pihak ketiga yang juga bertanggung jawab terhadap kelancaran pengembalian kredit, maka untuk mengurangi risiko terjadinya kredit macet, pihak penjamin
juga melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan kredit, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh kreditur penerima jaminan. Dalam hal ini penjamin
bertindak sebagai mitra kerja pihak penerima jaminan, khususnya dalam menentukan tindakan preventif yang diperlukan dalam upaya-upaya
penyelamatan kredit.
D. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Penjaminan Kredit
Sebuah kegiatan penjaminan kredit selalu terdapat tiga pihak yang terlibat dan berperan aktif sesuai dengan tanggung jawab dan fungsi masing-masing. Para
pihak tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Penjamin Penjamin atau pemberi jaminan adalah perorangan atau lembaga yang
memberikan jasa penjaminan bagi kredit atau pembiayaan dan bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi kepada penerima jaminan akibat kegagalan
debitur atau terjamin dalam memenuhi kewajibannya sebagaimana diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau pembiayaan,
2. Penerima jaminan
Penerima jaminan adalah kreditur, baik bank maupun bukan bank, yang memberikan fasilitas kredit atau pembiayaan kepada debitur atau terjamin, baik
kredit uang maupun kredit bukan uang atau kredit barang. 3.
Terjamin Badan usaha atau perorangan yang menerima kredit dari penerima jaminan.
Dalam dunia perkreditan, terjamin ini dikenal dengan debitur yang umumnya
adalah perorangan yang menjalankan suatu usaha produktif atau pelaku UMKMK termasuk juga di dalamnya perorangan anggota koperasi dan bukan
anggota koperasi. Keterlibatan aktif para pihak dalam praktik penjaminan kredit dapat saja
mengalami modifikasi sesuai dengan kebutuhan perkreditan dan kondisi di lingkungan masing-masing. Mengingat penjaminan kredit dapat menurunkan
moral hazard terjamin dalam memenuhi kewajiban kredit, maka pihak terjamin dapat saja tidak mengetahui adanya penjaminan kredit. Dalam hal ini kegiatan
penjaminan kredit dijalankan melalui hubungan penjamin dan penerima jaminan. Meskipun demikian, keberadaan terjamin diwakili oleh penerima jaminan yang
bersangkutan melalui permohonan penjaminan kredit yang juga mengatasnamakan terjamin tersebut.
Adanya keterlibatan aktif tiga pihak dalam penjaminan kredit, maka dalam menjalankan fungsinya penjamin kredit menerima permintaan penjaminan baik
dari terjamin yang bersangkutan maupun dari penerima jaminan atau pihak yang menyediakan fasilitas kredit. Untuk menjadi penjamin baik penjamin yang
diusulkan dan sepengetahuan debitur atau penjamin yang tanpa diketahui debitur, harus memenuhi syarat-syarat yuridis dan non yuridis sebagai berikut:
60
1. Cakap
Seorang penjamin harus mempunyai kecakapan menurut hukum sehingga mempunyai kemampuan untuk mengikatkan diri dalam membuat suatu
perjanjian penjaminan dan mampu untuk memenuhi perjanjian penjaminan itu.
60 Sutarno, Op.Cit., hlm. 245-248.
2. Domisili
Seorang penjamin harus berdomisili atau tinggal di wilayah Indonesia dan memiliki harta kekayaan di Indonesia.
3. Melepaskan hak istimewa
Pasal 1831 KUH Perdata menentukan bahwa penjamin tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang kreditur, selainnya jika si berutang debitur
lalai sedangkan harta benda siberutang ini harus lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya. Dari ketentuan pasal ini, jika debitur wanprestasi
maka penjamin dapat meminta kepada kreditur untuk menyita dan melelang harta kekayaan debitur terlebih dahulu untuk melunasi hutangnya. Kalau
pendapatan lelang harta benda debitur tidak mencukupi maka harta milik penjaminlah yang dijual.
Penjamin tidak dapat menggunakan hak istimewa yaitu hak untuk menuntut supaya harta debitur lebih dahulu dilelang untuk melunasi hutang debitur
dalam hal : a.
apabila penjamin telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut dilakukan sita dan lelang terlebih dahulu atas harta benda milik debitur,
b. apabila penjamin telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan debitur
secara tanggung-menanggung, c.
jika debitur dapat mengajukan suatu tangkisan yang hanya mengenai dirinya sendiri secara pribadi,
d. jika debitur berada dalam keadaan pailit,
e. dalam hal peminjaman yang diperintahkan hakim.
4. Mempunyai kemampuan membayar dan memiliki harta kekayaan
Apabila seorang atau perusahaan badan hukum telah menjadi penjamin maka seluruh harta kekayaan penjamin akan menjadi jaminan seluruhnya.
