18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penetapan Kadar Gula Pereduksi Metode Luff Schoorl
Pada percobaan penetapan kadar glukosa dalam madu hutan dan madu sachet dengan menggunakan metode Luff Schoorl, glukosa yang terkandung
didalam madu hutan memenuhi syarat sesuai dengan SNI 01-3534-2013 yaitu glukosa minimal 65, glukosa pada madu sachet tidak memenuhi syarat, sukrosa
pada madu hutan memenuhi syarat sesuai dengan SNI 01-3534-2013 yaitu maksimal 5 sedangkan pada madu sachet tidak memenuhi syarat.
Tabel 4.1 Hasil Penetapan Kadar Glukosa Pada Madu Hutan
Penimbangan Berat
Sampel mg
Normalitas tio
Volume Titrasi
ml Blanko
Kadar
1 2.0891
0.1090 4.50
24.80 71.80
2 2.0015
0.1090 5.10
24.80 71.78
Memenuhi syarat sesuai dengan SNI 01-3534-2013 yaitu glukosa min65
Tabel 4.2 Hasil Penetapan Kadar Glukosa Pada Madu Sachet
Penimbangan Berat
Sampel mg
Normalitas tio
Volume Titrasi
ml Blanko
Kadar
1 2.0398
0.1090 8.35
24.80 57.48
2 2.0534
0.1090 8.15
24.80 57.87
≠ Memenuhi syarat SNI 01-3534-2013
Tabel 4.3 Hasil Penetapan Kadar Sukrosa Pada Madu Hutan
Penimbangan Berat
Sampel mg
Normalitas tio
Volume Titrasi
ml Blanko
Kadar
1 2.0891
0.1090 13.35
24.80 3.63
2 2.0015
0.1090 13.80
24.80 3.65
Sukrosa memenuhi syarat sesuai dengan SNI 01-3534-2013 yaitu maksimal 5
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 4.4 Hasil Penetapan Kadar Sukrosa Pada Madu Sachet
Penimbangan Berat
Sampel mg
Normalitas tio
Volume Titrasi
ml Blanko
Kadar
1 2.0398
0.1090 14.50
24.80 11.09
2 2.0534
0.1090 14.40
24.80 10.97
≠Sukrosa memenuhi syarat SNI 01-3534-2013
4.2 Pembahasan
Percobaan penetapan kadar glukosa dan sukrosa pada madu hutan dan madu sachet dengan metode Luff Schoorl, diketahui bahwa kadar rata-rata
glukosa pada madu hutan sebesar 71,79 sesuai dengan SNI 01-3545-2013, kadar glukosa yang diperoleh pada madu minimal 65, kadar rata-rata glukosa pada
madu sachet sebesar 57,48, tidak sesuai dengan SNI .Kadar ra-rata sukrosa pada madu hutan sebesar 3,64 sesuai dengan SNI 01-3545-2013, dan kadar sukrosa
yang diperoleh pada madu maksimal 5, kadar rata-rata sukrosa pada madu sachet adalah sebesar 11,03, tidak sesuai dengan SNI dengan itu dinyatakan
bahwa madu sachet ada penambahan bahan lain. Monosakarida akan mereduksi CuO dalam larutan Luff menjadi Cu
2
O. Kelebihan CuO akan direduksi dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I
2
. Kemudian I
2
yang dibebaskarn tersebut dititrasi dengan larutan Na
2
S
2
O
3
. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita
akan menganalisis I
2
yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Proses Iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium dalam larutan. Apabila terdapat
zat oksidator kuat dalam larutan yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodide berlebihan akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi
Universitas Sumatera Utara
20 dan membebaskan I
2
yang setara jumlahnyaa dengan banyaknya oksidator. I
2
bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na
2
S
2
O
3
sehingga I
2
akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan
amilum dilakukan sebelum titik ekivalen Winarno, 1981. Penambahan Indikator dilakukan setelah campuran mendekati titik akhir,
hal ini dilakukan karena apabila dilakukan pada awal titrasi, maka amilum dapat membungkus iod dan mengakibatkan warna titik akhir titrasi menjadi tidak
terlihat tajam.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN