Pengaruh Price Book Value,Earning Per Share,Debt Equity Ratio Dan Net Profit Margin Terhadap Market Performance Dilihat Dari Share Price Dan Return (Sharpe's Measure) Sektor Properti
PENGARUH PRICE BOOK VALUE, EARNING PER SHARE, DEBT
EQUITY RATIO DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP
MARKET PERFORMANCE DILIHAT DARI SHARE PRICE DAN RETURN
(SHARPE’S MEASURE) SEKTOR PROPERTI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh Hilda Agustina NIM: 104081002431
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Indo Yama N. SE, MAB
NIP. 150 317 955 NIP. 150 317 593
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428 H/2008 M
(2)
PENGARUH PRICE BOOK VALUE, EARNING PER SHARE, DEBT
EQUITY RATIO DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP
MARKET PERFORMANCE DILIHAT DARI SHARE PRICE DAN RETURN
(SHARPE’S MEASURE) SEKTOR PROPERTI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh Hilda Agustina NIM: 104081002431
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Indo Yama N. SE, MAB
NIP. 150 317 955 NIP. 150 317 593
Prof. Dr. Abdul Hamid Penguji Ahli
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428 H/2008 M
(3)
Hari ini Selasa Tanggal 29 Bulan April Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Hilda Agustina NIM: 104081002431 dengan judul Skripsi “PENGARUH PRICE BOOK VALUE, EARNING PER SHARE,
DEBT EQUITY RATIO DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP
MARKET PERFORMANCE DILIHAT DARI SHARE PRICE DAN RETURN
(SHARPE’S MEASURE) SEKTOR PROPERTI”. Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 April 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Herni Ali HT, SE., MM
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
(4)
Daftar Riwayat Hidup
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Hilda Agustina
2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 21 Agustus 1985
3. Tinggal di : Jakarta
4. Alamat : Perum Guru Blok C-3, GOR
Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta
Selatan.
5. Telepon : 0217813778/ 081932791903
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN. 07 Pagi Jakarta Th. 1992 -
1998
2. SMP : MTs N 4 Jakarta Th. 1998 - 2001
3. SMA : MAN 7 Jakarta Th. 2001 - 2004
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEM : Bendahara BEMJ Th. 2005
Bendahara BEMJ Th. 2006 Bendahara Propesa Th. 2005 Bendahara Propesa Th. 2006 Bendahara Raker BEMJ Th.2005 Bendahara Raker BEMJ Th 2006 Anggota Devisi Komunikasi Th. 2004
2. PMII : Bendahara Pd Saat Penerimaan
Anggota Baru PMII Th. 2006 Anggota DPW
Anggota DPD
(5)
Anggota Devisi Konsumsi PMII Pusat.
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs. Solechudin Siradj, MM
2. Tempat & Tgl. Lahir : Cirebon, 03 Juli 1960
3. Alamat : Perum Guru Blok C-3, GOR
Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan.
4. Telepon : 0217813778/ 08568869517
5. Ibu : Noneng Yusmiati
6. Tempat & Tgl. Lahir : Sukabumi, 08 Maret 1963
7. Alamat : Perum Guru Blok C-3, GOR
Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta
Selatan.
8. Telepon : 0217813778/ 02194538617
9. Anak Ke dari : Pertama dari Empat Bersaudara
(6)
Abstract
Hilda Agustina: The Influence of Price Book Value, Earning Per Share, Debt Equity Ratio and Net Profit Margin toward Market Performance refered to Share Price and Return (sharpe’s Measure).
The research is focused on analize the influence of Price Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), Debt Equity Ratio (DER) and Net Profit Margin (NPM) toward Market Performance refered to Share Price (the measurement of share price that is used in this research is the closing price) and Return (Sharepe’s Measure), by using a multipel regression statistic test from eviews 5 and SPSS.
The sample is property shares that are taken by using the judgement sampling method. The PBV, EPS, DER and NPM data is taken from monthly financial reports, February 2005 until Januari 2008, whereas the data that is used for the share price is the price of the shares that are taken monthly, February 2005 until January 2008.
The result of this research shows that PBV, EPS, DER and NPM influence simultantly the share price significantly; and olso not influence partially with PBV significantly, EPS significantly and NPM significantly; while the DER is not influence partially or not significantly. While the PBV, EPS, DER and NPM influence simultantly toward return (sharpe’s measure) significantly, because of the probability is smaller than 0,05,; and partially, PBV significantly, EPS: significantly, DER and NPM does not significantly influence partialtly toward return (sharpe’s measure).
Keyword: SBI, Share Price, Sharpe's, PBV, EPS, DER and NPM.
(7)
Abstrak
Hilda Agustina: Pengaruh Price Book Value, Earning Per Share, Debt Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap terhadap Market Performance dilihat dari Share Price dan Return (Sharpe’s Measure).
Penelitian difokuskan untuk menganalisis pengaruh Price Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), Debt Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Market Performance dilihat dari Share Price (ukuran Share Price yang digunakannya dalam penelitian ini adalah closing price). dan Return (Sharpe’s Measure), dengan menggunakan uji statistik regresi berganda dari eviews 5 dan SPSS.
Sampel yang digunakan adalah saham-saham yang termasuk ke dalam sektor properti yang dipilih dengan menggunakan metode judgement sampling. Data PBV, EPS, DER dan NPM diambil dari laporan keuangan per bulan dari Februari 2005 sampai Januari 2008, sedangkan data yang digunakan untuk share price, yaitu harga saham yang diambil secara bulanan dari Februari 2005 sampai Januari 2008.
Hasil penelitian menunjukkan PBV, EPS, DER dan NPM berpengaruh signifikan terhadap market performance dilihat dari share price dan return (Sharpe’s Measure); sedangkan secara parsial, EPS dan NPM berpengaruh signifikan terhadap market performance dilihat dari share price. PBV dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap market performance dilihat dari share price. PBV dan EPS berpengaruh market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure); sementara DER dan NPM tidak berpengaruh signifikan market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure).
Kata Kunci: SBI, Harga Saham, Sharpe's, PBV, EPS, DER dan NPM
(8)
Kata Pengantar
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Dengan nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puja-puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Puja-puji yang sebenar-benarnya karena Dia Maha Memenuhi nikmat dan Maha Mencukupi tambahan nikmat-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puja-puji selayak Keagungan Wajah-Mu dan Kebesaran Kekuasaan-Mu. Maha Suci Engkau, kami tidak mampu memuja-memuji Engkau sebagaimana Engkau memuja-memuji diri Engkau sendiri, maka bagimu segala puja-puji hingga Engkau ridha. Bagi-Mu segala puja-puji bila Engkau ridha dan bagi-Mu segala puja-puji setelah Engkau ridha.
Berkat rahmat, taufiq, ‘inayah, hidayah Allah SWT dan do’a kedua orang tua saya, adik-adik saya disertai kasih sayang, saya dapat melanjutkan pendidikan program Sarjana, dan kini saya tengah berupaya memenuhi persyaratan untuk menyelesaikannya dengan menyusun karya ilmiah yang disebut skripsi sebagai kewajiban akademis yang harus dipenuhi. Skripsi ini juga merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari program tersebut, yakni dalam hal ini adalah gelar Sarjana Ekonomi pada UIN Syarif Hidayatullah dan akan dipertahankan di depan siding para penguji yang berlangsung pada tanggal Agustus 2008 di Gedung Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sesuai program yang saya pilih, saya berketetapan hati bahwa skripsi yang akan saya susun berkaitan dengan pengaruh rasio keuangan dan harga saham. Untuk itu, skripsi ini saya beri judul : “Pengaruh Price Book Value, Earning Per Share, Debt Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap terhadap Market Performance dilihat dari Share Price dan Return (Sharpe’s Measure) “., dengan harapan skripsi ini dapat saya jadikan tolok ukur bahwa saya berminat di konsentrasi Manajemen Keuangan.
Tentu saja saya tidak bisa mengerjakan segala hal tanpa bantuan pihak lain dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu, suatu keharusan bagi saya dalam kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan ucapan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
(9)
1. Prof. Dr. Khomarudin Hidayat, MA; Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Hamid, MS., sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik.
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM; Pembimbing I dan Ketua Jurusan Konsentrasi Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Indo Yama N. SE, MAB; Pembimbing II khusus materi seputar Manajemen Keuangan.
5. Dosen-dosen, staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Miqdad Khaitama terima kasih atas semua bantuan moril dan spiritnya wat ku. Udah setia menemani saat-saat sulit skripsi. Terima kasih sayangku.
7. untuk semua teman-teman, seperti Irma, Sukron, Nila Afaf, Ruri, Gita, ita, Vera, Nana, Prita, Sulis, Tuti, Tia, abud, kosasih, ka arya, ka hanif, doni, faridz, haetami,dll. Dan semua adek2 kelas ku dan anggota BEMJ dan PMII.
