commit to user 39
meloncat, menendang dan aktivitas lainnya yang melibatkan tungkai. Dalam permainan sepakbola, tungkai merupakan bagian tubuh yang dominan dalam
melakukan tendangan. Untuk memperoleh kualitas tendangan yang baik, maka kemampuan serta proporsi tungkai harus dimanfaatkan secara maksimal pada
teknik yang benar. Panjang tungkai merupakan ukuran atau proporsi tungkai dari pangkal
paha sampai telapak kaki. Tungkai yang dimaksud adalah anggota gerak bawah yang terdiri dari seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan jari kaki.
Tungkai tersebut dapat dibagi dua macam yaitu tungkai atas dan tungkai bawah. Panjang tungkai atas yaitu panjang tungkai pada paha sedangkan panjang tungkai
bawah adalah panjang tungkai pada betis. Berkaitan dengan panjang tungkai Depdiknas 2000: 49 menjelaskan, “Panjang tungkai adalah jarak antara SIAS
Spina Illioca Anterior Superior dan mata kaki moleolus”. Seangkan Ismaryati 2006: 100 menyatakan, “Pengukuran panjang tungkai dari tulang belakang
bawah atau dapat juga dari trochanter sampai ke lantai”. Berdasarkan pengertian panjang tungkai yang dikemukakan dua ahli
tersebut dapat disimpulkan, panjang tungkai merupakan proporsi tungkai yang diukur dari trochanter sampai lantai tidak memakai alas kakisepatu.
Keberadaan panjang tungkai dalam permainan sepakbola mempunyai peran penting untuk mendukung kualitas tendangan. Tungkai yang panjang mempunyai
jangkauan yang lebih panjang atau jauh dibandingkan dengan orang yang tungkainya pendek. Tungkai yang panjang memiliki langkah yang lebar dan
ayunan kaki yang lebih panjang. Untuk mencapai tendangan melambung yang baik, maka panjang tungkai harus dimanfaatkan pada teknik yang benar saat
menendang bola.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Panjang Tungkai
Karakteristik fisik, ukuran tubuh seseorang akan berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu pencapaian prestasi olahraga. Hal ini karena,
olahraga bersifat universal, artinya dapat diikuti oleh orang-orang dari berbagai ukuran tubuh untuk berprestasi. Namun prestasi yang dapat diraih tidak akan
commit to user 40
sebaik yang bisa diraih oleh orang-orang yang mempunyai ukuran tubuh ideal sesuai dengan cabang olahraga yang bersangkutan. M. Sajoto 1995: 11
menyatakan, “Salah satu aspek dalam mencapai prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang meliputi struktur dan postur tubuh yaitu: 1 ukuran tinggi
dan panjang tungkai, 2 ukuran besar, lebar dan berat badan, 3 somatotype bentuk tubuh”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, aspek biologis yang meliputi struktur dan postur tubuh yang meliputi ukuran tinggi, panjang tungkai, panjang
lengan, ukuran besar, lebar, berat badan dan tipe tubuh merupakan faktor yang dapat mendukung pencapaian prestasi olahraga. Keberadaan struktur maupun
postur tubuh seseorang dipengaruhi oleg perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan dan pertumbuhan ukuran tubuh seseorang dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang dipengaruhi dari dalam seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari
luar seseorang. Sugiyanto 1998: 37 menyatakan, “Terhadap sifat dan pertumbuhan fisik, faktor keturunan sangat berpengaruh. Pengaruh yang nyata
adalah terhadap ukuran, bentuk dan kecepatan atau irama pertumbuhan”. Sedangkan Sarwoto dan Bambang Soetedjo 1993: 231 menyatakan, “Keadaan
fisik seseorang sebagian besar tergantung pada kualitas makanan kita sehari-hari, yang mengandung nilai gizi yang baik”.
Keturunan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keadaan seseorang. Jika kedua orang tuanya tinggi-tinggi, maka anak-anaknya cenderung
tinggi pula. Namun sebaliknya, jika kedua orang tuanya pendek maka anak- anaknya juga pendek. Selain itu, makanan yang bergizi yang dikonsumsi setiap
hari akan mempengaruhi pertumbuhan baik rangka tubuh maupun organ lainnya. Sugiyanto 1998: 37 menyatakan, “Pengaruh gizi terhadap pertumbuhan fisik
dibedakan menjadi 4 macam pengaruh yaitu, 1 kecepatan pertumbuhan, 2 ukuran tubuh setelah dewasa, 3 bentuk tubuh dan 4 komposisi jaringan tubuh”.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan seseorang menunjukkan bahwa, ukuran tubuh seseorang dipengaruhi
oleh faktor keturunan dan gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini maksudnya,
commit to user 41
kondisi atau segmen tubuh seseorang termasuk panjang tungkai dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor makanan atau gizi.
