commit to user 34
2 Dapat meningkatkan daya tahan fisik, sehingga akan mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola.
Selain kelebihan di atas, latihan ketepatan tendangan melambung dengan metode massed practice memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan latihan
tendangan melambung dengan metode massed pracitce antara lain: 1 Gerakan tendangan melambung yang dilakukan secara terus menerus akan
menyebabkan kelelahan, hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan teknik tendangan melambung.
2 Pengontrolan dan perbaikan teknik tendangan melambung sulit dilakukan karena tidak ada waktu istirahat.
3 Akan sering terjadi kesalahan teknik karena terlalu lelah.
5. Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Distributed Practice
a. Metode Distributed Practice
Metode distributed practice merupakan kebalikan dari metode massed practice. Metode distributed practice merupakan prinsip pengaturan giliran
praktik keterampilan yang pelaksanaannya diselingi dengan waktu istirahat di antara waktu latihan. Rusli Lutan 1988:113 menyatakan “Distributed practice
adalah serangkaian kegiatan latihan melibatkan kegiatan istirahat yang cukup diantara kegiatan mencoba”. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo 1992: 358
bahwa, “Distributed practice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari dengan mengatur secara selang-seling antara waktu praktik dan waktu istirahat”.
Hal senada dikemukakan Adang Suherman dan Agus Mahendra 2001: 166 bahwa, “Metode distributed practice atau latihan distribusi adalah suatu latihan
yang diselingi dengan waktu istirahat”. Metode latihan distributed practice pada prinsipnya merupakan
pengaturan giliran praktik latihan, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara berselang-seling antara waktu latihan dan waktu istirahat. Waktu istirahat
merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam metode distributed practice. Andi Suhendro 1999: 3.58 menyatakan, “Penggunaan waktu istirahat
commit to user 35
secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian bagian penting di dalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang
cukup”. Pendapat lain dikemukakan Sugiyanto Sudjarwo 1992: 284 bahwa, Waktu istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai mencapai
kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Yang penting adalah mengatur agar rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan
secara cukup, atau tidak kurang atau tidak berlebihan. Metode latihan distributed practice merupakan metode latihan yang
mempertimbangkan waktu istirahat sama pentingnya dengan waktu untuk praktik latihan. Waktu untuk istirahat bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi
merupakan bagian penting di dalam proses latihan keterampilan. Waktu istirahat di antara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Dengan istirahat
yang cukup di antara waktu latihan memungkinkan kondisi atlet pulih dan lebih siap untuk melakukan kerja atau latihan berikutnya.
b. Pelaksanaan Latihan Tendangan Lambung dengan Metode Distributed Practice