Akhirnya saya merasa tidak dapat membalas apa-apa kepada semua yang telah saya uraikan kecuali do’a semoga amal kebaikan mereka diterima Allah SWT, diampuni dosanya, dimuliakan diri beserta keluarganya dan memperoleh balasan yang setimpal dari-Nya dengan harapan skripsi ini menjadi manfaat, rahmat, berkah dan hikmah bagi diri saya, keluarga dan semua serta menjadi amal saleh saya beserta keluarga sebagai bekal di dunia, alam barzakh dan di akhirat kelak. Aamiin.
Jakarta, September 2008 Penyusun,
HILDA AGUSTINA
(10)
Daftar Riwayat Hidup
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Hilda Agustina
2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 21 Agustus 1985
3. Tinggal di : Jakarta
4. Alamat : Perum Guru Blok C-3, GOR
Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta
Selatan.
5. Telepon : 0217813778/ 081932791903
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN. 07 Pagi Jakarta Th. 1992 -
1998
2. SMP : MTs N 4 Jakarta Th. 1998 - 2001
3. SMA : MAN 7 Jakarta Th. 2001 - 2004
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEM : Bendahara BEMJ Th. 2005
Bendahara BEMJ Th. 2006 Bendahara Propesa Th. 2005 Bendahara Propesa Th. 2006 Bendahara Raker BEMJ Th.2005 Bendahara Raker BEMJ Th 2006 Anggota Devisi Komunikasi Th. 2004
2. PMII : Bendahara Pd Saat Penerimaan
Anggota Baru PMII Th. 2006 Anggota DPW
Anggota DPD
(11)
Anggota Devisi Konsumsi PMII Pusat.
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs. Solechudin Siradj, MM
2. Tempat & Tgl. Lahir : Cirebon, 03 Juli 1960
3. Alamat : Perum Guru Blok C-3, GOR
Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta Selatan.
4. Telepon : 0217813778/ 08568869517
5. Ibu : Noneng Yusmiati
6. Tempat & Tgl. Lahir : Sukabumi, 08 Maret 1963
7. Alamat : Perum Guru Blok C-3, GOR
Ragunan, Ps. Minggu, Jakarta
Selatan.
8. Telepon : 0217813778/ 02194538617
9. Anak Ke dari : Pertama dari Empat Bersaudara
(12)
Abstract
Hilda Agustina: The Influence of Price Book Value, Earning Per Share, Debt Equity Ratio and Net Profit Margin toward Market Performance refered to Share Price and Return (sharpe’s Measure).
The research is focused on analize the influence of Price Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), Debt Equity Ratio (DER) and Net Profit Margin (NPM) toward Market Performance refered to Share Price (the measurement of share price that is used in this research is the closing price) and Return (Sharepe’s Measure), by using a multipel regression statistic test from eviews 5 and SPSS.
The sample is property shares that are taken by using the judgement sampling method. The PBV, EPS, DER and NPM data is taken from monthly financial reports, February 2005 until Januari 2008, whereas the data that is used for the share price is the price of the shares that are taken monthly, February 2005 until January 2008.
The result of this research shows that PBV, EPS, DER and NPM influence simultantly the share price significantly; and olso not influence partially with PBV significantly, EPS significantly and NPM significantly; while the DER is not influence partially or not significantly. While the PBV, EPS, DER and NPM influence simultantly toward return (sharpe’s measure) significantly, because of the probability is smaller than 0,05,; and partially, PBV significantly, EPS: significantly, DER and NPM does not significantly influence partialtly toward return (sharpe’s measure).
Keyword: SBI, Share Price, Sharpe's, PBV, EPS, DER and NPM.
(13)
Abstrak
Hilda Agustina: Pengaruh Price Book Value, Earning Per Share, Debt Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap terhadap Market Performance dilihat dari Share Price dan Return (Sharpe’s Measure).
Penelitian difokuskan untuk menganalisis pengaruh Price Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), Debt Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Market Performance dilihat dari Share Price (ukuran Share Price yang digunakannya dalam penelitian ini adalah closing price). dan Return (Sharpe’s Measure), dengan menggunakan uji statistik regresi berganda dari eviews 5 dan SPSS.
Sampel yang digunakan adalah saham-saham yang termasuk ke dalam sektor properti yang dipilih dengan menggunakan metode judgement sampling. Data PBV, EPS, DER dan NPM diambil dari laporan keuangan per bulan dari Februari 2005 sampai Januari 2008, sedangkan data yang digunakan untuk share price, yaitu harga saham yang diambil secara bulanan dari Februari 2005 sampai Januari 2008.
Hasil penelitian menunjukkan PBV, EPS, DER dan NPM berpengaruh signifikan terhadap market performance dilihat dari share price dan return (Sharpe’s Measure); sedangkan secara parsial, EPS dan NPM berpengaruh signifikan terhadap market performance dilihat dari share price. PBV dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap market performance dilihat dari share price. PBV dan EPS berpengaruh market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure); sementara DER dan NPM tidak berpengaruh signifikan market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure).
Kata Kunci: SBI, Harga Saham, Sharpe's, PBV, EPS, DER dan NPM
(14)
Kata Pengantar
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Dengan nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puja-puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Puja-puji yang sebenar-benarnya karena Dia Maha Memenuhi nikmat dan Maha Mencukupi tambahan nikmat-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puja-puji selayak Keagungan Wajah-Mu dan Kebesaran Kekuasaan-Mu. Maha Suci Engkau, kami tidak mampu memuja-memuji Engkau sebagaimana Engkau memuja-memuji diri Engkau sendiri, maka bagimu segala puja-puji hingga Engkau ridha. Bagi-Mu segala puja-puji bila Engkau ridha dan bagi-Mu segala puja-puji setelah Engkau ridha.
Berkat rahmat, taufiq, ‘inayah, hidayah Allah SWT dan do’a kedua orang tua saya, adik-adik saya disertai kasih sayang, saya dapat melanjutkan pendidikan program Sarjana, dan kini saya tengah berupaya memenuhi persyaratan untuk menyelesaikannya dengan menyusun karya ilmiah yang disebut skripsi sebagai kewajiban akademis yang harus dipenuhi. Skripsi ini juga merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari program tersebut, yakni dalam hal ini adalah gelar Sarjana Ekonomi pada UIN Syarif Hidayatullah dan akan dipertahankan di depan siding para penguji yang berlangsung pada tanggal Agustus 2008 di Gedung Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sesuai program yang saya pilih, saya berketetapan hati bahwa skripsi yang akan saya susun berkaitan dengan pengaruh rasio keuangan dan harga saham. Untuk itu, skripsi ini saya beri judul : “Pengaruh Price Book Value, Earning Per Share, Debt Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap terhadap Market Performance dilihat dari Share Price dan Return (Sharpe’s Measure) “., dengan harapan skripsi ini dapat saya jadikan tolok ukur bahwa saya berminat di konsentrasi Manajemen Keuangan.
Tentu saja saya tidak bisa mengerjakan segala hal tanpa bantuan pihak lain dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu, suatu keharusan bagi saya dalam kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan ucapan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
(15)
1. Prof. Dr. Khomarudin Hidayat, MA; Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Hamid, MS., sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik.
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM; Pembimbing I dan Ketua Jurusan Konsentrasi Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Indo Yama N. SE, MAB; Pembimbing II khusus materi seputar Manajemen Keuangan.
5. Dosen-dosen, staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Miqdad Khaitama terima kasih atas semua bantuan moril dan spiritnya wat ku. Udah setia menemani saat-saat sulit skripsi. Terima kasih sayangku.
7. untuk semua teman-teman, seperti Irma, Sukron, Nila Afaf, Ruri, Gita, ita, Vera, Nana, Prita, Sulis, Tuti, Tia, abud, kosasih, ka arya, ka hanif, doni, faridz, haetami,dll. Dan semua adek2 kelas ku dan anggota BEMJ dan PMII.
Akhirnya saya merasa tidak dapat membalas apa-apa kepada semua yang telah saya uraikan kecuali do’a semoga amal kebaikan mereka diterima Allah SWT, diampuni dosanya, dimuliakan diri beserta keluarganya dan memperoleh balasan yang setimpal dari-Nya dengan harapan skripsi ini menjadi manfaat, rahmat, berkah dan hikmah bagi diri saya, keluarga dan semua serta menjadi amal saleh saya beserta keluarga sebagai bekal di dunia, alam barzakh dan di akhirat kelak. Aamiin.
