian ; 3. Mewujudkan pengumpulan data pegawai yang lengkap dan dapat dipercaya secara teratur untuk selanjutnya dilakukan pengolahannya dengan komputer; g. Peningkatan Pembinaan Kesejahteraan Pegawai melalui: 1. Meningkatkan pelayanan koperasi pegawai; 2. Meningkatkan pemeliharaan kesehatan pegawai beserta keluarganya;. 3. Mengusahakan perumahan pegawai; 4. Membina para pensiunan ; h. Usaha-usaha lain: 1. Menyelenggarakan tindak lanjut P4 ; 2. Meningkatkan kegiatan pembinaan pegawai di luar kedinasan oleh KORPRI yang meliputi pembinaan Korps, pembinaan kekaryaan, pembinaan social politik, pembinaan agama dan sosial budaya serta pembinaan kesejahteraan”. 6 6 Sastra Djatmika, Marsono, Hukum Kepegawaiun di Indonesia, Djambatan, 1990, Jakarta, hal. 47 Pembinaan Pegawai Negeri Sipil adakah bertujuan untuk mewujudkan pegawai negeri sipil yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila, UUD 1945, Negara dan bangsa, serta bermental baik yang sadar akan tanggung jawabnya, tujuan ini merupakan perpaduan antara system karir dan system prestasi kerja, oleh karena itu unsure kesetiaan merupakan bagian yang menentukan kenaikan pangkat dan jabatan karier seorang pegawai negeri sipil. Universitas Sumatera Utara Untuk mewujudkan tujuan Nasional maka kegiatan Pegawai Negeri Sipil diarahkan pada kelancaran penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan Pembangunan Nasional berdasarkan UUD 1945 dan Garis-garis Besar Haluan Negara yang selanjutnya dijabarkan ke dalam program kerja pemerintah yang berupa Repelita, Program Departemen Kanwil dan lain-lain. Dengan demikian kegiatan tiap pegawai dalam rangka tugas yang sebenarnya merupakan kegiatan yang mewujudkan komponen-komponen daripada tujuan Pembangunan Nasional baik langsoung maupun tidak langsung. Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, ditentukan beberapa pengertian dan istilah yang penting antara lain : a. Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri Pusat yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah, Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Tinggi Negara, Instansi Vertikal di daerah-daerah dan Kepanitraan Pengadilan. b. Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Otonom. c. Organisasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan oleh sebab itu organisasi haruslah selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok dalam mencapai tujuan. Sebagaimana terlihat sepanjang sejarah maka kedudukan dan peranan pegawai negeri adalah penting dan menentukan karena pegawai negeri adalah Universitas Sumatera Utara unsure aparatur Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional. Tujuan nasional seperti termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan social, tujuan nasional tersebut hanya dapat dicapai melalui pembangunan nasional yang direncanakan dengan terarah dan realities serta dilaksanakan secara bertahap, bersungguh-sungguh, berdaya guna dan berhasil guna. Kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan aparatur Negara dan kesempurnaan aparatur Negara pada pokoknya tergantung dari kesempurnaan pegawai negeri menjalankan dan melaksanakan administrasi kepegawaian dengan baik. Disini penulis mengemukakan tentang Administrasi Kepegawaian karena hal tersebut tidak terlepas dari pengadaan pegawai negeri yang merupakan bagian dari pekerjaan administrasi kepegawaian ataupun langkah awal dari proses pengadaan. Berbicara tentang Administrasi Kepegawaian betapa pentingnya administrasi kepegawaian dalam suatu organisasi. Sekitar tahun 1937 Thomas G. States wakil manager kepegawaian dari Generald Foods Corporation menyatakan : Universitas Sumatera Utara ”Manajemen itu hakekatnya adalah administrasi kepegawaian maksudnya seorang manajer yang baik itu adalah seorang administrator kepegawaian yang baik pula. Dengan perkataan lain seorang pejabat eksekutif yang kompoten seharusnya ia bersikap Personal Minded dan seorang kepala kepegawaian yang baik seharusnya ia menjadi Manajement Minded”. 7 a. Suatu Dasar Hukum Kepegawaian Negeri dan Administrasi Kepegawaian; Sebenarnya tujuan apapun yang digariskan oleh setiap organisasi maka berhasil tidaknya tujuan tersebut tergantung pada langkah permulaannya yakni penataan tenaga kerja. Administrasi Kepegawaian dalam instansi pemerintahan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan administrasi secara keseluruhan, bahkan administrasi kepegawaian ini merupakan salah satu unsure dari administrasi tersebut. Sebagai salah satu unsure sifat administrasi kepegawaian masih tetap menjadi sasaran dari kegiatannya ialah tenaga kerja manusia. Lingkup kegiatan dari administrasi kepegawaian ini antara lain pengadaan pegawai, penempatan dan pengembangan serta pemberhentian pegawai dalam rangka memenuhi kebutuhan formasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Bintoro Tjokroamidjoyo mengatakan pokok-pokok umum yang dilakukan dalam administrasi kepegawaian meliputi: b. Adanya suatu badan yang menyelenggarakan administrasi kepegawaian dan langsung bertanggung jawab kepada pimpinan