Peralatan Penelitian Rancangan Penelitian

Secara geografis lokasi Irigasi Batang Ilung terletak pada garis 1 °30′ Lintang Utara dan 99°37′ Bujur Timur, yang dibatasi oleh Batang Sigama dibagian barat, Batang Sirumambe dibagian selatan, Batang Pane dibagian timur dan bagian utara dibatasi oleh kota Gunung Tua. Jaringan irigasi pada Irigasi Batang Ilung terdiri dari saluran indukprimer dengan panjang saluran 6.241 meter, saluran sekunder dengan total panajang saluran 53.510 meter dan saluran tersier yang terdiri dari 61 petak tersier dengan luas persawahan 4.194 Ha.

3.2 Peralatan Penelitian

Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : a. Stopwatch f. Oven b. Meteran g. Cawan petri c. Current meterPelampung h. Alat tulis, dan d. Timbangan digital i. Spidol permanen e. Botol sampel j. Kamera alat pemotret

3.3 Pelaksanaan Penelitian

3.3.1 Deskripsi Data Penelitian

Guna memudahkan penyusunan laporan dalam menyatakan saluran yang diukur, peneliti menggunakan penamaan titik lokasi pengamatan di lapangan sebagai berikut :  Saluran Primer P adalah saluran primer BBI.0-BBI.1 dengan luas areal irigasi 4107 Ha  Saluran Sekunder Titik 1 S1 adalah saluran sekunder BBI.6-BGm.1 dengan luas areal irigasi 989 Ha Universitas Sumatera Utara  Saluran Sekunder Titik 2 S2 adalah saluran sekunder BGm.10-BGm.11 dengan luas areal irigasi 122 Ha  Saluran Tersier Titik 1 T1 dan Saluran Tersier Titik 2 T2 adalah saluran tersier BGm.1-Gm.1kn bagian hulu dan hilir saluran dengan luas areal irigasi 127 Ha  Saluran Tersier Titik 3 T3 dan Saluran Tersier Titik 4 T4 adalah saluran tersier BGm.11-Gm.11kn bagian hulu dan hilir dengan luas areal irigasi 56 Ha

