Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM),Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusaahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNINGS RATIO (PER), RETURN ON ASSET (ROA), NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN

DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

oleh

TENGKU AMRIZAL AZWIN 090503229

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNINGS RATIO (PER), RETURN ON ASSETS (ROA), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets , Net Profit Margin, dan Debt To Equity Ratio terhadap Harga Saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi laporan keuangan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menganalisis pengaruh informasi laporan keuangan melalui rasio-rasio keuangan terhadap kenaikan dan penurunan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bei.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets , Net Profit Margin, dan Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui data sekunder yang di proleh di kuantitatif dengan mennggunakan regresi linier berganda untuk hipotesis pertama regresi linier sederhana untuk hipotesis kedua.

Pada hipotesis pertama hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets , Net Profit Margin, dan Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji parsial menunjukkan hanya tiga variabel yang berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Earning Per Share, Price Earnings Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio, dan Harga Saham


(3)

ABSTRACT

EFFECT OF EARNING PER SHARE ( EPS ) , Price Earnings Ratio ( PER ) , Return on Assets ( ROA ) , NET PROFIT MARGIN ( NPM ) , AND DEBT TO EQUITY RATIO OF BANKING STOCK LISTED COMPANY IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

The problems of this research is the extent to which the influence of Earning Per Share , Price Earning Ratio , Return on Assets , Net Profit Margin and Debt To Equity Ratio on Stock Price banking companies listed in Indonesia Stock Exchange . The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of financial statement information on stock prices of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange and analyze the effect of financial statement information through financial ratios to rise and fall in stock prices of banking companies registered in BEI .

The hypothesis of this study is the Earning Per Share , Price Earning Ratio , Return on Assets , Net Profit Margin and Debt To Equity Ratio effect on stock prices of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange .

Research data collection is done through secondary data in www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive quantitative using multiple linear regression for the first hypothesis of simple linear regression for the second hypothesis .

In the first hypothesis, the results showed that simultaneously Earning Per Share , Price Earning Ratio , Return on Assets , Net Profit Margin and Debt To Equity Ratio effect on stock prices of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange . Partial test shows only three variables that affect the stock prices of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange .


(4)

Keywords : Earning Per Share , Price Earnings Ratio , Return on Assets , Net Profit Margin , Debt To Equity Ratio and Stock Price


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM),Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusaahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Dra. Naleni Indra MM,Ak. dimana pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarief Msi.Ak yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.


(6)

3. Ibu Dra. Naleni Indra MM.Ak selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Rustam, M,Si, Ak selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi akuntansi – S1 yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi akuntansi – s1 yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibunda Tengku Mezwin dan Ayahanda Tengku Tazul Rizal Aziz yang sangat banyak memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, 20 Januari 2015


(7)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di baqwah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNINGS RATIO (PER), RETURN ON ASSETS (ROA), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANNG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yanng saya peroleh dari perusahaan atau lemebaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 20 Januari 2015

090503229 Tengku Amrizal Azwin


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah Penelitian... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.6 Sistematika Penulisan... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

2.1 Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1 Bank ... 11

2.1.2 Saham ... 12

2.1.2.1 Definisi Saham ... 12

2.1.2.2 Harga Saham ... 13

2.1.2.3 Jenis – Jenis Saham ... 14

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan ... 23

2.1.4 Pengertian Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) ... 25

2.1.4.1 Earning Per Share (EPS) ... 25


(9)

2.1.4.3 Return On Asset (ROA) ... 29

2.1.4.4 Net Profit Margin (NPM) ... 32

2.1.4.5 Debt To Equity Ratio (DER) ... 34

2.2 Penelitian Terdahulu ... 36

2.3 Kerangka Konseptual ... 37

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Batasan Operasional ... 39

3.3 Variabel Penelitian ... 40

3.3.1 Variabel terikat ... 40

3.3.2 Variabel bebas ... 40

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.4.1 Earning Per Share (EPS) ... 40

3.4.2 Price Earning Ratio (PER) ... 41

3.4.3 Return On Asset (ROA) ... 41

3.4.4 Net Profit Margin (NPM) ... 42

3.4.5 Debt to Equity Ratio (DER) ... 42

3.4.6 Harga Saham ... 43

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.7 Metode Analisis Data ... 47

3.7.1 Pengujian asumsi klasik ... 48

3.7.1.1 Uji Normalitas ... 48

3.7.1.2 Uji Multikolinieritas ... 49

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 50

3.7.1.4 Uji Autokorelasi ... 51

3.7.2 Analisis Regresi Berganda ... 52

3.7.3 Pengujian Hipotesis ... 53

3.7.3.1 Uji statistik t ... 54

3.7.3.2 Uji Statistik F ... 55


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Data Penelitian ... 57

4.2 Analisis Data Penelitian ... 70

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 70

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 72

4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 80

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.2 Penelitian Terdahulu ... 35

3.1 Daftar Perusahaan perbankan yang Menjadi Sampel ... 46

4.1 Earning Per Share ... 61

4.2 Price Earnings Ratio ... 63

4.3 Return On Assets... 65

4.4 Net Profit Margin ... 67

4.5 Debt To Equity Ratio ... 69

4.6 Harga Saham Perusahaan ... 71

4.7 Debscriptive Statistic ... 73

4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 77

4.9 Uji Multikolinearitas ... 78

4.10 Model Summary Durbin Watson ... 82

4.11 Coeffecients simultan ... 84

4.12 ANOVA ... 87


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 36

4.1 Histogram ... 75

4.2 Normal P-Plot... 76


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Coeffecient dan ANOVA ... 94

2 Histogram ... 95

3 Normal P-Plot... 96


(14)

ABSTRAK

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNINGS RATIO (PER), RETURN ON ASSETS (ROA), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets , Net Profit Margin, dan Debt To Equity Ratio terhadap Harga Saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh informasi laporan keuangan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menganalisis pengaruh informasi laporan keuangan melalui rasio-rasio keuangan terhadap kenaikan dan penurunan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bei.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets , Net Profit Margin, dan Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui data sekunder yang di proleh di kuantitatif dengan mennggunakan regresi linier berganda untuk hipotesis pertama regresi linier sederhana untuk hipotesis kedua.

