Pengertian dan Unsur-unsur Kredit pada Perbankan

BAB II PERJANJIAN KREDIT PADA PERBANKAN

A. Pengertian dan Unsur-unsur Kredit pada Perbankan

Secara etimologi kata kredit berasal dari kata Romawi credere yang artinya percaya. Dalam bahasa Belanda istilahnya disebut vertrouwen, dalam bahasa Inggris believe atau trust, atau confidence yang artinya sama, yaitu percaya. Kepercayaan adalah unsur yang penting dan utama dalam pergaulan hidup manusia. Orang tidak dapat hidup dalam pergaulan bila tidak dipercaya lagi oleh orang lain. 16 OP. Simorangkir mengartikan kredit sebagai pemberian prestasi misalnya uang, barang dengan balas prestasi kontraprestasi yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Kehidupan ekonomi modern adalah prestasi uang, yang dengan demikian transaksi kredit menyangkut uang sebagai alat kredit. Kredit berfungsi koperatif antara si pemberi kredit dan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur. Mereka menarik kuntungan dan saling menanggung risiko. Kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen kepercayaan, risiko, dan pertukaran ekonomi di masa-masa mendatang. 17 Kredit dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati. 18 Mohammad Djuhmana, mengatakan bahwa intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan. Unsur lainnya adalah mempunyai pertimbangan tolong- 16 Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan pada Bank Bandung: Alfabeta, 2003, hlm. 92. 17 Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia Yogyakarta: Andi, 2000, hlm. 2. 18 Astiko, Manajemen perkreditan Yogyakarta: Andi, 1996, hlm. 5. 17 menolong. Selain itu, dilihat dari pihak kreditur, unsur penting dalam kegiatan kredit sekarang ini adalah untuk mengambil keuntungan dari modal dengan mengambil kontraprestasi sedangkan dipandang dari segi debitur, adalah adanya bantuan dari kreditur untuk menutupi kebutuhan yang berupa prestasi. Hanya saja antara prestasi dengan kontraprestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkannya. Kondisi ini mengakibatkan adanya risiko yang berupa ketidaktentuan, sehingga diperlukan suatu jaminan dalam pemberian kredit tersebut. 19 “Bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman hingga batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain. Black’s Law Dictionary memberikan pengertian kredit sebagai berikut: “The ability of a businessman to borrow money, or to obtain goods on time, in consequence of the favorable opinion held by the particular lender, as to his solvency and reliability.” Terjemahan bebasnya : “Kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang, atau memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya kehandalan dan kemampuan membayarnya”. Pasal 1 ayat 11 UU Perbankan dirumuskan definisi kredit sebagai berikut: 19 Mohammad Djuhmana, Hukum Perbankan di Indonesia Bandung: Citra Adytia Bhakti, 1993, hlm. 231. pinjam-meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. 20 Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa prestasi yang wajib dilakukan oleh debitur atas kredit yang diberikan kepadanya adalah tidak semata-mata melunasi utangnya tetapi juga disertai dengan bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. 21 1. cerukan overdraft, yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada hari akhir, Sementara itu, menurut ketentuan Pasal 1 ayat 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1415PBI2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga termasuk : 2. pengembalian tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang, dan 3. pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain. 22 Unsur esensial dari kredit bank adalah adanya kepercayaan dari bank sebagai kreditur terhadap nasabah peminjam sebagai debitur. Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitur, antara lain jelasnya tujuan peruntukan kredit, adanya benda jaminan atau agunan, dan lain-lain. Makna dari kepercayaan 20 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bab I, Pasal 1 ayat 11. 21 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013, hlm. 58. 