seksual adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar danatau tidak disukai,
pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersil danatau tujuan tertentu. Mengenai hukuman bagi pelaku, ditegaskan dalam pasal 46 UU
PKDRT ini yang menyatakan para pelaku pemaksaan hubungan seksual dalam rumah tangga diancam hukuman pidana yakni pidana penjara paling lama 12 dua
belas tahun atau denda paling banyak Rp 36.000.000 tiga puluh enam juta rupiah http:www.lbh-apik.or.idfact-60.htm.
e Komersialisasi Kekerasan tipe ini merupakan kekerasan dimana adanya unsure
pengambilan keuntungan materi secara sepihak oleh pelaku kekerasan terhadap korban baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Komersialisasi itu bisa berupa : 1 Perlakuan menjadi buruh anak , contoh : menjadi buruh pabrik, PRT, Jermal
2 Prostitusi 3 Perdagangan
3. Aspek-Aspek Kekerasan Pada Anak
Kekerasan yang terjadi pada anak bermacam-macam jenis kasusnya, sehingga perlu pembatasan mengenai dan jenis-jenis kekerasan. Kekerasan terhadap anak
dibagi dalam 4 bagian utama, yaitu kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan karena diabaikan dan kekerasan emosi. Kekerasan fisik adalah apabila anak-anak
disiksa secara fisik dan terdapat cedera yang terlihat pada badan anak akibat adanya kekerasan itu. Kekerasan ini dilakukan dengan sengaja terhadap badan
anak. Kekerasan seksual adalah apabila anak disiksadiperlakukan secara seksual dan juga terlibat atau ambil bagian atau melihat aktivitas yang bersifat seks
dengan tujuan pornografi, gerakan badan, film, atau sesuatu yang bertujuan mengeksploitasi seks dimana seseorang memuaskan nafsu seksnya kepada orang
lain. Kekerasan karena diabaikan menurut Akta Perlindungan Anak sebagai kegagalan ibu bapak untuk memenuhi keperluan utama anak seperti pemberian
makan, pakaian, kediaman, perawatan, bimbingan, atau penjagaan anak dari
Universitas Sumatera Utara
gangguan penjahat atau bahaya moral dan tidak melindungi mereka dari bahaya sehingga anak terpaksa menjaga diri sendiri dan menjadi pengemis. Kekerasan
emosi adalah sekiranya terdapat gangguan yang keterlaluan yang terlihat pada fungsi mental atau tingkah laku, termasuk keresahan, murung, menyendiri,
tingkah laku agresif atau mal development. Dari pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa kekerasan adalah segala tindakan yang dilakukan terhadap anak baik fisik
maupun psikis yang merugikan anak, ataupun karena diabaikan.
4. Sumber-Sumber Pemicu Kekerasan pada Anak
Faktor-faktor penyebab yang menjadi stimulus kekerasan bullying adalah feodalisme senioryunior, pubertas pada masa remaja pencarian jati diri, krisis
identitas, kekerasan dalam rumah tangga KDRT, ataupun kekerasan disekolah. Sumber-sumber pemicu kekerasan terhadap anak bermacam-macam factor
pencetusnya. Diantaranya:
A. Kemiskinan
Kemiskinan adalah salah satu faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak. Dengan keadaan ekonomi yang memprihatinkan, banyak kebutuhan-
kebutuhan anak menjadi tidak bisa terpenuhi. Sehingga anak terpaksa atau dipaksa berkerja untuk mencari nafkah. Kemiskinan, menurut kajian KPAID, adalah juga
akar dari masalah trafficking dalam Hadi Supeno, 2007. Karena kemiskinan, banyak orang tua memaksa anaknya bekerja. Lebih ironis lagi, menjadikan anak
sebagai pekerja seks komersial. Pernikahan anak dibawah umur, yang akhir-akhir ini, banyak terdengar, juga
disinyalir bermula dari keadaan ekonomi. Pernikahan dilakukan dengan iming- iming akan memberikan sesuatu bagi keluarga orang tua si anak. Kemiskinan
kemungkinan mempunyai korelasi dengan intensitas perlakuan kekerasan. Asumsi ini diperkuat dengan fakta dilapangan bahwa sejak krisis ekonomi melanda
Indonesia, angka kekerasan kepada anak juga meningkat. Data yang perlu dicatat pula bahwa, jumlah anak yang masuk ke Panti Asuhan, dan anak jalanan semakin
Universitas Sumatera Utara
meningkat pula. Anak-anak yang tinggal dipanti asuhan dan yang hidup dijalanan sudah dapat dipastikan adalah korban kekerasan. Pekerja anak dibawah umur,
anak-anak yang dipekerjakan sebagai PSK dan kasus pedofilia, biasanya berasal dari keluarga miskin, atau tidak memiliki keluarga. Bisa juga karena anak dari
hasil hubungan gelap yang tidak diakui oleh orang tua mereka, dibuang begitu saja oleh orang tuanya dengan maksud menghindar dari tanggung jawab moral
dan hukum. Ada sebagian dari anak ini yang mengalami cacat fisik, karena sejak dalam kandungan anak ini tidak diharapkan, sehingga orang tuanya berupaya
segala cara untuk menggugurkannya.
