Menurut  Winkel  1990:  84,  terdapat  hierarki  dalam  proses  belajar  dimana  prestasi- prestasi  belajar  yang  mendahuluinya  sebagai  prasyarat  belajar  materi  berikutnya.  Prasyarat
itu sendiri dapat berupa hasil belajar lain. Dapat  dikatakan,  kemampuan  awal  siswa  merupakan  jembatan  penghubung  antara
kemampuan  yang  telah  dimiliki  dengan  kemampuan  baru  yang  akan  dipelajari  dan kemampuan awal merupakan hasil belajar dari materi prasyarat yang diperoleh siswa.
Monaghan  2007:64  berpendapat  ”
Of  course  a  person`s  understanding  will  always influence  their  problem  solving  in  any  domain” .
Dari  pendapat  tersebut  dapat  dikatakan bahwa  cara  penyelesaian  masalah  setiap  orang  dipengaruhi  oleh  pemahaman  awalnya
sehingga berpengaruh pula terhadap prestasi belajarnya. Demikian pula dalam pembelajaran matematika, kemampuan awal dalam pembelajaran
matematika merupakan hasil belajar  materi prasyarat dari materi yang dipelajari siswa .
B. Penelitian Yang Relevan
Ada  beberapa    penelitian  mengenai  pendekatan  Pendidikan  Matematika      Realistik Indonesia, yang dapat digunakan sebagai referensi, yaitu :
1. “Efektivitas  pendekatan  Realistik  dalam  Meningkatkan  Kemampuan  Menyelesaikan
Soal Cerita dan Sikap terhadap Matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas IV  SD  di  Kecamatan  Purworejo  “  oleh  Pentatito  Gunowibowo2008.  Melalui
penelitian  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  pembelajaran  matematika  dengan pendekatan realistik lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
cerita  matematika  dan  sikap  terhadap  matematika  jika  dibandingkan  pembelajaran matematika dengan pendekatan mekanistik.
2.      “Eksperimentasi  Pembelajaran  Matematika  Realistik  pada  pokok  bahasan  Relasi  dan Pemetaan  ditinjau  dari  kemampuan  awal  Siswa  Kelas  VIII  SMP  Negeri  di  Kota
Surakarta” oleh  Endang  Sriningsih 2009. Kesimpulan dari penelitian  tersebut adalah terdapat  perbedaan  yang  signifikan  antara  penerapan  pendekatan  pembelajaran
matematika realistik dan konvensional terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan  relasi  dan  pemetaan  siswa  kelas  VIII  SMP  Negeri  di  Surakarta,  siswa  yang
memiliki  tingkat  kemampuan  awal  lebih  tinggi  mempunyai  pengaruh  yang  besar terhadap  prestasi  belajar  matematika,  tidak  terdapat  interaksi  yang  signifikan  antara
penerapan  pendekatan  pembelajaran  dan  kemampuan  awal  terhadap  prestasi  belajar matematika  pada  pokok bahasan  relasi  dan pemetaan  siswa kelas VIII SMP Negeri di
Surakarta. 3.
”Efektivitas  Pendekatan  Matematika  Realistik  dalam  meningkatkan  Prestasi  Belajar Matematika  ditinjau  dari  kemampuan  awal  siswa  SMK.”  oleh  Yusak  Sugianto2009.
Dari  penelitian  tersebut  diperoleh  kesimpulan  bahwa  secara  umum  prestasi  belajar matematika  dalam  pembelajaran  dengan  pendekatan  matematika  realistik  lebih  baik
dari    pembelajaran  matematika  dengan  pembelajaran  konvensional,  siswa berkemampuan  awal  tinggi  mempunyai  prestasi  yang  sama  dengan  siswa  yang
berkemampuan  awal  sedang.  siswa  berkemampuan  awal  tinggi  mempunyai  prestasi lebih  baik  dari  siswa  yang  berkemampuan  awal  rendah,  siswa  berkemampuan  awal
sedang mempunyai prestasi yang sama dengan siswa yang berkemampuan awal rendah, perbedaan  prestasi  belajar  dari  masing  –  masing  pendekatan  belajar  konsisten  pada
masing – masing kemampuan awal dan perbedaan prestasi belajar dari masing – masing kemampuan awal konsisten pada masing – masing pendekatan pembelajaran.
Persamaan  dari  penelitian  -  penelitian  di  atas  dengan  penelitian  ini,  terletak  pada pendekatan  pembelajaran  yang  hendak  diteliti  yaitu  pembelajaran  matematika  dengan
pendekatan  Pendidikan  Matematika  Realistik,  Sedangkan  perbedaannya  terletak  pada jenjang  sekolah  dan  metode  pembelajaran.  Pada  penelitian  –  penelitian  tersebut,
menggunakan  jenjang  SD,  SMP  dan  SMK,  tetapi  pada  penelitian  ini  menggukan  jenjang SMA. Selain itu, penelitian ini tidak hanya meneliti mengenai PMRI saja, tetapi PMRI yang
digabung dengan
Group Discussion.
C. Kerangka Berpikir