22 Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1415PBI2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, Bab I, Pasal 1 ayat 5. tersebut adalah adanya keyakinan dari bank sebagai debitur bahwa kredit yang diberikan akan sungguh-sungguh diterima kembali dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Thomas Suyatno, mengemukakan bahwa unsur-unsur kredit terdiri atas: 23 1. Kepercayaan Keyakinan dari si pembeli kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2. Tenggang waktu Suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima di masa mendatang. 3. Tingkat risiko Tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya, karena sejauh-jauh kemampuan manusia untuk menerobos masa depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur risiko. Dengan adanya unsur risiko inilah, maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit. 23 Thomas Suyatno, Dasar-dasar Perkreditan Jakarta : Gramedia, 1992, hlm. 23. 4. Prestasi atau objek kredit Prestasi atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun, karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang setiap kali kita jumpai dalam praktik perkreditan. Bertitik tolak dari pendapat di atas, maka dapat dikemukakan bahwa selain unsur kepercayaan tersebut, dalam permohonan dan pemberian kredit juga mengandung unsur lain, yaitu unsur waktu, unsur risiko, dan unsur prestasi. Dalam pemberian kredit ditentukan juga mengenai unsur waktu. Unsur waktu ini merupakan jangka waktu atau tenggang waktu tertentu antara pemberian atau pencairan kredit oleh bank dengan pelunasan kredit oleh debitur. Lazimnya pelunasan kredit terebut dilakukan melalui angsuran dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kemampuan dari debitur. R. Subekti dalam bukunya Hukum Perjanjian, yang dimaksud dengan risiko adalah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak. Berkaitan dengan pemberian kredit oleh bank kepada debitur tentu pula mengandung risiko usaha bagi bank. Risiko di sini adalah risiko dari kemungkinan ketidakmampuan dari debitur untuk membayar angsuran atau melunasi kreditnya karena sesuatu hal tertentu yang tidak dikehendaki. Semakin lama jangka waktu atau tenggang waktu yang diberikan untuk pelunasan kredit, maka semakin besar juga risiko bagi bank. 24 Setiap perjanjian tentu mengandung adanya prestasi dan kontraprestasi. Dalam perjanjian kredit sejak saat adanya kesepakatan atau persetujuan dari kedua 24 Hernansyah, Op.Cit., hlm. 60. belah pihak bank dan nasabah debitur telah menimbulan hubungan hukum atau menimbulkan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak sesuai kesepakatan yang telah mereka sepakati. Bank sebagai kreditur berkewajiban untuk memberikan kredit sesuai dengan jumlah yang disetujui, dan atas prestasinya tersebut bank berhak untuk memperoleh pelunasan kredit dan bunga dari debitur sebagai kontraprestasinya. Dilihat dari macam jenis kredit yang dapat diajukan kepada bank, maka secara garis besar kredit tersebut dapat digolongkan kepada kredit tunai cash loan dan kredit tidak tunai non cash loan. Jenis kredit secara tunai dapat dibedakan yaitu secara umum, tujuan pembiayaan, jangka waktu, sektor ekonomi, sifat, jenis penggunaan, kolektibilitas, golongan, debitur, dan kebijaksanaan. Sedangkan kredit non tunai yaitu dalam bentuk pemberian bank garansi dan kredit berdokumen dalam rangka pembukaan Letter of Credit LC. Jenis kredit ini perlu diketahui guna melihat jenis kredit apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dan perorangan pada suatu waktu tertentu dan mengetahui perkembangan selanjutnya dari kredit tersebut ataupun kebutuhan kredit lain yang akan muncul dikemudian hari. Warman Djohan membagi jenis- jenis kredit yang biasanya diberikan oleh bank-bank komersial sebagai berikut : 25 1. Kredit secara umum a. Kredit komersial Kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan atau perorangan untuk tujuan komersial. Dengan mendapatkan fasilitas kredit ini maka perusahaan 25 Warman Djohan, Kredit Bank Alternatif Pembiayaan dan Pengajuannya Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2000, hlm. 40-51. dapat meningkatkan volume penjualan yang sekaligus juga meningkatkan perolehan laba usaha. b. Kredit konsumsi Jenis kredit yang diberikan