Pembahasan Hasil Analisis Data

commit to user

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil perhitungan uji anava tiga jalan diperoleh P-value 0,010 α 0,05 dengan demikian Ho 1 ditolak dan H 11 diterima. Artinya terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran TPS dan MAM terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Hal ini sesuai dengan teori yang telah diungkapkan bahwa model pembelajaran merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dua model pembelajaran yang karakteristiknya berbeda akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula terhadap prestasi belajar. Meskipun pembelajaran yang digunakan sama, yaitu pembelajaran kooperatif, akan tetapi model yang digunakan berbeda. Hal ini akan memberi pengaruh yang berbeda pula terhadap prestasi belajar siswa. Rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TPS = 73,09 sedangkan rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran MAM = 69,78 lihat table 4.7. Melihat rerata prestasi belajar, siswa yang menggunakan pembelajaran TPS mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada yang menggunakan MAM. Hal ini dikarenakan model TPS memiliki proseduryang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain Muslimin Ibrahim, dkk, 2000:26. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual. commit to user Berdasarkan kegiatan proses belajar mengajar, siswa yang di ajar menggunakan model pembelajaran TPS mempunyai labih banyak waktu dan lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan soal-soal latihan. Sedangkan pada kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran MAM lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari pasangan sehingga konsentrasinya berkurang pada waktu mengerjakan soal-soal latihan.

2. Hipotesis Kedua

P-value 0,000 α 0,05 dengan demikian Ho 2 ditolak dan H 12 diterima. Artinya ada pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Dalam pembelajaran, kemampuan awal merupakan prasyarat agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. Kemampuan awal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat penguasaan materi bahan pelajaran antara masing-masing siswa. Pengetahuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga memudahkan untuk dapat melaksanakan proses belajar dengan baik. Guru perlu mengetahui kemampuan awal siswa supaya dapat menentukan strategi pembelajaran sesuai tujuan instruksional, dalam arti dapat menentukan alternatif langkah yang paling tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Winkel 1996 : 133, pada awal proses belajar mengajar, siswa belum mempunyai kemampuan yang dijadikan tujuan dari interaksi guru dan siswa, bahkan terdapat jurang antara tingkah laku siswa pada awal dan pada akhir proses maka proses, sebagaimana yang telah dibahas dalam kajian teori tentang kemampuan awal halaman 26-28. commit to user Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Siswa dengan kemampuan awal tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Rerata hasil prestasi siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah masing-masing adalah 74,00 dan 69,18 tabel 4.6. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kemampuan awal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat penguasaan materi bahan pelajaran antara masing-masing siswa. Pengetahuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga memudahkan untuk dapat melaksanakan proses belajar dengan baik. Seorang siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan lebih mudah menguasai dan memahami materi selanjutnya. Sehingga sangat mungkin jika siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh prestasi yang lebih baik pula dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Meskipun demikian, tidak semua siswa yang memperoleh prestasi belajar tinggi juga memiliki kemampuan awal yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, ada siswa sebagian siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi namun pretasi belajar rendah. Hal ini dimungkinkan karena terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya ada atau tidaknya hasrat dan keinginan berhasil, ada atau tidaknya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, ada atau tidaknya harapan dan cita-cita masa depan, ada atau tidaknya penghargaan dalam belajar, ada atau tidaknya kegiatan menarik dalam belajar, serta ada atau tidaknya lingkungan belajar yang kondusif. commit to user