B. Stres
Banyak teori yang berusaha menerangkan bagaimana kekerasan dapat terjadi, salah satu di antaranya teori yang berhubungan dengan stress dalam keluarga
family stress dalam Indra Sugiarno. Stres dalam keluarga bisa berasal dari anak, orang tua, atau situasi tertentu.
a. Stres berasal dari anak misalnya anak dengan kondisi fisik, mental, dan perilaku yang terlihat berbeda dengan anak pada umumnya. Bayi dan usia
balita, serta anak dengan penyakit kronis atau menahun juga merupakan salah satu penyebab stres.
b. Stres yang berasal dari orang tua misalnya orang tua dengan gangguan jiwa psikosis atau neurosa, orang tua sebagai korban kekerasan di masa lalu,
orang tua terlampau perfek dengan harapan pada anak terlampau tinggi, orang tua yang terbiasa dengan sikap disiplin.
c. Stres berasal dari situasi tertentu misalnya terkena PHK pemutusan hubungan kerja atau pengangguran, pindah lingkungan, dan keluarga sering
bertengkar.
C. Pengetahuan orang tuapengasuh yang kurang
Pengatahuan atau skill orang tuapengasuh sangat berpengaruh pada bagaimana cara berinteraksi dengan anak. Kebanyakan kasus kekerasan kepada anak banyak
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena ketidak tahuan orangtuapengasuh. Orangtua yang tidak mengetahui bagaimana cara pengasuhan yang baik, kemungkinan menganggap
bahwa, hukuman fisik, ataupun psikis yang kelewatan, itu biasa-biasa saja. Orangtua kadang tidak mengerti batas-batas kekerasan yang dilakukan terhadap
anaknya yang bisa ditolerir. Bagaimanapun juga, usia anak adalah usia imitasi yang sangat dominan. Dengan perlakuan orangtuapengasuh yang salah, dia akan
mengidentifikasikan dirinya sesuai dengan objek imitasi yang dilihatnya.
D. Dororongan Seksual yang tidak terkendali
Kekerasan terhadap anak yang sangat memprihatinkan adalah kekerasan seksual. Kekerasan seksual ini akan mengakibatkan trauma yang mendalam.
Biasanya anak yang mengalami trauma kekerasan seksual, akan menjadi pelaku kekerasan seksual, ini merupakan sebuah mata rantai yang harus diputus demi
keselamatan generasi. Kekerasan seksual ini lebih banyak dilakukan oleh orang- orang dekat anak. Kasus-kasus terakhir, lebih banyak dilakukan incest oleh
orangtua kepada anaknya, ataupun orangtua kepada anak tirinya, paman, kakek, kakak ataupun yang lain, mempunyai hubungan dekat dengan anak. Kekerasan
seksual kepada anak ini semakin meningkat, seperti yang dilaporkan pada kejadian di Amerika Oprah, Metro TV, Tanggal 11 April 2009, jam 11 WIB.
Kasus yang terungkap hanya sebagian kecil dari kasus yang sebenarnya fenomena gunung es, bahkan pemunculan kasus baru melebihi jumlah kasus
yang bisa ditangani.
E. Keberadaan anak yang tidak diinginkan
Anak yang tidak diinginkan oleh orangtuanya, adalah salah satu dari korban kekerasan. Orangtua yang tidak mengharapkan kehamilannya, sejak masih dalam
kehamilan, akan melakukan segala cara untuk melenyapkan si anak. Fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah penghuni panti asuhan kebanyakan adalah anak yang
tidak diketahui keberadaan orangtuanya.
Universitas Sumatera Utara
5. Kekerasan Pada Anak Menurut UU Perlindungan Anak