biasanya kepada perorangan untuk tujuan konsumsi misalnya kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan, kredit untuk anak sekolah dan lain-lain. 2. Tujuan pembiayaan a. Kredit modal kerja Kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan atau perorangan untuk menambah modal kerjanya. Modal kerja meliputi biaya pembelian bahan baku, bahan pembantu, upah buruh, overhead cost dan lain-lain. b. Kredit investasi Kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk pembelian barang modal. Misalnya kredit untuk pembelian mesin-mesin, kendaraan, peralatan dan pembangunan gedung pabrik. Kredit ini berjangka panjang, melebihi jangka waktu satu tahun dan pelunasannya melalui angsuran. 3. Kredit menurut jangka waktu a. Kredit jangka pendek Kredit berjangka waktu sampai dengan satu tahun, biasanya kredit modal kerja. b. Kredit jangka menengah Kredit dengan jangka waktu di atas satu tahun sampai dengan lima tahun, biasanya kredit yang digunakan untuk pembelian kendaraan, peralatan dan mesin-mesin secara partial. c. Kredit jangka panjang Kredit dengan jangka waktu di atas lima tahun, kredit ini biasanya diberikan untuk pembiayaan pembangunan pabrik baru dan pembiayaan proyek- proyek jangka panjang project financing. 4. Kredit menurut pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi a. Kredit pertanian Kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor pertanian termasuk perkebunan, perikanan dana kehutanan. Kredit dapat diberikan dalam bentuk kredit modal kerja atau kedit investasi. b. Kredit pertambangan Kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor pertambangan meliputi eksplorasi dan eksploitasi. c. Kredit perindustrian Kredit yang diberikan untuk pembiayaan pabrik-pabrik, manufaktur dari segala sektor. d. Kredit perdagangan, restoran, dan hotel Kredit yang diberikan untuk membantu kebutuhan modal perdagangan antar kota, antar pulau, dan perdagangan lokal seta untuk restoran dan hotel-hotel. e. Kredit pengangkutan dan pergudangan Kredit yang diberikan untuk pengangkutan, distribusi barang-barang, dan pergudangan. Termasuk di dalamnya kredit distribusi, yaitu pembelian barang-barang dalam jumlah besar dan kemudian dijual dalam jumlah yang lebih kecil. f. Kredit jasa-jasa dunia usaha Kredit yang diberikan untuk perusahaan jasa, seperti konsultan, akuntan, dokter, pengacara, dan jasa pendidikan. 5. Kredit menurut sifatnya a. Kredit revolving Kredit yang diberikan atas dasar limit atau plafon tertentu dan dapat dipakai berulang-ulang sampai dengan batas yang telah ditentukan tersebut. Kredit ini biasanya dalam bentuk kredit modal kerja atas dasar rekening koran dengan jangka waktu tidak melebihi satu tahun. b. Kredit aflopend Fasilitas kredit yang diberikan untuk satu kali penggunaan atau sesuai skedul dan tidak dapat dipakai berulang. 6. Kredit menurut penggunaannya a. Kredit usaha Kredit yang digunakan untuk pembiayaan dalam bentuk modal kerja atau investasi. Pembayaran bunga dan pelunasan kredit berasal dari hasil usaha perusahaan. b. Kredit konsumsi Kredit yang digunakan untuk pembelian barang-barang konsumsi bukan dalam bentuk usaha. Misalnya, kredit pembelian rumah, kredit kendaraan, dan kredit pembelian peralatan rumah tangga. 7. Kredit berdasarkan golongan debitur a. Kredit kepada penduduk Kredit yang diberikan kepada penduduk, warga negara atau perusahaan yang mempunyai status penduduk Indonesia. b. Kredit bukan kepada penduduk Kredit yang diberikan bukan kepada penduduk Indonesia, warga negara asing atau perusahaan yang berstatus perusahaan asing PMA. 8. Kredit berdasarkan kebijaksanaan bank a. Kredit umum Kredit-kredit yang diberikan oleh bank lebih ditekankan pada untung rugi dan prinsip-prinsip bisnis yang berlaku atau dikenal dengan ketentuan bank teknis b. Kredit prioritas Kredit yang penyalurannya berdasarkan prioritas yang disyaratkan oleh pemerintah, misalnya untuk usaha skala kecil. Kredit Usaha Rakyat KUR adalah skema kredit atau pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi UMKMK di bidang usaha produktif dan layak feasible, namun mempunyai keterbatasan dalam pemenuhan persyaratan yang ditetapkan perbankan belum bankable. KUR merupakan program pemberian kredit atau pembiayaan dengan nilai di bawah Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah dengan pola penjaminan oleh pemerintah dengan besarnya coverage peminjaman maksimal 80 dari plafon kredit untuk sektor kelautan, pertanian, dan perikanan, kehutanan, dan industri kecil, dan 70 dari plafon kredit untuk sektor lainnya. 