Jakarta, September 2008 Penyusun,
HILDA AGUSTINA
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Market Performance (kinerja pasar) merupakan daya pikat (charm), daya inspirasi (inspirational force) dan titik tumpuan harapan (point of expectation support) bagi pertimbangan para investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Secaraaplikatif, baik-buruknya market performance ditentukan oleh simbiose mutualistis (mutual symbiosis) antara variabel ratio, share price dan return (sharpe’s measure) yang secara operasional bertumpu pada upaya memperbesar kwantitas dan kwalitas investasi. Peningkatan investasi dari periode ke periode menunjukkan bahwa suatu perusahaan memiliki akurasi yang dapat diandalkan (be relied) dan dipercaya (be trusted) dalam memilih variabel- variabel tersebut. Rasio menggambarkan kehandalan perusahaan mengoperasionalkan setting berbagai macam akun (accounts) persahaman, sehingga aktivitas pencapaian nominal return yang lebih besar selalu terkontrol dan terkendali; share price menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kehandalan (reliability) memprediksi situasi dan kondisi pasar serta kejelian membuat keputusan dalam menentukan harga saham berdasarkan pada prediksi perspektif-antisipatif daya saing pasar dengan mengutamakan keuntungan beserta proteksi-proteksinya bagi kedua belah
(17)
pihak, perusahaan dan investor, guna memenuhi harapan keduanya dalam mendulang (menghasilkan) nominal return yang lebih besar dan daya saing yang tinggi di dunia usaha; sedangkan return (sharpe’s measure) mengindikasikan kemampuan perusahaan menentukan strategi dan taktik dalam upaya pelepasan (release), penarikan (pulling) dan pengekangan (restraint) saham, sehingga perolehan nominal return yang lebih besar dan dicanangkan menjadi kenyataan dengan resiko seminimal mungkin. Simbiose mutualistis demikian hendaknya disosialisasikan secara transparan kepada para investor perusahaan, sehingga menjadikan para investornya merasa nyaman, berbesar hati, terikat dan tetap menanamkan investasinya di perusahaan tersebut, bahkan mereka secara tidak langsung menjadi corong perusahaan (hearing trumpet) yang turut mempublikasikan dirinya menjadi lebih terkenal dan memiliki accountabilitas yang lebih dapat dipercaya baik oleh para investornya maupun oleh masyarakat umum.
Daya pikat market performance dilihat dari ketertarikan para investor, pada umumnya mereka dalam menentukan accountabilitas market performance tersebut lebih terfokus pandangannya kepada sisi ratio, share price dan return (sharpe’s measure) secara parsial dan bahkan terfokus kepada dua sisi, share price dan return (sharpe’s measure), dengan mengabaikan sisi rasio, padahal variabel-variabel tersebut merupakan simbiose mutualistis dalam menentukan baik buruknya market performance; dan kecil besarnya share price dan return
(18)
(sharpe’s measure) tidak lebih hanya merupakan jastifikasi (justification) atau dasar kebenaran sebuah akibat dari baik-buruknya rasio; sedangkan rasio adalah sebab dari akibat tersebut, yang semestinya para investor pada tahap awal ketertarikannya kepada suatu perusahaan tertuju kepada sebab dan bukan kepada akibat; untuk memberikan pemahaman kepada investor tentang hal-ikhwal berinvestasi di satu sisi dan di sisi lain perusahaan berkewajiban sekurang-kurangnya punya tanggung jawab moral untuk memberikan servis internal perlu di budayakan, sehingga mereka dalam mengambil keputusannya untuk berinvestasi tidak terjebak ke dalam tindakan spekulatif yang boleh jadi bukannya menguntungkan, tetapi malah merugikan, sebagaimana sering terjadinya suatu perusahaan menjadi bangkrut; hal ini dapat dimaklumi karena para insvestor tidak secara proaktif menjalankan kegiatan persahaman. Sebaliknya bila para investor tidak terlalu berorientasi pada share price dan return (sharpe’s measure), artinya bahwa bila mereka itu mau bersikap waspada, maka tentu yang akan dilihatnya terlebih dahulu adalah justru faktor rasio. Paling tidak ketiga sisi sudut pandang tadi, rasio, share price dan return (sharpe’s measure) dilihatnya secara bersamaan (simbiose mutualistis). Sehingga bila ternyata simbiose mutualistis dimaksud menguntungkan, maka para investor merasa puas, sebaliknya bila terbukti simbiose mutualistis merugikan, maka mereka para investor tidak terlalu kecewa atau menjadi stress. Karena setidaknya mereka paham bahwa upaya telah dilakukan secara lengkap dan optimal serta menyadari bahwa ada faktor
(19)
lain di luar perhitungan itu yang tidak terduga (unestimated) seperti faktor nasib.
Fenomena kekurang waspadaan para investor sebagaimana diuraikan di muka, merupakan momentum, peluang sekaligus jalan terobosan bagi perusahaan untuk meyakinkan para investor bahwa keberadaan rasio dan peranannya dalam berinvestasi merupakan strategi kausalitas yang expedienc-nya (kelayakan/kemanfaatannya) sangat expectant (diharapkan). Karena itu, dalam upaya memperkuat daya pikat market performance, perusahaan seyogyanya menunjukkan kepada para investor tentang simbiose mutualistis variabel sebab (rasio) dan variabel akibat (share price dan return- sharpe’s measure), kondisi realitas rasio (variabel sebab) dan pengaruhnya kepada variabel akibat (sharpe’s measure) yang accountabilitasnya tidak disangsikan, baik oleh tim pemeriksa (audit) maupun para investor bahkan oleh masyarakat luas, dengan mengimplementasikan akurasi perhitungan market performance secara jujur dan terbuka, yakni dengan melakukan sekurang-kurangnya tiga hal sebagai berikut.
Pertama: melakukan efaluasi secara inten terhadap market performance dengan menempuh salah satu dari tiga jenis pengukuran, yaitu metode sharpe's measure yang dapat melihat accountabilitas market performance dari sisi rasio, share price dan return-sharpe’s measure. (w. Sharpe, journal of business, Januari 1966:119-138); akan tetapi tidak
(20)
melihat dari sisi sebabnya, yaitu rasio
(http://www.geocities.com/namora_id/files/Tesis-Namora-19040012.pdf.).
Kedua: Melakukan penelitian spesifik mengenai pengaruh rasio terhadap market performance dilihat dari share price dan return (sharpe’s measure) dan mengimplementasikannya dalam realitas karakteristik keuangan.
Ketiga: Mempublikasikan serta mengimplementasikan hasil evaluasi sebagaimana poin (pertama dan kedua) di atas dalam realitas aktifitas pengelolaan persahaman.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi market performance menjadi semakin bagus dan meningkat validitasnya, antara lain komponen karakteristik keuangan (finance characteristic) yang terdiri dari lima macam rasio, yaitu rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio aktivitas (activities ratio), rasio rentabilitas (profitability ratio), rasio solvabilitas (solvency ratio) dan rasio pasar (market ratio). Seyogyanya lima macam komponen (rasio) karakteristik keuangan tersebut seluruhnya dapat diefektifkan secara optimal oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan kwalitas market performance-nya yang dikehendaki. Akan tetapi sering terjadi paradoksi dalam realitas, perusahaan sudah mengefektifkan seluruh komponen karakteristik keuangannya secara optimal, namun masih saja market performance-nya tidak meningkat bahkan memburuk dan validitasnya menurun. Hal ini secara tidak langsung merupakan sinyal (warning) baginya untuk senantiasa melakukan cek-kontrol secara
(21)
kontinyu terhadap upayanya tersebut dengan tidak terlalu mengandalkan pada apa yang disebut percaya diri (belief in oneself).
Dalam rangka mencermati kasus yang demikian (paradoksi realitas) terdahulu dan mengingat keterbatasan yang ada pada diri penulis, maka dicukupkan empat variabel dari lima komponen karakteristik keuangan yang akan diteliti, yaitu dua buah variabel yang ada dalam faktor market ratios (komponen dari karakteristik keuangan), yakni earning per share (EPS) dan price book value (PBV), satu buah variabel yang ada dalam faktor solvency ratios yakni debt equity ratio (DER) dan satu buah variabel lagi yang ada dalam faktor profitability ratio yakni net profit margin (NPM) akan diteliti lebih lanjut guna mengetahui efektifitas pengaruh upaya peningkatan market performance suatu perusahaan (dalam skripsi ini dimaksudkan adalah sektor properti) dapat diketahui, dengan alasan: Pertama, bahwa kedua faktor tersebut (earning per share dan price book value) merupakan cara penilaian yang paling sederhana dalam pengukuran kinerja harga saham (Aswath Damodaran, 2001:276) dan kedua, menurut data penelitian yang telah dilakukan menginformasikan bahwa kebanyakan para peneliti menilai kinerja saham perusahaan selalu menghubungkannya dengan share price dan return (sharpe’s measure) dan sedikit sekali yang menghubungkannya dengan rasio-rasio keuangan (Collins dkk, 1990).
Keempat variabel, earning per share, price book value, debt equity ratio dan net profit margin tampak berpengaruh terhadap peningkatan
(22)
market performance. Earning Per Share bertujuan mengukur kinerja saham suatu perusahaan dengan cara menggunakan komponen laba (Aswath Damodaran, 2001:276); Price Book Value bertujuan mengukur kinerja saham perusahaan dengan cara membagi harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham pada suatu titik waktu (http://pages.stein.nyu.edu); Debt Equity Ratio bertujuan mengukur kinerja saham perusahaan dengan cara membandingkan antara total kewajiban dengan total modal sendiri (Robbert Ang, 1997:35); sedangkan Net Profit Margin bertujuan mengukur market performance dengan tingkat keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya (Robbert Ang, 1997:31). Karena itu upaya mengoptimalkan pengaruh ke empat variabel tersebut sangat membantu perusahaan dalam menjalankan strategi dan upaya meningkatkan market performance-nya. Akan tetapi agar tidak bertindak spekulatif, salah langkah dan hanya mengandalkan rasa percaya diri dalam upaya itu, pengaruh keempat variabel tadi yakni, earning per share, price book value, debt equity ratio dan net profit margin terhadap peningkatan market performance, sedapat mungkin diketahui dan difahami terlebih dahulu oleh perusahaan dengan melakukan penelitian secara proporsional dan profesional.
