Pembagian Diare Gejala Diare Epidemiologi Diare

2.4.2 Pembagian Diare

Diare dibedakan menjadi dua, yaitu Suharyono, 2008 : a. Diare akut Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Perubahan yang terjadi pada diare akut adalah kehilangan cairan, hipoglikemia, perubahan keseimbangan asam basa, gangguan sekresi, dan gangguan gizi. b. Diare kronik Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan meningkatnya frekuensi buang air besar yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus menerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional akibat suatu penyakit berat. Diare kronik dapat di sebabkan karena infeksi dan juga dapat ditimbulkan oleh adanya alergi protein, enteropati sensitive gluten, defisiensi imun dan penyakit hati.

2.4.3 Gejala Diare

Gejala yang ditimbulkan akibat diare adalah Depkes RI, 1994 : 1. Diare tanpa dehidrasi: mata normal dan air mata ada, keadaan umum baik dan sadar, tidak merasa haus, mulut dan lidah basah. 2. Diare dengan dehidrasi ringan: mencret 3 kali sehari atau lebih, kadang- kadang muntah, terasa haus, kencing sedikit, nafsu makan kurang, aktivitas Universitas Sumatera Utara menurun, mata cekung, mulut dan lidah kering, gelisah dan mengantuk, nadi lebih cepat dari normal, dan ubun-ubun cekung. 3. Diare dengan dehidrasi berat: mencretnya terus menerus, muntah lebih sering, terasa sangat haus, tidak kencing, tidak ada nafsu makan, mata sangat cekung, mulut sangat kering, nafas sangat cepat dan dalam, nadi sangat cepat, lemah dan tidak teraba, ubun-ubun sangat cekung.

2.4.4 Epidemiologi Diare

Epidemiologi penyakit diare adalah sebagai berikut Depkes RI,2005: 1. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare biasanya menyebar melalui fecal oral, antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja danatau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI secara penuh 4 atau 6 bulan pada kehidupan pertama, menggunakan botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, mengkonsumsi air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak dan tidak membuang tinja dengan benar. 2. Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare. Beberapa faktor pada pejamu yang dapat meningkatkan beberapa penyakit dan lamanya diare, yaitu tidak memberikan ASI sampai dua tahun, kurang gizi, Universitas Sumatera Utara campak, immunodefisiensi dan secara proporsional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita. 3. Faktor lingkungan dan perilaku. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare.

2.4.5 Pencegahan Diare

Dokumen yang terkait

Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

15 135 159

Hubungan Hygiene Sanitasi, Kepadatan Lalat Dan Pengelolaan Limbah Padat Dengan Kejadian Diare Pada Rumah Susun Sukaramai Tahun 2014

6 79 157

Gambaran Hygiene Sanitasi, Kepadatan Lalat, Pengolahan Limbah Padat Dan Kejadian Diare Pada Rumah Susun Sukaramai Tahun 2014

1 32 157

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 0 14

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 1 2

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

2 2 5

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

1 1 31

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 2 3

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 0 18

1. Dapur Rumah Responden - Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

1 2 30