Analisis Data .1 Tema Berita

4.1 Analisis Data 4.1.1 Tema Berita Dalam kategori berikut ini peneliti melakukan penghitungan untuk mencari tema apa yang paling sering muncul dalam harian Medan Pos edisi Tahun 2013. Berikut merupakan tabel hasil penghitungannya : Tabel 4.1 Tema yang sering muncul Sumber : Hasil pengkodingan Berdasarkan tabel tersebut, dapat kita lihat bahwa tema berita kekerasan terhadap anak yang paling sering dimunculkan dalam Harian Medan Pos edisi Tahun 2013 adalah tema pelecahan seksual yaitu sebanyak 11 item berita atau persentase sebesar 64.70 . Selain pelecehan seksual, tema penganiayaan sebanyak 3 berita atau persentasenya 17.64 , tema pembunuhan sebanyak 2 berita atau persentasenya 11.76 dan tema berita yang tidak jelas dengan isi beritanya sebanyak 1 berita atau persentasenya 5.88 . Dapat dikatakan bahwa secara garis besar, tema-tema berita tentang kekerasan terhadap anak yang disajikan dalam Harian Medan pos adalah tema tentang pelecehan seksual. Tingkat reliabilitas dalam kategori tema berita ini adalah 0,99. No Tema Frekuensi 1 Pelecehan Seksual 11 64.70 2 Penganiayaan 3 17.64 3 Pembunuhan 2 11.76 4 Tidak Jelas 1 5.88 Jumlah 17 100 Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Dramatisasi

Peneliti melihat terdapat beberapa berita yang memiliki dramatisasi di dalam isi berita tersebut. Hasil penghitungan yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Dramatisasi Berita Sumber : Hasil pengkodingan Biasanya setiap berita yang menginginkan perhatian banyak pembaca menggunakan dramatisasi sebagai daya tariknya. Dalam penelitian ini sendiri ditemukan beberapa berita yang menggunakan dramatisasi. Misalnya pada berita nomor 3 paragraf ke 2 yang bertuliskan “Xia Bao bayi Xuzhaou, Cina Timur mendapatkan serangan membabi buta dengan gunting dari ibunya sendiri hanya karena ia menggigit puting si ibu ketika tengah menyusu”. Penggunaan kata membabi buta terkesan terlalu berlebihan dan ini menimbulkan kesan yang mengerikan kepada pembaca. Tetapi dari semua berita yang diteliti baik yang di dramatisasi atau pun tidak di dramatisasi, terdapat kesimbangan karena tidak semua berita yang memaksa pembaca berada pada posisi kesal karena adanya kata-kata yang berlebihan. Tingkat reliabilitas dalam kategori dramatisasi berita ini adalah 1,0.

4.1.3 Kesesuaian Judul dan Isi

Berita yang harus mempunyai substansi judul yang sesuai dengan isi berita tersebut. Maka dari itu peneliti menganalisis kesesuaian judul dan isi dengan hasil sebagai berikut : No Dramatisasi Frekuensi 1 Dramatisasi 9 52.94 2 Tidak Dramatisasi 8 47.05 Jumlah 17 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Kesesuaian Judul dan Isi Sumber : Hasil pengkodingan Berdasarkan tabel di atas, hanya ada satu berita yang tidak sesuai dengan judulnya yaitu berita yang berjudul “ 7 bayi TKW dideportasi dari Malaysia “. Judul mencatum kan ada tujuh bayi yang dideportasi tetapi pada isi berita lebih banyak membahas orang tua bayi tersebut dari pada berfokus pada perlindungan anak. Saat peneiliti membaca judulnya ini di kategorikan sebagai salah satu kekerasan terhadap anak, yang tidak menghormati hak azasi manusia. Selain dari pada berita mengenai deportasi bayi tersebut, berita lainnya memiliki kesesuain judul terhadap isi berita. Salah satu contoh berita yang sesuai dengan judulnya adalah “ Anak Pendeta Diduga Cabuli Anak Dibawah Umur “, berita ini menjelaskan secara terperinci tentang judul yang sudah dipaparkan. Secara keseluruhan, tingkat reliabilitas dalam kesesuaian judul dan isi berita 1,0.