Dari hasil observasi yang penulis dapat lakukan, ternyata penelitian tentang "Pengaruh earning per share, price book value, debt equity ratio dan net profit margin terhadap market performance dilihat dari share price dan return (sharpe’s measure)" tidak penulis jumpai. Oleh karena
(23)
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tema tersebut dalam rangka memenuhi persyaratan penyelesaian studi dan memperoleh gelar SE dalam bidang Keuangan dan Pasar Modal, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta menulis hasil penelitian tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang disebut skripsi dengan judul " Pengaruh Price Book Value, Earning Per Share, Debt Equity Ratio dan Net Profit Margin terhadap Market Performance dilihat dari Share Price dan Return-Sharpe’s Measure Sektor Properti ". Variabel price book value, earning per share, debt equity ratio dan net profit margin, dipilih untuk diketahui pengaruhnya terhadap market performance dilihat dari share price dan return-sharpe’s measure, karena dalam pemikiran hipotesis penulis keempat variabel tersebut merupakan variabel yang paling efektif dalam menilai market performance dilihat dari share price dan return-sharpe’s measure; untuk itu, sebagai perbandingan antara keempat variabel yang dipilih dengan kwantitas variabel yang berpengaruh lainnya terhadap market performance, perlu dilakukan identifikasi dan pembatasan masalahnya sebagai berikut.
1. Identifikasi Masalah
Secara garis besar, variabel-variabel yang dapat mempengaruhi share price dan return dapat dikelompokkan ke dalam lima rasio keuangan yang masing-masing terdiri dari bagian-bagiannya tersendiri, sebagaimana terurai berikut ini.
(24)
a. Market Ratios, terdiri dari variabel: dividen yield, dividen per share, earing per share, dividen payout ratio, price earning ratio, book value per share, price book value, DUPONT formula dan modified dupont formula.
b. Solvency Ratio, terdiri dari variabel: debt ratio, debt equity ratio, long-term debt equity ratio, long-term debt capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage, cash flow net income, dan cash return on sales.
c. Profitability Ratios, terdiri dari variabel: gross profit margin, net profit margin, operating return on asset, return on asset, return on equity dan operating ratio.
d. Liquidity Ratio, terdiri dari variabel: current ratio, quick ratio dan net working capital.
e. Activities Ratios, terdiri dari variabel: total asset turnover, total fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover, average collection period, dan day's sales in inventory. 2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, tampak bahwa begitu banyak variabel-variabel yang dapat dijadikan masalah guna diketahui pengaruhnya terhadap share price dan return. Akan tetapi mengingat keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis, maka perlu dibatasi masalahnya hanya pada empat variabel yang akan diteliti lebih lanjut, yaitu masing-masing terambil dari identifikasi masalah poin a berupa
(25)
“price book value dan earning per share, poin b berupa debt equity ratio dan dari poin c berupa net profit margin.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang terdahulu, maka dapat disusun perumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana pengaruh price book value, earning per share, debt equity ratio dan net profit margin terhadap market perfromance dilihat dari share price.
2. Bagaimana pengaruh price book value, earning per share, debt equity ratio dan net profit margin terhadap market perfromance dilihat dari return.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh price book value, earning per share, debt equity ratio dan net profit margin terhadap market perfromance dilihat dari share price sektor properti.
b. Menganalisis pengaruh price book value, earning per share, debt equity ratio dan net profit margin terhadap market perfromance dilihat dari return sektor properti.
2. Manfaat Penelitian
a. Menambah pengetahuan spesifik bagi penulis mengenai pengaruh price book value, earning per share, debt equity ratio dan net profit
(26)
margin terhadap market perfromance dilihat dari share price (harga saham) dan return sektor properti.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat strategi peningkatan share price (harga saham) dan return sektor properti.
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi dan Jenisnya
Investasi dapat didefinisikan sebagai menggunakan uang untuk memperoleh lebih banyak uang dengan resiko yang paling kecil ( R.j. Shook, 2002:286). Jones (2004:3) mendefinisikan investasi sebagai “commitment of funds to one or more assets that will be held over some future period”. Menurut Relly, Investasi adalah komitment sejumlah uang pada saat ini untuk suatu periode tertentu untuk memperoleh pembayaran pada masa yang akan datang yang akan mengkompensasi investor untuk (1) waktu dana tersebut dilaksanakan; (2) ketidakpastian pembayaran di masa datang; (3) harapan tingkat inflasi.
Jadi investasi adalah dana yang ditanamkan investor pada suatu aset untuk mendapatkan hasil yang lebih besar di masa yang akan datang. Investasi bertujuan memberikan nilai tambah terhadap aset yang kita miliki saat ini.
Jenis-jenis investasi, secara umum, kegiatan investasi dapat dilakukan pada 2 jenis aset utama yang terdiri:
1. Investasi pada aset nyata (real asset investment)
Investasi pada aset yang berwujud (tangible asset) seperti tanah, emas, mesin, rumah, pabrik, dll.
(28)
2. Investasi pada aset keuangan ( financial asset investment)
investasi pada aset-aset keuangan seperti saham, obligasi, dan sertifikat deposito. Aset keuangan merupakan klaim keuangan terhadap penerbit aset keuangan.
B. Resiko, Return dan Hubungannya
Resiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua investasi saham. Berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi tidak diketahui dengan pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar keuntungan yang diharapkan dan kemungkinan hasil yang sebenarnya akan menyimpang dari yang diharapkan. Jadi resiko dapat diartikan sebagai kemungkinan return yang diperoleh menyimpang dari return yang diharapkan. Perbedaan antara return yang diharapkan (return yang diantisipasi investor di masa mendatang) dengan return yang benar- benar diterima (return yang diperoleh investor) merupakan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Beberapa sumber resiko yang berkaitan dengan besar resiko investasi diantaranya (Charles P. Jones, 2004:142) adalah:
1. Resiko suku bunga (interest Rate Risk)
Jika suku bunga naik, maka return investasi yang terkait dengan suku bunga juga akan naik, misalnya deposito. Ini dapat menarik minat investor saham untuk memindahkan dana ke deposito, sehingga banyak yang akan menjual saham dan harga saham akan turun. Oleh
(29)
karena itu perubahan suku bunga mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
2. Resiko pasar (Market Risk)
Perubahan pasar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan, dan lain-lain menyebabkan perubahan indeks pasar saham.
3. Resiko inflasi (Inflation Risk)
Inflasi akan mengurangi daya beli uang, sehingga tingkat pengembalian setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil investasi tersebut.
4. Resiko nilai tukar (Exchange Rate Risk)
Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing menjadi resiko dalam investasi.
5. Resiko likuiditas (Liquidity Risk)
Semakin tidak likuid suatu sekuritas, semakin besar resiko yang dihadapi perusahaan.
6. Resiko negara (Country Risk)
Resiko negara berkaitan dengan kondisi politik suatu negara. Semua resiko yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkat pengembalian investasi dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu:
(30)
a. systematic risk
Systematic risk disebut juga resiko pasar, karena berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Resiko ini terjadi karena kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, tingkat bunga pasar, dan lain-lain. Systematic risk disebut juga undiversifiable risk karena resiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil melalui pembentukan portofolio.
b. Unsystematic risk
Unsystematic risk merupakan resiko spesifik perusahaan, karena tergantung dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystematic risk antara lain resiko industri, financial leverage risk, operating leverage risk, dan lain-lain. Resiko ini dapat diminimalkan bahkan dihilangkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada banyak sekuritas (portofolio), karena itu disebut juga diversifiable risk. Sedangkan return dapat didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu investasi selama satu periode waktu, yang akan diperoleh di masa mendatang. Return merupakan kompensasi atas resiko yang harus ditanggung oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Sumber-sumber return yang merupakan faktor motivasi bagi investor dalam berinvestasi adalah dividen, yaitu pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi saham dan capital gain, yaitu perubahan harga sekuritas berupa kenaikkan harga
(31)
saham yang memberikan keuntungan bagi investor. Melalui investasi, investor berkeinginan untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
Akan tetapi harus dipahami adanya hubungan antara return dan resiko yang terkandung dalam suatu investasi. Hubungan return dan resiko searah dan linier, artinya semakin besar return yang diharapkan, maka semakin besar pula resiko yang harus ditanggung. Dengan kata lain investor yang berharap memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, berarti bersedia menanggung resiko yang tinggi pula. Oleh karena itu tidak relevan mengharapkan keuntungan yang sebesar-besarnya melalui investasi pada aset yang menawarkan return paling tinggi, karena harus juga mempertimbangkan tingkat resiko yang harus ditanggung.
7. Resiko Keuangan (Financial Risk)
Resiko keuangan berkaitan dengan penggunaan hutang sebagai pembiayaan perusahaan.