3.3.2 Persiapan Alat

Sebelum dilakukan survei pengukuran dan pengambilan sampel dilapangan, harus dilakukan persiapan peralatan. Adapun persiapan alat yang dilakukan sebelum melaksanakan pengukuran dan pengambilan sampel dilapangan seperti pembuatan mistar duga, pembuatan benda apung dan botol sampel. Mistar duga dibuat dari kayu berukuran panjang 200 cm, pada mistar tersebut dibuat skala pengukuran. Mistar ini digunakan untuk mempermudah pengukuran kedalaman aliran, lebar dasar saluran, dan sebagainya. Pembuatan benda apung digunakan untuk mengukur kecepatan aliran. Adapun benda apung yang digunakan dalam penelitian ini adalah bola pimpong yang diisi dengan air hingga setengah volume bola pimpong tersebut dengan tujuan untuk menstabilkan pergerakan bola pimpong dari pengaruh angin pada saat pengukuran, sehingga diharapkan benda bergerak benar-benarkarena pengaruh air. Botol sampel digunakan untuk mengambiltempat sampel sedimen sebelum di analisis di laboratorium. Botol sampel tersebut berupa botol plastik bekas air kemasan dengan volume botol 0,6 liter. Setelah sampel sedimen melayang diperoleh kemudian dibuat label pada botol sampel dengan spidol sesuai dengan titik pengukuran. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3 Deskripsi Titik Pengukuran A = 220.00 Ha Q = 0.342 m3dt L = 1916.00 m A = 358.00 Ha Q = 0.557 m3dt L = 499.00 m A = 489.00 Ha Q = 0.761 m L = 1433.00 Q A = 569.00 Ha 0.885 = 2136.10 m3dt L = m = A Ha 755.00 Q = m3dt 1.174 L = m 1529.80 798.00 A = Ha = Q 1.241 L m3dt = 1459.40 = m A Ha 839.00 1.305 Q = m3dt L = A 1388.90 m Q = 862.00 Ha = 1.341 m3dt 1364.20 L = m A = 989.00 1.538 Ha Q = m3dt 1016.60 L = m B. 1 Kr. 43.00 Ha 60.00 ldt B. 1 Kn. 19.00 Ha 27.00 ldt B. 2 Kr. 100.00 Ha 140.00 ldt B. 2 Kn. 34.00 Ha 48.00 ldt B. 3 Kn. 43.00 Ha 60.00 ldt B. 4 Kr. 1 112.00 Ha 157.00 ldt B. 4 Kr. 1 74.00 Ha 104.00 ldt B. 4 Kr. 2 108.00 Ha 151.00 ldt B. 4 Kr. 2 40.00 Ha 56.00 ldt B. 5 Kr. 1 91.00 Ha 127.00 ldt B. 5 Kr. 2 25.00 Ha 35.00 ldt B. 6 Kn. 41.00 Ha 57.00 ldt B. 7 Kr. 1 98.00 Ha 137.00 ldt B. 7 Kr. 2 145.00 Ha 203.00 ldt B. 8 Kn. 59.00 Ha 83.00 ldt B. 9 Kn. 140.00 Ha 196.00 ldt B. 7 Kr. 1 88.00 Ha 123.00 ldt B. 10 Kn. 82.00 Ha 115.00 ldt B. 7 Kr. 2 116.00 Ha 162.00 ldt B. 11 Kr. 82.00 Ha 115.00 ldt B. 11 Kn. 90.00 Ha 126.00 ldt B. 7 Kn. 52.00 Ha 73.00 ldt A = 1682.00 Ha Q = 2.616 m3dt L = 939.79 m A = 1620.00 Ha Q = 2.520 m3dt L = 1333.70 m A = 1486.00 Ha Q = 2.312 m3dt L = 596.90 m A = 1443.00 Ha Q = 2.245 m3dt L = 1073.40 m A = 1109.00 Ha Q = 1.725 m3dt L = 517.60 m A = 993.00 Ha Q = 1.545 m3dt L = 1021.50 m A = 952.00 Ha Q = 1.481 m3dt L = 763.90 m A = 657.00 Ha Q = 0.920 m3dt L = 784.40 m A = 598.00 Ha Q = 0.930 m3dt L = 893.40 m A = 458.00 Ha Q = 0.712 m3dt L = 543.90 m A = 172.00 Ha Q = 0.267 m3dt L = 1393.80 m 39.00 ldt S. 5 Kr. 31.00 Ha 43.00 ldt S. 5 Kn. 13.00 Ha 18.00 ldt S. 6 Kr. 126.00 Ha 176.00 ldt S. 7 Kr. 55.00 Ha 77.00 ldt S. 8 Kr. 68.00 Ha 95.00 ldt S. 9 Kr. 81.00 Ha 113.00 ldt S. 10 Kr. 80.00 Ha 112.00 ldt S. 10 Kn. 35.00 Ha 49.00 ldt S. 11 Kr. 25.00 Ha 35.00 ldt S. 12 Kr. 83.00 Ha 116.00 ldt S. 13 Kr. 55.00 Ha 77.00 ldt A = 55.00 Ha Q = 85.58 ldt L = 1525.00 m A = 138.00 Ha Q = 214.728 ldt L = 538.00 m A = 163.00 Ha Q = 253.628 ldt L = 2924.00 m A = 278.00 Ha Q = 432.568 ldt L = 688.00 m A = 359.00 Ha Q = 558.604 ldt L = 2182.00 m A = 427.00 Ha Q = 664.412 ldt L = 1542.00 m A = 482.00 Ha Q = 749.992 ldt L = 393.00 m A = 608.00 Ha Q = 946.048 ldt L = 2611.00 m A = 652.00 Ha Q = 1014.51 ldt L = 2013.95 m A = 680.00 Ha Q = 1058.08 ldt L = 1738.60 m A = 787.00 Ha Q = 1224.57 ldt L = 1320.70 m A = 986.00 Ha Q = 1534.22 ldt L = 646.30 m A = 1019.00 Ha Q = 1585.56 ldt L = 2768.75 m Gm. 1 Kn. 127.00 Ha 178.00 ldt 23.00 Gm. 2 Kn. m3dt Ha 32.00 ldt Gm. 3 Kn. 41.00 Ha 57.00 ldt Gm. 4 Kn. 43.00 Ha 60.00 ldt Gm. 5 Kn. 186.00 Ha 260.00 ldt Gm. 6 Kn. 80.00 Ha 112.00 ldt Gm. 7 Kn. 131.00 Ha 183.00 ldt B. 8 Kn. 1 10.00 Ha 14.00 ldt B. 8 Kn. 2 128.00 Ha 179.00 ldt Gm. 9 Kn. 63.00 Ha 88.00 ldt Gm. 10 Kn. 35.00 Ha 49.00 ldt Gm. 11 Kn. 56.00 Ha 78.00 ldt Gm. 12 Kn. 39.00 Ha 55.00 ldt Gm. 1 Kn. 27.00 Ha 38.00 ldt A = 27.00 Ha Q = 0.042 m3dt L = 396.00 m A = 66.00 Ha Q = 0.103 m3dt L = 2276.00 m A = 122.00 Ha Q = 0.190 m3dt L = 393.00 m A = 157.00 Ha Q = 0.244 m3dt L = 571.00 m BI. 1 Kr. 67.00 Ha 94.00 ldt BI. 2 Kr. 19.00 Ha 27.00 ldt BI. 3 Kr. 34.00 Ha 48.00 ldt BI. 4 Kr. 44.00 Ha 62.00 ldt BI. 4 Kn. 32.00 Ha 45.00 ldt BI. 5 Kr. 36.00 Ha 50.00 ldt BI. 6 Kn. 2 93.00 Ha 130.00 ldt BI. 6 Kn. 1 39.00 Ha 55.00 ldt BI. 6 Kr. 53.00 Ha 74.00 ldt A = 2856.00 Ha Q = 4935.17 ldt L = 379.60 m A = 2892.00 Ha Q = 4997.38 ldt L = 848.00 m A = 3987.00 Ha Q = 6889.54 ldt L = 1269.50 m A = 4021.00 Ha Q = 6948.29 ldt L = 587.21 m A = 4040.00 Ha Q = 6981.12 ldt L = 630.49 m A = 4107.00 Ha Q = 7096.90 ldt L = 3092.95 m S. 1 Kr. 33.00 Ha 46.00 ldt S. 2 Kr.1 28.00 Ha 39.00 ldt S. 2 Kr. 2 92.00 Ha 129.00 ldt S. 2 Kr. 3 79.00 Ha 111.00 ldt S. 3 Kr. 107.00 Ha 150.00 ldt S. 4 Kr. 28.00 Ha Tersier3 T3 Primer P Sekunder 1 S1 Sekunder 2 S2 Tersier 1 T1 Tersier 2 T2 Tersier4 T4 Universitas Sumatera Utara