Pada hipotesis pertama hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Assets , Net Profit Margin, dan Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji parsial menunjukkan hanya tiga variabel yang berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Earning Per Share, Price Earnings Ratio, Return On Assets, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio, dan Harga Saham


(15)

ABSTRACT

EFFECT OF EARNING PER SHARE ( EPS ) , Price Earnings Ratio ( PER ) , Return on Assets ( ROA ) , NET PROFIT MARGIN ( NPM ) , AND DEBT TO EQUITY RATIO OF BANKING STOCK LISTED COMPANY IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

The problems of this research is the extent to which the influence of Earning Per Share , Price Earning Ratio , Return on Assets , Net Profit Margin and Debt To Equity Ratio on Stock Price banking companies listed in Indonesia Stock Exchange . The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of financial statement information on stock prices of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange and analyze the effect of financial statement information through financial ratios to rise and fall in stock prices of banking companies registered in BEI .

The hypothesis of this study is the Earning Per Share , Price Earning Ratio , Return on Assets , Net Profit Margin and Debt To Equity Ratio effect on stock prices of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange .

Research data collection is done through secondary data in www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive quantitative using multiple linear regression for the first hypothesis of simple linear regression for the second hypothesis .

In the first hypothesis, the results showed that simultaneously Earning Per Share , Price Earning Ratio , Return on Assets , Net Profit Margin and Debt To Equity Ratio effect on stock prices of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange . Partial test shows only three variables that affect the stock prices of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange .


(16)

Keywords : Earning Per Share , Price Earnings Ratio , Return on Assets , Net Profit Margin , Debt To Equity Ratio and Stock Price


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, menyebabkan begitu banyak perusahaan serta lembaga perbankkan yang bertumbangan. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapat dana atau tambahan modal adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek.

Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas usahanya. Dengan dijualnya saham pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan masyakarat. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah


(18)

dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan. Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Pasar modal merupakan alternatif yang dapat digunakan perusahaan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan walaupun saat ini banyak bank yang menyediakan pinjaman tetapi semua itu bisa terhambat karena leverage yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, dikarenakan apabila leverage perusahaan tersebut tidak bagus, maka dapat dikatakan bahwa posisi perusahaan tidak dalam kondisi


(19)

yang baik. Semakin besar modal perusahaan tersebut, maka posisi perusahaan akan lebih seimbang.

Menurut Djazuli (2006), “Investor dan pemain saham dipasar modal perlu memiliki sejumlah informasi yang akurat berkaitan tentang dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih dan dibeli”. Perusahaan untuk meningkatkan harga sahamnya, maka perusahaan sangat perlu mengetahui faktor – faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan harga sahamnya. Apabila faktor tersebut diketahui, maka perusahaan dapat menekankan kepada kebijaksanaan keuangan tentunya dalam upaya meningkatkan harga saham perusahaan.

Harga saham pada pasar modal memiliki peranan yang penting karena harga saham dapat berubah- ubah tiap waktu. Beda halnya dengan harga produk atau harga pada suatu barang yang tergantung pada tingkat penawaran konsumen dan tanpa penilaian secara fundamental. Seperti yang sudah dijelaskan di atas harga saham pada pasar modal bukan didasarkan pada penawaran saja, melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham yang fluktuatif dan membuat investor dilema dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi.

Investasi pada umumnya dilakukan karena beberapa hal, antara lain untuk mendapat kehidupan yang layak dimasa yang akan datang, meningkatkan taraf hidup, merosotnya nilai kekayaan karena tingkat inflasi, menghemat pajak dan untuk mendapatkan keuntungan atau return dari


(20)

kegiatan perusahaan. Para investor saham umumnya tertarik dengan pendapatan saat ini dan pendapatan yang diharapkan dimasa depan serta stabilitas pendapatan tersebut dalam garis tren.

Dalam menanamkan modalnya, investor memerlukan suatu informasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini berupa laporan keuangan perusahaan pada masa lalu, masa sekarang dan meramalkan posisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang. Menurut Muslich (1997), “Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa datang dan menentukan setiap kekuatan yang dapat dipergunakan”.

Laporan keuangan dirancang untuk membatu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel-variabel dari laporan keuangan. Dengan laporan keuangan perusahaan tersebut, investor dapat memperoleh data mengenai Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Financial Leverage (FL), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR).

Menurut Martono & Harjito (2003), ”Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholder) seperti investor, kreditur, analis konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri”. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba-rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi


(21)

yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.

Menurut Machfoedz (1994), “Informasi laporan keuangan bagi pihak luar (shareholder, investor dan kreditur) digunakan untuk menganalisis saham perusahaan (pembelian, penjualan dan tetap memegang saham perusahaan), memberikan pinjaman dana, dan memprediksi kekuatan keuangan perusahaan di masa yang akan datang”. Informasi laporan keuangan yang baik dapat menghasilkan keputusan yang baik.

Banyak peneliti yang sudah melakukan penelitian tentang analisis rasio yang berpengaruh terhadap saham yang tentu berguna bagi investor di masa mendatang, beberapa peneliti banyak menggunakan rasio ROA, ROE, EVA, EPS, DER, NPM dan P/E yang hasilnya mengatakan bahwa rasio – rasio tersebut berpengaruh terhadap harga saham tetapi ada juga peneliti yang mengatakan bahwa rasio – rasio fundamental tersebut tidak semuanya berpengaruh dalam menganalisis harga saham.

Peneliti dalam melakukan penelitian ini juga memproleh referensi dari jurnal ekonomi “The company fundamental factors and systematic risk in increasing stock price (Hatta dan Dwiyanto; 2009)”, dalam jurnal ekonomi tersebut disebutkan bahwa faktor fundamental dalam meningkatkan harga saham adalah Earning Per Share, Price Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Net Profit Margin, Dividend Payout Ratio, dan Return On Asset. Akan tetapi karena keterbatasan data maka peneliti tidak memasukkan variabel Current Ratio dan Diividend Payout Ratio.


(22)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul : ”Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Alasan lain penulis memilih judul ini adalah karena beberapa penelitian yang terdahulu hanya menggunakan 2 hingga 3 variabel indipenden dalam peneltiannya, maka penulis mencoba menambahkan menjadi 5 variabel independen dalam penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan utama yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh EPS, PER, ROA, NPM, DER secara simultan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

b. Bagaimana pengaruh EPS, PER, ROA, NPM dan DER secara parsial terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(23)

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Untuk menghindari timbulnya salah pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan batasan terhadap masalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2008, 2009, 2010 dan 2011.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan dibatasi pada Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER).

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan secara simultan dari masing- masing faktor yang diteliti, yaitu: EPS, PER, ROA, NPM dan DER terhadap harga saham perusahaan perbankan.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan secara parsial dari masing-masing faktor yang diteliti, yaitu: EPS, PER, ROA, NPM dan DER terhadap harga saham perusahaan perbankan.