3. Hipotesis Ketiga

P-value 0,003 α 0,05 dengan demikian Ho 3 ditolak dan H 13 diterima. Artinya ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Dalam pembelajaran, motivasi berprestasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai pelajaran yang diikutinya dan meraih prestasi setinggi-tingginya pada materi tersebut. Tanpa motivasi berprestasi, siswa tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi berprestasi yang tinggi siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi berprestasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar, sebagaimana yang telah dibahas dalam kajian teori tentang motivasi berprestasi halaman 28-31. Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Rerata hasil prestasi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah masing- masing adalah 74,30 dan 69,83 tabel 4.9. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa motivasi berprestasi dapat menentukan penguatan belajar, memperjelas tujuan belajar, serta menentukan ketekunan belajar. Seorang siswa yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik. Sehingga sangat commit to user mungkin jika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh prestasi yang lebih baik pula dibandingkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Meskipun demikian, tidak semua siswa yang memperoleh prestasi belajar tinggi juga memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, ada siswa sebagian siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi namun pretasi belajar rendah. Hal ini dimungkinkan karena terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya ada atau tidaknya hasrat dan keinginan berhasil, ada atau tidaknya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, ada atau tidaknya harapan dan cita-cita masa depan, ada atau tidaknya penghargaan dalam belajar, ada atau tidaknya kegiatan menarik dalam belajar, serta ada atau tidaknya lingkungan belajar yang kondusif.

4. Hipotesis Keempat

P-value 0,760 α 0,05 dengan demikian Ho 4 diterima dan H 14 ditolak. Artinya tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Tidak adanya interaksi ini antara model pembelajaran dengan kemampuan awal dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesis pertama, pembelajaran fisika menggunakan model TPS lebih baik daripada menggunakan model MAM terhadap prestasi belajar. Sedangkan pada hipotesis kedua kemampuan awal dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model TPS maupun MAM, semakin tinggi kemampuan awal siswa, akan semakin tinggi pula prestasinya. Sehingga apapun commit to user model pembelajaran yang diterapkan, siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Karena pengaruh yang ditimbulkan saling independen maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa.

5. Hipotesis Kelima

P-value 0,680 α 0,05 dengan demikian Ho 5 diterima dan H 15 ditolak. Artinya tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesis pertama, pembelajaran fisika menggunakan model TPS lebih baik daripada menggunakan model MAM terhadap prestasi belajar. Sedangkan hipotesis ketiga motivasi berprestasi dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model TPS maupun MAM, semakin tinggi motivasi berprestasi siswa, akan semakin tinggi pula prestasinya. Sehingga apapun model pembelajaran yang diterapkan, siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Karena pengaruh yang ditimbulkan saling independen maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa.

6. Hipotesis Keenam

P-value 0,368 α 0,05 dengan demikian Ho 6 diterima dan H 16 ditolak. commit to user Artinya tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum gravitasi Newton. Tidak adanya interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi berprestasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesis kedua, kemampuan awal dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan hipotesis ketiga motivasi berprestasi dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Semakin tinggi kemampuan awal siswa, akan semakin tinggi pula prestasinya, motivasi berprestasi juga menunjukkan efek yang sama, semakin tinggi motivasi berprestasi, maka akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya, sehingga keduanya mempengaruhi prestasi secara independen yang menyebabkan tidak terjadinya interaksi.

7. Hipotesis Ketujuh

P-value 0,766 α 0,05 dengan demikian Ho 7 diterima dan H 17 ditolak. Artinya tidak ada interaksi antara model pembelajaran, kemampuan awal dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika pada materi Hukum Gravitasi Newton. Tidak adanya interaksi antara kemampuan awal dengan motivasi berprestasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hipotesis pertama, pembelajaran fisika menggunakan model TPS lebih baik daripada menggunakan model MAM terhadap prestasi belajar. Hipotesis kedua, kemampuan awal dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan hipotesis ketiga motivasi berprestasi dibutuhkan oleh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model TPS maupun MAM, semakin tinggi kemampuan awal dan motivasi berprestasi siswa, akan commit to user semakin tinggi pula prestasinya. Sehingga ketiganya mempengaruhi prestasi secara independen yang menyebabkan tidak terjadinya interaksi.

E. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh pembelajaran Kooperatif tipe Make A match terhadap motivasi belajar matematika

1 8 166

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Di SMA Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 11

PEMBELAJARAN KIMIA MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) DAN NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR

0 6 145

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH (MAM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 6 MEDAN T.P 2014/2015.

0 4 22

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH (MAM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 1 PANCURBATU T.P 2013/2014.

0 2 22

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH (MAM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 1 SIDAMANIK T.P. 2012/2013.

0 1 14