Hambatan Penjaminan Kredit di Indonesia

dan akan langsung membayarkan fee kepada perusahaan penjaminan kredit yang merupakan kewajiban debitur sebagai terjamin, 6. permohonan akan diakhiri dengan dikeluarkannya sertifikat oleh perrusahaan penjaminan kredit yang masa berlakunya sama dengan masa berlaku kredit.

E. Hambatan Penjaminan Kredit di Indonesia

Perusahaan penjaminan kredit dapat meningkatkan dan mempertahankan kesinambungan pembiayaan dari sektor riil yang utamanya dilakukan untuk UMKMK. Sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dan berbasis ekonomi kerakyatan, maka pengembangan perusahaan penjaminan kredit merupakan suatu keharusan demi meningkatkan kegiatan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 64 Dukungan atas misi bergeraknya sektor riil yang dimotori UMKM maka kapasitas menjamin dari perusahaan penjamin di Indonesia perlu ditingkatkan, karena kapasitas yang tinggi yang didukung oleh permodalan yang besar yang merupakan hal yang mutlak untuk mendukung terwujudnya perusahaan penjaminan yang tangguh. Hal ini yang menjadi tantangan yang sangat besar bagi perusahaan penjaminan kredit di Indonesia. Guna menjawab tantangan ini, sebuah perusahaan penjaminan kredit harus senantiasa berinovasi menciptakan produk- produk penjaminan kredit yang layak dipasrkan marketable dan dapat menghasilkan pendapatan yang mendukung profitable untuk selanjutnya memperbesar kemampuan penjaminan. 65 64 Ibid., hlm.137. 65 Ibid., hlm.140-143. 1. Tantangan Operasional Selain permodalan yang menjadi tantangan adalah belum terbentuknya insurance minded di kalangan pelaku bisnis dan jasa penjaminan kredit serta belum adanya dukungan pemeringkatan pelaku usaha dalam memberikan pelayanan kelayakan penjaminan menyebabkan peran perusahaan penjaminan kredit di Indonesia belum optimal. Umumnya bila pelaku usaha telah merasa membayar sejumlah dana untuk jasa penjaminan kredit atau asuransi, maka terbesitlah pikiran bahwa kredit telah ada yang menjamin secara tidak langsung mengurangi semangat untuk tetap bertanggung jawab terhadap pelunasan kredit atau bahkan memunculkan itikad tidak baik.Hal ini perlu diatasi dengan mengoptimalkan pemasyarakatan fungsi penjaminan kredit di kalangan pengusaha, dan bahwa adanya penjaminan kredit tidak berarti pengusaha akan lepas tanggung jawab bila terjadi kredit macet. 2. Tantangan Kelembagaan Dari sisi kelembagaan, masih banyak kendala yang terjadi, diataranya adalah masalah landasan hukum yang kuat. Tidak sama dengan kondisi di banyak negara, pelaksanaan penjaminan kredit termasuk perusahaan penjaminan kredit di Indonesia belum memiliki landasan hukum yang kuat. Asuransi sebagai lembaga pengaliham risiko di Indonesia telah memiliki landasan hukum yang kuat berupa Undang-undang. Berbeda dengan penjaminan kredit yang hingga kini belum memiliki satu undang-undang yang secara khusus mengaturnya. Belum adanya dukungan pemerintah melalui komitmen tinggi yang dituangkan dalam regulasi untuk mendukung keberadaan lembaga penjaminan kredit dan peningkatan perannya bagi perekonomian Indonesia juga menjadi salah satu hambatan bagi penjaminan kredit di Indonesia. Hal penting yang juga merupakan tantangan bagi penjaminan kredit di Indonesia adalah kesamaan pasar beberapa perusahaan penjamianan kredit yang sangat membutuhkan mekanisme yang baik sehingga mendorong adanya persaingan usaha yang terbuka dan sehat antar perusahaan penjaminan kredit di Indonesia. BAB IV TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT SEBAGAI PENJAMIN UNTUK MENANGGULANGI RISIKO KREDIT MACET PADA KREDIT USAHA RAKYAT Studi Perum. Jamkrindo Cabang Medan A. Faktor Penyebab Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat KUR Kredit Usaha Rakyat adalah kredit pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM yang feasible tetapi belum bankable usaha yang memiliki prospek bagus namun belum pernah menerima fasilitas pembiayaan bank dan program pemerintah. KUR adalah kredit pembiayaan kepada UMKMK dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. Kredit Usaha Rakyat merupakan program pemerintah, namun sumber dana sepenuhnya berasal dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan kredit melalui lembaga penjaminan atas segala risiko yang mungkin dapat ditimbulkan oleh adanya pemberian kredit. Penjaminan risiko oleh Pemerintah disesuaikan dengan bidang usaha yang dijalankan pelaku usaha. Untuk sektor kelautan, perikanan, agribisnis, dan perindustrian penjaminan diberikan oleh pemerintah sebesar 80 sementara sisanya 20 ditanggung oleh bank pelaksana. Sementara itu untuk sektor perdagangan penjaminan diberikan pemerintah sebesar 70 dan sisanya 30 ditanggung bank pelaksana. 