126
Pada data 44 caciN menurunkan pada bahasa Karo penambahan bunyi hambat ‘g’ → caci
G
‘cacing’.
8. Perubahan secara linear adalah menurunkan bunyi yang sama.
PAN BK
GLOS 1. ‘abu
Abu Abu
Pada data 1 ‘abu menurunkan pada bahasa Karo bunyi yang sama persis → abu ‘abu’.
9. Perubahan secara inovasi adalah perubahan terjadi bila suatu fonem proto mengalami
perubahan dalam bahasa sekarang.
PAN BK
GLOS 2. wayeR
Lau air
Pada data 2 wayeR menurunkan pada bahasa Karo perubahan bunyi → lau ‘air’.
5.2 Saran
Berdasarkan kajian di atas, penelitian Linguistik Historis Komparaatif dalam berbagai segi kelinguistikan dapat dikatakan masih langka, kiranya penelitian segi-segi kebahasaan
yang merupakan salah satu dasar misalnya penelitian Perubahan Bunyi Bahasa Proto Autronesia dalam Bahasa Karo Kajian Linguistik Historis Komparatif serta perubahannya
sangat perlu ditangani secara lebih mendalam. Di sisi lain, masalah-masalah sejarah perbandingan bahasa diindonesia kiranya perlu dihimpun kembali untuk kemudian dapat
diutamakan masalah-masalah yang mendesak dari perkembangan ilmu Linguistik Historis Komparatif, sebagaimana dalam hal ini yang perlu untuk dilakukan adalah merekonstruksi
protobahasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
127
Alwi, dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Aminoeddin, A. et al. 1984. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Biyon.1979. Sistem Bahasa Krabat Menggunakan Sejumlah Kaidah. Linguistik Historis komparatif. Jakarta: Gramedia.
Cap, Ofm, Joosten, Leo, P. 2007. Kamus Besar Bahasa Karo Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Keraf, Gorys, 1991. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utara Mbete. 1981. Mengacu Ilmu Sejarah Perbandingan Linguistik Historis komparatif. Jakarta:
Gramedia. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University
Press. Simanjorang, Sri Ulina. 2007. “Refleksi Vokal dan Konsonan Bahasa Proto Austronesia
dalam Bahasa Karo”. USU: Fakultas Ilmu Budaya. Skripsi. Ardana, I Komang. 2011. “Korespodensi Fonem Proto-Austronesia dalam Bahasa Kaili dan
Bahasa UMA di Sulawesi Tengah”. Denpasar: Universitas Udayana. Tesis. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.
Jakarta: Raja Grafindo Perdasa. Yusuf, Suhendra. 1998. Fonetik dan Fonologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http:www.wikipedia.com. 2009. Rumpun Bahasa Austronesia. Diakses 12 Januari 2014 htpp:www.Alrato.1972. bersifat dimensi dan waktu. Diakses 12 Januari 2014
DATA INFORMAN
Universitas Sumatera Utara
13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi adalah letak atau tempat Alwi, dkk. 2007: 680. Yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Desa Perbulan, Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo, Sumatera
Utara. Menurut data statistik tahun 2014 oleh BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, luas Desa Perbulan ini 24,62 H, persentase terhadap luas kecamatan Lau Baleng ini 71,69.
Jumlah penduduk di Desa Perbulan 2, 879 jiwa, dengan kepadatan penduduk 117 jiwa
3.1.2 Waktu Penelitian
.Mata pencarian penduduk di Desa Perbulan ini pada umumnya adalah di bidang pertanian padi dan
jagung.
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau langsug Alwi, 2005: 1267. Penelitian ini direncanakan dalam waktu dua bulan.
Pelaksanaannya berawal dari tanggal 31 Mei 2013 sampai 31 Juli 2014.
3.2 Data dan Sumber Data
Menurut Alwi, dkk 2007: 11102, data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian sedangkan sumber adalah asal, Alwi, dkk. 2007: 239. Jadi,
sumber data adalah asal keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian.
3.2.1 Data
Data dalam penelitian ini adalah kajian Linguistik Historis Komparatif dari daftar bahasa Proto Austronesia dari 200 kosakata daftar swadesh ke dalam bahasa Karo dari Desa
Perbulan, Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo. Peneliti mengambil daftar bahasa swadesh sebagai bahan untuk mengkaji sebuah penelitian ini. Dengan adanya daftar swadesh
Universitas Sumatera Utara
14
ini adalah salah satu kosa kata umum yang digunakan banyak orang untuk mengkaji kata tersebut.