(24)

1.5 Manfaat Penelitian 1. Peneliti

Sebagai bahan masukan yang akan menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai rasio keuangan dan harga saham yang sekaligus menjadi media pembanding antara teori yang diproleh dari literatur dengan aplikasinya pada penelitian ini.

2. Bagi Investor.

Penelitian ini dapat menjadi suatu acuan bagi investor untuk dapat menetapkan informasi apa yang dibutuhkan untuk melakukan penempatan modal atau investasi pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian informasi tersebut dapat digunakan secara tepat untuk mengambil keputusan.

3. Bagi Akademisi

Memperkaya topik kepustakaan dan sebagai referensi tambahan dalam mengembangkan atau memperluas penelitian lain khusunya penelitian yang berkaitan dengan rasio keuanngan dan harga saham.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan rencana isi skripsi yang akan ditulis sebagai gambaran awal untuk menilai kerangka materi yang akan disusun penulis skripsi. Adapun susunan sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :


(25)

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penyusunan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi penjelasan dan pembahasan secara rinci kajian pustaka yang meliputi hasil penelitian terdahulu, landasan teori dan model empiris yang tercantum pada proposal penelitian, sehingga dapat diformulasikan dalam bentuk hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, diuraikan berbagai hal tentang metode atau cara melakukan penelitian, di antaranya : populasi dan sampel, data dan sumber data, definisi operasional variabel, alat analisis data, serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan analisis data, temuan empiris yang diperoleh dalam penelitian ini, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.


(26)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan dan saran-saran yang mungkin dapat diajukan dan dilaksanakan untuk penelitian selanjutnya.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Bank

Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, menurut Kashmir (undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november tentang perbankan).

Menurut Kashmir (2002 : 24), “aktivitas perbankan yang utama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang biasa dikenal dalam dunia perbankan dengan istilah funding”. Menghimpun dana yang dimaksud adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat dapat menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Beberapa jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat seperti giro, tabungan, serifikat deposito, dan deposito berjangka.


(28)

2.1.2 Saham

2.1.2.1 Definisi Saham

Saham adalah surat bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka manfaat yang diperoleh berupa dividen, capital gain, dan manfaat non financial. Sedangkan kalau para pemodal membeli saham, berarti mereka (investor) membeli prospek perusahaan. Bila prospek perusahaan baik maka harga saham tersebut akan meningkat.

Menurut Robbert Ang (1997), “saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan”. Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Par Value (Nilai Nominal) 2. Base Price (Harga Pasar) 3. Market Price (Harga Saham)


(29)

2.1.2.2Harga Saham

Harga saham adalah harga per lembar saham yang berlaku di pasar modal. Menurut Darmadji & Fakhruddin (2006), “Harga saham di pasar modal terdiri atas tiga kategori, yaitu harga tertinggi (high price), harga terendah (low price) dan harga penutupan (close price)”. Harga tertinggi atau terendah merupakan harga yang paling tinggi atau paling rendah yang terjadi pada satu hari bursa. Harga penutupan merupakan harga yang terjadi terakhir pada saat akhir jam bursa. Berdasarkan ketiga kategori tersebut dapat dilihat bahwa perubahan harga saham yang terjadi, seperti masing-masing investor sering mempunyai persepsi yang berbeda, sehingga kerapkali salah dalam mengambil keputusan investasi. Dampaknya investor sering tergesa-gesa untuk menjual sahamnya tanpa terlebih dahulu memperhitungkan apakah saham tersebut memiliki prospek yang bagus atau tidak.

Penilaian harga saham dapat dilakukan melalui pendekatan fundamental dan teknikal. Pendekatan fundamental dengan cara memperhatikan faktor-faktor fundamental dari setiap perusahaan yang telah tercatat di bursa. Sedangkan pendekatan teknikal dilakukan melalui metode permalaan dengan memperhatikan grafik


(30)

kecenderungan harga saham. Penilaian kewajaran harga saham yang terbentuk di pasar modal oleh investor sering kali dilakukan melalui pendekatan fundamental. Pendekatan fundamental berititik-tolak dari pemikiran bahwa harga saham yang wajar ditentukan oleh ekspektasi atas dividen, pertumbuhan keuntungan modal dan tingkat bunga diskon di masa depan.

2.1.2.3 Jenis – Jenis Saham

Jenis saham terbagi atas 3 yaitu : 1. Saham Preferen

Menurut Jogiyanto (2000), “Saham preferen memiliki sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa”. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang bond. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara bond dan saham biasa.


(31)

Pemilik saham preferen mempunyai preferensi atas pemegang saham biasa dalam distribusi pendapatan. Jika dividen saham preferen tidak dibayarkan oleh dewan direksi, pembayaran dividen kepada pemegang saham biasa tidak diperkenankan. Pemegang saham preferen juga biasanya mempunyai preferensi di atas pemegang saham biasa dalam likuidasi aktiva (jika perusahaan bangkrut), walaupaun mereka harus menunggu sampai pembayaran kepada semua kreditur. Jumlah yang dituntut oleh pemegang saham preferen dalam likuidasi adalah sama dengan nilai nominal dari saham preferen.

Saham preferen seringkali diterbitkan oleh perusahaan publik, oleh perusahaan yang melakukan transaksi merger atau oleh perusahaan yang merugi dan membutuhkan tambahan pembiayaan. Perusahaan publik menerbitkan saham preferen untuk meningkatkan “pengaruh keuangan” sambil meningkatkan ekuitas dan menghindari resiko yang tinggi berkaitan dengan pembiayaan pinjaman. Saham preferen digunakan dalam merger agar pemegang saham yang diperoleh perusahaan mendapat jaminan pendapatan tetap, ketika sahamnya ditukarkan


(32)

menghasilkan keuntungan pajak tertentu. Sebagai tambahan saham preferen sering digunakan oleh perusahaan yang merugi untuk mendapatkan tambahan dana. Perusahaan dapat lebih mudah menjual saham preferen daripada saham biasa sebab pemegang saham preferen kedudukannya lebih tinggi daripada saham biasa dan karenanya kurang berisiko daripada saham biasa. Maka dari itu, perusahaan biasanya tidak menerbitkan saham preferen dalam jumlah banyak.