66 Kelebihan yang ditawarkan oleh KUR adalah kredit ini free premi karena premi telah dibayarkan oleh pemerintah. Namun demikian, hal itu tidak membuat Penjaminan KUR bertujuan untuk meningkatkan akses UMKMK pada sumber pembiayaan supaya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 66 Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Fenti, 9 April 2015. 86 KUR terlepas dari risiko kredit macet. Faktor penyebab terjadinya masalah dalam proses pengembalian kredit dari debitur kepada kreditur ini dapat terjadi baik karena faktor kreditur maupun dari debitur. Faktor yang dari debitur misalnya : 1. Nasabah menyalahgunakan kredit yang diperolehnya Setiap kredit yang diperoleh nasabah telah diperjanjikan tujuan pemakaiannya, sehingga nasabah harus mengguanakan kredit sesuai dengan tujuannya. Pemakaian kredit yang menyimpang misalnya kredit untuk pengangkutan dipergunakan untuk pertanian, akan mengakibatkan usaha nasabah gagal karena ada unsur spekulatif. 2. Nasabah kurang mampu mengelola usahanya Hal ini dapat terjadi karena nasabah kurang menguasai bidang usahanya yang diberi kredit, akibatnya usaha yang dibiayai dengan kredit tidak dapat berjalan dengan baik. 3. Nasabah beritikad tidak baik Ada sebagian nasabah mungkin jumlahnya tidak banyak yang sengaja dengan segala daya upaya mendapatkan kredit, tetapi setelah kredit diterima untuk kepentingan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Karena nasabah sejak awal tidak berniat mengembalikan kredit, walaupun dengan resiko apapun. Apalagi setelah mengetahui bahwa kredit tersebut adalah program pemerintah yang mana telah dijamin kreditnya di awal oleh pemerintah. 67 67 Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Fenti, 9 April 2015. Biasanya sebelum jatuh tempo kreditnya, nasabah sudah melarikan diri untuk menghindari tanggung jawab. 4. Unsur ketidak sengajaan Nasabah memiliki kemauan untuk membayar tetapi tidak mampu dikarenakan usaha dibiayai terkena musibah misalnya kebanjiran atau kebakaran. Secara umum suatu kredit dinyatakan Non Performing Loan NPL bila debitur tidak sanggup membayar kewajibannya sesuai perjanjian dan atau kewajibannya dapat diselesaikan namun usaha debitur ada kecenderungan memburuk. Kredit Non Performing Loan NPL dapat disebabkan oleh beberapa faktor, secara garis besar dikelompokkan dalam faktor intern, debitur, dan ekstern. Faktor intern meliputi persoalan kualitas analisis dan pengawasan kredit, sedangkan faktor ekstern meliputi perilaku debitur setelah memperoleh kredit dan perubahan iklim usaha. 68 1. Aspek yuridis Hukum Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya angsuran pokok beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah diperjanjikan bersama misalnya berdasarkan akad kredit yang dibuat dihadapan notaris publik. Untuk mengetahui penyebab default tersebut bisa dilihat dari prinsip studi kelayakan, diantaranya: Aspek ini melihat dari ketetapan legalitas yang dimiliki perusahaan yang akan memperoleh bantuan kredit. 2. Aspek pasar dan pemasaran Aspek ini meneliti strategi pemasaran yang digunakan investor untuk meraih pangsa pasar bagi produk atau jasa yang dibiayai dengan kredit bank tersebut. 68 Pustaka Bahan Kuliah, “Penyebab Kredit Macet”, http:pustakabakul.blogspot.com2 01307penyebab-kredit-macet.html diakses pada 20 April 2015. Sub aspek yang bisa didapatkan diantaranya luas dan bentuk pasar, pangsa pasar, saingan usaha, dan rencana pemasaran. 