Teknik Pengolahan Data Aspek Pengukuran 1. Kejadian Diare

3.4 Teknik Pengambilan Sampel 3.4.1 Data Primer Data primer diperoleh dari hasil observasi oleh penulis secara langsung kepada responden mengenai sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran jamban, sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan sampah, dan kepadatan lalat. Untuk kejadian diare, responden diberi 1 pertanyaan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan melakukan pencatatan data-data dari instansi yang terlibat berupa demografi penduduk dan batas wilayah.

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

1 Melakukan wawancara langsung kepada responden yang bertempat tinggal di Rumah Susun Seruwai mengenai kejadian diare. 2 Melakukan pengukuran mengenai angka kepadatan lalat di tempat pembuangan sampah sementara responden dengan menggunakan fly grill dan stopwatch alat untuk menghitung lalat yang hinggap di fly grill. 3 Melakukan observasi langsung kepada responden mengenai sanitasi dasar yang meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, lalu dilakukan pengolahan data sebagai berikut: 1 Editing yaitu melakukan pengecekan termasuk kelengkapan dan kejelasan isi kuesioner. 2 Coding yaitu mengubah hasil kuisioner dalam bentuk kode. Universitas Sumatera Utara 3 Skoring yaitu masing-masing variabel diberi nilai agar mudah untuk dikelompokkan jawabannya dan mengkategorikan responden sesuai dengan jumlah nilai jawaban yang dijawabnya. 4 Entry yaitu memasukkan data hasil kuesioner ke dalam program komputer, yaitu dengan menggunakan program SPSS. 5 Cleanning yaitu kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak. 3.6 Variabel dan Definisi Operasional 3.6.1 Variabel Variable ini terdiri dari dua variabel, yaitu : 1 Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik reponden berupa : umur, pendidikan, pekerjaan, kepadatan lalat, sanitasi dasar yang meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran Jamban, sarana pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah. 2 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kejadian diare pada penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan.

3.6.2 Definisi Operasional

1. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lendir. Universitas Sumatera Utara 2. Umur adalah lamanya hidup responden yang dihitung dari sejak dilahirkan sampai ulang tahun terakhir. 3. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang diperoleh seseorang pada periode waktu tertentu pada suatu instansi yang resmi disahkan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan tertentu yang ditandai adanya ijazah setelah selesai pendidikan. 4. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan responden untuk memperoleh uang dan memenuhi kebutuhan hidupnya. 5. Sanitasi dasar merupakan sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. 6. Sarana air bersih adalah ketersediaan air bersih yang dapat digunakan setiap kegiatan penghuni rumah susun yang meliputi sumber air bersih dan kondisi fisik sarana penyediaan air bersih. 7. Sarana pembuangan air limbah adalah kepemilikan saluran pembuangan air limbah secara individu dengan saluran tertutup. 8. Sarana pembuangan kotoran adalah kepemilikan sarana pembuangan kotoran yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang dilengkapi dengan septik tank . 9. Sarana pembuangan sampah adalah upaya pengelolaan sampah milik pribadi, kedap air dan dibuang di tempat tertutup. Universitas Sumatera Utara 10. Kepadatan lalat adalah jumlah lalat yang hinggap di fly grill yang diukur di tempat pembuangan sampah sementara Rumah Susun Seruwai.

3.7 Aspek Pengukuran 1. Kejadian Diare

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dalam 6 bulan terakhir. Kriteria kejadian diare, yaitu : a. Menderita diare : jika mengalami buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair dan frekuensinya tiga kali atau lebih dalam sehari. b. Tidak menderita diare : jika tidak mengalami buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair dan frekuensinya kurang dari tiga kali dalam sehari. 2. Karakteristik Responden a. Umur Pengukuran variabel umur didasarkan pada skala ukur ordinal. Untuk analisa statistik umur ibu dikategorikan berdasarkan hasil penelitian. b. Pendidikan Untuk mengetahui pendidikan responden diajukan 1 pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian terhadap jawaban responden dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika responden menjawab pendidikan SD, nilai 2 jika responden menjawab SMP, nilai 3 untuk responden yang menjawab SMA, dan memberikan nilai 4 kepada responden yang menjawab Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan berdasarkan skala ordinal. Universitas Sumatera Utara c. Pekerjaan Untuk mengetahui pekerjaan responden diajukan 1 pertanyaan berbentuk kuesioner. Diberikan nilai 1 apabila responden menjawab bekerja dan nilai 2 bila tidak bekerja. Pekerjaan berdasarkan skala nominal. 3. Sanitasi Dasar Data diperoleh dengan observasi langsung menggunakan lembar observasi yang sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan. Kategori : a Sarana air bersih memenuhi persyaratan kesehatan jika ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan. b Jamban sarana pembuangan kotoran memenuhi persyaratan kesehatan jika ada, leher angsa dan memiliki tangki septik. c Sarana pembuangan air limbah memenuhi persyaratan kesehatan jika ada, dialirkan ke selokan tertutup saluran kota untuk diolah lebih lanjut. d Sarana pembuangan sampah memenuhi persyaratan kesehatan jika ada, kedap air dan bertutup. 4. Pengukuran Kepadatan Lalat Pengukuran kepadatan lalat adalah dengan menggunakan fly-grill, dengan interpretasi hasil pengukuran adalah sebagai berikut : 1. 0-2 : Rendah tidak jadi masalah 2. 3-5 : Sedang perlu dilakukan pengamatan terhadap tempat berkembangbiaknya lalat, tumpukan sampah,dll Universitas Sumatera Utara 3. 6-20 : TinggiPadat populasinya padat dan perlu pengamanan terhadap tempat-tempat berkembangbiaknya lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendaliannya 4. 21 : Sangat tinggi Sangat padat populasinya sangat padat dan perlu pengamanan terhadap tempat-tempat berkembangbiaknya lalat dan tindak pengendaliannya Depkes,1991. Cara pengoperasian fly grill adalah sebagai berikut : 1. Letakkan fly grill di tempat yang akan dihitung kepadatan lalatnya yaitu di dekat tempat sampah. 2. Dipersiapkan stopwatch untuk menentukan waktu perhitungan selama 30 detik. 3. Dihitung banyaknya lalat yang hinggap selama 30 detik dengan menggunakan counter. Lalat yang terbang dan hinggap lagi dalam waktu 30 detik tetap dihitung. 4. Jumlah lalat yang hinggap dicatat. 5. Lakukan perhitungan secara berulang sampai 10 kali dengan cara yang sama. 6. Dari lima kali perhitungan yang mendapatkan nilai tertinggi dihitung rata- ratanya, maka diperoleh angka kepadatan lalat pada tempat tersebut. 3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.8.1 Analisis Data Univariat

Dokumen yang terkait

Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

15 135 159

Hubungan Hygiene Sanitasi, Kepadatan Lalat Dan Pengelolaan Limbah Padat Dengan Kejadian Diare Pada Rumah Susun Sukaramai Tahun 2014

6 79 157

Gambaran Hygiene Sanitasi, Kepadatan Lalat, Pengolahan Limbah Padat Dan Kejadian Diare Pada Rumah Susun Sukaramai Tahun 2014

1 32 157

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 0 14

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 1 2

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

2 2 5

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

1 1 31

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 2 3

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 0 18

1. Dapur Rumah Responden - Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

1 2 30