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengukuran dan pengambilan sampel sedimen melayang dilakukan pada dua priode pengukuran yaitu pada bulan februari dan bulan maret 2016. Pengukuran dan pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan februari yaitu pada saat musim hujan hujan kecil. Pengukuran dan pengambilan sampel sedimen melayang dilakukan pada satu titik untuk saluran primer di Desa Pagaran Tonga, dua titik untuk saluran sekunder Desa Gunung Manaon, empat titik untuk saluran tersier Desa Saba Bangun dan Rondaman Lombang. Setiap titik pengambilan sampel dilakukan pada sisi kanan, tengah dan kiri penampang saluran.

3.3.4 Pengukuran Luas Penampang dan Kecepatan Aliran

Luas penampang basah titik pengamatan diukur dengan mengukur kedalaman aliran dan lebar dasar saluran dilakukan dengan menggunakan mistar duga pada masing-masing penampang titik pengamatan. Pengukuran kedalaman aliran pada saluran dilakukan tanpa mengukur tebal sedimen, dengan tujuan untuk melihat perubahan penampang saluran yang disebabkan oleh sedimentasi. Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali dalam satu titik untuk mendapatkan kedalaman rata-rata. Kecepatan aliran air diukur berdasarkan metode apung dengan cara menghanyutkan benda apung pada aliran, kemudian mencatat waktu yang diperlukan benda apung tersebut dari titik awal hingga titik akhir lintasan pengamatan yang telah ditentukan jaraknya. Untuk mengubah data kecepatan menjadi kecepatan rata-rata maka dengan menggunakan rumus kecepatan aliran air dipermukaan dikalikan koefisien kalibrasi alat pelampung. Pada penelitian ini, jarak lintasan benda apung sejauh 20 meter, koefisien kalibrasi yang digunakan sebesar 0,90. Universitas Sumatera Utara

3.3.5 Pengambilan Sampel Sedimen Melayang

Pengambilan sampel sedimen dilakukan secara langsung di saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan ember yang telah diikat dengan tali tampar dan telah diberi pemberat, kemudian dimasukkan ke dalam saluran irigasi hingga pada kedalaman dimana terdapat sedimen melayang. Tabel 3.1 Pengambilan Sampel Saluran Jumlah Titik Jumlah Sampel Primer 1 3 Sekunder 2 6 Tersier 4 12 Total 7 21 Botol sampel atau ember tersebut dimasukkan ke kebagian sisi saluran yang berlawanan dengan arus aliran pada 0,5 cm dari kedalaman aliran dimana diperkirakan terdapat sedimen melayang. Pada masing-masing titik pengamatan, sampel sedimen dan air diambil dari sisi kanan, tengah, dan kiri penampang saluran untuk mendapatkan rata-rata laju sedimentasi pada saluran tersebut. Sampel sedimen melayang dan air yang diperoleh dari saluran kemudian dianalisis di laboratorium. Gambar 3.4 Sampel Sedimen Melayang Universitas Sumatera Utara Di laboratorium, berat kering sedimen diperoleh dengan cara menguapkan sampel dalam oven dengan temperatur 105°C. Konsentrasi sedimen diperoleh dengan perbandingan berat kering sedimen dan volume total sampel. Pada penelitian ini, analisis konsentrasi sedimen dilakukan di laboratorium mekanika tanah USU. Gambar 3.5 Analisis Laboratorium 3.4 Variabel Penelitian Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu : 1. Variabel terikat, yaitu laju sedimentasi dan energi spsifik yang terjadi pada saluran irigasi Desa Sibagasi. 2. Variabel bebas, terdiri dari debit aliran, kecepatan aliran, luas penampang saluran, jari-jari hidrolis penampang saluran, keliling penampang saluran, kedalaman air dan kemiringan saluran. Universitas Sumatera Utara

3.5 Rancangan Penelitian

Gambar 3.4 Diagram alur penelitian Pengolahan Data : - Laju Kadar Sedimen Melayang - Energi Spesifik Hasil Perhitungan Kesimpulan dan Saran Selesai Analisis Kinerja Saluran Studi Pengaruh Perilaku Sedimentasi Terhadap Kinerja Saluran Irigasi Desa Sibagasi Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara Pengumpulan Data Data Laboratorium - Sampel Sedimen Melayang Data Lapangan - Kecepatan Aliran - Penampang Basah - Kedalaman air Studi Pustaka Perhitung Luas Penampang dan Debit Aliran Perhitungan Berat Kering dan Konsentrasi Sedimen Melayang Universitas Sumatera Utara Metodologi yang digunakan untuk mengolah data dalam penulisan ini adalah metode kuantitatif deskriptif, yaitu metode perhitungan dan penjabaran hasil pengolahan data lapangan dari lokasi yang ditinjau. Studi penelitian dilakukan sesuai urutan di bawah ini: 1. Studi Pustaka Tahap ini adalah untuk referensi yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada tahap ini, penulis mengumpulkan berbagai teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada. 2. Pengumpulan Data Data yang diambil dalam penelitian ini yaitu data primer, meliputi data : - Kecepatan aliran air pada saluran, kedalaman air, lebar dasar saluran dan ukuran penampang basah saluran irigasi - Sampel sedimen melayang pada saluran 3. Perhitungan dan Pengolahan Data Setelah semua data yang dibutuhkan diperoleh, langkah selanjutnya adalah pengolahan data, sehingga diperoleh besar debit aliran air pada saluran, luas penampang basah dan energi spesifik saluran. Berat isi kering dari sampel sedimen yang diperoleh dari laboratorium selanjutnya diperoleh juga kadar konsentrasi sedimen melayang. 4. Hasil Perhitungan dan Analisis Kinerja Saluran Setelah konsentrasi sedimen dan energi spesifik diperoleh maka diketahui besar laju sedimentasi, hasil perbandingan kinerja saluran dan perilaku sedimen melayang terhadap penampang saluran, kecepatan aliran serta terhadap kinerja saluran irigasi. Universitas Sumatera Utara 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan data penelitian yang telah dilakukan di lapangan, analisis data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian tentang pengaruh perilaku sedimentasi terhadap saluran irigasi. Adapun data penelitian tersebut yaitu data teruktur dan data terhitung. Data teruktur meliputi data kecepatan aliran, kedalaman air, lebar atas saluran, lebar dasar saluran dan data laboratorium berupa sampel sedimen. Data terhitung meliputi luas penampang saluran, kecepatan rata-rata, jari-jari hidrolis, debit aliran lapangan, konsentrasi sedimen, laju sedimentasi, energi spesifik dan sebagainya.

4.1 Analisis Debit Aliran

4.1.1 Perhitungan Kecepatan Aliran

Berdasarkan pengukuran di lapangan dengan menggunakan metode apung, kecepatan diperoleh dengan perbandingan jarak dan waktu pengukuran. Untuk mengubah data kecepatan menjadi kecepatan rata-rata maka dengan menggunakan rumus kecepatan aliran air dipermukaan dikalikan koefisien kalibrasi alat pelampung, pada penelitian ini koefisien kalibrasi sebesar 0,90. Dari Tabel 4.1 perhitungan kecepatan aliran pengukuran ke-1, kecepatan aliran air pada saluran primer, sekunder titik 1,sekunder titik 2, tersier titik1, tersier titik 2, tersier titik 3, tersier titik 4 secara berturut-turut diperoleh sebesar 0,577 ms; 0,278 ms; 0,273 ms; 0,259 ms; 0,239 ms; 0,151 ms; 0,145 ms. Dari Tabel 4.2 perhitungan kecepatan aliran pengukuran ke-2, kecepatan aliran air pada saluran primer, sekunder titik 1, sekunder titik 2, tersier titik 1, tersier titik 2, tersier titik 3, tersier titik 4 secara berturut-turut diperoleh sebesar 0,494 ms; 0,258 ms, 0,202 ms; 0,181 ms; 0,176 ms; 0,129 ms; 0,127 ms. Universitas Sumatera Utara