Postur tubuh yang tinggi umumnya disertai tungkai dan lengan yang panjang. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan akan berjalan dengan normal
baik postur tubuh maupun bagain-bagian tubuh lainnya jika makanan yang dikonsumsi sehari-hari mempunyai nilai gizi yang tinggi sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, maka perkembangan dan pertumbuhan menjadi normal yaitu pertumbuhan menjadi cepat, ukuran tubuh
normal baik tinggi badan maupun segmen tubuh lainnya.
b. Peranan Panjang Tungkai terhadap Ketepatan Tendangan Melambung dalam Permainan Sepakbola
Menguasai teknik menendang bola melambung dengan baik dan benar sangat penting agar memiliki kemampuan tendangan melambung yang baik.
Selain menguasai teknik menendang melambung yang benar, memanfaatkan proporsi tungkai pada teknik yang benar akan dapat membantu kualitas tendangan
melambung menjadi lebih baik. Untuk menghasilkan ketepatan tendangan melambung yang baik, maka panjang tungkai harus dimanfaatkan pada teknik
yang benar. Ditinjau dari biomekanika gerak, tungkai yang panjang memiliki
jangkauan yang jauh atau panjang. Dengan demikian, tungkai yang panjang memiliki ayunan kaki yang lebih panjang atau jauh, sehingga dapat dimanfaatkan
atau membantu kemampuan tendangan melambung dalam permainan sepakbola. Yusuf Hadisasmita Aip Syarifuddin 1996: 73 menyatakan, “Keuntungan kaki
yang panjang adalah dimungkinkan bertambahnya panjang langkah”. Sedangkan Sudarminto 1995: 40 menyatakan, “Makin panjang pengungkit makin besar
usaha yang digunakan untuk mengayun”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, tungkai yang
panjang memiliki ayunan kaki yang lebih panjang, sehingga hal ini akan mempangaruhi kualitas tendangan lambung dalam permainan sepakbola. Dengan
commit to user 42
ayunan tungkai yang panjang dapat membantu hasil tendangan melambung menjadi lebih jauh, sehingga bermanfaat untuk operan-operan yang jauh. Namun
sebaliknya, bagi pemain sepakbola tungkainya pendek, jangkauan dan ayunannya pendek pula. Jangkauan atau ayunan kaki tendang yang pendek dapat
memberi dampak tendangan melambung yang dilakukan jaraknya tidak maksimal, jika dibandingkan dengan pemain yang tungkainya panjang.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan
khususnya yang terkait dengan metode latihan massed practice dan distributed practice dengan hasil yang masih bervariasi atau beragam.
Penelitian Deni Tribuana Dirgantara dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Metode Massed Practice dan Distributed Practice terhadap Prestasi Lay Up Shoot
Bola Basket pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler SLTP Kastria Solo Baru Tahun 20032004” menunjukkan: ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara
metode massed practice dan distributed practice terhadap prestasi lay up bola basket t
hitung
= 2,610 t
tabel
= 2,145. Metode distributed practice memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada metode massed practice. Peningkatan metode
massed practice12.034 sedangkan metode distributed practice 14.992. Dari penelitian Ari Basuki dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Metode Massed
Practice dan Distributed Practice terhadap Kemampuan Pukulan Forehand Tenis Meja Pemain Putera Klub Tenis Meja Dwi Bengawan Sukoahrjo Tahun 2006”,
menunjukkan, 1 ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap kemampuan pukulan forehand
tenis meja pemain putera klub tenis meja Dwi Bengawan Sukoharjo tahun 2006, t
hit
3.361 t
tabel5
2.160. 2 Metode latihan massed practice lebih baik pengaruhnya daripada metode latihan distributed practice terhadap kemampuan
pukulan forehand tenis meja pemain putera klub tenis meja Dwi Bengawan Sukoharjo tahun 2006. Metode latihan massed practice memiliki peningkatan