Penjamin biasanya adalah pihak ketiga yang memiliki hubungan atau kepentingan bisnis atau ekonomi dengan debiturnya. Pihak ketiga sebagai
penjamin dapat dibagi sebagai berikut : 1.
Penjamin perorangan Jika yang ditunjuk sebagai penjamin itu adalah perorangan, selain harus
memenuhi persyaratan di atas, ia juga harus memenuhi persyaratan tambahan untuk memperkuat pengikatan penjaminan. Jika perorangan yang menjadi
penjamin telah menikah, maka ia harus mendapat izin dari suami atau istrinya. Hal ini dikarenakan untuk menghindarkan adanya perlawanan verzet
dikemudian hari dari salah satu pihak yang tidak mendapat persetujuan. Persetujuan tersebut terkait harta penjamin yang merupakan harta bersama.
2. Penjamin berbentuk perusahaan corporate
Jika yang ditunjuk sebagai penjamin berbentuk perusahaan, maka haruslah terlebih dahulu diteliti ketentuan dalam anggaran dasar perusahaan itu. Apabila
ketentuan dalam anggaran dasar tidak terpenuhi, maka akta penjaminan dapat dibatalkan sehingga penjamin tidak terikat lagi sebagai penjamin yang wajib
melunasi hutang debitur yang cidera janji. Atas lahirnya perjanjian kredit dan perjanjian penjaminan, maka secara
otomatis lahir pula hubungan hukum antara para pihak. Hubungan hukum itulah yang mengawali adanya hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang
berbeda satu dengan lainnya. Adapun akibat-akibat hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Akibat hukum antara kreditur dan debitur
Bagi pihak perbankan selaku kreditur, kewajiban yang dimilikinya adalah hak yang harus diterima oleh debiturnya, begitu pula sebaliknya kewajiban debitur
merupakan hak yang harus diperoleh kreditur. Adapun hak dan kewajiban yang dimiliki masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
a. Hak dan kewajiban kreditur
1 Hak kreditur
a kreditur berhak menerima pengembalian kredit yang disalurkan
kepada debitur, baik dalam bentuk angsuran maupun bentuk lainnya yang telah disepakati para pihak,
b kreditur berhak atas jaminan terhadap kredit yang diberikan kepada
debitur sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian kedua belah pihak, c
apabila debitur lalai dalam pembayaran kredit atau menunggak lebih dari 3 tiga bulan, maka pihak kreditur berhak meminta konfirmasi
melalui pendekatan personal secara langsung pada debitur, d
kreditur berhak menentukan pola angsuran yang harus dibayarkan debitur,
e kreditur berhak memberikan sanksi yang tegas kepada debiturnya
apabila debitur secara nyata melakukan pelanggaran yang tidak sesuai dengan klausula-klausula yang telah ditetapkan dalam pengajuan
permohonan kredit di awal. Dan apabila diperlukan, kreditur berhak memberhentikan fasilitas kredit jika debitur melakukan wanprestasi.
2 Kewajiban kreditur
a kreditur wajib menyediakan dan menyalurkan sejumlah dana untuk
kredit, b
kreditur wajib memutuskan pemberian kreddit berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang
sehat serta memperhatikan ketentuan yang berlaku. b.
Hak dan kewajiban debitur adalah sebagai berikut : 1
Hak yang dimiliki debitur a
debitur berhak menerima sejumlah uang pinjaman dengan waktu yang telah disepakati kedua belah pihak,
b debitur berhak memperoleh kembali harta yang ia jaminkan setelah
melunasi kredit yang ia peroleh. 2
Kewajiban yang dimiliki debitur a
debitur wajib mengembalikan seluruh pinjaman kredit disertai bunga yang telah ditentukan,
b debitur wajib memberikan jaminan atas kredit sesuai dengan
perjanjian kedua belah pihak. 2.
Akibat hukum antara penjamin dengan kreditur Akibat hukum antara penjamin dengan kreditur adalah sebagai berikut :
61
a. penjamin berkewajiban untuk melunasi hutang debitur manakala debitur
cidera janji, b.
sebelum penjamin membayar hutang debitur, penjamin dapat meminta kepada kreditur untuk menyita dan melelang harta kekayaan debitur, baru
61 Ibid., hlm. 252.
kemudian meminta harta kekayaan penjamin jika hasil lelang tidak cukup untuk melunasi hutangnya,
c. hak istimewa penjamin untuk meminta supaya harta kekayaan debitur disita-
dilelang terlebih dahulu menjadi hapus manakala penjamin dengan tegas melepaskan hak istimewanya yang dinyatakan dalam perjanjian penjaminan,
d. penjamin yang meminta kepada kreditur agar menyita dan melelang
kekayaan debitur terlebih dahulu mempunyai kewajiban menunjukkan harta kekayaan debitur dan wajib menyediakan biaya sita dan lelang.