pemerintah serta mempunyai hubungan yang jelas dengan kementerian serta unit-unit kepengurusan kepegawaiannya ; c. Perumusan yang jelas terhadap klasifikasi serta jabatan kepegawaian, perlu dikembangkan klasifikasi jabatan dan analisa pekerjaan ; 7 Miltah Thoha, Administrasi Kepegawaian Daerah, Ghalia Indonesia, 1990, Jakarta, hal. 15 Universitas Sumatera Utara d. Pengadaan Recruitment dan penempatan atau penunjukan Placement and Appointment berdasarkan suatu system yang tidak memihak dan standard, standard tertentu sesuai dengan keperluan jabatan ; e. Sistem promosi dan evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai, disiplin, pemindahan atau penggantian jabatan serta pemberhentian ; f. Sistem gaji berdasarkan standard-standard tertentu yang objektif sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan dapat diubah jika diperlukan, hal ini dikaitkan dengan pension ; g. Adanya program pendidikan dan latihan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kerja pegawai negeri; h. Hubungan dengan organisasi kepegawaian dan serikat-serikat sekerja i. Tata usaha kepegawaian dalam arti data kepegawaian individuil, absensi, cuti, kenaikan gaji dan sebagainya. 8 Dari uraian-uraian tersebut di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa ruang lingkup kegiatan Administrasi Kepegawaian meliputi: 1. Kegiatan pengadaan dan seleksi tenaga kerja ; 2. Kegiatan penempatan dan penunjukan sesuai dengan fungsi tertentu yang telah ditetapkan ; 3. Kegiatan pengembangan, kegiatan ini meliputi segenap proses latihan Training; 4. Kegiatan pemberhentian dalam kegiatan ini dapat diketahui segenap proses pemberhentian, baik pemberhentian sebelum masanya ataupun pada saat sampai masanya ; Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional sebagaimana tersebut diatas, diperlukan adanya pegawai negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pacasila, DUD 1945, Negara dan Pemerintah serta yamg bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya guna, berhasil guna, bersih berkwalitas tinggi dan 8 Ibid, hal. 18. Universitas Sumatera Utara sadar akan tanggungjawab sebagai unsut aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Untuk mewujudkan pegawai negeri sebagai yang dimaksud diatas maka pegawai negeri perlu dibina dengan sebaik-baiknya agar mempunya kecakapan dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Dalam perpaduan antara sistem disentarlisasi dan sentralisasi maka penentuan norma dan tugas pembinaan serta tata cara pengadaan Pegawai Negeri Sipil seperti antara lain bahan-bahan ujian yang akan diujikan dan tata cara dilaksanakannya ujian tersebut ditentukan secara terpusat, sedang pelaksanaanya dapat didesentarlisasikan atau penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pejabatnya di daerah atau kepada lembaga-lembaga pemerintah di daerah untuk menjalankan urusan-urusan pemerintahan di daerah. 9 Dalam pasal 92 KUH Pidana Pegawai Negeri masuk dalam sebutan Amtenar yaitu, ”sekalian orang yang dipilih menurut pilihan yang sudah diadakan Dari uraian-uraian tersebut diatas dapat maka dapatlah kita tentukan pengertian beberapa istilah yang digunakan dengan maksud agar terdapat pengertian yang sama tentang pegawai negeri. Menurut Undang-undang Nomor 43 Tahum 1999 mengatakan : ”Pegawai Negari adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku”. 9 Tjahya Supriatna, Sistem Administrasi Pemerintahan di Daerah, Bumi Aksara, 1996, Jakarta. Hal. 19. Universitas Sumatera Utara menurut undang-undang umum. Demikian pula sekalian orang yang bukan karena pemilihan menjadi Anggota Dewan Pembuat Undang-undang, Pemerintah atau Perwakilan Rakyat yang dibentuk oleh atau atas nama Pemerintah, seterusnya sekalian Kepada Bangsa Indonesia dan Timur Asing, yang melakukan kekuasaan yang sah”. 10 Kalau kita melihat Peraturan Pemerintah Tahun 1952 yang mengatur Pokok-pokok Kedudukan Hukum Pegawai Negeri adalah Peraturan Pemerintah Adapun menurut Yurisprudensi yang diartikan dengan pegawai negeri adalah orang yang diangkat oleh kekuasaan umum menjadi pejabat umum untuk menjalankan sebagian dari tugas pemerintah atau bagian-bagiannya. Pegawai Negeri menurut Hukum Administrasi seperti diatur dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 1961 Tentang ketentuan-ketentuan pokok Kepegawaian yang meliputi orang-orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan Negara atau daerah tetapi selain dari itu juga meliputi orang-orang yang menerima gaji atau upah dari suatu BadanBadan Hukum yang menerima bantuan dari keuangan Negara atau daerah atau Badan Hukum lain yang mempergunakan modal dan kelonggaran-kelonggaran dari Negara maupun masyarakat dengan dana diperoleh dari masyarakat tersebut untuk kepentingan social. Sebagian dari pejabat adalah pegawai, tetapi tidaklah setiap pejabat disebut pegawai dan sebaliknya tidak setiap pegawai disebut pejabat misalnya pegawai yang dihentikan dari jabatannya dan diberi istirahat karena sakit. 10

R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Politea Bogor, Bandung, 1994, hal.