24
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, artinya sampel dipilih hanya atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap unsur-unsur yang
dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil Sudjana, 2005.
Sampel yang diambil adalah rotan muda dari hutan desa Lumbanpasir Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal. Panjang rotan muda yang
diambil sekitar 70 cm dan yang digunakan sebanyak 6 batang. Gambar rotan muda yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 43.
3.3.2 Preparasi Sampel 3.3.2.1 Pakkat Segar
Rotan muda yang telah dibersihkan diambil bagian dalam yang berwarna putih kemudian diblender. Ditimbang 1 gram pakkat segar untuk digunakan
dalam penentuan kadar protein total dan NPN.
3.3.2.2 Pakkat Bakar
Rotan muda yang kulit luarnya berwarna hijau dibakar menggunakan kayu bakar selama ± 15 menit sampai kulit luarnya berwarna kehitaman, dinginkan,
diambil bagian dalam rotan muda yang warna putih dan diblender, ditimbang 1 gram pakkat bakar untuk digunakan dalam penentuan kadar protein total dan
NPN. 3.3.2.3
Pakkat Rebus
Rotan muda yang telah dibersihkan diambil bagian dalam yang berwarna putih direbus dengan air mendidih pada suhu 100 °C dengan perbandingan pakkat
yang direbus sebanyak 100 gram dan air yang digunakan sebanyak 500 ml selama
25
± 15 menit sampai berwarna putih kecoklatan dengan sekali perebusan, dinginkan dan diblender, ditimbang 1 gram pakkat rebus untuk digunakan dalam penentuan
kadar protein total dan NPN.
3.3.3 Pembuatan Pereaksi 3.3.3.1
Larutan NaOH 40
Larutan NaOH 40 bv dibuat dengan melarutkan 40 gram pellet NaOH dalam 100 mL aquades bebas CO2 Ditjen POM, 1979.
3.3.3.2 Larutan H
3
BO
3
4
Larutan H
3
BO
3
4 bv dibuat dengan melarutkan 40 gram asam borat dengan air suling dalam labu ukur 1000 ml Ditjen POM, 1979.
3.3.3.3 Larutan HCl 0,01 N
Larutan HCl 0,1 N yaitu encerkan 8,3 ml HCl P dengan air hingga 1000 ml. Larutan HCl 0,01 N yaitu pipet 100 ml larutan HCl 0,01 N, masukkan
kedalam labu ukur 1000 ml lalu encerkan dengan air hingga garis tanda Ditjen POM, 1979.
3.3.3.4 Larutan ATA 10
Larutan ATA 10 bv dibuat dengan cara melarutkan 100 gram ATA dalam aquades secukupnya hingga 1000 ml Ditjen POM, 1979.
3.3.3.5 Katalisator Selenium
Katalisator selenium 2,5 gram serbuk SeO
2
, 20 gram CuSO
4
.5H
2
O dan 100 gram K
2
SO
4
SNI, 1992. 3.3.3.6
Indikator Mengsel
Indikator mengsel dibuat dengan melarutkan merah metil 425 mg dan 500
mg metil biru dan dilarutkan dengan 100 ml alkohol 96 SNI, 1992.
26
3.3.4 Standarisasi Larutan HCl 0,01 N