sederhana serta tidak dilengkapi dengan pintu air dan alat ukur debit air sehingga pembagian airnya tidak dapat dilakukan dengan baik.
2. Sistem Irigasi Sederhana Teknis Sistem irigasi ini seluruh banguan yang ada didalam jaringan irigasi setengan
teknis konstruksinya bisa permanent atau setengah permanent hanya tidak dilengkapi dengan pintu air dan alat pengukur debit. Untuk pengaturan air
cukup dipasang balok sekat saja, sehingga pembagian dan pengaturan debitnya tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun irigasi ini dapat
ditingkatkan secara bertahap menjadi sistem irigasi teknis. Pada sistem ini pembangunannya dilakukan oleh pemerintah.
3. Sistem Irigasi Teknis Sistem irigasi ini seluruh bangunan yang ada didalam jaringan irigasi teknis
semua konstruksinya permanen dan juga dilengkapi dengan pintu-pintu air dan alat ukur debit, dimana pembagian airnya bisa diatur dan bisa diukur
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga pembagianpemberian air ke sawah- sawah dilakukan dengan tertib dan merata. Disamping itu untuk menjamin
tidak kebanjiran, dibuat jaringan pembuang tersier, sekunder dan induk, yang nantinya air tersebut dialirkan langsung ke sungai. Saluran ini juga berfungsi
untuk membuang air sisa pemakaian dari sawah.
2.2 Air Irigasi
Air merupakan factor yang penting dalam bercocok tanam. Selain jenis tanaman, kebutuhan air bagi suatu tanaman juga dipengaruhi oleh sifat dan jenis
tanaman, keadaan iklim, kesuburan tanah, cara bercocok tanam, luas areal, topografi, periode tumbuh dan sebagainya. Cara pemberian air irigasi pada tanaman padi
tergantung pada umur dan farietas padi yang ditanam Mawardi E, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Air untuk irigasi dipergunakan untuk tanaman padi, palawija, termasuk tebu dan padi gadu, buah-buahan, dan rumput. Padi bukanlah tanaman air tapi untuk
hidupnya padi memerlukan air. Dalam penentuan kebutuhan air untuk tanaman terdapat cara sebagai berikut :
1. Menurut tingginya air yang dibutuhkan guna sebidang tanah yang ditanam atau banyaknya air sama dengan tingginya air yang dibutuhkan dikalikan luas
tanah. 2. Banyaknya air yang dibutuhkan pada kesatuan luas untuk sekali penyiraman
atau selama pertumbuhannya. 3. Kesatuan pengaliran air yaitu isi dalam kesatuan waktu pengalirannya untuk
kesatuan luas atau literdetikhektar. 4. Menentukan luas tanaman yang dapat dialiri oleh pengaliran air yang
banyaknya tertentu. Cara pemakaian air tergantung dari keadaan irigasi, tanah, tanaman yang diairi
dan sebagainya. Cara pemakaian air dapat dibedakan menjadi yaitu merendam tanah, merembeskan air, pengaliran, dan pengeringan, pembasahan dalam tanah, menyiram
dan menyemprot. Merendam tanah dengan pembaruan air lazim digunakan dalam penanaman padi.
Dalam peningkatan produksi pangan, irigasi mempunyai peranan penting yaitu untuk menyediakan air untuk tanaman dan dapat digunakan dalam mengatur
kelembaman tanah, membantu menyuburkan tanah melalui bahan-bahan kandungan sedimen yang dibawa oleh air, dapat menekan pertumbuhan gulma, dapat menekan
perkembangan hama penyakit tertentu dan memudahkan pengolahan tanah. Kualitas air menjadi bagian penting dalam pengembangan sumber daya air,
yang mencakup keadaan fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
ketersediaan air untuk keperluan kehidupan manusia, pertanian, industri, dan sebagainya. Karakteristik fisik dapat mempengaruhi kualitas air, dengan demikan
dapat berpengaruh pada ketersediaan air untuk berbagai pemanfaatan keperluan kehidupan manusia, pertanian, industri, dan sebagainya adalah kensentrasi sedimen,
suhu air dan tingkat oksigen terlarut dalam suatu sistem aliran air Asdak C, 2007. Larutan sedimen yang sebagian besar terdiri atas larutan lumpur dan beberapa
berbentuk koloida dari berbagai material yang sering mempengaruhi kualitas air dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya air. Meningkatnya suhu perairan
yang dapat diklasifikasi sebagai pencemar perairan dapat mempengaruhi kehidupan organism akuatik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, oksigen
terlarut dalam perairan dapat dimanfaatkan untuk indikator atau indeks sanitasi kualitas air.
2.3 Jaringan Irigasi