C. Estimasi Resiko dan Return
Menurut Radcliffe (1997:217-218) beberapa ukuran statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu resiko, di antaranya adalah : 1. Range
Range menunjukkan interval kemungkinan return tertinggi dengan return terendah. Perhitungannya dilakukan dengan cara mengurangi
(32)
nilai real return tertinggi dengan yang terendah sehingga diperoleh suatu angka interval. Kelemahan dalam menggunakan cara ini adalah tidak dapat menggambarkan kemungkinan-kemungkinan yang terdapat di antara kedua ekstrem nilai tersebut, serta tidak menunjukkan perimbangan antara kemungkinan terjadinya return tertinggi dengan return terendah. Dengan kelemahan ini, range tidak dapat dipakai untuk membandingkan resiko antara dua portofolio, karena portofolio yang memiliki range yang sama tidak berarti memiliki resiko yang sama.
2. Mean absolute deviation
Mean absolute deviation menunjukkan kemungkinan perbedaan antara return yang mungkin diterima dengan expected return-nya. Meskipun cara ini cukup masuk akal untuk menunjukkan tingkat resiko suatu portofolio, namun secara statistik cukup sulit digunakan. Selain itu sangat sulit untuk mengetahui hubungan atau correlation di antara return sekuritas.
3. Probability of negative return
Probability of negative return menunjukkan kemungkinan persentase return yang berada di bawah nilai nol. Meskipun sangat mudah dilakukan, namun perhitungan dengan cara ini tidak dapat mengetahui secara menyeluruh aspek-aspek dari suatu resiko.
(33)
4. Semivariance
Semivariance adalah perhitungan statistik yang menghitung variasi dari return yang berada di bawah expected return-nya. Kelemahannya angka ini tidak mencakup ketidakpastian ketika return yang dihasilkan lebih besar dari expected-nya. Di samping sulit, perhitungan ini tidak dapat melihat correlation antara return masing-masing saham.
5. Standard deviation
Standard deviation mengukur volatilitas dari return, cara ini sering digunakan untuk mengukur resiko. Secara statistik metode standar deviasi memiliki beberapa kelebihan diantara pengukurannya dilakukan dengan cara menyebarkan return (memperhitungkan nilai yang terjadi di atas dan di bawah expected return). Di samping itu standar deviasi juga dapat digunakan dengan menggunakan data aktual return masa lalu (ex post standard deviation) atau dari estimasi potensial return-nya (ex ante standard deviation). Dalam melakukan estimasi return, harus dibedakan antara return realisasi yaitu return yang telah terjadi dan return ekspetasi (expected return) yaitu return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi yang dihitung berdasarkan data historis penting sebagai salah satu ukuran kinerja suatu perusahaan. Return yang digunakan adalah return bulanan yang dihitung dengan menggunakan rumus:
Rt = ( Pt – Pt-1 ) Pt -1
(34)
Di mana:
Rt = rate of return (return realisasi) saham pada bulan ke-t Pt = harga saham pada bulan ke-t
Pt-1 = harga saham pada satu bulan sebelum bulan ke t – 1
D. Market Performance
Untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu saham (market performance), banyak yang dapat di amati. Bisa di lihat dari harga saham dan dilihat dari return. Di dalam penelitian ini return di hitung dengan menggunakan Salah satu contoh dari beberapa metode konvensional yang sering digunakan untuk menghitung market performance adalah dengan menggunakan sharpe’s measure.
Sharpe’s measure dikembangkan oleh William Sharpe dan sering juga disebut dengan reward-to-variability ratio. Sharpe’s measure merupakan ukuran kinerja yang berdasarkan resiko (risk-adjusted performance) dari suatu investasi, yaitu dengan membagi rata-rata excess return sampel terhadap standar deviasi return sampel. Sharpe’s measure dirumuskan sebagai (w. Sharpe, journal of business, january 1966: 119-138):
S = ( E(r) -Rf ) p Di mana :
E(r) = return rata-rata portofolio lama periode penelitian. Rf = rata-rata risk free selama periode penelitian.
(35)
p = standar deviasi portofolio selama periode penelitian.
Sharpe’s measure membagi excess return dengan standar deviasi dari portofolio selama periode pengukuran. Standar deviasi merupakan resiko fluktuasi yang dihasilkan karena berubah-ubahnya return yang dihasilkan dari sub periode berikutnya selama seluruh periode. Dalam teori portofolio, standar deviasi merupakan resiko total sebagai penjumlahan dari systematic risk atau market risk dan unsystematic risk.
E. Share Price (Harga Saham)
Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan, sedangkan surat berharga adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan tentunya dapat diperjual belikan. Nilai dari suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga jenis:
1. Par Value (Nilai Nominal)
Par value disebut juga stated value or face value, yang dalam bahasa Indonesia-nya disebut nilai nominal atau nilai pari. Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi sebagai tujuan akuntansi. Nilai ini tidak dipergunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam modal suatu perseroan, kita mengenal modal yang disetor penuh. Modal yang disetor penuh ini sama dengan banyaknya saham yang dikeluarkan perseroan dikali dengan nilai nominalnya. Jadi nilai nominal ini merupakan suatu nilai
(36)
yang berguna bagi pencatatan akuntansi, dimana nilai nominal inilah sebagai model ekuitas perseroan di dalam neraca.
Setiap saham yang diterbitkan di negara Indonesia harus mempunyai nilai nominal. Dan nilai nominal ini tercantum pada surat sahamnya. Nilai nominal ini tidak mempunyai kegunaan lain selain untuk keperluan pencatatan akuntansi.
2. Base Price (Harga Dasar)
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham dipergunakan di dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini akan berubah sesuai dengan aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split, warrant dan lain-lain. Sehingga harga dasar yang baru harus dihitung sesuai dengan perubahan harga teoritis hasil perhitungan aksi emiten tersebut.
Istilah nilai dasar merupakan hasil perkalian antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan.
3. Market Price
Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik-turunya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan
(37)
dengan jumlah saham yang diterbitkan maka akan di dapat nilai pasar (market value).
Ketika membeli saham di pasar modal, banyak investor gagal untuk membedakan antara saham bagus dan perusahaan bagus. Hersh Shefrin, ahli behavioral finance, dalam penelitiannya menemukan bahwa bahkan investor berpengalaman sekalipun nilai saham bagus dan jelek berdasarkan bagus dan jeleknya perusahaan.
Saham bagus tidak sama dengan perusahaan bagus. Saham yang bagus adalah saham berharga bagus atau saham yang menjanjikan return yang besar di masa depan, sedangkan perusahaan bagus ukuran sederhananya adalah perusahaan yang mempunyai rating yang bagus, minimal tripel B sebagai batas rating layak investasi. Sementara itu majalah Fortune mendefinisikan perusahaan bagus sebagai perusahaan yang mempunyai sifat sebagai berikut: manajemen bermutu, produk dan jasa yang di hasilkan berkualitas, inovasi tinggi, keuangan sehat, tanggung jawab sosial tinggi, penggunaan harta perusahaan bijak dan sumber daya yang kompeten, fortune menemukan bahwa yang memiliki sifat-sifat diatas umumnya adalah perusahaan yang besar dengan rasio nilai buku terhadap nilai pasar yang rendah.
F. Rasio Keuangan
Rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu Rasio Likuiditas (liquidity ratio), Rasio Aktivitas (Activities ratio),
(38)
Rasio Rentabilitas (profitability ratio), Rasio Solvabilitas (Solvency ratio) dan Rasio Pasar (market ratio) (Robbert Ang, 1997:23-24).
Dalam penelitian ini tidak semua kelompok rasio tersebut digunakan untuk menganalisis. Adapun rasio dan karakteristik keuangan yang digunakan adalah :
1. Rasio Solvabilitas (Solvency ratios)
Rasio Solvabilitas berfungsi untuk menunjukkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga Leverage Ratios. Karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman untuk memperoleh keuntungan. (Robbert Ang, 1997:34)
Rasio ini terdiri dari salah satunya Debt-equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio dalam kelompok Rasio Solvabilitas. Dan merupakan indikator dari proporsi hutang perusahaan terhadap investasi pemegang saham. DER ini mencerminkan resiko keuangan perusahaan yang ditempatkan pada pemegang saham sebagai hasil dari financial leverage makin besar ( Reilly, 1989).
Dalam kaitannya dengan struktur modal dan biaya modal, DER adalah alat ukur yang relevan digunakan investor, karena DER merupakan perbandingan antara total kewajiban (hutang/debt) dengan total modal sendiri.
Konsekwensinya bila terdapat perubahan dalam hutang dan modal sendiri perusahaan, hal ini merupakan pengaruh utama untuk
(39)
meningkatkan atau menurunkan DER. Sebagai contoh dan menawarkannya pada masyarakat maka modal sendiri akan meningkat dan DER menurun.
Beberapa teori mengatakan variasi DER berhubungan dengan berbagai faktor studi yang dilakukan oleh Scott dan Martin (1975) mengatakan bahwa jenis dan sifat bisnis merupakan faktor yang menyebabkan perubahan DER. Myers (1977) mengemukakan bahwa rasio hutang jangka pendek mungkin berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan perusahaan apabila perusahaan mengganti pendanaan jangka panjang dengan pelunasan jangka pendek. Selain itu Sjahrir (1989) mengemukakan bahwa naiknya suku bunga akan mengubah struktur modal, biaya modal dan mempengaruhi kinerja bagi perusahaan yang mempunyai tingkat DER yang tinggi.