3. Akibat hukum antara penjamin dan debitur
Seorang penjamin yang telah membayar hutang debitur kepada krditur mempunyai kewajiban dan hak kepada debitur, baik perjanjian penjaminan
yang diadakan dengan sepengetahuan debitur atau tanpa sepengetahuan debitur.Adapun yang menjadi hak dan kewajibannya adalah sebagai berikut :
62
a. Kewajiban
Penjamin mempunyai kewajiban untuk memberitahukan kepada debitur bahwa penjamin telah melakukan pembayaran hutang debitur dengan
merinci jumlah-jumlah hutang yang telah dibayarkan. Pemberitahuan ini bertujuan untuk menghindarkan kemungkinan debitur telah membayar atau
bertujuan untuk menghindarkan kemungkinan debitur telah membayarkan atau sedang menuntut pembatalan perjanjian hutang. Apabila debitur sudah
melakukan pembayaran hutangnya kepada kreditur atau sedang melakukan tuntutan pembatalan perjanjian hutang dan tanpa sepengetahuan debitur
penjamin membayar ke kreditur, akan membawa akibat hukum bahwa
62 Ibid., hlm. 252-254.
penjamin tidak dapat menuntut pembayaran kepada debitur. Namun hal ini tidak mengurangi hak penjamin untuk meminta kembali uangnya pada
kreditur agar mengembalikan apa yang sudah dibayarkannya berdasarkan pembayaran yang tidak diwajibkannya sesuai Pasal 1359 KUH Perdata.
Pemberitahuan secara tertulis kepada debitur juga diperlukan sebagai alat bukti bagi penjamin untuk menuntut kembali kepada debitur agar membayar
kepada penjamin sejumlah pembayaran yang telah dilakukan kepada kreditur berikut bunga dan biaya yang telah dikeluarkan penjamin.
b. Hak-hak
Undang-undang memberikan dua hak kepada penjamin yang telah membayarkan hutang debitur, yaitu :
1 Hak untuk menuntut kembali kepada debitur agar debitur membayar
kembali apa yang sudah dibayarkan penjamin kepada kreditur sebesar jumlah yang dibayarkan kepada krediturnya atau sebesar tuntutan
kembali penjamin kepada debitur yang tentunya meliputi hutang pokok, bunga, denda, dan biaya lainnya atau jumlah yang besarnya sesuai
perjanjian penjaminan. Hak untuk menuntut kembali kepada debitur disebut hak regres yang timbul karena diberikan undang-undang,
2 Hak penjamin menggantikan demi hukum semua hak-hak si kreditur
kepada debitur sesuai pasal 1840 KUH Perdata. Penggantian ini disebut subrogasi.
Persyaratan pengajuan penjaminan kredit pada sebuah perusahaan penjaminan kredit tidaklah serumit yang dipikirkan masyarakat. Pada dasarnya
filosofi kerja perusahaan penjaminan kredit adalah “follow the creditor”. Dengan
filosofi tersebut, sebenarnya setelah mengajukan permohonan kredit yang telah dilengkapi dokumen-dokumen pendukung, maka permohonan serupa diajukan
juga kepada perusahaan penjaminan kredit dengan judul permohonan penjaminan kredit.
Perusahaan penjaminan telah banyak bekerjasama dengan para lembaga kreditur seperti bank selama pemberian kredit di masyarakat. Atas hal tersebut
perusahaan penjamin memiliki kerjasama dalam menilai seorang calon debitur layak atau tidak mendapat kredit yang dimohonkan. Adapun prosedur
permohonan penjaminan kredit adalah sebagai berikut :
63
1. ajukan permohonan kredit kepada bank atau kreditur bersama dengan
permohona penjaminan kredit kepada perusahaan atau lembaga penjaminan kredit,
2. bank atau kreditur akan melakukan penilaian atas permohonan kredit dan
bersama dengan itu juga akan diajukan permohonan penjaminan kredit, 3.
lembaga penjaminan kredit akan melakukan penilaian berdasarkan permohonan calon debitur dan calon kreditur. Jika dianggap layak, maka
permohonan akan disetujui, 4.
atas persetujuan tersebut, bank atau kreditur akan memberikan tanggapan, mengingat dalam persetujuan tersebut tercantum beberapa persyaratan
berlakunya penjaminan, 5.
bila bank atu kreditur sepakat dengan seluruh ketentuan yang ada dalam perjanjian penjaminan kredit, maka bank akan mencairkan dana kredit tersebut
63 Nasroen Yasabari dan Nina Kurnia Dewi, Op.Cit., hlm.174-175.
dan akan langsung membayarkan fee kepada perusahaan penjaminan kredit yang merupakan kewajiban debitur sebagai terjamin,
6. permohonan akan diakhiri dengan dikeluarkannya sertifikat oleh perrusahaan
penjaminan kredit yang masa berlakunya sama dengan masa berlaku kredit.
E. Hambatan Penjaminan Kredit di Indonesia