2.2.5. Analisis isi
Analisis isi content analysis menurut Jalaluddin Rakhmat, merupakan suatu metode untuk mengamati dan mengukur isi komunikasi. Analisis isi sering
dipakai untuk mengkaji pesan-pesan media. Sedangkan Kripendorff, mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian untuk membuat
inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicable dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.Warner J. Severin dan James W. Tankard menyatakan
bahwa analisis isi adalah sebuah metode analisis isi pesan berita secara sistematis.Analisis ini adalah alat untuk menganalisis pesan dari komunikator
tertentu. Gagasan untuk menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian muncul
dari gagasan Benard Berelson.Berelson mendefinisikan analisis isi dengan: Content Analysis is a research technique for the objective, systematic and
quantitative description of the manifest content of communication. Analisis isi didefinisikan sebagai suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis
komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Prinsip sistematik diartikan bahwa ada perlakuan prosedur yang sama
pada semua isi yang dianalisis. Peneliti tidak dibenarkan melakukan analisa hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada
keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diteliti yang telah ditetapkan dalam pemilihan populasi dan sampel. Prinsip objektif, yaitu hasilnya tergantung pada
prosedur penelitian bukan pada orangnya. Yaitu dengan ketajaman kategorisasi yang ditetapkan, sehingga orang lain dapat menggunakannya. Prinsip kuantitatif
berarti mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Sementara, isi yang nyata diberi pengertian, yang
diteliti dan dianalisis hanyalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang dirasakan oleh si peneliti.
Metode analisis isi pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk
Universitas Sumatera Utara
mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. Analisis isi dapat digunakan untuk mempersoalkan
seberapa besar atau seberapa sering media massa memberikan poin pemberitaan terhadap suatu peristiwa atau pihak-pihak yang terlibat di dalam peristiwa
tersebut. Analisis isi juga dapat digunakan untuk melakukan perbandingan dengan
media lain yang sejenis, untuk mengidentifikasi apa dan siapa yang tidak dimuat dalam pemberitaan, adanya favoritisme atau bias berita.Penggunaan metode
analisis isi tidak berbeda dengan penelitian kualitatif lainnya. Hanya saja karena teknik ini dapat digunakan pada pendekatan yang berbeda baik kuantitatif
maupun kualitatif, maka penggunaan analisis isi tergantung pada kedua pendekatan itu. Analisis isi yang sifatnya kuantitatif hanya mampu mengetahui
atau mengidentifikasi manifest message pesan-pesan yang tampak dari isi media yang diteliti. Prinsip analisis isi kuantitatif yang selama ini diterapkan adalah
prinsip objektivitas yang diukur dari pembuatan atau penyusunan kategorisasi. Sedangkan analisis isi yang sifatnya kualitatif tidak hanya mampu
mengidentifikasi pesan-pesan manifest, melainkan juga latent massage dari sebuah dokumen yang diteliti. Dengan kata lain, analisis isi media secara kualitatif
akan lebih mendalam dan detail dalam memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks sosial realitas yang terjadi. Untuk klasifikasi
jenis analisis isi, Janis 1965 yang dikutip Krippendorff mengajukannya sebagai berikut:
1. Analisis isi pragmatis; prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut sebab atau akibatnya yang mungkin.
2. Analisis isi semantik; prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut maknanya. Anakisis isi semantik dapat dibagi lagi dalam tiga hal yaitu:
a. Analisis penunjukan designation yang menggambarkan frekuensi
seberapa sering objek tertentu dirujuk.
Universitas Sumatera Utara
b. Analisis pensifatan attribution menggambarkan frekuensi seberapa sering
karakteristik tertentu dirujuk. c.
Analisis pernyataan assertions menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakteristikan secara khusus. Analisis ini disebut
juga analisis tematik. 4.
Analisis sarana tanda sign-vehicle; prosedur yang mengklasifikan isi menurut sifat psiko-fisik dari tanda.
2.2.5.1. Unit Analisis Isi
Unit analisis isi adalah sesuatu yang akan dianalisis. Jika survei, unit analisis adalah individu atau kelompok individu, sedangkan analisis isi unit
analisisnya adalah teks, pesan atau medianya sendiri. Secara umum beberapa unit analisis dalam analisis isi adalah :
Agar diperoleh ketegorisasi yang reliabel sejauh mana kategorisasi dapat dipercaya atau dipercaya diandalakan bila digunakan untuk darin satu kali
mengukur fenomena yang sama, maka perlu dilakukan uji reliabilitas.
2.2.5.2. Definisi Operasional
Dalam analisis isi, validitas metode dan hasil-hasilnya sangat tergantung dari kategori-kategori yang dibuat. Untuk mempermudah menganalisa isi media
yang akan diteliti, diperlukan kategorisasi. Yaitu:
Objektivitas pemberitaan adalah penyajian berita yang benar dan tidak
berpihak yang mengacu pada dimensi truth yakni sifat fakta Factualness. Ada
dua sifat fakta yaitu fakta sosiologis, berita yang bahan bakunya berupa peristiwa kejadian nyatafactual.Fakta psikologis,berita yang bahan bakunya berupa
interpretasi subjektifpernyataan opini terhadap fakta kejadiangagasan.
Cek dan Ricek adalah mengkonfirmasimenguji kebenaran dan ketepatan
fakta kepada subjek, objek atau saksi berita sebelum disajikan.
Universitas Sumatera Utara
Cover both sided adalah menyajikan dualebih gagasantokoh atau pihak-
pihak yang berlawanan secara bersamaan.
Pencampuran fakta dan opini adalah masuknya opinipendapat pribadi
wartawan kedalam berita fakta yang disajikan
Kesesuaian judul dan isi : Substansi judul berita sesuai dengan isitubuh
berita.
Dramatisasi adalah penyajian fakta secara tidak proporsional sehingga
memunculkan kesan berlebihan menimbulkan kesan ngeri,kesal, jengkel, senang
dan sejenisnya 2.2.6. Kekerasan Terhadap Anak
Kekerasan terhadap anak merupakan semua bentuk tindakan perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual,
penelantaran, ekploitasi komersial atau eksploitasi lainnya, yang mengakibatkan ciderakerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan
hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggungjawab.
1. Pengertian Kekerasan