2. Market Ratio
Rasio yang digunakan dalam menilai pasar, di antaranya adalah Price-Book Value ratio (PBV) dan Earning Per Share.
a. Price-Book Value ratio (PBV)
Merupakan rasio yang diperoleh dengan membagi harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham pada suatu titik waktu. (http://pages.stein.nyu.edu) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku (book value) saham suatu perusahaan. Sehingga nilai rasio ini seharusnya paling tidak adalah 1,00. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar semakin percaya atau
(40)
prospek perusahaan. Saham-saham yang harganya lebih rendah dari pada nilai bukunya disebut under value, dan saham-saham yang harganya lebih tinggi dari pada nilai bukunya di sebut over value. Terdapat dua kemungkinan yang terjadi, pertama pasar beranggapan bahwa nilai aset perusahaan overstated. Kedua perusahaan memiliki laba yang buruk, bahkan negatif atas tingkat pengembalian asset-nya.
Nilai PBV diperoleh dengan cara membagi harga per lembar saham dengan book value of equity per lembar saham tersebut (Bodie dkk, 2005:632).
Investor dapat menggunakan rasio PBV di dalam melakukan analisis terhadap keputusan investasinya karena metode PBV memiliki keuntungan, yaitu:
1. Book value relative stabil, ukuran intuitif dari nilai yang dapat dibandingkan dengan harga pasar.
2. Pada penerapan standar akutansi yang konsisten antar perusahaan rasio PBV dapat dibandingkan antar perusahaan- perusahaan
3. Pada perusahaan yang menderita rugi, dimana tidak dapat digunakan metode PER, metode PBV masih bisa digunakan untuk melakukan evaluasi dalam kondisi perusahaan seperti ini.
(41)
Kelemahan PBV:
1. Book value di pengaruhi oleh keputusan akutansi untuk depresi dan variabel-variabel yang lain. Ketika standar akutansi sangat bervariasi diantara perusahaan-perusahaan, kemungkinan tidak dapat dilakukan perbandingan rasio PBV antar perusahaan. 2. Book value tidak memiliki banyak kegunaan pada perusahaan
jasa yang tidak memiliki aktiva tetap dalam jumlah yang signifikan.
3. Book value of equity dapat negative jika suatu perusahaan melaporkan rugi terus menerus, menyebabkan nilai rasio PBV yang negatif.
b. Earning Per Share (EPS)
EPS merupakan rasio antara laba bersih (Net Income) terhadap jumlah saham yang diterbitkan oleh perusahaan (Dahlan Siamat, 2001)
EPS = Laba Bersih Jml Saham Beredar
Indikator laba bersih menunjukkan hasil akhir dari segala upaya perusahaan menjalankan usahanya dalam periode tertentu. Sedangkan indikator jumlah saham beredar menunjukkan banyaknya lembar saham yang telah dimiliki pemodal yang harus dipertanggung jawabkan oleh perusahaan kepada pemegang saham/
(42)
pemodal atas sejumlah dana yang telah diberikan untuk pembiayaan operasional perusahaan.
Dengan membagi kedua indikator itu diperoleh nilai uang sebagai keuntungan investasi yang diperoleh pemodal untuk setiap unit (lembar) saham yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut, berhasil tidaknya perusahaan memenuhi harapan pemodal dapat dilihat pada nilai EPS yang dihasilkan perusahaan. Semakin besar EPS ini, semakin besar pula keuntungan yang diperoleh pemegang saham.
c. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas (Profitabilitas Ratios)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini antara lain terdiri dari Net Profit Margin (NPM).
Net Profit Margin berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya. Nilai NPM ini juga berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai NPM semakin besar mendekati satu, maka berarti semakin efesien biaya yang dikeluarkan, yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. (Robbert Ang, 1997:31).
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu yang berhubungan dengan market performance, price book value ratio, earning per share, debt equity ratio dan net profit margin antara lain:
(43)
1. Namun Ou dan Penman (1989) juga Lev dan Thiagarajan (1993) melakukan penelitian dengan menggunakan analisis dari laporan keuangan perusahaan, menyimpulkan bahwa beberapa informasi dari laporan keuangan mampu menjelaskan kinerja suatu saham
2. Usman (1990), harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel fundamental dan teknikal, dimana variabel-variabel tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham. Variabel fundamental dibagi menjadi dua yaitu variabel fundamental yang bersifat internal yang memberi informasi tentang kinerja perusahaan dan variabel-variabel yang bersifat eksternal yang meliputi
kondisi perekonomian secara umum.
Variabel teknikal meliputi variabel-variabel yang menyajikan informasi yang akan memberikan gambaran kepada investor untuk menentukan kapan pembelian saham dilakukan dan kapan saham tersebut dijual atau ditukar dengan saham yang lain agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Variabel teknikal ini meliputi tentang perkembangan kurs saham, keadaan pasar modal, volume transaksi, perkembangan harga saham dari waktu ke waktu dan capital gain/loss. 3. Namora (Tesis), 2002 melakukan penelitian tentang perbandingan
karakteristik keuangan terhadap market performance sektor properti dan sektor barang industri. Karakteristik keuangan yang diteliti adalah PBV, EPS, DER dan NPM menyimpulkan bahwa secara simultan dan
(44)
parsial PBV, EPS, DER dan NPM tidak berpengruh terhadap market performance. Dari hasil pengujian-pengujian statistik yang dilakukan pada penelitian tahap kedua, diperoleh kesimpulan bahwa variabel PER, PBV dan DER, baik secara bersama-sama atau parsial tidak mampu menjelaskan market performance pada kedua sektor tersebut. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dalam sektor aneka industri, saham BRAM memiliki Sharpe’s measure tertinggi, sedangkan BIMA yang terendah. Untuk sektor properti, saham LPKR memiliki Sharpe’s measure tertinggi, sedangkan BKSL memiliki Sharpe’s measure yang terendah.
4. Khajar, Ibnu (Disertasi) 2005 melakukan penelitian tentang analisis pengaruh karakteristik keuangan terhadap kinerja berbasis pasar serta perbandingan kinerja berbasis pasar pada industri menufaktur dan multinasional terbuka di Indonesia. Penelitian ini mempelajari pengaruh karakteristik keuangan (assets turnover, divident payout ratio, income ratio, leverage, net income margin, operating efficiency, price earning ratio, return on assets dan return on equity) terhadap kinerja berbasis pasar (market-based performance), secara sendiri- sendiri maupun secara bersama-sama. Selain itu, penelitian ini juga mempelajari adanya perbedaan kinerja berbasis pasar antara industri manufaktur multinational (MNCs) dengan industri manufaktur domestik (DMCs) yang go-public di Indonesia. Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan pendekatan harga saham, sehingga disebut
(45)
dengan kinerja berbasis pasar (market-based performance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model atas hipotesis 1 dan 3 diterima, sedangkan model atas hipotesis 2 ditolak. Hasil penelitian ini berdasarkan atas hipotesis 1 mengkonfirmasikan bahwa karakteristik keuangan (assets turnover, divident payout ratio, income ratio, leverage, net income margin, operating efficiency, price earning ratio, return on assets dan return on equity) secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja berbasis pasar. Akan tetapi setelah melalui uji parsial menunjukkan dari 9 rasio keuangan yang merupakan cerminan karakteristik keuangan, terdapat dua rasio keuangan yang tidak secara signifikan berpengaruh pada kinerja berbasis pasar yaitu divident payout ratio dan income ratio, dua rasio ini lebih banyak merupakan kebijakan manajemen. Semakin baik karakteristik keuangan, maka semakin baik kinerja berbasis pasar. Dari sembilan rasio keuangan net income margin merupakan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja berbasis pasar, artinya hipotesis 2 ditolak, karena divident payout ratio merupakan kebijakan manajemen dan bukan cerminan kinerja. Hasil pengujian atas hipotesis mengkonfirmasikan bahwa kinerja berbasis pasar industri manufaktur multinational (MNCs) adalah lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja berbasis pasar industri manufaktur domestik (DMCs).
5. Tiene Susanti meneliti tentang hubungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dengan perubahan harga saham di pasar sekunder,
(46)
studi kasus pada PT Bank Niaga. Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja perusahaan (berbentuk bank) yang diwakili LDR (Loan to Deposit Ratio) dan CAR (Capital Adequacy Ratio) terdapat keeratan yang signifikan dengan perubahan harga saham suatu bank yang telah listed di pasar modal.
6. Johannes (2000) melakukan penelitian dengan menggunakan data 20 saham properti di BEJ, selama masa krisis moneter tahun 1997-1998. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa harga saham-saham properti mengalami penurunan selama masa krisis.
