21
3.6.2 Penyiapan Sampel
Herbameniran muda dan herbameniran tua masing-masingsebanyak ±250 gram, dibersihkan kemudian dicuci bersih dengan air mengalir, dibilas dengan
akuabides, dan ditiriskan sampai air cuciannya kering. Sampel dirajang hingga halus.
3.6.3 Proses DestruksiKering
Sampel yang telah dihaluskan ditimbang seksama sebanyak 25 gram dalam krus porselen, ditambahkan 5 mL HNO
3
50, diarangkan di atas hot plate,lalu diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100
℃ dan perlahan– lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500
℃ dengan interval 25℃ setiap 5 menit. Setelah dilakukan pengabuan selama 10 jam, suhu tanur diturunkan,
pada±27 ℃ krus porselen dikeluarkan dan dibiarkan hingga dingin pada desikator.
Abu ditambahkan 5 mLHNO
3
50, kemudian diuapkan pada hot plate sampai kering. Krus porselen dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur
awal 100 ℃ dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500℃ dengan
interval 25 ℃ setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan
hingga dingin pada desikator Focht, 1988. Bagan alir proses dekstruksi kering dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 43.
3.6.4 Pembuatan Larutan Sampel
Sampel hasil destruksi dilarutkan dalam 5 mL HNO
3
50, lalu dipindahkan ke dalam labu tentukur 25 mL, dibilas krus porselen dengan 10 mL
akuabides sebanyak tiga kali dan dicukupkan dengan akuabides hingga garis tanda. Kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 42dimana5 mL
filtrat pertama dibuang untuk menjenuhkan kertas saring kemudian filtrat
Universitas Sumatera Utara
22 selanjutnya ditampung ke dalam botol Horwitz, 2000. Larutan ini digunakan
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap logam kalsium, kalium dan natrium yang terkandung di dalamnya.Sebelum dilakukan analisis kuantitatif
dengan spektrofotometer serapan atom, terlebih dahulu dilakukan analisis kualitatif. Bagan alir pembuatan larutan sampel dapat dilihat pada Lampiran 2,
halaman 44.
3.6.5 Analisis Kualitatif 3.6.5.1 Kalsium