26 “Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit program pemerintah yang dananya dari perbankan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi dan Tenaga Kerja Indonesia dalam bentuk pemberian kredit modal kerja dan atau kredit investasi yang didukung oleh fasilitas penjaminan”. Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan No. 190PMK.052014 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Imbal Jasa Penjaminan Kredit Usaha Rakyat KUR memberikan definisi KUR sebagai berikut : 27 Perguliran KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang diselenggarakan pada tanggal 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan UKM yang dipimpin oleh Bapak Presiden RI. Salah satu keputusannya antara lain, bahwa dalam rangka pengembangan UMKMK pemerintah akan mendorong peningkatan akses UMKMK kepada kredit atau pembiayaan dari perbankan melalui peningkatan kapasitas perusahaan penjamin. Dengan demikian UMKMK yang selama ini mengalami kendala dalam mengakses kredit atau pembiayaan dari perbankan karena kekurangan agunan dapat diatasi. 28 Peluncuran KUR merupakan upaya Pemerintah dalam mendorong perbankan menyalurkan kredit pembiayaan kepada UMKMK. Peluncuran tersebut 26 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, “Program Kredit Usaha Rakyat KUR”, http:www.tnp2k.go.ididtanya-jawabklaster-iiiprogam-kredit-usaha-rakyat- kur diakses pada tanggal 15 April 2015. 27 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190PMK.052014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Imbal Jasa Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, Bab I, Pasal 1 ayat 1. 28 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, “Skema Penyaluran Kredit Usaha Rakyat”, http:www.depkop.go.idindex.php?option=com_cont entview=articleid=351 diakses pada tanggal 15 April 2015. merupakan tindaklanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama MoU pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKMK antara Pemerintah Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Perusahaan Penjamin Perum Jamkrindo dan PT. Asuransi Kredit Indonesia dan Perbankan Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri. KUR ini didukung oleh Kementerian Negara BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia. Kredit Usaha Rakyat diberikan dengan tujuan mengakselerasi pengembangan kegiatan perekonomian di sektor riil dalam rangka penanggulangan dan pengentasan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja. Secara lebih rinci, tujuan program KUR adalah sebagai berikut : 1. mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK, 2. meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKMK kepada Lembaga Keuangan, 3. sebagai upaya penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

B. Prinsip-prinsip dan tujuan pemberian kredit pada perbankan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan

2 72 103

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

14 178 131

Upaya Penyelesaian Kredit Macet Dalam Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pada Bank (Studi Pada Bank Btn Cabang Pemuda Medan)

9 166 128

Tinjauan Yuridis terhadap Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Saat Terjadi Kredit Macet pada Bank Mandiri Medan (Studi pada Perum Jamkrindo Cabang Medan dan Kantor Wilayah I Bank Mandiri Medan)

0 8 162

Penjaminan Kredit Usaha Rakyat Oleh Perum Jamkrindo Cabang Denpasar.

0 0 14

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 11

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 1

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 38

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 4

Tanggung Jawab Perusahaan Penjaminan Kredit Sebagai Penjamin Untuk Menanggulangi Risiko Kredit Macet Pada Kredit Usaha Rakyat (Studi Perum Jamkrindo Cabang Medan)

0 0 3