7. Stattman (1980), Rosenberg, Rein dan Lanstein (1985) menyimpulkan bahwa return rata-rata saham berkorelasi positif dengan book to market ratio. Jika hal tersebut dikonversi ke dalam market to book ratio atau PBV, maka PBV berkorelasi negatif dengan return saham. 8. Penelitian yang dilakukan Fama dan French (1992) menunjukkan hasil
yang mendukung penelitian-penelitian tersebut. Di antaranya, mereka menemukan bahwa terdapat korelasi positif antara return dengan E/P ratio (korelasi negatif dengan PER), dan korelasi positif yang kuat antara return dengan Book to Market ratio (hubungan negatif dengan PBV).
H. Kerangka Pemikiran 1. Share Price
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah Penentuan populasi. Populasinya adalah semua perusahaan-perusahaan yang termasuk sektor
(47)
properti Sedangkan sampel di pilih berdasarkan metode judgment sampling. Setelah sampel terpilih maka selanjutnya mengumpulkan data-data yaitu Data Pool berupa PBV, EPS, DER dan NPM selama tiga tahun mulai dari Februari 2005 sampai dengan Januari 2008 diperoleh dari Fact Book 2005, 2006, 2007 dan 2008 sebagian dari situs internet BEI (www.jsx.co.id), sedangkan harga penutupan saham bulanan selama tahun 2005-2008 diperoleh dari situs internet BEI (www.jsx.co.id) dan sebagian lagi dari tabloid jsx. Setelah data terkumpul dan dimasukkan dengan menggunakan Microsoft exel maka selanjutnya di lakukan metode regresi dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan asumsi klasik multikolinearitas, normalitas dan heteroskedastisitas kemudian di lakukan uji F dan Uji t untuk melihat pengaruhnya baik secara simultan maupun parsial terhadap market performance. Soft wear yang di gunakan adalah eviews 5 dan SPSS.
2. Return (Sharpe’s Measure)
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah Penentuan populasi. Populasinya adalah semua perusahaan-perusahaan yang termasuk sektor properti Sedangkan sampel di pilih berdasarkan metode judgment sampling. Setelah sampel terpilih maka selanjutnya mengumpulkan data-data yaitu Data pool berupa PBV, EPS, DER dan NPM Februari 2005 sampai dengan Januari 2008 peroleh dari Fact Book 2005, 2006, 2007, 2008 sedangkan harga penutupan saham bulanan dari bulan
(48)
Januari 2005 sampai dengan Januari 2008 diperoleh dari situs internet BEI (www.jsx.co.id). Data SBI yang digunakan dalam menghitung market performance diperoleh dari situs internet Bank Indonesia (www.bi.co.id). Setelah data terkumpul dan dimasukkan dengan menggunakan microsoft exel maka selanjutnya di lakukan metode regresi dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan asumsi klasik multikolinearitas, normalitas dan heteroskedastisitas kemudian di lakukan uji F dan Uji t untuk melihat pengaruhnya baik secara simultan maupun parsial terhadap market performance. Soft wear yang di gunakan adalah eviews 5 dan SPSS.
(49)
Terhadap Share Price Sektor Properti BEI
Penentuan Populasi
Penentuan Sampel
Harga Saham:
Harga Saham Penutupan Rasio Keuangan:
PBV EPS DER NPM
Metode Regresi
Uji Multikolinearitas
Uji Normalitas
Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Berganda
Uji F Uji t
Gambar. 2.1 Skema Kerangka Berfikir Share Price
(50)
Pengaruh PBV, EPS, DER dan NPM terhadap Return Sektor Properti BEI
Penentuan Populasi
Penentuan Sampel
Tahapan-tahapan: Return Saham Return Rate Standar Deviasi Risk Free Excess Return
Nilai Sharpe measure
Karakteristik Keuangan PBV
EPS DER NPM
Metode Regresi
Uji Multikolinearitas
Uji Normalitas
Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Berganda
Uji F Uji t
Gambar. 2.2 Skema Kerangka Berfikir Return (sharpe's measure
(51)
I. Perumusan Hipotesis
Perumusan masalahnya sebagai berikut:
1. PBV, EPS, DER dan NPM berpengaruh terhadap market performance dilihat dari harga saham (Share Price). Maka perumusan hipotesis sebagai berikut:
a. Ho: PBV, EPS, DER dan NPM= 0 tidak terdapat pengaruh terhadap market performance dilihat harga saham (Share Price). (Tolak)
b. Ho: PBV = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap market performance dilihat harga saham (Share Price). (Tolak)
c. Ho: EPS = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap market performance dilihat harga saham (Share Price). (Tolak)
d. Ho: DER = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap market performance dilihat harga saham (Share Price). (Tolak)
e. Ho: NPM= 0 tidak terdapat pengaruh terhadap marke performance dilihat harga saham (Share Price). (Tolak)
2. PBV, EPS, DER dan NPM berpengaruh terhadap market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure). Maka perumusan hipotesis sebagai berikut:
a. Ho: PBV, EPS, DER dan NPM= 0 tidak terdapat pengaruh terhadap market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure). (Tolak)
(52)
b. Ho: PBV = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure). (Tolak) c. Ho: EPS = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap market performance
dilihat dari return (Sharpe’s Measure). (Tolak)
d. Ho: DER = 0 tidak terdapat pengaruh terhadap market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure). (Tolak) e. Ho: PBV, EPS, DER dan NPM= 0 tidak terdapat pengaruh
terhadap market performance dilihat dari return (Sharpe’s Measure). (Tolak)
(53)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property yang listed di bursa efek Indonesia (BEI) selama periode Februari 2005 sampai dengan Januari 2008. di pilihnya periode tersebut karena peneliti ingin mengetahui market performance sektor properti di mana pada periode tersebut merupakan kondisi terbaik bagi sektor properti. Nilai properti yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) sebesar Rp. 130,93 Triliun atau naik 7-8% ditambah kondisi perpolitikan stabil.
Dari sumber diatas dikumpulkan data harga saham, PBV, EPS, DER, NPM dan SBI.
B. Metode Penelitian Populasi Dan Sampel
Penelitian ini menggunakan populasi berupa saham-saham di BEI yang tergolong ke dalam sektor properti. Dari populasi tersebut selanjutnya diambil beberapa sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham (perusahaan) yang memenuhi kriteria.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dimulai dari pemilihan populasi, yang dilanjutkan dengan memberikan kriteria-kriteria terhadap populasi tersebut, sehingga diperoleh sekumpulan sampel, dengan penjelasan sebagai berikut:
(54)
Dari tahapan-tahapan tersebut, diperoleh sampel untuk properti yang memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan sebanyak 21 saham. Sampel saham-saham tersebut terlampir pada lampiran 2.
Tabel 3.1 Tahapan Pemilihan Sampel
Kriteria Saham Property
Saham tersebut terdaftar di BEI dan termasuk dalam sektor properti 44
perusahaan tersebut terdaftar di BEI setelah atau masa penelitian Feb 2005- Jan 2008 dan termasuk dalam sektor properti
Perusahaan yang terdaftar sebelum masa penelitian Feb 2005- Jan 2008 dan termasuk dalam sektor properti
Perusahaan tersebut tidak berturut-turut memiliki laporan keuangan (Rasio Keuangan) selama masa 3 tahun dari bulan Feb 2005 - Jan 2007
Memiliki laporan keuangan berturut-turut selama 3 tahun dalam periode per bulan selama tahun Feb 2005- Jan 2008
(9) 35 (14)
21
C. Metode Pengumpulan Data
1. Riset Kepustakaan (Library Research)
Riset kepustakaan yaitu data-data yang diambil dari jurnal-jurnal, buku- buku, skripsi, tesis dan disertasi.
2. Data Sekunder
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah disediakan oleh pihak ketiga, dalam arti tidak berasal dari sumber langsung. Data yang diperoleh berasal dari berbagai sumber, dan merupakan data pool data yakni data sejumlah saham yang termasuk ke dalam sektor saham properti, selama tiga periode penelitian. Sebagian besar data yang digunakan didapatkan dari Bursa Efek Indonesia.
a. Harga saham bulanan dari sampel properti periode Januari 2005 – Januari 2008.
(55)
b. Price Book Value (PBV) bulanan dari sampel properti periode Februari 2005 – Januari 2008.
c. Earning Per Share (EPS) bulanan dari sampel properti periode Februari 2005 – Januari 2008.
d. Debt Equity Ratio (DER) bulanan dari sampel properti periode Februari 2005 – Januari 2008.
e. Net Profit Margin (NPM) bulanan dari sampel properti periode Februari 2005 – Januari 2008.
f. Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) bulanan dari sampel properti periode Januari 2005 – Januari 2008.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda
Karena variabel bebas yang diteliti lebih dari satu maka penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda untuk membentuk hubungan antar variabel terikat dan variabel bebas. Regresi linier berganda ini menggunakan tingkat keyakinan (Signifikansi) sebesar = 5%.