Saham preferen umumnya dapat ditarik yang berarti penerbit dapat menghentikan saham yang beredar dalam periode waktu tertentu pada harga tertentu. Opsi beli umumnya tidak dapat dilaksanakan sampai beberapa tahun lewat sejak penerbitan saham. Harga beli secara normal ditetapkan di atas harga penerbitan awal tetapi mungkin menurun sesuai dengan jadwal yang ditentukan lebih dulu. Dengan membuat saham preferen dapat melengkapi penerbit dengan metode yang membawa komitmen pada pembayaran tetap dari penerbitan saham preferen menjadi berakhir.

Keistimewaan yang dimiliki oleh pemegang saham preferen salah satunya yaitu memperbolehkan pemegang saham preferen menukarkan setiap lembar


(33)

sahamnya menjadi sejumlah lembar saham biasa. Kadang-kadang rasio konversi atau jumlah lembar saham berubah sesuai dengan formula tertentu.

Keuntungan Saham Preferen:

1. Fleksibel. Karena saham preferen memperbolehkan penerbit untuk tetap pada posisi menunda tanpa mengambil resiko untuk memaksakan jika usaha sedang lesu, yaitu dengan tidak membagikan bunga atau dividen.

2. Dapat digunakan dalam restrukturisasi perusahaan, merger, pembelian saham perusahaan dengan pembayaran melalui hutang baru dan divestasi.

Kerugian Saham Preferen:

1. Adanya prioritas terhadap pemegang saham preferen. Pemegang saham preferen diberi keistimewaan daripada pemegang saham biasa yaitu hasil yang dibagikan berupa pendapatan dan kekayaan, adanya saham preferen membahayakan pengembalian terhadap pemegang saham biasa. Jika perusahaan membayar pengembalian terhadap pemegang saham preferen dan pendapatan sesudah pajak


(34)

berubah-ubah, maka kemampuan membayar dividen untuk pemegang saham biasa menjadi terganggu.

2. Pembiayaan saham preferen umumnya lebih tinggi dari pembiayaan dengan utang. Alasannya karena tidak seperti pembayaran bunga untuk pemegang obligasi, pembayaran dividen untuk pemegang saham preferen tidak dijamin. Sebab pemegang saham preferen bersedia menerima tambahan risiko pembelian saham preferen daripada utang jangka panjang, mereka harus mendapat penggantian dengan pengembalian yang lebih tinggi.

2. Saham biasa

Menurut Jogianyo (2000), “Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock)”. Pemegang saham ini adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Pemegang saham biasa kadang-kadang disebut pemilik residual, sebab mereka hanya menerima sisa setelah seluruh tuntutan atas pendapatan dan aktiva telah terpenuhi. Karena itu, pemegang saham biasa mengharapkan kompensasi


(35)

seperti dividen yang menguntungkan dan terakhir laba modal / capital. Kepemilikan saham biasa pada suatu perusahaan dapat berbentuk :

1) Kepemilikan saham pribadi (privately owned stock), semua saham biasa dari perusahaan yang dimiliki secara pribadi / individual.

2) Kepemilikan saham tertutup (closely owned stock), semua saham biasa dari perusahaan yang dimiliki sebuah grup kecil investor seperti keluarga.

3) Kepemilikan saham publik (publicy owned stock), saham biasa perusahaan yang telah dimiliki oleh publik. Kepemilikannya bisa oleh sebuah grup besar yang tidak ada hubungan antar individu dan (atau) suatu lembaga investasi.

Walaupun para pemegang saham biasa ini selalu mendapatkan prioritas terakhir, namun mereka memiliki keistimewaan, yaitu Hak Suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pemilik saham biasa tidak mempunyai jaminan dari penerimaan dalam bentuk dividen setiap periodenya maupun pada saat likuidasi, tetapi satu hal mereka dijamin bahwa mereka tidak akan kehilangan


(36)

atas apa yang mereka investasikan dalam perusahaan. Bahkan pemegang saham biasa memperoleh pengembalian yang tidak terbatas melalui dividen dan melalui penilaian saham miliknya. Dengan kata lain, walaupun tidak ada jaminan, kemungkinan imbalan untuk risiko modal risiko (risk capital) dapat dipertimbangkan.

Di samping penjualan saham biasa yang baru melalui penawaran “hak”, banyak perusahaan menjual saham biasa baru melalui beberapa jenis dari opsi saham atau rencana pembelian saham. Opsi saham pada umumnya ditujukan bagi manajemen dan mengijinkan untuk membeli sejumlah saham biasa perusahaan dengan harga khusus untuk suatu periode tertentu. Menurut Ridwan & Inge (2002), “Rencana pembelian saham merupakan tunjangan tambahan yang kadang-kadang ditawarkan kepada perusahaan karyawan yang mengijinkan mereka untuk membeli saham perusahaan dengan potongan atau dengan dasar biaya yang dikeluarkan”. Penerbitan saham biasa baru sama seperti obligasi dapat dijual ke publik melalui bankir investasi. Tentu saja penjualan saham diatur oleh BAPEPAM.


(37)

Keuntungan Saham Biasa:

1. Tidak ada biaya (ada laba bayar dividen, tidak ada laba tidak bayar dividen).

2. Saham biasa tidak mempunyai jatuh tempo.

3. Karena saham biasa memberikan perlindungan terhadap kerugian kreditur, maka penjualan saham biasa meningkatkan kepercayaan orang kepada perusahaan.

4. Saham biasa kadang-kadang dapat dijual lebih mudah dari hutang karena :

a. Memberikan pendapatan yang lebih dari saham prioritas / hutang.

b. Menunjukkan pemilikan atas perusahaan.

Kerugian saham biasa:

1. Penjualan saham biasa memperluas hak suara.

2. Saham biasa memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapatkan bagian atas penghasilan perusahaan.

3. Biaya pertanggungan dan distribusi saham biasa lebih besar dari saham prioritas/hutang. Biaya penerbitan sekuritas untuk menjual saham biasa selalu lebih tinggi, karena:


(38)

a. Biaya penelitian investasi saham biasa selalu lebih tinggi dari pada biaya penelitian kelayakan hutang yang sebanding.

b. Saham mempunyai risiko lebih besar yang berarti kepemilikannya harus didiversivikasikan, pembelinya harus lebih banyak daripada hutang. 4. Jika penerbitan saham baru lebih besar dari jumlah

yang dibutuhkan, biaya rata-rata modal akan lebih tinggi dari biaya yang dibutuhkan.

5. Dividen saham biasa tidak dapat dianggap sebagai biaya karena tidak bisa dikurangkan dalam perhitungan pendapatan perusahaan.

