24 200-400 nm. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5
halaman 56.
3.6.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Efedrin HCl
Diambil sebanyak 0,5 mL dari LIB II efedrin HCl konsentrasi = 100 μgmL kemudian dimasukan ke dalam labu tentukur 10 mL untuk diencerkan
dengan pelarut HCl 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen untuk memperoleh larutan dengan konsentrasi 5
μgmL. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada
Lampiran 5 halaman 57.
3.6.4 Pembuatan Spektrum Serapan Derivatif 3.6.4.1 Pembuatan Spektrum Serapan Derivatif Teofilin
Dibuat spektrum serapan tanpa diderivatkan dari larutan standar teofilin dengan konsentrasi 4
μgmL, 6 μgmL, 8 μgmL, 10 μgmL, dan 12 μgmL pada panjang gelombang 200-400 nm. Kemudian spektrum ditransformasikan menjadi
spektrum serapan derivat pertama dan kedua dengan Δλ = 2 nm. Bagan alir
prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 58.
3.6.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Derivatif Efedrin HCL
Dibuat spektrum serapan tanpa diderivatkan dari larutan standar Efedrin HCL dengan konsentrasi 2
μgmL; 3 μgmL; 4 μgmL; 5 μgmL; dan 6 μgmL pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Kemudian spektrum ditransformasikan
menjadi spektrum serapan derivat pertama dan kedua dengan Δλ = 2 nm. Bagan
alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 59.
3.6.5 Penentuan Zero Crossing
Universitas Sumatera Utara
25 Penentuan zero crossing diperoleh dengan menumpangtindihkan spektrum
serapan masing-masing derivat dalam berbagai konsentrasi larutan. Zero crossing masing-masing zat ditunjukkan oleh panjang gelombang yang memiliki serapan
nol pada berbagai konsentrasi.
3.6.6 Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Dibuat larutan teofilin dengan konsentrasi 8 μgmL, larutan efedrin HCl
dengan konsentrasi 4 μgmL, dan larutan campuran teofilin 8 μgmL dan efedrin
HCl 4 μgmL. Kemudian ketiga larutan ini diukur serapannya pada panjang
gelombang 200 – 400 nm.Selanjutnya ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama dan kedua dari masing-masing zat tunggal dan dari
campuran teofilin dan efedrin HCl. Spektrum serapan derivat kedua dari larutan zat tunggal dan campuran keduanya ditumpangtindihkan. Yang dipilih untuk
menjadi panjang gelombang analisis adalah yang pada panjang gelombang tertentu, serapan tunggal salah satu senyawa nol sedangkan serapan tunggal
senyawa pasangannya dan campuran keduanya hampir sama atau persis sama. Karena pada panjang gelombang tersebut dapat secara selektif mengukur serapan
salah satu senyawa tanpa diganggu oleh serapan senyawa pasangannya.
3.6.7 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi 3.6.7.1 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Teofilin
Dibuat larutan standar teofilin dengan konsentrasi 4 μgmL; 6 μgmL; 8
μgmL; 10 μgmL; dan 12 μgmL, kemudian diukur serapan derivat kedua Δλ = 2 nm pada panjang gelombang analisis yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan
analisis hubungan antara konsentrasi dan nilai serapan sehingga diperoleh persamaan regresi linear y = ax + b.Dan berdasarkan nilai serapan pada panjang
Universitas Sumatera Utara
26 gelombang analisis, dilakukan pula perhitungan limit deteksi limit of detection
LOD dan limit kuantitasi limit of quantitation LOQ.Untuk menentukan batas deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ dapat digunakan rumus :
Keterangan : SB = Simpangan baku
LOD = Limit of Detection LOQ = Limit of Quantitation
3.6.7.2 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Efedrin HCl