Uji Hipotesis Pengujian Data 1. Asumsi Klasik

commit to user 51

2. Uji Hipotesis

a. Pengujian Kelayakan Model Untuk menilai kelayakan model regresi logistik dalam memprediksi kondisi perusahaan mengalami financial distress digunakan uji Chi Square Hosmer and Lemeshow. TABEL IV.5 CHI SQUARE HOSMER AND LEMESHOW Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0 Dari output di atas terlihat bahwa nilai Chi Square adalah sebesar 12,049 dengan nilai Sig sebesar 0,099. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai Sig lebih besar daripada 0,05 sehingga berarti bahwa tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Sehingga dapat disimpulkan model regresi logistik dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Penilaian keseluruhan model regresi logistik menggunakan nilai -2 Log Likelihood dimana jika terjadi penurunan dalam nilai -2 Log Likelihood pada blok kedua dibandingkan dengan blok pertama, maka dapat disimpulkan bahwa model kedua dari regresi logistik menjadi lebih baik. Hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.6. commit to user 52 TABEL IV.6 -2 LOG LIKELIHOOD Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0 Dari output diatas, terlihat bahwa nilai -2 Log Likelihood pada blok pertama adalah sebesar 65,495, dan pada blok kedua adalah 43,910. dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi commit to user 53 logistik kedua lebih baik dalam memprediksi kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. b. Hasil Regresi Logistik Untuk mengetahui koefisien regresi logistik masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel IV.8. TABEL IV.7 ANALISIS REGRESI LOGISTIK Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0 Berdasarkan hasil pengolahan regresi logistik di atas maka model analisis regresi logistik dapat ditransformasikan dalam model persamaan berikut: 799 , 4 498 , 6 443 , 2 1 ln NFATA NIS P P L i i i - - - = ÷÷ ø ö çç è æ - = commit to user 54 Dari tabel IV.7, masing-masing variabel independen dapat diinterpretasikan pengaruhnya terhadap kondisi financial distress sebagai berikut: 1 Konstanta sebesar -2,443; artinya jika nilai koefisien regresi logistik variabel lainnya nol 0 maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun sebesar 2,443. Lebih jelasnya adalah jika nilai koefisien regresi logistik variabel lainnya nol 0 maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan turun sebesar 2,443. 2 Koefisien regresi logistik variabel NIS sebesar -6,498; artinya jika variabel NIS naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun sebesar 6,498. Lebih jelasnya adalah jika variabel NIS naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan turun sebesar 6,498. 3 Koefisien regresi logistik variabel ROA sebesar 2,986; artinya jika variabel ROA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar 2,986. Lebih jelasnya adalah jika variabel ROA naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan naik sebesar 2,986. 4 Koefisien regresi logistik variabel EBITTA sebesar 4,080; artinya jika variabel EBITTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang commit to user 55 suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar 4,080. Lebih jelasnya adalah jika variabel EBITTA naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan naik sebesar 4,080. 5 Koefisien regresi logistik variabel CLTA sebesar -4,294; artinya jika variabel CLTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun sebesar 4,294. Lebih jelasnya adalah jika variabel CLTA naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan turun sebesar 4,294. 6 Koefisien regresi logistik variabel CLTL sebesar 3,034; artinya jika variabel CLTL naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar 3,034. Lebih jelasnya adalah jika variabel CLTL naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan naik sebesar 3,034. 7 Koefisien regresi logistik variabel WCTA sebesar -5,005; artinya jika variabel WCTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun sebesar 5,005. Lebih jelasnya adalah jika variabel WCTA naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan turun sebesar 5,005. commit to user 56 8 Koefisien regresi logistik variabel NFATA sebesar -4,799; artinya jika variabel NFATA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun sebesar 4,799. Lebih jelasnya adalah jika variabel NFATA naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan turun sebesar 4,799. 9 Koefisien regresi logistik variabel CCL sebesar -0,742; artinya jika variabel CCL naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun sebesar 0,742. Lebih jelasnya adalah jika variabel CCL naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan turun sebesar 0,742. 10 Koefisien regresi logistik variabel CTA sebesar 13,499; artinya jika variabel CTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar 13,499. Lebih jelasnya adalah jika variabel CTA naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan naik sebesar 13,499. 11 Koefisien regresi logistik variabel S GROWTH sebesar -0,022; artinya jika variabel S GROWTH naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun sebesar 0,022. Lebih jelasnya adalah jika variabel S commit to user 57 GROWTH naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan turun sebesar 0,022. 12 Koefisien regresi logistik variabel ROA GROWTH sebesar 0,011; artinya jika variabel ROA GROWTH naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar 0,011. Lebih jelasnya adalah jika variabel ROA GROWTH naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan naik sebesar 0,011. 13 Koefisien regresi logistik variabel STA sebesar 0,457; artinya jika variabel STA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar 0,457. Lebih jelasnya adalah jika variabel STA naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan naik sebesar 0,457. 14 Koefisien regresi logistik variabel SWC sebesar -0,011; artinya jika variabel SWC naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun sebesar 0,011. Lebih jelasnya adalah jika variabel SWC naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan turun sebesar 0,011. 