6. Pembiayaan dengan saham biasa merupakan sinyal negatif (negative signal) di mana peserta pasar merasa bahwa penjualan saham biasa oleh perusahaan mencerminkan kepercayaan manajemen bahwa saham dinilai lebih tinggi (overvalued), sehingga hasilnya menurunkan harga saham.


(39)

3. Saham Treasury

Menurut Jogiyanto (2000), “Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri”.

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Munawir (2000:54), “Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial”. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tert entu dengan jumlah yang lain”. Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan


(40)

Menurut Robert Ang (1997), rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Rasio likuiditas ini t erdiri dari: current ratio (rasio lancar), quick ratio, dan net working capital.

2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios)

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas ini terdiri dari : total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable turnover, inventory turnover, average collection period (day’s sales inaccounts receivable) dan day’s sales in inventory.

3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas ini terdiri dari: gross profit margin, net profit margin, operating return on assets, return on assets, return on equity, dan operating ratio.

4) Rasio Solvabi litas (Solvency Ratios)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman (debt) untuk memperoleh keuntungan. Ras io leverage ini terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio, long -term debt to equity ratio, long –term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage, cash flow to net income, dan cash return on sales.

5) Rasio Pasar (Market Ratios)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar ini terdiri dari: dividend yield, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, price earning ratio, book value per share, dan price to book value.


(41)

2.1.4 Pengertian Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER)

2.1.4.1 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran penting yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Earning Per Share (EPS) adalah keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tapi dalam prakteknya, tidak semua keuntungan ini dapat dibagikan, ada sebagian yang ditahan sebagai laba ditahan. Menurut Ang (1997), “Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan”.

Biasanya rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Earning per share dirumuskan dengan perbandingan antara laba siap bagi dengan total lembar saham sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan per Desember atau Earning Per Share juga dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan


(42)

manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006), EPS dapat dirumuskan sebagai berikut:

���= ���������ℎ

�����ℎ��ℎ�������������

Dan jika perusahaan tersebut terdapat saham preferen maka rumusnya sedikit berbeda, yaitu:

��� = ���������ℎ − ���������ℎ����������

�����ℎ��ℎ������������������

Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam per lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang nantinya menjadi acuan para investor dalam memilih saham. Oleh karena penilaian yang akurat dan cermat bisa meminimalkan resiko sekaligus membantu investor dalam meraih keuntungan.


(43)

Ekspektasi pendapatan yang akan diperoleh merupakan faktor penentu harga saham. Saham dengan return tertinggi pada umunya memiliki pendapatan yang lebih besar daripada yang diperkirakan, sedangkan saham dengan return terendah memiliki pendapatan di bawah perkiraan. Harga saham cenderung mengantisipasi dengan cepat pengumumn pendapatan (earning) dengan bergerak tepat sebelum pengunguman dilakukan. Jadi earning per share memiliki hubungan positif dengan harga saham, sehingga apabila jumlah earning per share meningkat maka harga saham akan naik begitu juga tingkat pengembalian investasi, dan sebaliknya.

H1 = EPS berpengaruh positif terhadap harga saham

2.1.4.2 Price Earnings Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio antara harga saham dengan pendapatan setiap lembar saham, dan merupakan indikator perkembangan atau pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (prospects of the firm). Semakin tinggi rasio PER, semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh pemodal. menurut


(44)

Husnan dan Pudjiastuti (2004) rasio PER dapat diformulasikan sebagai berikut:

���= ����� ��ℎ��

���� ��������� ��ℎ��

Menurut Sartono (1996), “Rasio ini dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan”, rasio ini menunjukkan seberapa besar investor bersedia membeli saham yang tercermin dari kelipatan earning yang dihasilkan oleh perusahaan.

suatu perusahaan yang memiliki PER yang tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi hal ini menunjukan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa mendatang, sebaliknya perusahaan dengan PER rendah akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang rendah, semakin rendah PER suatu saham maka semakin baik atau murah harga untuk diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cendrung semakin menurun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi, semakin rendah nilai PER maka semkin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja perlembar saham


(45)

dalam menghasilkan laba bersih perusahaan, semakin baik kinerja perlembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut.

Kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung kepada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai tingkat PER yang tinggi pula, sebaliknya perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan rendah biasanya memiliki tingkat PER yang rendah pula. Price earning ratio memiliki hubungan positif dengan harga saham, sehingga jika price earning ratio meningkat maka harga saham juga akan semakin besar, begitu juga tingkat pengembalian investasi saham, dan sebaliknya.

H2 = PER berpengaruh positif terhadap harga saham

2.1.4.3 Return On Asset (ROA)

Menurut Mardiyanto (2009: 196), “ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi”.


(46)

Menurut Dendawijaya (2003: 120) Return On Assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan”. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196), “ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva”. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196), “angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%”. Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa


(47)

diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan.

tingkat pengembalian aktiva (ROA) dapat diukur dengan formula sebagai berikut:

������������� = ���������ℎ

�����������× 100%

Tinggi rendahnya Return On Asset tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain.

Indikator ROA merupakan salah satu indikator keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Semakin besar ROA, maka kinerja perusahaan tersebut semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Konsekuensinya, ROA yang meningkat,


(48)

akan meningkatkan return saham. ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

H3 = ROA berpengaruh positif terhadap harga saham

2.1.4.4 Net Profit Margin (NPM)

Menurut Alexandri (2008: 200), “Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak”.

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006: 299), “Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan”. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai


(49)

kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto (tanpa tahun: 7) angka NPM dapat dikatakan baik apabila > 5 %.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

���������������= ���������ℎ

��������� × 100%

Dengan semakin meningkatnya keuntungan (laba bersih setelah pajak) akan mencerminkan bagian laba dalam bentuk capital gain maupun dividend gain yang diterima oleh pemegang saham semakin besar. Dengan demikian para investor atau calon investor lain akan tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan konsep tersebut maka NPM berpengaruh positif terhadap saham. NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap saham.


(50)

H4 = NPM berpengaruh positif terhadap Harga saham

2.1.4.5 Debt To Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko finansial, yang merupakan perbandingan antara hutang dan modal sendiri. Menurut Purwanto dan Haryanto (2004), “Bertambah besarnya Debt to Equity Ratio suatu perusahaan menunjukkan risiko distribusi laba usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan”.

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.

