Energi Spesifik Minimum Energi Spesifik Lapangan

4.4 Perhitungan Energi Spesifik dan Bilangan Froude

Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai jumlah energi tekanan dan energi kecepatan di suatu titik pengamatan. Perubahan tinggi tekanan terhadap energi spesifik dalam suatu penampang saluran merupakan unsur penentu laju pengaliran air pada saluran, dan berpengaruh terhadap kinerja saluran dalam pendisribusian air irigasi. Pengaruh sedimen terhadap energi spesifik penampang saluran dapat diketahui dari hasil perhitungan mengkombinasikan data dimensi asal saluran atau data perencanaan dengan data pengukuran di lapangan.

4.4.1 Energi Spesifik Minimum

Energi spesifik minimum merupakan energi spesifik yang diperoleh dengan menggunakan data asalperencanaan yang meliputi data kedalaman air dan kecepatan aliran. Kedalaman air dan kecepatan aliran tersebut merupakan kedalaman kritis dan kecepatan keritis. Contoh perhitungan energi spesifik minimum pada saluran primer dengan kedalaman air 1,20 m dan kecepatan aliran 1,69 ms, maka: Emin = y + = 1,20 + = 1,343 m Dari Tabel 4.13 Perhitungan Energi Spesifik Saluran diperoleh energi spesifik minimum pada saluran primer, sekunder titik 1, sekunder titik 2, tersier titik 1, tersier titik 2, tersier titik 3, tersier titik 4 secara berturut-turut yaitu 1,343 m; 0,967 m; 0,603 m; 0,510 m; 0,510m; 0,306m; 0,306m. Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Energi Spesifik Lapangan

Energi spesifik lapangan merupakan energi spesifik yang diperoleh dengan menggunakan data pengukuran lapangan yang meliputi data kedalaman aliran dan kecepatan aliran setelah terjadi sedimentasi pada saluran. Contoh perhitungan energi spesifik lapangan pengukuran ke-1 pada saluran primer dengan kedalaman air 1,40 m dan kecepatan aliran 0,577 ms, maka: Emin = y + = 1,40 + = 1,417 m Dari Tabel 4.13 Perhitungan Energi Spesifik Saluran diperoleh energi spesifik lapangan pengukuran ke-1 pada saluran primer, sekunder titik 1, sekunder titik 2, tersier titik1, tersier titik 2, tersier titik 3, tersier titik 4 secara berturut-turut yaitu 1,417 m; 1,074 m; 0,754 m; 0,421 m; 0,405 m; 0,277 m; 0,267 m. Energi spesifik lapangan pengukuran ke-2 pada saluran primer, sekunder titik 1, sekunder titik 2, tersier titik 1, tersier titik 2, tersier titik 3, tersier titik 4 secara berturut-turut yaitu 1,208 m; 0,909 m; 0,528 m; 0,342 m; 0,332 m; 0,221 m; 0,221 m. Energi spesifik saluran pengukuran lapangan pada saluran primer dengan kemiringan dasar saluran 0,001248 o yaitu 1,312 m, energi spesifik pada saluran sekunder titik 1 dengan kemiringan dasar saluran 0,000198 o yaitu 0,992 m, energi spesifik pada saluran sekunder titik 2 dengan kemiringan dasar saluran 0,000254 o yaitu 0,641 m, energi spesifik pada saluran tersier titik 1 dengan kemiringan dasar saluran 0,000618 o yaitu 0,382 m, energi spesifik pada saluran tersier titik 2 dengan kemiringan dasar saluran 0,000618 o yaitu 0,368 m, energi spesifik pada saluran tersier titik 3 dengan kemiringan dasar saluran 0,001833 o yaitu 0,249 m, dan energi spesifik pada saluran tersier titik 4 dengan kemiringan dasar saluran 0,001833 o yaitu 0,244 m. Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Perhitungan Bilangan Froude