3.2.1 Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu: informan yang terpilih dan pustaka. Data primer bahasa Proto Austronesia dan bahasa Karo berupa data
lisan diambil dari lima informan yang merupakan penutur asli bahasa Karo berdialek Karo dan data sekunder diambil dari kamus Karo-Indonesia. Lima informan merupakan penutur
asli bahasa Karo yang tinggal di Kabupaten Karo, Kecamatan Lau Baleng, Desa Perbulan dan khususnya untuk data-data bahasa Proto Austronesia diambil dari 200 kosakata daftar
swadesh ke dalam bahasa Karo. Peneliti tertarik memilih daftar swadesh, karena 200 kosakata daftar swadesh
merupakan kata-kata umum yang mudah dipahami semua orang. Daftar swadesh ini merupakan semua kata-kata yang sering diucapkan manusia, kata-kata yang digunakan juga
mudah untuk dimengerti dan dipahami. Daftar swadesh juga sering digunakan sebagai objek dalam sebuah penelitian dilapangan yang dilakukan mahasiswa sebagai tugas skribsi dan tesis
bagi S2 dan seterusnya. Jadi saya lebih memilih daftar swadesh karena saya tertarik dengan 200 kosakata ini karena menggunakan kata-kata yang umum dan mudah dimengerti.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data lisan dan tulisan. Pengumpulan data lisan dilakukan dengan metode cakap, yaitu berupa percakapan antara peneliti dengan penutur selaku
narasumber sedangkan pengumpulan data tulisan dilakukan dengan metode tuliscatat, yaitu dengan menyimak percakapan antara peneliti dengan narasumber. Teknik dasar yang
digunakan adalah teknik pancing, yaitu segenap kecerdikan dan kemauan, si peneliti berusaha
Universitas Sumatera Utara
15
memancing seseorang atau beberapa orang mau berbicara. Selanjutnya, digunakan teknik cakap semuka yaitu dengan percakapan langsung, tatap muka, atau bersemuka, sifatnya lisan.
Dan dapat juga ditambahkan dengan teknik rekam, yaitu dengan cara merekam data lisan yang diperoleh dari narasumber.
Dalam penelitian informan sebagai narasumber dalam penelitian ini haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan yang dimaksud adalah berjenis kelamin pria atau wanita,
berusia antara 25-26 tahun, informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya, berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar, berstatus
sosial menengah dengan harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya, bekerja sebagai petani atau buruh, memiliki kemampuan menggunakan bahasa daerahnya dan bahasa Indonesia, sehat
jasmani dan rohani. Persyaratan di atas dimaksudkan agar data lisan yang diperoleh dari informan dapat akurat dan terandalkan Mahsun,1995: 106.
Untuk data tulis diguanakn metode simak Sudaryanto 1993: 133. Metode ini dikembangkan dengan metode sadap, yaitu dengan meninjau dan mempelajari secara
langsung daftar kata-kata yang diperoleh dari 200 kosakata daftar swadesh dalam kajian Linguistik Historis Komparatif. Selanjutnya, digunakan teknik catat dengan mencatat data-
data tulis yang didapat dari 200 kosakata daftar swades dalam kajian Linguistik Historis Komparatif yang digunakan. Data-data berupa data tulis merupakan kata bahasa Proto
Austronesia merupakan nama sebuah rumpun bahasa yang terdapat di dataran Asia Tenggara. Kemudian sebagai data tambahan, peneliti sebagai penutur bahasa Karo dapat menambahkan
data penelitian dengan mengandalkan segenap kemampuan kebahasaan yang dimiliki dalam berbahasa Karo.
Universitas Sumatera Utara
16
3.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Prosedur dalam analisis data ini adalah 1 Mengumpulkan 200 kosakata daftar swadesh dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Karo. 2 Mendeskkribsikan macam-macam perubahan
bunyi. 3 Menganalisis perubahan bunyi bahasa Proto Austronesia dalam bahasa Karo.
1. Perubahan Metatesis adalah suatu proses perubahan bunyi yang berujud pertukaran
tempat dua fonem.
No Bahasa Proto BP Bahasa Karo BK
1 lidah
dilah
lidah menurunkan secara metatesis → dilah dalam bahasa Karo.
2. Perubahan Aferesis apheresis adalah suatu proses perubahan bunyi antara bahasa
kerabat berupa penghilangan sebuah fonem pada awal sebuah kata.
No Bahasa Proto BP Bahasa Karo BK
1 membagi
mbagi
membagi menurunkan secara aferesis → mbagi dalam bahasa Karo.
3. Perubahan sinkop syncope adalah bila perubahan bunyi itu berujud penghilangan
sebuah fonem di tengah kata.
No Bahasa Proto BP Bahasa Karo BK
1 dapat
dat
dapat menurunkan secara sinkop → dat dalam bahasa Karo
Universitas Sumatera Utara
17
4. Perubahan apokop apocope
adalah perubahan bunyi berupa menghilangnya sebuah
fonem pada akhir kata.
No Bahasa Proto BP Bahasa Karo BK
1 kakak
kaka
kakak menurunkan secara apokop → kaka dalam bahasa Karo.
5. Perubahan protesis
adalah suatu proses perubahan kata berupa penambahan sebuah fonem pada awal kata.
No Bahasa Proto BP Bahasa Karo BK
1 baru
mbaru
baru menurunkan secara protesis → mbaru dalam bahasa Karo.
6. Perubahan efentesis
adalah proses perubahan kata berupa penambahan suatu fonem di tengah kata.
No Bahasa Proto BP Bahasa Karo BK
1 kail
kawil
kail menurunkan secara efentesis → kawil dalam bahasa Karo.
7. Perubahan paragog
adalah bila sebuah kata mengalami perubahan berupa penambahan fonem pada akhir kata.
Universitas Sumatera Utara
18
No Bahasa Proto BP Bahasa Karo BK
1 Tunu bakar
Tutung
tunu menurunkan secara paragog → tutuפּ dalam bahasa Karo.
8. Perubahan secara linear