Secara matematis Debt to Equity ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

��� = ���������


(51)

Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari total modal dibandingkan besarnya hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. semakin tinggi DER menunjukan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat, tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham dalam bentuk deviden. Sehingga investor kurang tertarik terhadap perusahaan yang memiliki nilai DER yang tinggi yang mengakibatkan turunnya penawaran investor dan turunnya harga saham perusahaan tersebut.


(52)

2.2 Penelitian Terdahulu

Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu : Nama Peneliti Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Juventus 2008 Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta Independen: ROA, ROE, DER, dan DAR. Dependen: Harga Saham.

Secara simultan, ROE, DER, dan DAR

berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, hanya rasio ROE dan DAR yang memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Efendi 2009 Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta Independen: ROA, ROE, DER, dan BETA. Dependen: Harga Saham Secara parsial, ROA, DER, dan BETA mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Lenny Kielsan 2010 Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit margin, Return on Asset, dan Return on Equity terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Independen: DER, NPM, ROA, dan ROE . Dependen: Harga Saham Secara simultan, semua variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, semua variabel yang diteliti tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(53)

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian diatas kerangka yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Pengaruh EPS, PER, ROA, NPM dan DER terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian, hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang

Harga Saham

(Y) Earning Per share (EPS)

X1

Price Earnings Ratio (PER)

X2

Net Profit Margin (NPM) X4

Debt to Equity Rasio (DER) X5

Return On Asset (ROA) X3 H1 H2 H3 H4 H5 H6


(54)

perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

2.4 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan perbankan.

H2 Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan perbankan.

H3 Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan perbankan.

H4 Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan perbankan.

H5 Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan perbankan.

H6 Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat comfirmation research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kasual antar variabel melalui pengujian hipotesis. Dimana data/variabel di teliti terlebih dahulu kemudian di jelaskan hubungannya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang menggunakan tabel dan grafik serta bersifat kuantitatif.

3.2 Batasan Operasional

Atas pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu, serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yang diantaranya :

1. Penelitian ini membatasi sampel hanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Penelitian ini hanya dibatasi hanya selama 4 tahun yaitu dari tahun 2008 – 2011 dengan melihat dari beberapa rasio yang dianggap dapat memberikan penilaian terhadap sebuah perusahaan, rasio tersebut adalah Earning Per Share (EPS),Price Earnings Ratio (PER), Return On Aset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Debt To Equity Ratio (DER).


(56)

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel terikat

Pada penelitian ini sebagai variabel terikat adalah Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.3.2 Variabel bebas

Pada penelitian ini ada lima variabel bebas yang dipergunakan, yaitu Earning Per Share (EPS),Price Earnings Ratio (PER), Return On Aset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Debt To Equity Ratio (DER).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian ini terdiri dari 5 (lima) variabel bebas (independen) dan 1 (satu) variabel terikat (dependen) yang akan dijelaskan berikut ini:

3.4.1 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Earning Per Share (EPS) mencerminkan jumlah uang yang diperoleh untuk setiap lembar saham perusahaan. Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih


(57)

setelah pajak dengan jumlah saham yang diterbitkan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

���= ���������ℎ

�����ℎ��ℎ�������������

3.4.2 Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan laba per lembar saham. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

���= �������ℎ��

���������������ℎ��

3.4.3 Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan dapat dihitung dengan membagi Net Income After Tax terhadap total aktiva (Total Assets). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

������������� = ���������ℎ


(58)

3.4.4 Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan penjualan yang dicapai. Net Profit Margin (NPM) dihitung dengan cara membagi keuntungan bersih dengan total penjualan. Rasio ini menunjukkan keuntungan bersih dengan total penjualan yang diperoleh dari setiap penjualan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

��������������� = ���������ℎ

��������� × 100%

3.4.5 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

��� = ���������


(59)

3.4.6 Harga Saham

Harga saham adalah harga per lembar saham yang berlaku di pasar modal. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), “Harga saham di pasar modal terdiri atas tiga kategori, yaitu harga tertinggi (high price), harga terendah (low price) dan harga penutupan (close price)”. Harga tertinggi atau terendah merupakan harga yang paling tinggi atau paling rendah yang terjadi pada satu hari bursa. Harga penutupan merupakan harga yang terjadi terakhir pada saat akhir jam bursa. Berdasarkan ketiga kategori tersebut dapat dilihat bahwa perubahan harga saham yang terjadi, seperti masing-masing investor sering mempunyai persepsi yang berbeda, sehingga kerapkali salah dalam mengambil keputusan investasi. Dampaknya investor sering tergesa-gesa untuk menjual sahamnya tanpa terlebih dahulu memperhitungkan apakah saham tersebut memiliki prospek yang bagus atau.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiono 2006:90), ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.


(60)

Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling berdasarkan kriteria:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008, 2009, 2010, 2011

2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan (tahun 2008-2011)

3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti

Dari pembatasan data (sampel yang digunakan), diperoleh hasil sebanyak 20 data perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dengan populasi sebanyak 34 emiten. Sesuai penarikan sampel yang telah dilakukan terdapat 20 data perusahaan perbankan (20 x 4 = 80 sampel). Daftar perusahaan yang dijadikan populasi dan sampel dapat dilihat dalam tabel berikut :


(61)

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan perbankan yang Menjadi Sampel

NO. Nama Perusahaan

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel

1 2 3

1. Bank Agroniaga Tbk    Sampel 1

2. Bank Artha Graha Internasional Tbk

  

Sampel 2

3. Bank Bukopin Tbk    Sampel 3

4. Bank Bumi Arta Tbk   X

5. Bank Bumiputera Indonesia Tbk   X

6. Bank Capital Indonesia Tbk    Sampel 4

7. Bank Central Asia Tbk    Sampel 5

8. Bank Century Tbk X  

9. Bank CIMB Niaga Tbk    Sampel 6

10. Bank Danamon Indonesia Tbk    Sampel 7

11. Bank Ekonomi Raharja Tbk    Sampel 8

12. Bank Eksekutif Internasional Tbk X   13. Bank Himpunan Saudara 1906

Tbk

  

Sampel 9

14. Bank Int' l Indonesia Tbk   X


(62)

16. Bank Mandiri (Persero) Tbk    Sampel 10 17. Bank Mayapada Internasional Tbk    Sampel 11

18. Bank MEGA Tbk    Sampel 12

19. Bank Negara Indonesia Tbk    Sampel 13

20. Bank OCBC NISP Tbk    Sampel 14

21. Bank Nusantara Parahyangan Tbk    Sampel 15

22. Bank Pan Indonesia Tbk    Sampel 16

23. Bank Permata Tbk    Sampel 17

24. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

   Sampel 18

25. Bank Swadesi Tbk X  

26. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

   Sampel 19

27. Bank Victoria International Tbk    Sampel 20 28. Bank Windu Kentjana

International Tbk

  X

29. Bank Mutiara Tbk X  

30. Bank Tabungan Negara Tbk X   31. Bank Pundi Indonesia Tbk X   32. Bank Jawa Barat dan Banten Tbk X  

33. Bank Sinamas Tbk X  


(63)