4.1.4 Cek dan Ricek

Dalam sebuah berita seorang wartawan dianjurkan untuk melakukan cek dan ricek dilapangan dengan menggali informasi lebih dalam lagi melalui pihak berwenang sehingga pernyataan yang tedapat didalam berita jelas objektivitasnya. Berikut adalah tabel hasil tentang cek dan ricek berita yang telah di teliti : No Kesesuain Judul dan Isi Frekuensi 1 Sesuai Judul dan Isi 16 94.11 2 Tidak Sesuai Judul dan Isi 1 5.88 Jumlah 17 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Cek dan Ricek Sumber : Hasil pengkodingan Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa berita yang telah melalui proses cek dan ricek lebih banyak dibandingkan yang tidak cek dan ricek. Pada berita yang berjudul “Iming-imingi Wanita, Polisi Bekuk Pemerkosa”, tertera bahwa Kanit Reskrim Polsek Metro Cengkareng AKP Khori, memberikan pernyataan, yaitu “tersangkan kita pancing dengan iming-iming seorang perempuan yang ingin berkenalan, dan mengajak dia kencan. Dan ternyata pancingan ini ampuh”. Pernyataan resmi tersebut dijadikan dasar pembuatan berita oleh wartawan. Tidak seperti berita yang berjudul “ Sadis, Ibu Gunting Wajah Bayinya Karena Menggigit”, yang tidak memiliki pernyataan dari pihak berwenang. Secara keseluruhan, tingkat reliabilitas dalam cek dan ricek 0,9.

4.1.5 Cover Both Side

Media memberitakan secara berimbang dimana semua pihak yang berhubungan dengan pemberitaan mendapat kesempatan setara. Berikut adalah tabel analisis tentang cover both side : No Cek dan Ricek Frekuensi 1 Cek dan Ricek 13 76.47 2 Tidak Cek dan Ricek 4 23.52 Jumlah 17 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Cover Both Side Sumber : Hasil pengkodingan Peneliti menemukan bahwa masih banyak berita yang tidak cover both side, dari 17 berita hanya yang memenuhi syarat tentang cover both side. Pada berita nomor 2 tidak dilakukannya wawancara terhadap pihak tersangka dalam kasus pencabulan anak dibawah umur, dari awal berita samapai akhir berita hanya berdasarkan keterangan dari pihak berwenang. Begitu pula pada berita nomor 10 yang juga tidak cover both side, yang tidak mewawancarai terdakwa. Hanya ada empat berita yang cover both side, salah satunya adalah: berita nomor 11. Tertera pernyataan dari semua pihak: “ Saya membuang di rumah yang letaknya dekat kuburan dengan harapan anak saya ada yang membuangnya “, tutur Dalimah pernyataan pihak terdakwa. “ Terbukri secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidan pembunuhan anak dan menyembunyikan mayat dengan maksud menyembunyikan kelahirannya “ putus majelis pernyataan pihak berwenang. Secara keseluruhan, tingkat reliabilitas dalam cover both side 0,8.

4.1.6 Faktualitas

Faktualitas diartikan apakah ada percampuran antara fakta dan opini misalnya, dengan penggunaan kata-kata kesannya, tampaknya, diperkirakan, seakan-akan, agaknya, diramalkan,dsb. Penelitian berdasarkan kategori faktualitas memliki hasil sebagai berikut : No Cover Both Side Frekuensi 1 Cover Both Side 4 23.52 2 Tidak Cover Both Side 13 76.47 Jumlah 17 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Faktualitas Sumber : Hasil pengkodingan Hasil pengkodingan menyatakan sebagian dari kumpulan berita yang di teliti memiliki data yang tidak faktual, mengandung opini dari wartawan itu sendiri. Pada berita nomor 4, kata cabuli merupakan opini si penulis dan tidak sesuai fakta dari narasumber yang mengatakan kerap disetubuhi. “ Pria beristri, HN25, warga Dusun Sungai Rakyat, Kec. Pane Tengah, Kab Labuhan batu, ditangkap petugas Subdit Renakta Ditreskrim Polda Sumut dari rumahnya di Lauhan Batu, Senin 29 kemarin karena “ mencabuli “ gadis belia sebut saja namanya Bella 17 warga jalan Bromo Medan “. “ Antara korban dengan tersangka sebenarnya pacaran. Sewaktu pacaran itu , korban “ kerap disetubuhi “ tersangka. Namun, belakangan korban mengetahui kalau tersangka telah memiliki istri di Labuhan Batu. Karenanya, peristiwa yang dialami korban dilaporkannya ke orang tuanya HD” terang sumber di Subdit Renakta Poldasu. Secara keseluruhan, tingkat reliabilitas dalam faktualitas berita 1,0. . No Faktualitas Frekuensi 1 Faktual 9 52.94 2 Tidak Faktual 8 47.05 Jumlah 17 100 Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan