24 hingga garis tanda. Diperoleh konsentrasi kalsium pada Larutan Induk Baku LIB
I adalah 10 µgmL. Pembuatan kurva kalibrasi kalsium
Dari LIB I dipipet masing-masing 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL; 4,0 mL; dan 5,0 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan diencerkan dengan
akuabides hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,2 µgmL; 0,4 µgmL; 0,6 µgmL; 0,8 µgmL; dan 1,0 µgmL, lalu dilakukan
pengukuran pada panjang gelombang 422,7 nm dengan tipe nyala udara-asetilen.
Penetapan kadar kalsium dalam sampel
Larutan sampel herba meniran muda dan herba meniran tua hasil destruksi dipipet sebanyak 0,2 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan
dicukupkan dengan akuabides hingga garis tanda Faktor pengenceran = 500,2 = 250 kali. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer
serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm dengan tipe nyala udara- asetilen.Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva
kalibrasi larutan baku kalsium. Konsentrasi kalsium dalam sampel dihitung berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.6.6.2 Kalium Pembuatan larutan induk bakukalium
Larutan baku kalium 1000 µgmL sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam labu tentukur 100 mL lalu diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda.
Diperoleh konsentrasi kalium pada Larutan Induk Baku LIB I adalah 10 µgmL.
Universitas Sumatera Utara
25
Pembuatan kurva kalibrasi kalium
Dari LIB I dipipet masing-masing 5,0 mL; 10 mL; 15 mL; 20 mL; dan 25 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan diencerkan dengan akuabides
hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 2,0 µgmL; 4,0 µgmL; 6,0 µgmL; 8,0 µgmL; dan 10,0 µgmL, lalu dilakukan pengukuran pada
panjang gelombang 766,5 nm dengan tipe nyala udara-asetilen.
Penetapan kadar kalium dalam sampel
Larutan sampel herbameniran muda hasil dekstruksi dipipet sebanyak 0,2 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan diencerkan dengan akuabides
hingga garis tanda Faktor pengenceran = 500,2 = 250 kali dan larutan sampel herbameniran tua hasil destruksi dipipet sebanyak 0,1 mL dimasukkan ke dalam
labu tentukur 50 mL dan diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda Faktor pengenceran = 500,1 = 500 kali. Larutan diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm dengan tipe nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang
kurva kalibrasi larutan baku kalium. Konsentrasi kalium dalam sampel dihitung berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.6.6.3 Natrium Pembuatan larutan induk bakunatrium
Larutan baku natrium 1000 µgmL sebanyak 0,5 mL dimasukkan kedalam labu tentukur 50 mL lalu diencerkan dengan akuabides hingga garis
tanda. Diperoleh konsentrasi natrium pada Larutan Induk Baku LIB I adalah 10
µgmL.
Universitas Sumatera Utara
26
Pembuatan kurva kalibrasi natrium
Dari LIB I dipipet masing-masing 0,5 mL; 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0 mL; dan 2,5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan diencerkan dengan
akuabides hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,2 µgmL; 0,4 µgmL; 0,6 µgmL; 0,8 µgmL; dan 1 µgmL, lalu dilakukan
pengukuran pada panjang gelombang 589,0 nm dengan tipe nyala udara-asetilen.
Penetapan kadar natrium dalam sampel
Larutan sampel herbameniran muda hasil dekstruksi dipipet sebanyak 0,5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan diencerkan dengan akuabides
hingga garis tanda faktor pengenceran = 500,5 = 100 kali dan larutan sampel herba menirantua hasil dekstruksi dipipet sebanyak 0,2 mL dimasukkan ke dalam
labu tentukur 50 mL dan diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda faktor pengenceran = 500,2 = 250 kali. Larutan diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 589,0 nm dengan tipe nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang
kurva kalibrasi larutan baku natrium. Konsentrasi natrium dalam sampel dihitung berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
Menurut Gandjar dan Rohman 2007, kadar logam kalsium, kalium dan natrium dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
g Sampel
Berat n
pengencera Faktor
x mL
Volume x
µgmL i
Konsentras µgg
Logam Kadar
=
Universitas Sumatera Utara
27
3.6.7 Analisis Data Secara Statistik 3.6.7.1 Penolakan Hasil Pengamatan