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 20 perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode 2008-2011.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi, dimana data yang diperoleh tidak diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Penelitian ini data-data diperoleh melalui websit berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.7 Metode Analisis Data

Peneliti menggunakan analisis regresi berganda dan menggunakan alat bantu SPSS 17 (Stastical Product and Services Solution). Analisis regresi dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel dependen dan independen secara menyeluruh baik secara simultan atau secara parsial. Menurut Ghozali, (2001), “Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik”. Dalam penggunaan regresi berganda, pengujian hipotesis harus menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi-asumsi klasik.


(64)

Tujuan pemenuhan asumsi klasik ini dimaksud agar variabel independen sebagai estimator atas variabel dependen tidak mengalami bias.

3.7.1 Pengujian asumsi klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.7.1.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2006), “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak”. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji Kolmogorov – Smimov satu arah atau analisis grafis.

Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang diolah adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi sampel normal.


(65)

b. Jika nilai Z hitung < Z tabel, maka distribusi sampel tidak normal.

3.7.1.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2006), “Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi ini adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas dan apabila korelasinya signifikan antar variabel bebas tersebut maka terjadi multikolinieritas.

Seperti yang dijelaskan oleh Ghozali (2011) sebagai berikut :

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terjadi korelasi yang cukup tinggi (umumnya > 0,90), maka indikasi terjadi multikolinearitas. Tidak adanya nilai korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dan multikolinieritas. Multikolinieritas dapat terjadi karena kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflactor factor (VIF). Kedua variabel ini menunjukkan setiap variabel independen


(66)

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi. Batasan umum yang digunakan untuk mengukur multikolinieritas adalah tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006), ”Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain”. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedositas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas .

Menurut Ghozali (2006), “ Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y’ adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di studentized”. Selain dengan menggunakan analisis grafik, pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji ini mengusulkan


(67)

untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2006), “Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas”.

3.7.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2006), ”Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)”. Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin – Watson Statistic. Untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel.

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak ada autokorelasi.


(68)

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.7.2 Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap hipotesis baik secara parsial maupun simultan dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :


(69)

Keterangan : Y = Return saham α = konstanta e = error

� = koefisien regresi

�1= Earning Per Share (EPS)

�2= Price Earnings Ratio (PER)

�3= Return On Asset (ROA)

�4= Net Profit Margin (NPM)

�5 = Debt to Equity Ratio (DER)

3.7.3 Pengujian Hipotesis

Menurut Ghozali (2006), “ketepatan fungsi regresi dalam mengestimasi nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya”. Secara statistik dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik f dan koefisien determinasinya. Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji yang dikehendaki statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Ho yang menyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap variabel dependen. Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.


(70)

3.7.3.1 Uji statistik t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho = b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Ho = b1 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel.

Artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung > t tabel. Artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.


(71)

3.7.3.2 Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut :

1. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama.

2. Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ b7 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama.

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel. Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung > F tabel. Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.


(72)

3.7.3.3 Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2006), “Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1”. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


(73)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis stastik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang diperoleh dari asumsi klasik.

Penelitian ini menggunakan perusahaan yang bergerak pada sektor perbankan. Adapun perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki laporan keuangan dan data yang lengkap yang diperlukan dalam penelitian ini selama tahun 2008 – 2011.

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

4. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008, 2009, 2010, 2011

5. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan (tahun 2008-2011)

6. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti


(74)

Setelah melakukan pengelolaan terhadap data laporan keuangan perusahaan perbankan pada periode 2008-2012 yang terkumpul di dapat data untuk setiap variabel sebagai berikut:


(75)

4.1 Earning Per Share (EPS)

NO. Nama Perusahaan

Tahun

2008 2009 2010 2011

1. Bank Agroniaga Tbk 0,29 1 4 12

2. Bank Artha Graha Internasional Tbk 4 5 10 12

3. Bank Bukopin Tbk 65 63 80 94

4. Bank Capital Indonesia Tbk 8 5 5 14

5. Bank Central Asia Tbk 234 276 344 437

6. Bank CIMB Niaga Tbk 28 66 106 129

7. Bank Danamon Indonesia Tbk 303 183 343 352

8. Bank Ekonomi Raharja Tbk 98 124 111 71

9. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 25 24 26 43

10. Bank Mandiri (Persero) Tbk 254 341 439 535

11. Bank Mayapada Internasional Tbk 16 6 25 58

12. Bank MEGA Tbk 309 169 299 277

13. Bank Negara Indonesia Tbk 80 163 220 321

14. Bank OCBC NISP Tbk 55 75 55 107

15. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 95 93 114 164

16. Bank Pan Indonesia Tbk 35 38 52 93

17. Bank Permata Tbk 58 62 110 131

18. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 483 592 930 620 19. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 401 75 739 247


(76)

Tbk


(77)

4.2 Price earnings Ratio NO. Nama Perusahaan

Tahun

2008 2009 2010 2011

1. Bank Agroniaga Tbk 807,37 219,18 41,09 9,46

2. Bank Artha Graha Internasional Tbk 13,44 15,57 10,97 8,24

3. Bank Bukopin Tbk 3,10 5,93 8,12 6,17

4. Bank Capital Indonesia Tbk 12,61 19,71 19,87 11,12

5. Bank Central Asia Tbk 13,87 17,57 18,61 18,31

6. Bank CIMB Niaga Tbk 17,47 10,84 17,94 9,45

7. Bank Danamon Indonesia Tbk 10,22 24,91 16,64 11,65 8. Bank Ekonomi Raharja Tbk 22,69 21,74 22,55 28,74 9. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 1,99 11,78 11,21 5,13 10. Bank Mandiri (Persero) Tbk 7,97 13,77 14,81 12,62 11. Bank Mayapada Internasional Tbk 105,04 104,69 53,44 24,54

12. Bank MEGA Tbk 11,34 13,61 10,61 12,63

13. Bank Negara Indonesia Tbk 8,50 12,17 17,62 11,83

14. Bank OCBC NISP Tbk 12,84 13,34 30,80 10,10

15. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 15,96 14,00 10,79 7,95 16. Bank Pan Indonesia Tbk 16,78 19,99 21,82 8,41