Berdasarkan permasalahan dan perumusan hipotesis yang telah disajikan, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk Pengaruh terhadap Share Price Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 +e
(56)
Dimana:
a = konstanta
b1……b4 = koefisien regresi x1… x4
x1 = PBV
x2 = EPS
x3 = DER
x4 = NPM
Y = Share Price
b. Untuk Pengaruh terhadap Return dengan Sharpe’s Measure Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 +e
Dimana:
a = konstanta
b1……b4 = koefisien regresi x1… x4
x1 = PBV
x2 = EPS
x3 = DER
x4 = NPM
Y = Return (Sharpe’s Measure)
Dari hasil pengolahan data akan dilakukan analisis secara deskriptis dan pembuktian hipotesis.
1). Informasi Dari Hasil Analisis Berganda
(57)
(a) R-squared yaitu menunjukkan kemampuan model. Seberapa besar pengaruh dari variabel independent (bebas) terhadap variabel dependent (terikat).
(b) Adjusted R-squared nilai R2 yang sudah disesuaikan. Semakin banyak variabel independent yang dimasukkan ke dalam persamaan, akan semakin memperkecil Adjusted R-squared. (c) S.E. of regression adalah standar error dari persamaan regresi (d) Sum squared resid jumlah nilai residual kuadrat
(e) log likedlihood adalah nilai fungsi likedlihood yang dihitung dengan nilai koefesien estimatimasian.
(f) Durbin-watson stat nilai uji durbin Watson, digunakan untuk mengetahui apakah ada autokorelasi (hubungan antar residual). (g) Mean dependent var adalah nilai mean (rata-rata) variabel
dependent (dalam hal ini adalah y)
(h) S.D. Dependent var adalah standar deviasi dependen y.
(i) Akaike info criterion adalah residual kuadrat, k= jumlah variabel independent; n = jumlah observasi. Semakin kecil angka AIC, semakin baik modelnya. Namun nilai ini baru dapat dibandingkan apabila ada model lain yang juga dihitung AIC-nya.
(j) Schwarz criterion adalah residual kuadrat; k = jumlah variabel independent; n = jumlah observasi. Seperti AIC, semakin kecil angka SIC, semakin baik modelnya.
(58)
(k) F-statistic adalah uji serempak berpengaruh semua variabel independent.
(l) Prob(F-statistic) adalah probabilitas nilai uji statistic F. 2. Uji Asumsi Klasik
Menurut pendapat Algifari (2003:83) mengatakan : “Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary least square) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linier yang bias yang terbaik (Best linear Unbias Estimator/BLUE)". Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi yang dengan asumsi klasik.
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang kuat antar variabel bebas yang satu dengan yang lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang tidak memiliki korelasi linier/hubungan yang kuat antara variabel bebasnya. Jika dalam model regresi terdapat gejala multikolinearitas, maka model regresi tersebut tidak dapat menaksir secara tepat sehingga diperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti.
Pengujian gejala multikolinearitas dengan cara mengkorelasikan variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dengan menggunakan program SPSS for Windows.
Yarnest (2003:42) mengukur Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi atau VIF (Variance Inflation Factor) dari
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis terhadap harga saham (Share Price), return (Sharpe’s Measure) dan rasio keuangan (PBV, EPS, DER dan NPM) sektor properti ini adalah sebagai berikut:
1. Adjusted R-Squared periode Feb 2005-Jan 2008 sebesar 76,03 % itu artinya hanya sekitar 76,03 %. variabel PBV, EPS, DER dan NPM berpengaruh terhadap market performance dilihat dari harga saham. Adjusted R-Squared periode Feb 2005-Jan 2008 sebesar 68,17 % itu artinya hanya sekitar 68,17 % variabel PBV, EPS, DER dan NPM berpengaruh terhadap market performance dilihat dari Return (sharpe's measure).
2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda ditemukan bahwa PBV, EPS, DER dan NPM secara simultan berpengaruh terhadap
market performance dilihat dari share price dan return (sharpe's
measure).
3. EPS dan NPM secara parsial berpengaruh terhadap market
performance dilihat dari share price. Sedangkan PBV dan DER
(2)
secara parsial tidak berpengaruh terhadap market performance
dilihat dari share price.
4. PBV dan EPS secara parsial berpengaruh terhadap market
performance dilihat dari return (sharpe's measure). Sedangkan
DER dan NPM secara parsial tidak berpengaruh terhadap market
performance dilihat dari return (sharpe's measure).
5. Market performance dilihat dari share price untuk menunjukkan besarnya nilai rata-rata Share Price yang paling tinggi selama periode penelitian terjadi pada periode Feb 2005-Jan 2008 dengan jumlah rata-rata 430,33. nilai tertinggi untuk Share Price periode Feb 2005-Jan 2008 dimiliki oleh perusahaan Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan nilai 1433,61, maka perusahaan ini dikatakan memiliki saham bagus. Sedangkan nilai terendah untuk Share
Price periode Feb 2005-Jan 2008 dimiliki oleh perusahaan
Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) sebesar 69,11, maka perusahaan ini dikatakan bukan termasuk saham bagus. Market performance dilihat dari Return (sharpe's Measure) menunjukkan besarnya nilai rata-rata Return (Sharpe's Measure) yang paling tinggi selama periode penelitian terjadi pada periode Feb 2005- Jan 2008 dengan jumlah rata-rata 0,12487. nilai tertinggi untuk Return (Sharpe's Measure) periode Feb 2005-Jan 2008 dimiliki oleh perusahaan Suryainti Permata Tbk (SIIP) dengan nilai
(3)
0,48563, maka perusahaan ini dikatakan memiliki kinerja saham yang bagus. Sedangkan nilai terendah untuk Return (Sharpe's
Measure) periode Feb 2005-Jan 2008 dimiliki oleh perusahaan
Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebesar -0,3287 , maka perusahaan ini dikatakan bukan termasuk kinerja saham yang bagus.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini menggunakan rasio-rasio PBV, EPS, DER dan NPM untuk menjelaskan pengaruh terhadap harga saham
(Share Price) dan return (Sharpe’s Measure). Disarankan bagi
penelitian selanjutnya untuk mengganti atau melengkapi rasio- rasio yang diuji, sehingga dapat diperoleh rasio-rasio yang mempunyai pengaruh signifikan lagi terhadap harga saham
(Share Price) dan return (Sharpe’s Measure), dan diperoleh
model yang tepat tentang pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham (Share Price). Variabel bebas yang dapat digunakan antara lain liquidity ratio, profitability ratio,
efficiency ratio, maupun tangibility ratio.
2. Penelitian ini hanya difokuskan pada sektor properti saja untuk menjelaskan rasio-rasio PBV, EPS, DER dan NPM untuk
(4)
menjelaskan pengaruhnya terhadap harga saham dan return
(Sharpe’s Measure). Disarankan bagi penelitian selanjutnya
untuk mengganti sektor lain.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Validitas Penggunaan CAPM di Dalam Memprediksi Return Saham
BEJ dengan Data 3 tahun. 2005 ( Jurnal )
Alexander, Carol, Risk Manejement And Analysis, John Wiley and Sons, 2000, Vol. 1.
Ang, Robbert, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia, 1997, Ed. 1.
Bodie, Kane, Marcus, Investment, Jakarta, Salemba Empat, 2006, Ed. 6. Burtraw, Dallas, Cost Saving, Market Performance and Benefit of the U.S
Acid Rain Program, 1998. ( Jurnal )
Charles P. Jones, Investment Analisis and Management 9 th ed”,New York : John Wiley and Sons,2004.
Campello, Murillo, dkk, Produck Market Performance, Swiching Cost, and
Liquidation Values: The Real Effect on Financial Leverage, 2004
(Jurnal)
Cooper, Donald and William Emory, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta, Erlangga, 1997, Ed. 5, Jil. 1.
Husnan, Suad, Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta, AMP YKPN, 2001, Ed. 3.
Khajar, Ibnu, Analisis Pengaruh Karakteristik Keuangan Terhadap Kinerja Berbasis Pasar Serta Perbandingan Kinerja Berbasis Pasar Pada
Industri Manufaktur Dan Multinasional Terbuka di Indonesia, 2005,
Disertasi.
Kuncoro, Mudrajad, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Jakarta, Erlangga.
Namora, Perbandingan Karakteristik Keuangan terhadap Market
Performance Sektor Properti dan Sektor Barang Industri, 2002, Tesis.
Purwanto, Suharyadi, Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta, Salemba Empat, 2004, Ed 1.
R.J. Shook, Wall Street Dictionary, terjemahan Roy Sembel, Jakarta : PT Erlangga,2002
(6)
Siti, Maimunah, Pengaruh Struktur Modal (Debt to equity ratio), Degree of Operating dan degree of financial Leverage terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Dalam Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Jakarta
periode 1998-2002, 2004, Tesis.
Sofawati, Suwandi, Perbandingan Penggunaan Price to Earning Ratio Dengan Price Book Value Ratio Sebagai Dasar Acuan Pengambilan
Keputusan Investasi di Bursa Efek Jakarta, 2000, Tesis.
Warsidi, Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan Dalam Mempredikasi
Perubahan Laba Di Masa Yang Akan Datang. 2007 ( Jurnal ).
Winarno, Wing Wahyu, Analisis Ekonometrika Dan Statistik Dengan Eviews,
Jakarta, YKPN, 2007. www.bankmandiri.co.id www.bi.co.id
www.jsx.co.id