3. Aspek teknis Aspek ini pada dasarnya menilai sejauh mana kemampuan mengelola dan melaksanakan proyek dalam melaksanakan operasinya. Contohnya: pemilihan lokasi, sistem, bahan baku, proses produksi, dan lainnya yang berkaitan dengan teknis. 4. Aspek manajemen Aspek yang bertujuan melihat kemampuan dan kecakapan manajemen dalam melaksanakan proyek yang didapatkan dari pemberian kredit. Bagian ini terdiri dari struktur organisasi, job description dan lainnya. 5. Aspek keuangan Pada dasarnya bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen dalam mengelola bidang keuangan. Banyak hal yang menjadi komponen ini diantaranya: proyeksi arus kas, proyeksi penjualan, proyeksi laba atau rugi. 6. Aspek sosial-ekonomis Melihat proyek yang dibiayai memiliki value added yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makro ekonomis. Hal ini berkaitan dengan devisa, penerimaan pajak bagi negara, subsidi dari negara, Dampak lingkungan. Menurut Siswanto, Penyebab timbulnya kredit bermasalah diantaranya ketidaklayakan debitur kemudian faktor ekstern yang terdiri dari penurunan kondisi ekonomi moneter negara atau sektor usaha, debitur yang mengalami bencana alam kebakaran,banjir,gempa,dll dan peraturan pemerintah dapat menjadi sebab lain merosotnya kemampuan debitur mengembalikan kredit. B. Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat KUR di Perum Jamkrindo Cabang Medan Perum Jamkrindo adalah Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia, disingkat Perum Jamkrindo dahulu Perusahaan Umum Sarana Pengembangan Usaha, disingkat Perum Sarana, adalah perusahaan penjaminan kredit di Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN. Perusahaan ini mengambil fokus bisnis penjaminan kredit pada UMKMK. 69 Berangkat dari kondisi riil perkembangan koperasi yang masih cukup tertinggal dibandingkan dengan dua pelaku ekonomi lainnya BUMN dan Swasta, Pemerintah mendirikan Lembaga Jaminan Kredit Koperasi LJKK pada tahun 1970 yang dalam perkembangannya diubah menjadi Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi Perum PKK melalui Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tanggal 23 Desember 1981, yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tanggal 31 Mei1985. Seiring berjalannya waktu dan terkait dengan keberhasilan pelaksanaan fungsi dan tugas Perum PKK dalam mengembangkan koperasi melalui kegiatan Penjaminan Kredit, Pemerintah memperluas jangkauan pelayanan Perum PKK, menjadi tidak hanya terbatas hanya pada koperasi, tetapi juga meliputi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tanggal 7 November Tahun 2000 dan sekaligus merubah nama Perum PKK menjadi Perusahaan Umum Perum Sarana Pengembangan Usaha SPU. 69 Wikipedia, “Perum Jaminan Kredit Indonesia”, http:id.wikipedia.orgwikiJaminan_ Kredit_Indonesia diakses pada tanggal 20 April 2015. Pertengahan Mei 2008, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tanggal 19 Mei 2008 Perusahaan Umum Perum Sarana Pengembangan Usaha kembali diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Perum Jaminan Kredit Indonesia Perum Jamkrindo. Perubahan nama perusahaan tersebut terkait dengan perubahan bisnis perusahaan yang tidak lagi memberikan pinjaman secara langsung kepada UMKMK melalui pola bagi hasil, tetapi hanya terfokus pada bisnis penjaminan kredit UMKMK. Pada tahun 2008 juga, Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tanggal 26 Januari 2008 tentang Lembaga Penjaminan. Untuk melaksanakan Peraturan Presiden tersebut, Pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan, mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 222PMK.0102008 Tanggal 16 Desember 2008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit. Dengan regulasi dimaksud maka Perum Jamkrindo wajib memiliki ijin usaha sebagai Perusahaan Penjaminan Kredit. Menindaklanjuti PMK tersebut, Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan Menteri Nomor KEP-77KM.102009 Tanggal 22 April 2009 yang menetapkan izin usaha Perum Jamkrindo sebagai perusahaan Penjaminan Kredit. 70 1. Visi perusahaan Perum Jamkrindo memiliki Motto Solusi UMKMK menuju sukses dan visi misi sebagai berikut : Menjadi Perusahaan Penjaminan Terdepan yang Mendukung Perkembangan Perekonomian Nasional. 