15 Koefisien regresi logistik variabel SINV sebesar 0,036; artinya jika variabel SINV naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar commit to user 58 0,036. Lebih jelasnya adalah jika variabel SINV naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu 1 akan naik sebesar 0,036. c. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. 1 Rasio profit margin terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. · Variabel NIS Dari Tabel IV.7 di atas dapat dilihat pengaruh variabel NIS terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,034 0,05 sehingga signifikan pada level 5. H 1 yang menyatakan bahwa rasio profit margin berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress dinyatakan diterima. commit to user 59 2 Rasio profitabilitas terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. · Variabel ROA Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel ROA terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,527 0,05 sehingga tidak signifikan. · Variabel EBITTA Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel EBITTA terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,385 0,05 sehingga tidak signifikan. H 2 yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress dinyatakan ditolak. 3 Rasio leverage terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. · Variabel CLTA Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CLTA terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress commit to user 60 diperoleh nilai Sig sebesar 0,235 0,05 sehingga tidak signifikan. · Variabel CLTL Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CLTL terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,227 0,05 sehingga tidak signifikan. H 3 yang menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress dinyatakan ditolak. 4 Rasio likuiditas terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. · Variabel WCTA Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel WCTA terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,123 0,05 sehingga tidak signifikan. · Variabel NFATA Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel NFATA terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,052 0,1 sehingga signifikan pada level 10. commit to user 61 H 4 yang menyatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress dinyatakan partially suported oleh rasio NFATA.. 5 Rasio cash position terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. · Variabel CCL Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CCL terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,681 0,05 sehingga tidak signifikan. · Variabel CTA Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CTA terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,222 0,05 sehingga tidak signifikan. H 5 yang menyatakan bahwa rasio cash position berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress dinyatakan ditolak. commit to user 62 6 Rasio growth terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. · Variabel S GROWTH Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel S GROWTH terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,972 0,05 sehingga tidak signifikan. · Variabel ROA GROWTH Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel ROA GROWTH terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,814 0,05 sehingga tidak signifikan. H 6 yang menyatakan bahwa rasio growth berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress dinyatakan ditolak. 7 Rasio operating efficiency terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. · Variabel STA Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel STA terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,596 0,05 sehingga tidak signifikan. commit to user 63 · Variabel SWC Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel SWC terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,456 0,05 sehingga tidak signifikan. · Variabel SINV Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel SINV terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,392 0,05 sehingga tidak signifikan. H 7 yang menyatakan bahwa rasio operating efficiency berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress dinyatakan ditolak. 8 Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. Untuk mengetahui pengaruh simultan semua variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari selisih nilai -2 loglikelihood pada block 0 dan block 1. Besarnya nilai -2 Log Likelihood pada block 0 adalah 65,495. Setelah semua variabel independen dimasukkan ke dalam model, nilai -2 Log Likelihood menjadi 43,910. selisih antara block 0 dan block 1 merupakan model Chi Square yang dipakai untuk commit to user 64 menguji signifikansi secara simultan. Dalam penelitian ini model Chi Square yang diperoleh adalah 65,495 – 43,910 = 21,585. nilai tersebut sama dengan output SPSS 16.0 dibawah ini: TABEL IV.8 OMNIBUS TESTS Dari tabel IV.8 dapat dilihat pengaruh rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,088 0,1 sehingga signifikan pada level 10. H 8 yang menyatakan bahwa rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress dinyatakan diterima. commit to user 65 d. Pengujian Koefisien Determinasi CoxSnell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran 2 R pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu 1 sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien CoxSnell R Square untuk memastikan bahwa nilainya berfariasi dari nol 0 sampai satu 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai CoxSnell R Square dengan nilai 2 R pada multiple regression. TABEL IV.9 COXSNELL AND NAGELKERKE Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0 Dari output diatas nilai CoxSnell R Square adalah sebesar 0,279 dan nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,443 yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen adalah sebesar 44,3. commit to user 66

C. Pembahasan