ketersediaan air untuk keperluan kehidupan manusia, pertanian, industri, dan sebagainya. Karakteristik fisik dapat mempengaruhi kualitas air, dengan demikan
dapat berpengaruh pada ketersediaan air untuk berbagai pemanfaatan keperluan kehidupan manusia, pertanian, industri, dan sebagainya adalah kensentrasi sedimen,
suhu air dan tingkat oksigen terlarut dalam suatu sistem aliran air Asdak C, 2007. Larutan sedimen yang sebagian besar terdiri atas larutan lumpur dan beberapa
berbentuk koloida dari berbagai material yang sering mempengaruhi kualitas air dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya air. Meningkatnya suhu perairan
yang dapat diklasifikasi sebagai pencemar perairan dapat mempengaruhi kehidupan organism akuatik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, oksigen
terlarut dalam perairan dapat dimanfaatkan untuk indikator atau indeks sanitasi kualitas air.
2.3 Jaringan Irigasi
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang irigasi, yang dimaksud dengan jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan
pelengkap yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyedian, pengambilan, pembagian, pemberian, penggunaan dan
pembuangan air irigasi. Jaringan irigasi utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem
irigasi, mulai dari bangunan utama, saluran indukprimer, saluran sekunder dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya.
Jaringan irigasi sekunder merupakan bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap,
bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Universitas Sumatera Utara
Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang
disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut saluran kuarter dan saluran pembuang serta saluran pelengkapnya, termasuk jaringan irigasi pompa yang luas
areal pelayanannya disamakan dengan areal tersier. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2001 tentang irigasi,
pemeliharaan jaringan irigasi dapat dilakukan dengan beberapa macam pemeliharaan yang berbeda, antara lain:
1. Pemeliharaan Rutin Pemeliharan ringan pada bangunan dan saluran irigasi yang dapat dilakukan
sementara selama eksploitasi tetap berlangsung, dimana pemeliharaan hanya bagian bangunansaluran yang ada di permukaan saja.
2. Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan yang dilakukan pada bagian bangunan dan saluran dibawah
permukaan air, pada waktu melaksanakan pekerjaan ini saluran dikeringkan terlebih dahulu.
3. Pemeliharaan Pencegahan Pemeliharaan pencegahan ini merupakan usaha untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada jaringan irigasi akibat gangguan manusia yang tidak bertanggung jawab atau akibat gangguan hewan.
4. Pemeliharaan Darurat Pekerjaan yang dilakuan untuk memperbaiki akibat kerusakan yang tidak
terduga sebelumnya, misalnya karena banjir ataupun gempa bumi.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Saluran Irigasi