70 Perum Jamkrindo, “Sejarah Perum Jamkrindo”, http:www.jamkrindo.comtentang- kami diakses pada 20 April 2015. 2. Misi perusahaan Untuk mencapai cita-cita ideal perusahaan sebagaimana tersebut di atas, maka visi perusahaan dijabarkan dalam misi-misi yang merupakan Tridharma Jamkrindo sebagai berikut: a. Dharma Pertama Melakukan kegiatan penjaminan bagi perkembangan bisnis UMKM dan Koperasi b. Dharma Kedua Memberikan pelayanan yang luas dan berkualitas c. Dharma Ketiga Memberikan manfaat bagi stakeholders sesuai prinsip bisnis yang sehat Budaya Perusahaan Perum Jamkrindo terdiri dari 5 lima butir nilai-nilai budaya yang dianut perusahaan, budaya perusahaan Perum Jamkrindo disingkat dengan budaya TRUST, sebagai berikut: 1. Terpercaya Bekerja jujur dengan Integritas tinggi. 2. Respronsif Selalu tanggap menghadapi kebutuhan mitra usaha dan segenap Stakeholder. 3. Unggul Selalu meningkatkan profesionalisme demi pencapaian nilai tambah bagi perushaan. 4. Sehat Selalu bekerja dengan tekun untuk mendukung tata kelola perusahaan yang sehat. 5. Terkemuka Selalu terdepan dalam memberikan pelayanan dan kinerja untuk menjadi pemimpin dalam industri penjaminan Kredo perusahaan Perum Jamkrindo terdiri dari 5 lima butir sebagai berikut : 1. terpercaya dalam melaksanakan usaha penjaminan, 2. responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis, 3. unggul dan profesional dalam pelayanan, 4. sehat dalam tata kelola perusahaan, 5. terkemuka dalam memberikan kepuasan pelanggan. Perum Jamkrindo melaksanakan penjaminan kredit terhadap berbagai macam kredit bekerjasama dengan pihak perbankan. Salah satu pejaminan kredit yang dilakukan Perum Jamkrindo adalah penjaminan kredit terhadap KUR yang diberikan oleh Bank BRI. Penunjukan lembaga penjaminan kredit dapat ditunjuk sendiri oleh debitur dan disepakati oleh kreditur ataupun sudah ditentukan kreditur tergantung perjanjian kredit. Untuk KUR, lembaga penjaminan kredit telah ditentukan oleh Bank BRI. Adapun syarat untuk memperoleh penjaminan kredit adalah sebagai berikut: 1. debitur tidak sedang menerima program kredit dari perbankan maupun pemerintah, 2. debitur yang telah berumah tangga, tidak dapat mengajukan permohonan kredit sekaligus penjaminannya jikalau salah satu dari pasangannya telah memperoleh KUR. Persyaratan dokumen yang diperlukan antara lain: 1. semua dokumen legalitas pemohon, seperti Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, 2. dokumen legalitas pendirian usaha, misalnya bukti NPWP, SIUP, SKDU, dan sejenisnya, 3. agunan atau jaminan seperti BPKB, SPPT tanah, dan sertifikat. Sesuai dengan tujuan perbankan Indonesia menunjang pelaksanaan pembangunan Nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak, pemerintah mengeluarkan suatu program kredit terutama bagi pelaku UMKMK berupa KUR. KUR pada awal programnya merupakan suatu kredit yang tidak membutuhkan agunan sebagai syarat permohonannya dan telah dijamin langsung oleh pemerintah melalui lembaga penjamin dan asuransi yang telah ditunjuk pemerintah. Namun setelah beberapa waktu berjalan, banyak terjadi kasus kredit macet yang sangat berisiko bagi bank pelaksana sebab uang yang dikeluarkan merupakan dana bank karena pemerintah hanya menjamin kredit saja. 71 Banyaknya kasus kredit macet tersebut akhirnya membuat pemerintah untuk mengeluarkan adendum pada tahun 2013 agar dalam pemberian KUR tetap diperlukan pemberian jaminan atas kredit. Tanggung jawab pemerintah dalam kredit ini adalah dengan diberikannya jaminan pada bank melalui lembaga jaminan yang ditunjuk pemerintah salah satunya Perum Jamkrindo. Bagi debitur diberikan premi gratis yang mana telah diberikan pemerintah pada bank melalui Perum Jamkrindo. 72 71 Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Fenti, 9 April 2015. 72 Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Fenti, 9 April 2015. Keberadaan Perum Jamkrindo dalam perjanjian kredit sebagai lembaga penjaminan kredit dan adanya imbal jasa penjaminan yang telah dibayarkan di awal kredit oleh pemerintah dirahasiakan pihak bank dari debitur dengan tujuan agar debitur tidak merasa bahwa kredit yang diberikan padanya merupakan dana hibah sehingga nasabah tetap beritikad baik untuk melunasi kreditnya. 