pun di isyaratkan dengan berteriak. Begitu pula pada saat mereka merasakan bahwa tugas yang diberikan terlalu sulit. Masalah akan berkurang apabila kita dapat
menerapkan cara berkomunikasi yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan oleh pengajar yang sering
mendapatkan masalah serupa di kelas. Cara ini bukanlah hal yang baku atau harga mati, tetapi semua ini harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan, karena setiap
kejadian tidak akan sama penanganannya untuk setiap anak.
3. Tindakan Preventif
Ibu Fibriana menerangkan bahwa dalam melakukan antisipasi terhadap apa yang akan terjadi jauh lebih baik dari pada menunggu anak marah. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara : a.
Memodifikasi cara mengajar, memperlihatkan cara berkomunikasi, menciptakan kegiatan rutin.
b. Menciptakan sistem reward yang efektif dan jelas serta konsisten
merupakan kunci keberhasilan untuk siswa. Reward yang memberi dampak bagi siswa ini adalah pada saat kita tahu apa yang disukainya, makanannya,
atau apa yang ingin dilakukannya. Pertama-tama apa yang disukainya mungkin hanya sedikit yang kita ketahui, namun lama kelamaan dengan
selalu melakukan pengamatan, maka kita akan mengetahui lebih banyak apa yang dibutuhkan mereka.
c. Segera tahu terhadap tanda-tanda anak stress dan segera merespon mengapa
hal itu terjadi. Apabila ada tanda-tanda bahwa si anak stress, segeralah memberinya kegiatan lain yang diperkirakan membuatnya akan tenang atau
stressnya berkurang. Memberinya waktu untuk istirahat sejenak akan mengurangi stress. Berdiskusi dengan orang tua mengenai hal ini akan
sangat bermanfaat, karena ada kemungkinan hal ini terjadi di rumah.
Berikut beberapa tindakan yang dilakukan apabila muncul perilaku yang tidak diharapkan
a. Memahami mengapa perilaku tersebut terjadi
b. Mencari, kemudian menerapkan strategi untuk mengatasi masalah.
Penerapan strategi harus konsisten dan membawa perubahan yang positif. c.
Memonitor apakah strategi yang diterapkan efektif. d.
Berkonsultasi dengan ahli apabila diperlukan. e.
Mengidentifikasi perilaku f.
Perilaku apa yang muncul, seperti apa ? g.
Dimana dan kapan muncul ? h.
Dengan siapa kejadian tersebut terjadi ? i.
Apa yang menjadi pemicu ? j.
Apa yang membuatnya lebih terpacu ? k.
Mencatat apa yang terjadi l.
Apa yang ingin disampaikan anak melalui suatu kejadian ? misalnya : apakah siswa menghindari tugas yang sulit atau ia ingin meninggalkan kelas
? m.
Kegiatan seperti apa yang diperlukan oleh anak agar suasana hatinya lebih baik ?
n. Apa yang harus dilakukan dengan munculnya hal di atas ?
2. Rencana Jangka Pendek.
Apa yang dilakukan untuk menghentikan perilaku tersebut timbul merupakan langkah awal agar masalah tidak terulang. Mengumpulkan informasi sangatlah
penting untuk rencana selanjutnya 3.
Rencana Comprehensive Memastikan bahwa strategi yang direncanakan telah dijalankan. Kemudian
membuat program yang spesifik agar anak dapat mengembangkan perilaku positif.
a. Berkonsultasi dengan orang tua siswa atau ahli untuk membicarakan
masalah dan program. b.
Melibatkan orang-orang yang terkait dalam mencari solusi. c.
Pertemuan dengan pihak orang tua untuk membuat program
d. Apabila telah ditemukan strategi yang cocok, dicatat dan dibagikan kepada
setiap orang yang terkait guru lain, kepala sekolah, dsb. e.
Mencari informasi atau data yang diperlukan untuk membantu menilai apakah strategi yang diterapkan sudah sesuai.
4. Kerjasama yang dilakukan