17. Bank Permata Tbk 8,39 12,90 16,22 10,34

18. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 9,47 12,91 11,29 10,89 19. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 2,99 8,76 17,87 13,75


(78)

Tbk


(79)

4.3 Return On Asset (ROA) (%) dalam persen

NO. Nama Perusahaan

Tahun

2008 2009 2010 2011

1. Bank Agroniaga Tbk 0,04 0,07 0,46 1,29

2. Bank Artha Graha Internasional Tbk 0,17 0,27 0,49 0,52

3. Bank Bukopin Tbk 1,13 0,97 1,04 1,31

4. Bank Capital Indonesia Tbk 0,70 0,64 0,52 1,38

5. Bank Central Asia Tbk 2,35 2,41 2,61 2,82

6. Bank CIMB Niaga Tbk 0,66 1,46 1,77 1,94

7. Bank Danamon Indonesia Tbk 1,43 1,55 2,44 2,38

8. Bank Ekonomi Raharja Tbk 1,44 1,54 1,38 0,85

9. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 1,92 1,50 1,85 1,95 10. Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,48 1,81 2,05 2,26 11. Bank Mayapada Internasional Tbk 0,74 0,54 0,76 1,39

12. Bank MEGA Tbk 1,44 1,35 1,85 1,63

13. Bank Negara Indonesia Tbk 0,61 1,09 1,65 2,00

14. Bank OCBC NISP Tbk 0,93 1,18 0,72 1,26

15. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0,81 0,74 0,89 1,03

16. Bank Pan Indonesia Tbk 1,09 1,18 1,15 1,79

17. Bank Permata Tbk 0,84 0,86 1,35 1,17

18. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2,42 2,31 2,84 3,26 19. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 2,77 1,89 2,42 3,00


(80)

Tbk


(81)

4.4 Net Profit Margin (NPM) (%) dalam persen NO. Nama Perusahaan

Tahun

2008 2009 2010 2011

1. Bank Agroniaga Tbk 0,27 0,52 3,76 12,61

2. Bank Artha Graha Internasional Tbk 1,74 2,51 5,33 5,80

3. Bank Bukopin Tbk 10,02 8,78 11,33 14,22

4. Bank Capital Indonesia Tbk 7,06 9,09 6,55 15,29

5. Bank Central Asia Tbk 24,92 249,43 30,26 33,89

6. Bank CIMB Niaga Tbk 5,90 12,22 18,44 19,02

7. Bank Danamon Indonesia Tbk 8,76 8,26 16,01 15,65 8. Bank Ekonomi Raharja Tbk 16,01 18,31 18,02 16,54 9. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 12,22 10,11 12,90 16,05 10. Bank Mandiri (Persero) Tbk 16,61 18,79 21,48 24,32 11. Bank Mayapada Internasional Tbk 6,41 4,39 7,19 13,10

12. Bank MEGA Tbk 12,61 12,16 19,97 16,41

13. Bank Negara Indonesia Tbk 6,06 10,46 15,84 21,17

14. Bank OCBC NISP Tbk 9,73 11,28 8,42 15,56

15. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 8,90 7,11 10,35 10,69 16. Bank Pan Indonesia Tbk 10,62 10,99 13,18 18,53

17. Bank Permata Tbk 8,31 7,00 14,69 13,59

18. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 19,45 18,93 22,87 28,36 19. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 14,37 10,54 14,58 18,29


(82)

Tbk


(1)

2. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambahkan variabel independen seperti Current Ratio dan Dividend Payout Ratio.

3. Para calon investor sebaiknya lebih bersikap hati-hati dalam mengambil suatu keputusan dengan tidak hanya mengidentifikasi rasio-rasio keuangan perusahaan tetapi juga memperhatikan faktor-faktor ekonomi lainnya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abid Djazuli. 2006. “Pengaruh EPS, ROI,dan ROE Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Manufacturing Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ)” , Fordema. Vol 6 (Juni). Pp 51-62

Alexandri, Moh. Benny. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta.

Ang, Robbert. 1997. PasarModal Indonesia. Jakarta : Mediasoft Indonesia.

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji, T dan Fakhruddin M.Hendy. (2006). Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.

Husnan, Suad. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto, H.M. (2000). Teori Portofolio dan Analisa Investasi. Edisi Dua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. 2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Machfoedz, Mas’ud. (1994). Financial Ratios Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia. Kelola: Gadjah Mada University Business Review. No. 7/III/1994.

Mardiyanto, Handoyo. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Grasindo Martono dan Harjito, Agus. (2003). Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Ekonisia.

Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan . Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty.

Muslich, Mohamad. (1997). Manajemen Keuangan Modern: Analisis, Perencanaan dan Kebijaksanaan. Jakarta: Bumi Aksara Jakarta.

Sartono, Agus. (1996). Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung.

Sundjaja, Ridwan S dan Barlian, Inge. (2002). Manajemen Keuangan 2. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Prenhallindo.


(3)

DAFTAR LAMPIRAN

Va ria b le s En te re d /Re m o ve d

Model Variables Entered Variabl es Remov

ed Method

1 DER, EPS,

PER, NPM, ROAa

. Enter

Mo d e l S u m m a ryb

Model R R Square

Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbi n-Wats on R Squar e Chan ge F Chan

ge df1 df2

Sig. F Change

1 .969a ,939 ,934 544,74488 ,939 207,7

39

5 68 ,000 1,856

ANOVAb

Model

Sum of Square

s df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 3,082E

+08

5 6,165E+07 207,7

39 .000a

Residual 2,018E

+07

68 296746,98

5

Total 3,284E

+08

73

Co e ffic ie n tsa

Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

Tole ranc

e VIF

1 (Constant) 1354,5

61

369,850

3,662 ,000

EPS 11,989 ,583 ,988 20,56

5

,000 ,958 ,928 ,618 ,391 2,555

PER ,234 ,717 ,011 ,326 ,745 -,111 ,040 ,010 ,857 1,167

ROA

-229,40 2

165,747 -,075

-1,384

,171 ,734 -,166 -,042 ,305 3,283

NPM 7,091 2,447 ,094 2,898 ,005 ,304 ,332 ,087 ,854 1,171

DER

-106,89 2

28,459 -,123

-3,756


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 80 93

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Pengaruh Return On Assets, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham dengan Dividen Tunai Sebagai Variabel Moderating Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 137

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Return On Equity Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Kelompok Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 69 79