73 Perum Jamkrindo bertanggung jawab terhadap bank penyalur KUR dengan cara menutupi kredit macet dengan prinsip seperti memberikan dana talangan sembari pihak bank menunggu agunan debitur terjual ataupun terlelang. Penalangan dana kepada bank dilakukan untuk menekan Non Performance Loan bank agar kinerja bank tidak mundur dikarenakan kredit macet. 74 Kreditur sudah dapat berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya kredit macet ketika status kredit Kol 3 kolektibilitas 3. Kredit berstatus Kol 3 adalah kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 120 hari. Pemberian klaim atas kredit macet pada bank penyalur dilakukan secara langsung oleh Perum Jamkrindo kepada bank tanpa harus menunggu terjual atau terlelangnya agunan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan telah diberikannya dana jaminan kepada Perum Jamkrindo dari pemerintah guna pemberian klaim tersebut. Namun hal ini tidak membuat debitur lepas tanggung jawab karena kredit tersebut telah dijamin. Debitur tetap harus melunasi kreditnya. Jika tidak maka agunan debitur akan dijual atau dilelang oleh kreditur. 75 73 Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Fenti, 9 April 2015. 74 Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Fenti, 9 April 2015. Pengajuan permohonan klaim oleh kreditur kepada penjamin dalam hal ini adalah Perum Jamkrindo sudah dapat dilakukan jika status kredit Kol 4 75 Belajar Perbankan Online, “ Kolektibilitas kredit berdasarkan ketepatan pembayaran”, http:bankernote.comkolektibilitas-kredit-kolektibilitas-pinjaman diakses pada 21 April 2015. kolektibilitas 4. Kredit berstatus Kol 4 adalah kredit yang terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 180 hari. 76 Pertanggungjawaban Perum Jamkrindo dalam menanggulangi risiko kredit macet pada KUR disesuaikan dengan bidang usaha yang dijamin. Untuk bidang usaha sektor agribisnis, kelautan, perikanan, dan perindustrian Perum Jamkrindo bertanggung jawab 80 sesuai dengan outstanding terakhir tunggakan pokok yang tidak boleh melebihi platfond kredit. 20 sisanya ditanggung oleh bank penyalur kredit. Untuk bidang usaha perdagangan Perum Jamkrindo bertanggung jawab 70 sesuai dengan outstanding terakhir tunggakan pokok yang tidak boleh melebihi platfond kredit. 30 sisanya ditanggung oleh bank penyalur kredit. 77 Tidak semua KUR yang dapat diklaim oleh Perum Jamkrindo. Adapun kredit yang tidak dapat diklaim Perum Jamkrindo adalah sebagai berikut: 78 1. jika debitur ternyata sedang menikmati fasilitas kredit produktif ataupun kredit program pemerintah lainnya disaat yang sama menikmati KUR, 2. dalam satu keluarga terdapat lebih dari satu orang yang menikmati fasilitas KUR, 3. usaha yang tidak sesuai dengan yang terdapat dalam permohonan kredit dengan yang dijalankan di lapangan. Hal ini dianggap tidak kredit tepat sasaran sehingga tidak memperoleh hak klaim jika terjadi kredit macet. 76 Ibid. 77 Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Fenti, 9 April 2015. 78 Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Fenti, 9 April 2015.

C. Upaya Preventif Mencegah Terjadinya Kredit Macet

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

2 72 103

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

14 178 131

Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pada Bank (Studi Pada Bank Btn Cabang Pemuda Medan)

9 166 128

Tinjauan Yuridis terhadap Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Saat Terjadi Kredit Macet pada Bank Mandiri Medan (Studi pada Perum Jamkrindo Cabang Medan dan Kantor Wilayah I Bank Mandiri Medan)

0 8 162

Penjaminan Kredit Usaha Rakyat Oleh Perum Jamkrindo Cabang Denpasar.

0 0 14

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 11

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 1

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 38

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 4

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 3