7
2.1.3 Manfaat Meniran
Meniran memiliki rasa pahit, agak asam, serta bersifat sejuk atau mendinginkan. Secara empiris dan klinis, herba meniran berfungsi sebagai
antibakteri atau antibiotik, antihepatotoksik melindungi hati dari racun, antipiretik pereda demam, antitusif pereda batuk, antiradang, antivirus, diuretik
peluruh air seni dan mencegah pembentukan kristal kalsium oksalat, ekspektoran peluruh dahak, hipoglikemik menurunkan kadar glukosa darah,
serta sebagai immunostimulan merangsang sel imun bekerja lebih aktif Kardinan dan Kusuma, 2004.
Berbeda dengan temulawak yang telah teruji mampu menormalkan fungsi lever, meniran memiliki khasiat lebih dari itu. Ekstrak meniran mampu
mengurangi replika virus hepatitis. Tidak hanya kadar SGOT dan SGPT yang dapat diturunkan, tetapi juga jumlah virus yang ada dalam hati tersebut Kardinan
dan Kusuma, 2004. Berdasarkan data klinis empiris dan klinis di atas dapat disimpulkan
bahwa meniran efektif untuk mengobatiberagam penyakit diantaranya batu ginjal atau empedu, infeksi saluran pernafasan atas, diabetes, infeksi kandung kemih,
diare, malaria atau demam, gonorhoe, radang ginjal, hepatitis, epilepsi atau ayan, influenza, dan tuberkulosis TBC. Meniran juga dipakai untuk menyembuhkan
penyakit kelamin sipilis dan bermanfaat sebagai pembersih darah dan berbagai penyakit kulit Kardinan dan Kusuma, 2004.
Secara etnofitomedika, meniran telah lama digunakan masyarakat di berbagai belahan dunia. Di Indonesia yang kaya akan flora hutan tropis, meniran
secara tunggal atau diramu bersama tumbuhan obat lainnya secara turun-temurun
Universitas Sumatera Utara
8 digunakan untuk mengobati beragam penyakit, seperti diare, malaria, sariawan,
batu ginjal, sakit kuning, ayan, sakit gigi, gonorhoe, dan antiradang Kardinan dan Kusuma, 2004.
Di Vietnam dan Kamboja, meniran digunakan untuk menangkal TBC. Di Thailand secara tradisional, herba ini digunakan untuk menangkal demam dan
peluruh air seni. Di Malaysia digunakan untuk menghadang penyakit kulit, sipilis dan gonorhoe. Sementara itu, di India berdasarkan pengobatan ayurvedic, sejak
2.000 tahun yang lalu, meniran secara luas digunakan untuk mengobati gangguan menstruasi, diare, gangguan pada kulit, diabetes, kencing nanah, dan terbukti
mampu mengatasi hepatitis B Kardinan dan Kusuma, 2004. Di Peru, meniran dicampur dengan perasan air jeruk nipis diminum
sebagai tonikum untuk penderita diabetes mellitus dan penderita hepatitis. Terna ini dipercaya mampu merangsang pengeluaran batu empedu dan meningkatkan
fungsi hati. Di Suriname, meniran digunakan untuk menangkal kolik, gangguan ginjal, dan berbagai penyakti lever akut atau kronis Kardinan dan Kusuma,
2004.
2.1.4 Kandungan Meniran