commit to user 62
8.5
3.1 3.8
4.4
2 4
6 8
10
A1B1 1 A1B2 2
A2B1 3 A2B2 4
Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan sepakbola antara Kelompok Perlakuan
Keterangan: a
1
b
1
: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai panjang a
1
b
2
: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai pendek a
2
b
1
: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai panjang
a
2
b
2
: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai pendek
B. Mencari Reliabilitas
Tingkat reliabilitas hasil tes ketepatan menendang bola melambung dalam permainan sepakbola diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes
awal dan tes akhir ketepatan menendnag bola melambung dalam permainan sepakbola dalam penelitian sebagai berikut:
commit to user 63
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan sepakbola
Hasil Tes Reliabilitas
Kategori Tes awal
0.73 Cukup
Tes akhir 0.89
Tinggi Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut,
menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B.1992: 15 sebagai berikut:
Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Validitas Reliabilitas
Obyektivitas Tinggi sekali
Tinggi Cukup
Kurang Tidak signifikan
0,80 – 1,0 0,70 – 0,79
0,50 – 0,69 0,30 – 0,49
0,00 – 0,29 0,90 – 1,0
0,80 – 0,89 0,60 – 0,79
0,40 – 0,59 0,00 – 0,39
0,95 – 1,0 0,85 – 0,94
0,70 – 0,84 0,50 – 0,69
0,00 – 0,49
C. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.
Kelompok N
Prob L
o
L
t
Kesimpulan
A
1
B
1
A
1
B
2
A
2
B
1
A
2
B
2
10 10
10 10
0,05 0,05
0,05 0,05
0.1863 0.1898
0.1887 0.2136
0,258 0,258
0,258 0,258
Distribusi normal Distribusi normal
Distribusi normal Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa L
o
L
t
. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang
commit to user 64
berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Homogenitas
Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet. ∑
Kelompok N
i
S
2
X
2 hit
X
2 tabel
Kesimpulan
4 10
58.407 1.349
7.81 Homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X
2 hit
lebih kecil dari pada X
2 tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur
analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata
setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada
beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel berikut ini:
Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Ketepatan Menendang Bola Berdasarkan Metode Latihan dan Panjang Tungkai Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.
commit to user 65
Variabel penelitian Rerata
A
1
A
2
B
1
B
2
B
1
B
2
Sebelum Sesudah
13.00 21.50
11.80 14.90
16.20 20.00
12.60 17.00
Peningkatan 8.50
3.10 3.80
4.40 Tabel 9. Ringkasan Analisis Anava dua jalur.
Sumber Varians dk
Jk RJk
Fo Ft
rerata lat 1
980.10 980.10
A 1
57.60 57.60
10.83 4.11
B 1
28.90 28.90
5.44 AB
1 90.00
90.00 16.93
Kekeliruan 36
191.40 5.32
1348.00
Keterangan : : Hasil Analisis F
ditolak A
: Metode Latihan Massed practice dan Distributed practice B
: Proprsi tungkai Tungkai panjang dan Tungkai pendek AB : Interaksi antara metode latihan dengan panjang tungkai
Tabel 10. Hasil Uji Rentang Newman Keuls setelah Anava. KP
Rerata A
1
B
2
A
2
B
1
A
2
B
2
A
1
B
1
3,10 3,80
4,40 8,50
0,70 1,30
5.40 0,60
4.70 4.10
A
1
B
1
8,50 Keterangan : signifikan pada P 0,05
Keterangan: a
1
b
1
: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai panjang a
1
b
2
: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai pendek a
2
b
1
: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai panjang
a
2
b
2
: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai pendek
1. Pengujian Hipotesis Pertama
commit to user 66
Metode latihan massed practice dan distributed practice dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan
ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. Dari hasil
penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F = 10.83 lebih besar dari F
t
= 4,11 F
F
t
pada taraf signifikansi 5. Ini berarti hipotesis nol H ditolak.
Hasil ini menunjukkan, metode latihan massed practice dan distributed practice terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan ketepatan menendang
bola dalam permainan sepakbola. Dengan selisih perbedaan peningkatan 1.70 lebih besar pada metode latihan massed practice.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan panjnag tungkai pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 hasil penelitian ini menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan terhadap ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F
= 5.44 lebih besar dari F
t
= 4,11 F F
t
pada taraf signifikansi 5. Ini artinya hipotesis nol H
ditolak. Hasil ini menunjukkan antara siswa yang memiliki tungkai panjang dan siswa yang memiliki tungkai pendek terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola. Siswa yang memiliki tungkai panjang lebih baik daripada siswa yang memiliki tungkai
pendek, dengan selisih perbedaan 2.40.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Pengaruh interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor menunjukkan ada interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai. Dari
hasil penghitungan diperoleh nilai F = 16.93 ternyata lebih besar dari F
t
= 4,11 F
F
t
pada taraf signifikansi 5 sehingga H ditolak. Dengan demikian dapat
commit to user 67
disimpulkan, metode latihan dan panjang tungkai memiliki pengaruh interaksi terhadap ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.
Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: 1 ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan massed practice dan
distributed practice terhadap ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. 2 ada perbedaan
pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan menendang bola antara siswa yang memiliki tungkai panjang dan siswa yang memiliki tungkai pendek pada siswa
siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. 3 ada pengaruh interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap
ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan
secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Massed Practice dan Distributed Practice terhadap Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan
Sepakbola
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan pengaruh antara metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap
ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. Kelompok siswa yang diberi perlakuan metode
latihan massed practice mempunyai peningkatan lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan metode latihan distributed practice.
Metode massed practice menuntut pengulangan gerakan secara terus menerus. Dengan melakukan pengulangan tendangan secara terus menerus, maka suatu
keterampilan akan lebih cepat dikuasai. Semakin banyak melakukan pengulangan gerakan, maka gerakan keterampilan yang dipelajari dapat dilakukan secara
commit to user 68
otomatis dan reflektif. Sedangkan metode latihan distributed practice latihan dilakukan secara berselang seling antara waktu latihan dan waktu istirahat. Hal ini
akan berdampak menurunnya keterampilan yang telah dikuasai pada saat istirahat. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo
sebesar 10.83 Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 1.70 Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh metode
latihan massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran
Boyolali tahun 2010, dapat diterima kebenarannya.
2. Perbedaan Ketepatan Menendang Bola antara Siswa yang Memiliki Tungkai Panjang dan Siswa yang Memiliki Tungkai Pendek
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan pengaruh signifikan ketepatan menendang bola antara siswa yang memiliki
tungkai panjang dan siswa yang memiliki tungkai pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. Siswa yang memiliki
tungkai panjang memiliki ketepatan menendang bola yang lebih baik daripada siswa yang memiliki tungkai pendek. Karena tungkai yang panjang memiliki
jangkauan atau ayunan yang panjang. Secara biomekanika, ayunan kaki yang panjang akan membantu gerakan tendangan lebih maksimal. Sedangkan tungkai
pendek jangkauan atau ayunan kakinya tidak jauhpanjang, sehingga pada saat menendang bola ayunan kakinya kurang maksimal.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo 5.44 Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 2.40. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan peningkatan ketepatan menendang bola antara siswa yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki
tungkai pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010, dapat diterima kebenarannya.
commit to user 69
3. Pengaruh Interaksi antara Metode Latihan dan Panjang Tungkai terhadap Ketepatan Menendang Bola
Dari tabel 10 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel
sebagai berikut: Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama
terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola
A1 A2
Rerata A1 - A2
B1 8.50
3.80 6.15
4.70
B2 3.10
4.40 3.75
-1.30
Rerata 5.80
4.10 4.95
1.70
B1 - B2 5.40
-0.60 2.40
8.5
3.8 3.1
4.4 2
4 6
8 10
A1 A2
B1 B2
Grafik 3. Interaksi Metode Latihan dan Panjang Tungkai Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, bentuk garis perubahan
besarnya nilai peningkatan ketepatan menendang bola yaitu berpotongan, sehingga ada interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai. Dengan
demikian dalam menerapkan metode latihan ketepatan menendang bola perlu mempertimbangkan panjang tungkai yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki
tungkai panjang lebih cocok diberi metode latihan massed practice, hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat tabel Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan
Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola yang menunjukkan bahwa A1B1 dengan hasil 8.50 lebih baik hasinya daripada A2B1
commit to user 70
dengan hasil 3.80. Sedangkan siswa yang memiliki tungkai pendek lebih cocok diberi metode latihan distributed practice, hal tersebut dapat dibuktikan dengan
melihat tabel Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola yang menunjukkan bahwa
A2B2 dengan hasil 4.40 lebih baik hasilnya daripada A1B2 dengan hasil 3.10. Karena siswa yang memiliki tungkai panjang memiliki peningkatan ketepatan
menendang bola yang lebih besar lebih besar daripada siswa yang memiliki tungkai pendek sebesar 2.40. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada
pengaruh interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah
Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010, dapat diterima kebenarannya.
commit to user 71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan ketepatan menendang
bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. nilai Fo 10.83 Ft 4.11.
2. Ada perbedaan peningkatan ketepatan menendang bola yang signifikan antara siswa yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai
pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. nilai Fo 5.44 Ft 4.11
3. Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-
15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. nilai Fo 16.93 Ft 4.11.
a. Metode latihan massed practice lebih cocok bagi siswa yang memiliki tungkai panjang.
b. Metode latihan distributed practice lebih cocok bagi siswa yang memiliki tungkai pendek.